Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-Code dengan Masukan Data 3 Dimensi Benda
|
|
- Herman Suparman Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-Code dengan Masukan Data 3 Dimensi Benda Retno Tri Wahyuni 1, Yulian Zetta Maulana 2 1 Teknik Elektronika, Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari No.1 Rumbai retnotri@pcr.ac.id, zetta@pcr.ac.id Abstrak Perangkat lunak pembangun G-code dibangun dengan tujuan untuk menterjemahkan informasi 3 dimensi benda yang diperoleh dari hasil rekonstruksi 3 dimensi. Data 3 dimensi benda tersebut selanjutnya di filter dan diubah menjadi koordinat kerja mesin Computer Numerical Controller (CNC). Data koordinat kerja mesin CNC tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam penentuan G-code. Mode gerak yang digunakan dalam perangkat lunak ini masih terbatas untuk mode gerak interpolasi linier yaitu mode gerak lurus ke arah sumbu x maupun sumbu y. Sedangkan mode gerak melingkar maupun diagonal tidak termasuk dalam algoritma pemrograman. Pengembangan lebih lanjut terhadap perangkat lunak ini dapat dimanfaatkan untuk membuat tiruan benda dengan bentuk kontur yang bervariasi menggunakan bantuan mesin CNC, misalnya bentuk ukiran dan membuat replika benda bersejarah. Evaluasi terhadap perangkat lunak dilakukan dengan metode template matching yaitu membandingkan dimensi hasil simulasi terhadap benda asal. Pengujian dilakukan menggunakan 3 buah benda uji dan menghasilkan kesalahan rata-rata sebesar 7.69% untuk ukuran panjang dan 10.69% untuk ukuran lebar serta 15.3% untuk ukuran kedalaman. Kata Kunci : Sensor 3 Dimensi, G-code, CNC Milling Abstract The G code builder software is created to translate the 3 dimension information at a certain object from 3 dimension reconstruction. Then, the 3D data is filtered and changed into a computer numerical control coordinate. Based on the data coordinate that we get from CNC, we can construct the G code. In this software, the motion mode that is used in this software is limited to linear interpolation motion mode, which is a linear motion to x or y coordinate. Rotation and diagonal motion mode is not included in this algorithm. This software could be expanded and then is used by CNC to created many other objects that has different shape and contour, for example carved objects or ancient relics. This software is evaluated by using template matching mode in which we compare the simulation result dimension to actual dimension. The testing, that is conducted by using 3 sample objects, has an error average 7.69% for the length, 10.69% for the width and 15.3% for the depth. Keywords: 3D Sensor, G-code, CNC Milling 1 Pendahuluan Sensor 3 dimensi (Kinect TM ) merupakan perangkat keras yang terdiri dari kamera kedalaman, infra red laser (IR laser), kamera RGB dan beberapa perangkat seperti array microphones dan accelerometer untuk mengatur pergerakan motor. Depth camera bekerja sama dengan IR laser untuk mengukur kedalaman suatu titik pada suatu objek. Dengan mengetahui posisi koordinat x dan y pada image plane serta ditambahkan dengan informasi kedalaman akan menghasilkan informasi koordinat proyeksi dalam 3 dimensi. Transformasi semua titik pada image plane menghasilkan himpunan titik yang disebut point clouds [1]. Pada makalah ini point clouds akan menjadi masukan bagi perangkat lunak pembangun G-code. Pada penelitain sebelumnya yang berjudul Aplikasi Rekonstruksi 3D pada proses Pemahatan Menggunakan
