2015 PENGARUH WAKTU PEMATANGAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT SENSORI KEJU COTTAGE BERBASIS SUSU KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat

DIVERSIFIKASI SUSU KAMBING MENJADI KEJU COTTAGE MENGGUNAKAN PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

DAFTAR PUSTAKA Ansori, R. (1992). Teknologi Fermentasi Susu. Jakarta: Arcan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Organoleptik Yoghurt Sapi Dan Yoghurt Kambing

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia, kebutuhan akan protein hewani

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Ternak perah adalah ternak yang dapat memproduksi susu lebih dari yang

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berpengaruh pada pola makan dan pemilihan makanan serta

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

Bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2 kelompok berdasarkan hasil. 1. Bakteri homofermentaif : glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB I PENDAHULUAN. Banyuwangi secara astronomis terletak di antara

PEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. Susu kambing Jamnapari b. Susu kambing PE a

Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae).

PEMANFAATAN SUSU KAMBING ETAWA DAN KEDELAI DALAM PEMBUATAN DANGKE KEJU KHAS INDONESIA DENGAN KOAGULAN EKSTRAK JERUK NIPIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

Zat makanan yang ada dalam susu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

PENINGKATAN KUALITAS YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BUBUK SUSU SKIM DAN PENGATURAN SUHU PEMERAMAN

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karateristik Susu Kambing Susu merupakan salah satu hasil sekresi kelenjar ambing atau mamae

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor Dinas Petemakan Kotamadya Bogor

KADAR PROTEIN, LEMAK, NILAI ph DAN MUTU HEDONIK KEJU COTTAGE DENGAN BAHAN DASAR SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI SKIM

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan gizi manusia sebagai pelengkap gizi seimbang dapat dipenuhi dari hasil produksi ternak yaitu susu, namun Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi susu sangat rendah. Menurut data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, pada tahun 2015 rata-rata masyarakat hanya mengonsumsi susu sebanyak 11,09 Liter per kapita per tahun, jauh dibawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lain yang mencapai lebih dari 20 Liter per kapita per tahun (KemenperinRI, 2015). Rendahnya konsumsi susu masyarakat Indonesia ini, salah satunya disebabkan beberapa orang yang tidak dapat mengonsumsi susu karena tubuh mereka memiliki kelainan intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Disamping itu, sumber susu yang dikonsumsi hanya bergantung pada susu sapi saja. Diantara berbagai jenis susu yang dihasilkan oleh binatang mamalia, susu kambing merupakan susu yang paling banyak memiliki manfaat bagi kesehatan manusia (Mulyanto, 2002). Berdasarkan publikasi Small Ruminant Production System Network for Asia (SRUPNA), susu kambing sangat baik untuk orang yang memiliki kelainan intoleransi laktosa (Sodiq, 2002), karena laktosa pada susu kambing lebih rendah (10%) dari pada susu sapi (Cooke, 2010). Selain itu, globula lemak susu kambing memiliki diameter partikel kecil (<5 µm) lebih banyak (80%) dibandingkan susu sapi (60%) (Prosser et al., 2003, dalam Qarnaini, 2013) sehingga susu kambing lebih mudah dicerna dan diserap tubuh untuk menghasilkan energi dibandingkan susu sapi. Keistimewaan lain dari susu kambing diantaranya sebagai obat terapi bagi penderita TB (tuberculosis), yaitu penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Myobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular nomor satu di Indonesia yang menyebabkan kematian (Fatchiati, 2015). Susu kambing dapat menyembuhkan penyakit TB karena mengandung fluorin sebesar 10-100 kali lebih tinggi dari susu sapi (Jensen dalam Moedji dan Wiryanta, 2010).

2 Flourin tersebut berperan sebagai antiseptik alami, yang dapat mencegah perkembangan dari bakteri TB, hal ini dibuktikan oleh Mulyanto (2002), pada tahun 2000 telah mengunakan susu kambing dalam program terapi pasien TB di Poli Induk Kesehatan Daerah Militer III Siliwangi, Jawa Barat dengan hasil yang cukup menakjubkan. Selain itu, susu kambing sangat baik untuk kesehatan kulit, karena susu kambing mengandung protein pemulih yang biasa disebut liposome yang mudah diserap oleh kulit (Tappin, 2015) dan mengandung asam kaprilat (caprylic acid) yang dapat berfungsi untuk menanggalkan sel kulit yang sudah mati (Glocester, 2014). Kambing peranakan etawa adalah hasil persilangan antara kambing etawa dari India dan kambing kacang dari Indonesia. Kambing peranakan etawa merupakan kambing dwiguna unggul yang bisa difungsikan sebagai kambing perah maupun sebagai kambing pedaging (Banarjee, 1982 dalam Rusman, 2011). Diketahui hampir 90% kambing dipelihara untuk tujuan menghasilkan daging, namun pada faktanya populasi peranakan kambing Etawa di Indonesia termasuk salah satu yang terbesar didunia (Sodiq, 2002). Padahal, kambing peranakan etawa merupakan kambing perah yang sangat potensial sebagai penghasil susu (Sarwono, 2011). Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pemanfaatan secara luas pada masyarakat maupun industri pengolahan susu untuk terus meningkatkan daya terima konsumen melalui diversifikasi dan inovasi produk dari susu kambing. Saat ini di Indonesia, susu kambing belum banyak dimanfaatkan karena kurang populer dan tidak semua orang suka mengonsumsi susu kambing dalam bentuk segar, karena adanya bau prengus yang diakibatkan dari kandungan asam lemak rantai sedang, yaitu asam kaproat (C6), asam kaprilat (C8), dan asam kaprat (C10) dalam jumlah yang lebih banyak dari pada susu sapi (Prayitno, 2011) sehingga akan lebih baik mengonsumsi susu kambing dalam bentuk olahan, diantaranya keju cottage. Di Indonesia, keju pada umumnya diproduksi menggunakan susu sapi atau skim sedangkan keju yang diproduksi menggunakan bahan dasar susu kambing belum banyak dikembangkan sehingga merupakan peluang besar bagi pengembangan dan kemajuan industri keju berbasis susu kambing. Selain itu

