Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran Provinsi Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

vii Tinjauan Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR 2016 PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 PANGANDARAN-JAWA BARAT LAPORAN AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Modul B-3 Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 4. Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

MENGAPA ASPEK RUANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA? 1. PERENCANAAN EKONOMI SERINGKALI BERSIFAT TAK TERBATAS 2. SETIAP AKTIVITAS SELAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3.2 METODOLOGI PERENCANAAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Pertemuan 3. PSDA! Indradi Wijatmiko

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab. I Pendahuluan. KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene I.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Transkripsi:

Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penataan tepi pant ai kini menjadi suatu hal yang diutamakan dalam pengembangan potensi wisata kelautan, perikanan maupun pengembangan kawasan kota. Sebagai negara bahari yang besar tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar pengemba ngan kawasan di Indonesia harus mempertimbangkan keberadaan kawasan tepian air. Dalam meningkatkan kualitas di bidang kelautan diperlukan adanya wadah untuk pengembangan penelitian atau penemgbangan lembaga riset kelautan dan perikanan. Kabupa ten Pangandara n yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Ciamis di pada tahun 2012 berdasarkan UU no 21 Tahun 2012 memiliki batas selatan yang berupa Samudra Hindia dan menjadi salah satu alasan perlunya perencanaan untuk kawas an tepi air di sepanjang batas K abupaten Pangandaran tersebut. Selain itu, Pangandaran juga memilki banyak potensi antara lain: potensi perikanan, biodiversity, pariwisata, letak strategis dalam jalur perdagangan dunia maupun tingkat provinsi sehingga diperlukan stimulan yang bai k untuk mengembangkan setiap potensi yang ada di Kabupaten Pangandaran tersebut. Kawasan tepi air di Kabupaten Pangandaran memiliki karakteristik/ keunikan dan amat bervariasi berdasarkan keadaan geografis, sejarah, budaya, kepentingan politik dan berbagai potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Keberhasilan utama dari upaya peng embangan k awasan tepi air ditentukan oleh bagaimana reaksinya terhadap kualitas karakteristik dan penyediaan ruang publik di tepi air. Kawasan tepi air merupakan bagi an elemen f isik kota yang sanga t potensial untuk dikembangkan dan dijadikan suatu kawasan hidup dan tempat berkumpul masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai aktivitas yang dapat diwadahi di kawasan tepi air. Berdasarkan beber apa keunikan tersebut, K abupat en Pangandaran menjadi lkasi yang sesuai sebagai embrio pengembangan kele mbagaan riset di Jawa Barat. Dengan I-1

adanya kegiatan Perencanaan Pembangunan Kelembangaan Riset Kelautan Dan Perikanan di Pangandaran diharapkan pengembangan terseb ut tepat sasaran sesuai dengan karakter kawasan nya sehingga dapat meningkatkan p otensi kelautan dan perikanan Indonesia sekaligus dapat kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya. 1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1.2.1. Maksud dan Tujuan Keg iatan Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangun an Kelembangaan Riset Kelautan d an Perikanan di Pangandaran yang sesuai dengan karak ter dan potensi kawasan sekaligus mampu mewada hi sektor pari wisata, perikanan, teknologi dan konservasi sehingga dapat menunjang Pangandaran sebagai Pusat Kegiatan Nasional Provinsi yang memiliki skala pelayanan Internasional. Tujuan dari penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelembangaan Riset Kelautan dan P erikanan di Pangandaran ini adalah sebagai pusat pengembangan riset kel autan dan perikanan yang terintegrasi dan dapat meningkatkan kualitas bidang kelautan dan perikanan di Indonesia. 1.2.2. Sasaran Kegiatan Sasaran dan manfaat kegiatan Pembangunan Kelembangaan Riset Kelautan Penyu sunan Dokumen Perencanaan dan Perikanan di Pangandaran Provinsi Jawa Barat adalah : 1. Tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangun an Kelembangaan Riset Kelautan d an Perikanan di Pangandaran yang akan menjadi acuan bagi segenap pemangku kepentingan terkait, baik secara lintas sektor maupun kewilayahan, dalam mendukung upaya pengembangan kawasan. 2. Tersedianya fasilitas lembaga riset di Kabupaten Pangandaran yang dapat menjadi sarana edukasi masyarakat sekaligus dapat meni ngkatkan kualitas hidup nelayan maupun masyarakat sekitar. 3. Meningkatnya kualitas lingkungan di Kawasan Tepi Pantai Kabupaten Pangandaran seba gai salah satu destinasi wisata dengan potensi kelautan dan perikanan di Indonesia. I-2

Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran 1.3 RUANG LING KUP AMATAN Secara administratif lingkup wilayah Penyusunan Pembangunan Kelembangaan Riset Kelautan Jawa Barat ini berada di Kawasan Cikidang Dokumen Perencanaan d an Perikanan di Pangandaran Provinsi dengan batas sebagai berikut: Sebelah utara : Jalan Raya Pangandaran Sebelah timur : Bulaksetra Babakan Sebelah barat : Pantai Pangandaran Sebelah selatan : Samudra Hindia Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Gambar 1. 1 Lingkup Area Pe rencanaan Sumber: L aporan A khir Penyusunan Dokumen Penyiapan Desain Kawasan IMET 1.4 Pangandaran, 2015 LANDASAN HUKUM Peraturan perundang -undangan yang digunakan sebagai dasar hukum dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangun an Kelembangaan Riset Kelautan dan Pe rikanan di Pangandaran Provinsi Jawa Barat antara lain: 1) Permen No. 8 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan; 2) Kepmen KP No. 45 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional; 3) Permen KP No. 17 Tahun 200 8 Tentang Kawasan Konservasi P3K d an Kawasan Konservasi Perairan; 4) Permen KP No. 30 Tahun 2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKP; I -3