2 76 Retno Tri Wahyuni, Yulian Zetta Maulana CNC [1] telah dibahas sistem secara umum dan hasil aplikasi pada mesin CNC. Pada makalah ini, pembahasan lebih menekankan pada algoritma perangkat lunak pembangun G-code. Perangkat lunak pembangun G-code dibangun dengan tujuan untuk menterjemahkan informasi 3 dimensi benda yang diperoleh dari hasil rekonstruksi 3 dimensi. Data 3 dimensi benda tersebut selanjutnya di filter dan diubah menjadi koordinat kerja mesin CNC. Data koordinat kerja mesin CNC tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam penentuan G-code. Mode gerak yang digunakan dalam perangkat lunak ini masih terbatas untuk mode gerak interpolasi linier yaitu mode gerak lurus ke arah sumbu x maupun sumbu y. Sedangkan mode gerak melingkar maupun diagonal tidak termasuk dalam algoritma pemrograman. Pengembangan lebih lanjut terhadap perangkat lunak ini dapat dimanfaatkan untuk membuat tiruan benda dengan bentuk kontur yang bervariasi menggunakan bantuan mesin CNC, misalnya bentuk ukiran dan membuat replika benda bersejarah. 2 Metode Penelitian Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perangkat lunak pembangun G-code mendapat data masukan 3 dimensi benda (point clouds). Data point clouds (vertex) dirubah dalam satuan millimeter (mm) dan dalam bentuk bilangan integer. Data point clouds diubah menjadi koordinat mesin dengan melalui tahapan berupa: pengurutan data point clouds, pengisian vertex pada ruang kosong, filtering, dan penentuan koordinat kerja mesin dalam koordinat kartesian 3 dimensi. Gambar 1 menunjukkan diagram alir proses penentuan koordinat kerja mesin CNC. Berikut ini merupakan penjelasan dari proses yang terjadi pada diaram alir. i. Proses Pengurutan Data Point Clouds dan Proses Merubah Menjadi Matrik 2 Dimensi Pada proses pengurutan data, vertex diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar dengan berdasarkan nilai x. Vertex yang telah diurutkan berdasarkan nilai x, dikelompokkan untuk nilai x yang sama. Dalam kelompok nilai x yang sama tersebut, vertex kembali diurutkan berdasarkan nilai y. Nilai point clouds yang telah diurutkan, diambil nilainya setiap 1 mm dan dirubah menjadi matrik 2 dimensi (matrik(i,j)). Nilai i mewakili nilai x dan nilai j mewakili nilai y. Nilai minimal x dan y dikonversi menjadi nilai 0 pada i dan j, sedangkan nilai dari matrik(i,j) adalah nilai z. Sehingga data point clouds benda sekarang telah tersaji dalam matrik 2 dimensi seperti terlihat pada Gambar 2. Matrik ini menyerupai matrik sebuah gambar 2 dimensi, bedanya pada matrik 2 dimensi nilai matrik merupakan nilai pixel sedangkan matrik hasil rekonstruksi ini merepresentasikan ukuran sebenarnya sebuah benda 3 dimensi. Gambar 3 menyatakan diagram alir proses pengurutan data point clouds sampai dinyatakan dalam matrik 2 dimensi.
3 Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-code dengan 77 Gambar 1 Diagram Alir Penentuan Koordinat Mesin CNC dari Data 3 Dimensi
4 78 Retno Tri Wahyuni, Yulian Zetta Maulana Z 1,0. Z l,p. Z 2,0 Z 1,0 Z 0,0 Z 0,1 Z 0,2. Z 0,p Gambar 2 Representasi Informasi 3D permukaan Benda Berkontur dalam Bentuk Matrik 2 Dimensi Start Point clouds Benda Pengurutan data berdasar sumbu x Pengurutan data berdasar sumbu y untuk kelompok data x yang sama Konversi menjadi matrik 2 dimensi Matrik 2 dimensi Stop Gambar 3 Diagram Alir Representasi Data Point clouds Kedalam Matrik 2 dimensi
