Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru Kantor Redaksi D menunggu. dan, calon teman kerja, bersantai mengisi waktu. Tetapi tidak muncul. Komunikasi lewat telpon juga gagal. Karena udara jelek, tiba sangat terlambat. Ia mencoba memberi tahu melalui telpon, tetapi tidak berhasil dihubungi. Akhirnya dan meninggalkan kantor redaksi. Ketika Ibu menelpon redaksi Radio D,suasana menjadi tambah kalang-kabut. mencoba meminta maaf atas keterlambatannya. Pendengar belajar ungkapan untuk meminta maaf dalam berbagai cara. Naskah Episode 04 Szene 1: In der Redaktion Iiih, was ist denn das? und Guten Abend,. Ach,, ihr seid noch hier? Ja, leider. Wir warten auf. Deutsche Welle dan Goethe-Institut mempersembah-kan Radio D karangan Herrad Meese sebuah kursus bahasa Jerman melalui radio bagi pemula, yang melengkapi kursus Redaktion D. Selamat berjumpa, para pendengar, dalam bagian keempat kursus bahasa Radio D. Kiranya Anda masih ingat, yang sedang dalam perjalanan ke redaksi Radio D? Kasihan, di jalan bebas hambatan dia kena badai yang dahsyat. Saya sendiri tidak tahu apakah ia berhasil mengejar pesawat dari München ke Berlin. Yang jelas, di ruang redaksi Radio D di Berlin, ditunggu dan sebab adalah rekan mereka yang baru. Ada satu orang lagi yang hadir di redaksi itu, namanya. Kesan saya dia agak kesal. Dapatkah Anda menemukan alasan mengapa mendongkol? Seite 1 von 9
? und Der neue Kollege. So so der neue Kollege und ich weiß das nicht., bitte. Tut mir Leid. Und ich weiß das mal wieder nicht. Der Espresso ist fertig. Hier,. Nein. Danke. und Ach,... Ach,, ihr seid noch hier? Wir warten auf.? und Der neue Kollege. So so der neue Kollege... Itu tadi. Mungkin Anda masih ingatnya dari siaran terakhir. Waktu itu dikatakannya bahwa ia bekerja juga di Radio D. Memang begitu. Setiap malam ia merapikan ruang redaksi pekerjaan yang memang sangat perlu biasanya. Ketika memasuki redaksi, kaget melihat dan belum pulang. Diterangkan kepadanya bahwa mereka menunggu. Lalu ada informasi sambilan mengenai si itu yang katanya adalah rekan baru dan. Seite 2 von 9
So so der neue Kollege... und ich weiß das nicht., bitte. Tut mir Leid. Und ich weiß das mal wieder nicht. Der Espresso ist fertig. Hier,. Nein. Danke. Nein, danke. Szene 2: Im Flughafen München Bitte,, bitte geh ans Telefon. Karena memelihara hubungan akrab dengan dan, sudah sepantasnya dia kesal karena tidak tahu-menahu hal itu. Permintaan maaf dari pun tidak berhasil meng-ubah keadaan. merasa dikucilkan. Bahkan tawaran yang mengajak minum secangkir espreso ditolak oleh. Coba, apakah kami ini akan berhasil membuat merasa senang? Ayo,, silakan memperkenalkan diri kepada para pendengar. Aduh, cukup jelas itu. Jangan kecewa, para pendengar. Pada suatu saat nanti, Anda akan mengetahui sisi lain watak yang sangat ramah. Sementara itu kita memperhatikan saja, yang sedang ditunggu di Berlin. Ternyata ia masih tetap di München. Akibat hujan tadi, ia ketinggalan pesawat ke Berlin. Tetapi untung, ia masih dapat tiket untuk penerbangan berikutnya. Bagaimana, saudara pendengar, menurut Anda akan melakukan apa? Sambil mendengarkan, coba mencek, apakah perkiraan Anda tepat. Seite 3 von 9
Hier ist die Mailbox von...... Meyer Meyer ist nicht da. Sprechen Sie Ihre Nachricht jetzt. Hallo,, hier ist. Ich bin noch in München. Tut mir Leid. Meine Maschine ist um elf Uhr in Berlin. Ciao. Bitte,, bitte geh ans Telefon. Hier ist die Mailbox von...... Meyer Meyer ist nicht da. Sprechen Sie Ihre Nachricht jetzt. Hallo,, hier ist. Ich bin noch in München. Ya, memang orang akan menelepon kalau tidak dapat menepati janji. Mungkin Anda tidak dapat mengerti semua ucapan secara lengkap. Walau begitu saya yakin Anda berkesimpulan bahwa berusaha menelepon. sangat mengharapkan dapat berbicara langsung dengan. Kiranya Anda mengerti pula tadi, bahwa hanya dapat menghubungi alat perekam pada telepon. Kegunaan alat perekam alias mailbox itu, kita kalau mau dapat meninggalkan pesan. Itu yang dilakukan. Apa isinya pesan yang ditinggalkan bagi? Tentunya hal yang pertama: siapa si penelepon dan di mana ia berada. Seite 4 von 9