5) Permen PU no 63 tahun 1993 tentang garis sempadan dan sungai; 6) PP no 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang; 7) PP no 26 tahun 2008 rencana tata ruang wilayah nasional; 8) PP no 34 tahun 2009 tentang pedoman pengelolaan kawasan perkotaan; 9) PP no 39 tahun 2006 tentang tatacara pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan ; 10) UU no 26 ta hun 2007 tentang penataan ruang; 11) Undang -Undang No. 32 Tahun 2009 tenta ng Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 12) Undang -Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara nomor 4377); 13) Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung ; 14) Peraturan Pe merintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 15) Peraturan Menteri PU Nom or 29/PRT/2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung; 16) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; 17) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan H ak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660); 18) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lemb aran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721); 19) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang; I-4

1.5 METOD OLOGI PERENCANAAN Metodologi penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelembangaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran dilakukan melalui tahapan kegiatan meliputi: A. Tahap Persiapan Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya: 1) Pembentukan tim pelaksana 2) Penyiapan metodologi dan jadwal pelaksanaan 3) Kajian referensi dan studi terkait 4) Penyiapan pelaksanaan menyangkut penyusunan program kerja (alur pikir & jadwal), penyusunan instrumen pendataan (peralatan, ba han & tenaga) yang akan dilibatkan. B. Tahap Pengumpulan Data 1) Melakukan pengumpulan data primer; yaitu melalui survey lapangan (dokumentasi dan pengukuran ) sebagai pengumpulan data situasi kawasan serta aspirasi masyarakat dari segi: Potensi fungsi kawasan/l ingkungan Potensi ekonomi/sosial Kondisi fisik kawasan/lingkungan yang berupa prasarana/sarana dan fasilitas kawasan Karakteristik lingkungan yang dianggap perlu. 2) Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait yang berupa : Data -data eksisting lanskap /studi/masterplan yang pernah dilaksanakan di Kawasan Tepi Air Kabupaten Pangandaran Peta -peta dan peraturan Kabupaten Pangandaran Studi pustaka dengan pemahaman literatur yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan. I-5

C. Tahap Kompilasi dan Pemrosesan Data Melakukan kompilasi data dan melakukan analisis data menggunakan teknik -teknik analisis kuantitatif dan kualitatif serta membuat kesimpulan hasil analisis dan menyajikan prioritas dan alternatif serta prioritas. D. Tahap Analisis dan Justifikasi Penyusu nan program penataan dilakukan melalui analisis kawasan dan wilayah perencanaan termasuk mengenai analisis dampak, dan analisis pengembangan pembangunan. 1) Analisis Kawasan Perencanaan Salah satu p endekatan analisis kawasan perencanaan di K awasan Tepi Pant ai Kabupaten Pangandaran adalah dengan metode analisis SWOT (Strength - Weakness - Opportunity - Threat ): Kekuatan/Potensi ( Strength ) yang dimiliki kawasan perencanaan, yang selama ini tidak atau belum diolah secara maksimal, atau pun terabaikan keberadaannya Kelemahan/Permasalahan ( Weakness ) internal yang selama ini dihadapi dalam kawasan perencanaan Prospek/Kesempatan ( Opportunity ) pengembangan yang lebih luas (pada skala perkotaan -perdesaan/regional pada masa yang akan datang Kendala/Hambatan ( Threat ) yang dih adapi wilayah perencanaan, terutama yang berasal dari faktor eksternal. Secara sistematis, analisis dilakukan dengan meninjau aspek -aspek sebagai berikut: a) Daya Dukung dan daya tampung Fisik dan Lingkungan : kemampuan fisik, lingkungan dan lahan potensial se bagai lokasi penataan. I-6

b) Perkembangan dan prospek pertumbuhan ekonomi kawasan : gambaran kegiatan ekonomi kawasan termasuk kondisi kegiatan usaha. c) Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan: seperti jenis infrastruktur, jangkauan pelayanan, dan kapasitas pelayanan. E. Tahap Penyusunan Skenario atau konsep Desain Lembaga Riset Tahap penyusunan skenario atau konsep dasar Desain Lembaga Riset Pangandaran merupakan hasil dari tahapan analisis program penataan keseluruhan yang memuat gambaran dasar penataan pada wilayah perencanaan yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan penjabaran gagasan desain secara lebih detail dari masing -masing elemen desain. F. Tahap Penyusunan Masterplan Tahap penyusunan masterplan ini merupakan tahap lanjutan dari tahap konsep yang akan memuat gambar perencanaan masterplan berupa, siteplan, situasi, denah bangunan, tampak kawasan dan rencana anggaran biaya. G. Tahap Penyusunan DED Tahap penyusunan ini merupakan tahap lanjutan dari tahap penyusunan masterplan yang berupa gambar kerja det ail yang dilengkapi dengan RAB dan RKS. I-7