5 Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-code dengan 79 ii. Proses Pengisian Vertex pada Ruang Kosong Vertex dalam point clouds hasil rekonstruksi 3D tidak selalu ada per 1 mm sehingga terdapat ruang kosong, hal ini disebabkan karena pancaran titik proyeksi dari proyektor dan infra red laser pada sensor tidak merata dan bersifat acak. Untuk mengisi kekosongan ruang tersebut, maka ruang tersebut diisi dengan nilai z dari vertex tetangganya. iii. Proses Filtering Dalam proses filtering ini dilakukan menggunakan filter Gaussian kernel 5x5 seperti telah dibahas pada penelitian sebelumnya[2]. Kernel filter tersebut dikonvolusikan dengan matrik(j,i). Kernel filter yang digunakan sebagai berikut: H Gambar Kernel Filter Gaussian iv. Penentuan Koordinat Kerja Mesin CNC Koordinat kerja mesin CNC mengikuti sistem koordinat kartesian 3D menggunakan aturan tangan kanan. Sedangkan sistem koordinat dari point clouds adalah sistem koordinat kamera left hand, sehingga perlu dilakukan konversi. Untuk merubah menjadi koordinat kerja mesin, nilai z yang merupakan jarak vertex terhadap kamera, dirubah menjadi nilai kedalaman permukaan. Konversi nilai z menjadi nilai kedalaman benda adalah dengan mengambil satu titik referensi pengukuran, yang kemudian menjadi nilai pengurang nilai z dari semua vertex. Sedangkan untuk nilai x dan y disesuaikan dengan menjadikan titik terkiri sebagai koordinat (0,0,z) yang merupakan koordinat kerja awal mesin CNC. Koordinat kerja mesin CNC selanjutnya akan dirubah menjadi G-code. G-code merupakan bahasa pemrograman untuk CNC dimana masing-masing CNC memiliki aturan penulisan yang berbeda, namun secara garis besar sama. Terdapat dua mode pengoperasian CNC yaitu dengan mode absolute (dengan kode G90) dan incremental (dengan kode G91). Dalam proses generate G-code ini mode pengoperasian yang digunakan merupakan mode pengoperasian absolute artinya titik referensi tetap selama mesin dioperasikan[3]. Tabel 1 menunjukkan beberapa kode yang digunakan. Sedangkan flowchart yang menunjukkan prosedur pembuatan G-code secara otomatis dapat dilihat pada Gambar 5. G90 G54 G00 Kode Tabel 1 Kode yang digunakan dalam Proses Pembuatan G-code [1] Fungsi Kode untuk mode absolute Kode untuk offset titik kerja mesin Kode untuk menjalankan pisau pahat dengan gerak cepat tanpa melakukan pemahatan. G01 Kode untuk menjalankan pisau pahat dengan interpolasi linier dan melakukan pemahatan. X0, Y0 Z0 Kode untuk inisialisasi titik kerja awal mesin X Y Z Kode untuk pergerakan arah X, Y dan Z F Kode untuk Feed rate atau kecepatan gerak mesin M02 Kode untuk menyatakan proses berakhir
6 80 Retno Tri Wahyuni, Yulian Zetta Maulana
7 Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-code dengan 81 Gambar 5 Flowchart Proses Pembuatan G-code Secara Otomatis Prosedur konversi hasil rekonstruksi 3D menjadi G-code berdasarkan diagram alir pada Gambar 5 adalah sebagai berikut: i. Nyatakan informasi 3D benda kedalam matrik(j,i), j menyatakan baris yang merepresentasikan lebar dan i menyatakan kolom yang merepresentasikan panjang benda. Nilai matrik(j,i) adalah nilai z yang merepresentasikan kedalaman benda. ii. Tentukan kode inisialisasi awal berupa G54 G90 G00 X0. Y0. Z0. iii. Bagi matrik(j,i) menjadi matrik kolom genap dan kolom ganjil. iv. Nilai matrik(j,i) kolom genap merupakan nilai untuk pergerakan pahat dari koordinat y kecil ke besar atau dari nilai baris j kecil ke besar. Nilai matrik(j,i) kolom ganjil sebaliknya. v. Tentukan kode untuk pergerakan arah sumbu X dimulai dari titik 0 dan nilai x selanjutnya tergantung pada ukuran diameter mata pahat. vi. Lakukan pengecekan terhadap nilai matrik(j,i) secara berurutan. Dimulai dengan pengecekan matrik kolom genap, kemudian ganjil, genap, ganjil dan seterusnya. vii. Jika ditemui 2 titik pada 1 matrik kolom memiliki kedalaman yang berbeda maka tentukan kode Y yang menyatakan letak titik tersebut, serta kode Z yang menyatakan nilai kedalaman pada titik tersebut.