Tut mir Leid. Tut mir Leid. Meine Maschine ist um elf Uhr in Berlin. Ciao. Szene 3: In der Redaktion und, tschüüüs. Schönen Abend noch. Der neue Kollege.. Na super., der neue Kollege. Na so was! Hm, gut, der Kaffee ist gut. Telefon? So spät? Hier bei Radio D, ja bitte? Guten Abend. Entschuldigung, es ist ja schon sehr spät. Mein Name ist Frisch, Hanne Frisch. Ist da? Entschuldigung, wer bitte?? Ja, der neue Kollege. Nein, der ist nicht da. Und tschüs! Dapat Anda bayangkan pula, bahwa meminta maaf karena tidak dapat menepati janji. Permintaan maaf saja tentu tak banyak gunanya bagi mereka yang menunggu di Berlin. Maka menambahkan waktu kedatangan pesawatnya di Berlin. Dalam kalimat terakhir barangkali Anda mengenali kata-kata pesawat Maschine dan Berlin. Dengan demikian dapat Anda simpulkan bahwa mengatakan, pukul berapa ia akan tiba di Berlin, walaupun sebutan waktu itu sendiri pukul sebelas malam tidak Anda mengerti. Jadi baru akan tiba di bandara pukul sebelas malam. Tentu saja ia tidak mengharapkan orang menunggunya. Setelah memeriksa mailbox-nya, bersama meninggalkan redaksi sehingga tinggal seorang diri. Ada waktu baginya untuk memikirkan situasi y- ang baru. Ikutilah monolognya dan perhatikan caranya menanggapi panggilan telepon yang sampai di redaksi. Seite 5 von 9
Entschuldigung, wer bitte?? Nein, der ist nicht da. Guten Abend. Entschuldigung, es ist ja schon sehr spät. Und nun kommt unser Professor. Radio D...... Gespräch über Sprache. Sprecher Entschuldigung. Entschuldigung. Entschuldigung, es ist ja schon sehr spät. Pasti Anda mengerti: berlagak bodoh. Seolaholah tidak diketahuinya siapa itu yang bernama. Ketika sang penelepon menerangkan bahwa adalah rekan yang baru, ia bereaksi keras. Jawabannya hanya bahwa tidak ada. Suara penelepon itu tidak asing lagi, bukan? Ya, itulah suara Nyonya Frisch, ibu, yang sedang gelisah. Ia meminta maaf karena menelepon pada waktu larut malam. Terus terang saja, menurut saya, sangat tidak sopan. Misalnya tidak ditanyakannya, apakah ada pesan. Serba kacau memang: dan menunggu yang menunggu keberangkatan pesawatnya dan ibunya menunggu telepon dari. Untung Anda tidak perlu menunggu, karena, para pendengar, profesor kita sudah siap. Professor Keadaan tadi memang sangat kacau. Adanya banyak alasan untuk meminta maaf, menjadi alasan bagi saya untuk menerangkan cara meminta maaf dalam bahasa Jerman kepada Anda. Cara yang paling mudah tentunya mengatakan Entschuldigung maaf. Seite 6 von 9
Sprecher Tut mir Leid. Tut mir Leid., bitte. Tut mir Leid. Tut mir Leid. Sprecherin Entschuldigung, tut mir Leid. Tut mir Leid, Entschuldigung. Sprecher Sorry. O, sorry, Entschuldigung Iiih, was ist denn das? und Guten Abend,. Ach,, ihr seid noch hier? Ja, leider. Wir warten auf. Kita dapat memakai juga ungkapan tut mir Leid saya menyesal. Professor Dan keduanya itu dapat dikombinasikan pula. Atau kita mengatakan sorry saja. Professor Ya, harap maklum, sorry sebagai penggalan kalimat bahasa Inggris menjadi favorit di kalangan anak muda. Yang benar Pak Profesor, Anda sendiri kan masih muda juga. Tetapi terima kasih atas keterangan Anda. Sebelum menutup siaran kali ini, saudara pendengar, kami akan memperdengarkan sekali lagi bagi Anda semua adegan yang dimainkan tadi. Pertama-tama dengarkan adegan di ruang redaksi Radio D di Berlin. sedang ditunggu di sana. Seite 7 von 9
? und Der neue Kollege. So so der neue Kollege und ich weiß das nicht., bitte. Tut mir Leid. Und ich weiß das mal wieder nicht. Der Espresso ist fertig. Hier,. Nein. Danke. und Ach,... Bitte,, bitte geh ans Telefon. Hier ist die Mailbox von...... Meyer Meyer ist nicht da. Sprechen Sie Ihre Nachricht jetzt. Hallo,, hier ist. Ich bin noch in München. Tut mir Leid. Meine Maschine ist um elf Uhr in Berlin. Ciao. und, tschüüüs. Sementara orang di Berlin menunggu kedatangannya, berusaha setengah mati menghubungi. Dengan caranya yang khas, memelihara keadaan rapi di redaksi. Seite 8 von 9
Schönen Abend noch. Der neue Kollege.. Na super., der neue Kollege. Na so was! Hm, gut, der Kaffee ist gut. Telefon? So spät? Hier bei Radio D, ja bitte? Guten Abend. Entschuldigung, es ist ja schon sehr spät. Mein Name ist Frisch, Hanne Frisch. Ist da? Entschuldigung, wer bitte?? Ja, der neue Kollege. Nein, der ist nicht da. Und tschüs! Bis zum nächsten Mal, liebe Hörerinnen und Hörer. Und tschüs. Saudara pendengar, dalam siaran berikutnya akan Anda dengarkan bagaimana diterima oleh tim redaksi Radio D. Di samping itu akan muncul beberapa hal lain yang menarik. Herrad Meese Seite 9 von 9