3 keju dapat disimpan lebih lama daripada susu tanpa menghilangkan nutrisi baik pada susu. Keistimewaan keju yang terbuat dari susu kambing yaitu memiliki tekstur lebih lembut dan beraroma lebih menarik dibandingkan keju dari susu sapi, karena ukuran globula lemak susu kambing berukuran lebih kecil dibandingkan susu sapi (Sarwono, 2011). Keju yang dihasilkan dari susu kambing lebih lunak sehingga memungkinkan untuk dibuat keju yang spesial (Rusman, 2011). Pematangan keju dilakukan untuk mengontrol proses dekomposisi keju akibat dari aktivitas bakteri dan enzim yang dapat membentuk komponen rasa dan juga perubahan tekstur (Widodo, 2003). Proses pematangan dengan cara penyimpanan keju selama waktu tertentu dapat menghasilkan keju berkualitas (Rahayu, 2013). Kandungan lemak, protein, dan air pada keju berpengaruh terhadap suhu dan waktu selama proses pematangan. Penelitian terkait pengaruh waktu pematangan terhadap kandungan gizi keju cottage menggunakan susu skim telah dilakukan oleh Sumaiyatus (2010) menggunakan papain sebagai koagulan, bakteri Streptococcus thermophilus, Lactococcus lactis, dan Leuconostoc mesenteroides sebagai starter dan waktu pematangan selama 3 hari dan 6 hari, diperoleh hasil waktu pematangan terbaik dari kandungan gizi selama 6 hari. Sementara penelitian Nizhar (2012) membuat keju cottage menggunakan susu sapi, sari buah lemon sebagai koagulan dengan waktu pematangan selama 3 hari dan 6 hari. Sedangkan, penelitian mengenai pengaruh waktu pematangan terhadap nilai ph, jumlah mikroba dan total bakteri asam laktat keju susu kambing telah dilakukan oleh Fadlilah (2013) menggunakan bahan dasar susu kambing dan susu skim, vegetable rennet sebagai koagulan, bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starter, diperoleh hasil waktu pematangan selama 5 hari untuk jumlah bakteri asam laktat tertinggi. Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian ini telah dibuat produk keju cottage dari susu kambing peranakan etawa, dan menentukan waktu pematangan yang baik terhadap kandungan gizi (protein, lemak dan air) dengan papain sebagai koagulan, bakteri (Streptococcus thermophilus, Lactococcus lactis, dan

4 Leuconostoc mesenteroides) sebagai starter dan keju cottage yang paling disukai panelis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mendapatkan waktu pematangan terbaik keju cottage berbasis susu kambing dilihat dari kandungan gizi yang meliputi protein, lemak dan air serta sifat sensori. Permasalahan tersebut dijabarkan menjadi sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh waktu pematangan terhadap kandungan gizi yang meliputi protein, lemak, dan air dari keju cottage yang dihasilkan? 2. Bagaimana pengaruh waktu pematangan terhadap sifat sensori keju cottage yang disukai panelis? 1.3 Pembatasan Masalah Kajian dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Susu kambing yang digunakan merupakan susu kambing jenis peranakan etawa. 2. Penentuan kadar protein susu kambing dan keju cottage dilakukan menggunakan metode Kjeldahl. 3. Penentuan kadar lemak susu kambing dan keju cottage dilakukan menggunakan metode Soxhlet. 4. Penentuan kadar air susu kambing dan keju cottage dilakukan menggunakan metode gravimetri. 5. Penentuan analisis sensori meliputi warna, aroma, dan tekstur produk keju cottage dilakukan menggunakan uji hedonik. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk diversifikasi dari susu kambing menjadi keju cottage berbasis susu kambing yang memiliki kandungan gizi dan sifat sensori yang baik sehingga disukai konsumen.

5 Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh waktu pematangan terhadap kandungan gizi yang meliputi protein, lemak dan air dari produk keju cottage yang dihasilkan. 2. Mengetahui pengaruh waktu pematangan terhadap sensori keju cottage yang paling disukai panelis. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dihasilkannya produk diversifikasi dari susu kambing berupa keju cottage. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi bab I tentang pendahuluan, bab II mengenai tinjauan pustaka yang mendukung penelitian, bab III mengenai metode penelitian, bab IV mengenai hasil pembahasan serta bab V mengenai kesimpulan dan saran. Bab I merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian membahas tentang kerangka pemikiran penelitian yang dilakukan. Rumusan masalah mencakup masalah-masalah yang dimunculkan dalam penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat penelitian secara keseluruhan. Serta struktur organisasi skripsi berisi tentang sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini dan membahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian yang dilakukan serta penelusuran pustaka mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Bab III berisi tentang metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab masalah yang diangkat meliputi waktu dan lokasi penelitian selama penelitian berlangsung, alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, tahapan-tahapan penelitian dan prosedur penelitian. Bab IV berisi tentang hasil penelitian beserta pembahasan mengenai hasil yang didapatkan selama penelitian yang dilakukan.

6 Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. Pada akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka yang merupakan rujukan-rujukan dari jurnal ilmiah dan buku untuk mendukung dasar-dasar penelitian serta gambar yang tidak ditampilkan pada bab sebelumnya.