8 82 Retno Tri Wahyuni, Yulian Zetta Maulana viii. ix. Jika tidak ditemui 2 titik dalam 1 matrik kolom yang memiliki kedalaman yang berbeda maka tentukan kode Y dari baris terkecil menuju terbesar untuk kolom genap dan sebaliknya untuk kolom ganjil. Sedangkan kode Z diisi dengan nilai kedalaman pada kolom tersebut. Proses tersebut berulang untuk nilai matrik kolom yang lain. 3 Hasil dan Analisa Perangkat lunak pembangun G-code yang dirancang memiliki tampilan interface seperti terlihat pada Gambar 6. Menu X-Y Resolution menyatakan resolusi gerak mata pahat, Feed rate menyatakan kecepatan putar mata pahat, Convert to G-code merupakan perintah untuk merubah data menjadi G-code yang selanjutnya dapat disimpan dengan menekan menu Save G-code, Carving dimension menunjukkan dimensi benda pada proses pemahatan. Gambar 6 Tampilan Interface Perangkat Lunak Pembangun G-code Pengujian perangkat lunak pembangun G-code dilakukan menggunakan 3 buah benda uji dengan bentuk dan ukuran yang diketahui. Ketiga benda uji tersebut berupa segi empat yang di atas permukaannya terdapat huruf P, C dan R. Ukuran segi empat adalah 52x75mm. Ketinggian huruf bagian luar adalah 8mm sedangkan bagian dalam 3mm. Gambar 7 menunjukkan bentuk ketiga benda uji. Gambar 7 Benda Uji Sesuai dengan algoritma yang telah dibahas diatas, point clouds benda uji selanjutnya akan menjadi masukan perangkat lunak pembangun G-code dengan melalui tahap: pengurutan data, pengisian vertex kosong, filtering dan penentuan koordinat kerja mesin CNC. Gambar 8 menunjukkan koordinat mesin CNC untuk ketiga benda uji dalam bentuk contour. Pada Gambar 8 terlihat bahwa contour dari ketiga benda menunjukkan bentuk huruf P, C dan R. Pada gambar tersebut terlihat pada masing-masing gambar masih terdapat noise, hal ini disebabkan karena proses filtering yang kurang maksimal. Pada gambar tersebut, sumbu x
9 Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-code dengan 83 dan y menunjukkan ukuran panjang dan lebar sedangkan contour menunjukkan nilai kedalaman mata pahat (arah sumbu z). Tabel 2 menunjukkan hasil perbandingan ukuran panjang (P) dan lebar (L) antara benda asal dengan benda hasil keluaran perangkat lunak. Benda Tabel 2 Benda Uji 1 (Huruf P) Benda Uji 2 (Huruf C) Benda Uji 3 (Huruf R) Benda Asal Perbandingan Ukuran Benda Asal dengan Keluaran Perangkat Lunak P(mm) Keluaran Perangkat Lunak Kesalahan Rata-rata (%) Benda Asal L(mm) Keluaran Perangkat Lunak % Kesalahan Rata-rata (%) 10.69% Dari contour benda terlihat bahwa kedalaman pada bagian tepi huruf adalah 8mm sedangkan bagian dalam huruf adalah 3 mm. Tanda negative (-) menunjukkan arah kedalaman mata pahat. Artinya titik nol kerja mesin tepat menyentuh permukaan benda yang akan dipahat. Dengan menggunakan metode template matching yaitu membandingkan ukuran benda asal dengan koordinat kerja mesin CNC diperoleh kesalahan rata-rata untuk ukuran kedalaman (sumbu z) sebesar 15.3% Gambar 8 Koordinat Kerja Mesin CNC Nilai koordinat x, y dan z tersebut selanjutnya akan menjadi acuan dalam penentuan G- code secara otomatis. Berikut merupakan potongan G-code yang dihasilkan secara otomatis menggunakan perangkat lunak berdasarkan koordinat kerja mesin benda uji berupa huruf P. N1 G54 G90 G00 X0. Y0. Z0. N2 G01 X0. F600 N3 G01 Z-8. F600 N4 G01 Y73. F600 N5 G01 X1. F600 N6 G01 Z-8. F600 N7 G01 Y0. F600 N8 G01 X2. F600 N9 G01 Z-8. F600 N10 G01 Y73. F600 N11 G01 X3. F600 N12 G01 Z-8. F600
10 84 Retno Tri Wahyuni, Yulian Zetta Maulana N menunjukkan kode baris program, G54 merupakan kode pengaturan nilai offset dari titik kerja benda (W), G90 merupakan kode pemrograman absolut, G00 X0 Y0 Z0 merupakan kode untuk menuju ke titik awal dari titik koordinat kerja mesin, G01 X0 menunjukkan bahwa pada koordinat X0 mulai dilakukan proses pemahatan dengan feed rate F sebesar 600, G01 Z-8 artinya mata pahat melakukan proses pemahatan kearah sumbu z dengan kedalaman sebesar 8mm, G01 Y73 artinya setelah melakukan pemahatan kearah sumbu z sedalam 8mm, mata pahat bergerak ke arah sumbu Y menuju koordinat 73mm, dan pergerakan mata pahat akan terus mengikuti urutan koordinat yang terdapat pada program. G-code yang dihasilkan dari perangkat lunak selanjutnya disimulasikan pada simulator CNC dan mengjasilkan hasil pahatan seperti terihat pada Gambar 9. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa hasil pahatan mnyerupai koordinat kerja mesin pada Gambar 8. Gambar 9 Hasil Simulasi G-code menggunakan CNC Simulator 4 Kesimpulan Dari data dan analisa diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat lunak pembangun G-code terdiri dari beberapa tahap yaitu pengurutan data point clouds, pengisian vertex pada ruang kosong, filtering, penentuan koordinat kerja mesin dalam koordinat kartesian 3 dimensi, selanjutnya dikonversi ke G-code. 2. Evaluasi terhadap perangkat lunak dilakukan dengan metode template matching yaitu membandingkan dimensi hasil simulasi terhadap benda asal. Pengujian dilakukan menggunakan 3 buah benda uji dan menghasilkan kesalahan rata-rata sebesar 7.69% untuk ukuran panjang dan 10.69% untuk ukuran lebar serta 15.3% untuk ukuran kedalaman. 5 Daftar Pustaka [1] Wahyuni,R T, Purwanto,D, Sardjono, T.A Aplikasi Rekonstruksi 3 dimensi pada proses pemahatan menggunakan CNC. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer 1(1): [2] Wahyuni, R.T. Gaussian Filter untuk Mengurangi Noise Data Pengukuran pada Sensor Kinect. Proceeding Applied Engineering Seminar. Oktober Politeknik Caltex Riau: [3] Wijanarka, sentot Modul Teknik Permesinan Frais CNC, Versi November 2011.
Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur
Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Retno Tri Wahyuni, Djoko Purwanto, Tri Arief Sardjono Program Studi Teknik Elektro, Program Pascasarjana ITS Kampus ITS, Sukolilo,
Lebih terperinciAplikasi Rekonstruksi 3 Dimensi pada Proses Pemahatan Menggunakan CNC
180 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol I, No 2, Oktober 2013, 180-190 Aplikasi Rekonstruksi 3 Dimensi pada Proses Pemahatan Menggunakan CNC Retno Tri Wahyuni 1, Djoko Purwanto 2, & Tri Arief Sardjonoenulis
Lebih terperinciGambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]
2 PMSI MULTI IS D SISTM CM 2.1 Pemesinan C Multi xis Proses pemesinan dengan teknologi NC (numerical control) telah dikenal luas pemakaiannya pada saat ini. lectronics Industries ssociation (I) mendefinisikan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya
Lebih terperinciPrinsip Kerja dan Pengoperasian
MATERI KULIAH CNC Prinsip Kerja dan Pengoperasian Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang
Lebih terperinciTE Pengantar Pemrograman Mesin NC
TE090565 Sistem Pengaturan Manufaktur Pengantar Pemrograman Mesin NC Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Sistem Pengaturan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pemesinan Untuk membuat suatu alat atau produk dengan bahan dasar logam haruslah di lakukan dengan memotong bahan dasarnya. Proses pemotongan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinci1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e.
SOAL PILIHAN GANDA 1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e. Tekan tombol S 2. Berapakah harga mode parameter
Lebih terperinciMATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY
MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY Pendahuluan Pengertian pemrograman adalah memasukkan data numerik ke memori mesin untuk membuat bentuk benda
Lebih terperinciMODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR
MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR OLEH Sarwanto,S.Pd.T 085643165633 1 P a g e MESIN CNC MILLING Mesin Frais CNC (Computer Numerical Control) adalah sebuah perangkat mesin perkakas jenis frais/milling
Lebih terperinciBAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC)
BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC) Memrogram mesin NC/CNC adalah memasukan data ke komputer mesin NC/CNC dengan bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh mesin.
Lebih terperinciPERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)
PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A Aep Surahto 1) 1) Program Studi TeknikMesin Universitas Islam 45,Bekasi aep.surahto@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciDasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE
MATERI KULIAH CNC Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Struktur Program 1. Karakter Karakter adalah unit dasar untuk menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan
Lebih terperinciSISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA
SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,
Lebih terperinciMODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A
MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A Lembar Petunjuk: 1. Petunjuk Umum: a. Modul ini terdiri dari lembar petunjuk, lembar kegiatan, lembar kerja, dan lembar evaluasi. b. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciMATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY
MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas
Lebih terperinciBerita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.
METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC (CNC Machine) Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC. Telah dilaksanakan kajian penggunaan tentang kinerja mesin CNC yang biasa digunakan untuk proses
Lebih terperinciMODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY
MODUL MESIN CNC-3 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ke tiga ini siswa diharapkan mampu
Lebih terperinciIntegrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan
Integrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan Djoko Untoro Suwarno Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Kampus III, Jl. Paingan, Maguwoharjo, Sleman 55002, Indonesia
Lebih terperinciMesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling
Mesin Milling CNC Pada prinsipnya, cara kerja mesin CNC ini adalah benda kerja dipotong oleh sebuah pahat yang berputar dan kontrol gerakannya diatur oleh komputer melalui program yang disebut G-Code.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciTUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR
TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR Oleh : Agus Priyanto 15518241016 Pendidikan Teknik Mekatronika JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan secara detail mengenai hasil-hasil pengukuran penelitian ini, hasil-hasil pengukuran tersebut meliputi: 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi
Lebih terperinciOleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli
Implementasi Generalized Predictive Control untuk Mengurangi Contour Error pada Mesin CNC Milling Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli Permasalahan Mesin milling menggunakan motor
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM 4.1. Gambaran Umum Pengujian software simulasi ini akan dijelaskan meliputi tiga tahap yaitu : input, proses dan output. Pada proses input pertama kali yang dilakukan
Lebih terperinciDisusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012
Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044 DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Latar Belakang Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas
Lebih terperinciGambar 4.1 Macam-macam Komponen dengan Bentuk Kompleks
BAB 4 HASIL DA A ALISA Banyak komponen mesin yang memiliki bentuk yang cukup kompleks. Setiap komponen tersebut bisa jadi memiliki CBV, permukaan yang berkontur dan fitur-fitur lainnya. Untuk bagian implementasi
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan
MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017/2018
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal
Lebih terperinciMATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)
MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program) Oleh Dwi Rahdiyanta FT-UNY Pengertian pemrograman adalah memasukkan data numerik ke memori mesin untuk membuat bentuk benda
Lebih terperinciAplikasi Kamera Web Untuk Mengukur Luas Permukaan Sebuah Obyek 3D
Aplikasi Kamera Web Untuk Mengukur Luas Permukaan Sebuah Obyek 3D Alexander Christian / 0322183 Jl. Ciumbuleuit 46-48 Bandung 40141 Telp 081933371468 Email: christiansthang@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciAlgoritma Interpolasi Citra Berbasis Deteksi Tepi Dengan Directional Filtering dan Data Fusion
Algoritma Interpolasi Citra Berbasis Deteksi Tepi Dengan Directional Filtering dan Data Fusion Nama : Adrianus Ivan Hertanto Nrp : 0522058 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,
Lebih terperinciMesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2, Oktober 2002: 88 93 Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor Thiang Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciSISTEM PENERJEMAH SANDI SEMAPHORE MENGGUNAKAN SENSOR KINECT DENGAN PENGENALAN POLA DELAPAN TITIK
SISTEM PENERJEMAH SANDI SEMAPHORE MENGGUNAKAN SENSOR KINECT DENGAN PENGENALAN POLA DELAPAN TITIK Ratna Aisuwarya 1*, Nadia Alfitri 2, Herry Wahyudi 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi
Lebih terperinciPerbandingan Efektivitas Algoritma Blind-Deconvolution, Lucy-Richardson dan Wiener-Filter Pada Restorasi Citra. Charles Aditya /
Perbandingan Efektivitas Algoritma Blind-Deconvolution, Lucy-Richardson dan Wiener-Filter Pada Restorasi Citra Charles Aditya / 0322026 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciSETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)
SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat) A. Seting titik nol benda kerja Setelah kita bisa menggerakkan pahat, maka berikutnya melakukan seting titik nol
Lebih terperinciPENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING Muhammad Hanif Dwiadi¹, Sofia Naning Hertiana², Gelar Budiman³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Proses masking terhadap citra bertujuan sebagai penandaan tempat pada citra yang akan disisipkan pesan sedangkan filtering bertujuan untuk melewatkan nilai pada
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram
Lebih terperinciMateri 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja
Materi 5 Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja Tujuan : Setelah mempelajari materi 5 ini mahasiswa memiliki kompetensi membuat benda kerja (produk) sesuai dengan gambar kerja dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PROTOTYPE MESIN CNC BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SOFTWARE GBRL CONTROLLER
TUGAS AKHIR PROTOTYPE MESIN CNC BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SOFTWARE GBRL CONTROLLER Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Amal Aldianto
Lebih terperinciAplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp :
Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16 Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp : 0822080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,
Lebih terperinciGLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness
753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan
Lebih terperinciRealisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi
Realisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi M. Rifki.M / 0522043 E-mail : Croinkz@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOBSHEET CNC DASAR. No. JST/MES/MES322/ 07 Revisi : 02 Tgl : 16 Agustus
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOBSHEET CNC DASAR SEM III PROSES PEMESINAN CNC DASAR CNC 3A 4X Menit No. JST/MES/MES3/ 07 Revisi : 0 Tgl : 16 Agustus 013 1 - R 0 Contoh Program N G X Y Z
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC
MODUL CNC- 4 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC A. Tujuan umum pembelajaran Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan akan mampu melakukan pemrograman
Lebih terperinciBAB VIII PENGENDALIAN NUMERIS
BAB VIII PENGENDALIAN NUMERIS Pengendalian numeris menuntun operasi mesin perkakas dari data numeris yang tersimpan pada kertas atau pita magnetis, kartu berlubang, penyimpanan komputer atau informasi
Lebih terperinciProteksi Kesalahan Berbeda Menggunakan Metode Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) Codes Untuk Aplikasi Pengiriman Citra ABSTRAK
Proteksi Kesalahan Berbeda Menggunakan Metode Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) Codes Untuk Aplikasi Pengiriman Citra Sudiono Cokro / 9922142 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini
Lebih terperinciMATERI PPM APLIKASI FUNGSI G02 DAN G03 MESIN BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY
MATERI PPM APLIKASI FUNGSI G02 DAN G03 MESIN BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY A. Pendahuluan Memrogram mesin NC/CNC adalah memasukkan data ke komputer mesin NC/CNC dengan bahasa yang dapat dipahami
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu
Lebih terperinciSecara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
MESIN CNC TU-3A 1. Pengertian Mesin CNC TU 3A Mesin CNC ( Computer Numerically Controlled ) adalah suatu mesin yang merupakan perpaduan dari teknologi komputer dan teknologi mekanik, dimana system pengoperasiannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
16 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Serial Sectioning Pengetahuan tentang struktur pori tiga dimensi secara komputasi menjadi bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENGACAKAN CITRA MENGGUNAKAN M-SEQUENCE BERDASARKAN PARAMETER
PERANCANGAN APLIKASI PENGACAKAN CITRA MENGGUNAKAN M-SEQUENCE BERDASARKAN PARAMETER Kristian Telaumbanua 1, Susanto 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan
Lebih terperinciKOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK
KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK Disusun Oleh : Ardyan Lawrence (1022068) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH No.65, Bandung, Indonesia.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISA SUMBU Z PADA PROSES KALIBRASI DAN PERGERAKAN MESIN CNC ROUTER
NASKAH PUBLIKASI ANALISA SUMBU Z PADA PROSES KALIBRASI DAN PERGERAKAN MESIN CNC ROUTER Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,
Lebih terperinciBAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9
BAB I Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 CAD/CAM adalah singkatan dari Computer- Aided Design and Computer- Aided Manufacturing. Aplikasi CAD/CAM digunakan untuk mendesain suatu bagian
Lebih terperinciRaden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ANALISIS & IMPLEMENTASI IMAGE DENOISING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NORMALSHRINK SEBAGAI WAVELET THRESHOLDING ANALYSIS & IMPLEMENTATION IMAGE DENOISING USING NORMALSHRINK
Lebih terperinciPengembangan laser..., Ahmad Kholil, FT UI, 2008
i. Membuat lintasan untuk setiap layer. Lintasan dibuat dengan terlebih dahulu menentukan titik x sesuai dengan hatch space yang telah ditentukan sebelumnya. j. Mengurutkan titik potong berdasarkan arah
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN
Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi
Lebih terperinciTidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan
Terdapat banyak jenis pola: Pola visual Pola temporal Pola logikal Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Statistik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL
PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL Eric Christopher #1, Dr. Ir. Rinaldi Munir, M. T. #2 #School of Electrical Engineering and Informatics,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PEMBUATAN PIRANTI LUNAK G-CODE GENERATOR UNTUK PROSES CNC ENGRAVING TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMBUATAN PIRANTI LUNAK G-CODE GENERATOR UNTUK PROSES CNC ENGRAVING TUGAS AKHIR EKA SUTRISNA L2E 005 444 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG MARET 2011 ii iii iv v ABSTRAK
Lebih terperinciAPLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK
APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111
Lebih terperinciMemprogram Mesin CNC (Dasar)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN Memprogram Mesin CNC (Dasar) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa teknik pengolahan citra Pada proses pengolahan citra ada beberapa teknik lain yang digunakan selain teknik restorasi citra blur untuk memperjelas citra blur, seperti proses grayscale
Lebih terperinciMATERI KULIAH CAD-CAM PENGOPERASIAN CAD-CAM TURNING ( Fungsi G01, G84, G02 & G03 dan Proses Finishing)
MATER ULAH CAD-CAM PENGOPERASAN CAD-CAM TURNNG ( Fungsi G01, G84, G02 & G03 dan Proses Finishing) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY A. Mencari file gambar yang sudah tersimpan 1. Masuk program pilih Pilih
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENGEMBANGAN PEMODELAN 3D PRODUK BERBASIS FEATURE BERDASARKAN ALGORITMA FEATURE PENGURANGAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Faizal Wahyu Prabowo
Lebih terperinciPengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya
Pengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya 1 Hafidz Surahman 1, Aisyah Fuja 2, Ir.Rubandi 3, Willy 4 1,2 STMIK GI MDP; Jalan Rajawali No.14 Palembang,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Gambaran sistem dapat dilihat pada blok diagram sistem di bawah ini : Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Berdasarkan blok
Lebih terperinciDecission : if & if else
PRAKTIKUM 5 Decission : if & if else A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) 2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if 3. Menjelaskan penggunaan pernyataan
Lebih terperinciREALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)
REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB) Elfrida Sihombing (0922019) Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciSISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING
SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode
Lebih terperinciStudi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness
Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Evan 13506089 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16089@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciREALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION
REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION FadliWitular (0822043) Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciPerancangan Prototipe Sistem Pencarian Tempat Parkir Kosong dengan Kamera Web Sebagai Pemantau
Perancangan Prototipe Sistem Pencarian Tempat Parkir Kosong dengan Kamera Web Sebagai Pemantau Bobby Wirawan / 0522010 E-mail : Leon_bobby@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof.
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA GAUSSIAN DAN HIGH PASS FILTER UNTUK MENGHASILKAN CITRA HIGH DYNAMIC RANGE SKRIPSI RIRI INDRIATI PURBA
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA GAUSSIAN DAN HIGH PASS FILTER UNTUK MENGHASILKAN CITRA HIGH DYNAMIC RANGE SKRIPSI RIRI INDRIATI PURBA 111421013 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER
BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan
Lebih terperinciMateri 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line
Materi 2 Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Tujuan Setelah mempelajari materi 2 ini mahasiswa memiliki kompetensi mampu mengikuti instruksi kerja cara menghidupkan
Lebih terperinciMateri 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :
Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memilki kompetensi melakukan seting benda kerja, pahat dan zerro offset mesin bubut
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi
Lebih terperinciPenerapan Gaussian Filter pada Edge Detection
Penerapan Gaussian Filter pada Edge Detection Ahmad Fajar Prasetiyo (13514053) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL
Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.
Lebih terperinci3.2.1 Flowchart Secara Umum
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau
Lebih terperinciDASAR-DASAR PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC TU-3A
MODUL 2 DASAR-DASAR PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC TU-3A Lembar Petunjuk: 1. Petunjuk Umum: a. Modul ini terdiri dari lembar petunjuk, lembar kegiatan, lembar kerja, dan lembar evaluasi. b. Pembelajaran bersifat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Alir Utama Kamera Web iii
Aplikasi Kamera Web Untuk Mengidentifikasi Plat Nomor Mobil Jemmy / 0322042 E-mail : kaiser_jemmy@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Suria
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :
5.1. Pengujian Alat BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. 5.1.1. Tempat dan Peralatan Tempat Melakukan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR
RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR Muhammad Sholeh 1, Avandi Badduring 2 1, 2 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28 Komplek
Lebih terperinciBAB II TI JAUA PUSTAKA
BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.
Lebih terperinciMateri 4. Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)
Materi 4 Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Tujuan Setelah mempelajari materi 4 ini mahasiswa memiliki kompetensi : Menjelaskan dasar-dasar program CNC
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DENGAN METODA DISPARITY MENGGUNAKAN STEREO VISION PADA ROBOT OTONOMUS PENGHINDAR RINTANGAN
IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DENGAN METODA DISPARITY MENGGUNAKAN STEREO VISION PADA ROBOT OTONOMUS PENGHINDAR RINTANGAN Disusun oleh : Hendra (1022021) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.
Lebih terperinci