BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

penelitian ini ditujukan untuk memahami perilaku manusia dari sudut si pelaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis data, dan tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa : dan menganalisis data secara mendalam tentang analisis kebutuhan tenaga

keselumham karakteristik MI Asih Putera Cimahi yang berkaitan dengan upaya

dimana mereka melaksanakan kegiatannya dan dalam waktu yang relatif cukup

Bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif dengan

(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian. Sedangkan karakteristik lain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam

Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap. sekaligus memaknai kenyataan tersebut dapat diungkap

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang: (1) Jenis dan Pendekatan Penelitian, (2) Tempat dan Waktu Penelitian, (3)

BAB III METODE PENELITIAN

yaitu (1) bagaimana distribusi tenaga guru SLTPN di Kabupaten Serang, (2) bagaimana pola mutasi guru SLTPN di Kabupaten Serang, (3)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN KUALITATIF. Imam Gunawan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : STAIN menjadi IAIN Palangka Raya dalam empat masa kepemimpinan.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi aktual tentang proses

penelitian ini obyeknya latar alamiah, (2) teknik sebagai alat pengumpul data

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

menekankan pada pendeskripsian suatu aspek, baik mengenai individu maupun kelompok secara mendalam/intensif dalam lingkungan kehidupannya (aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Margomulyo, Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Berdasar paradigma yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mengetahui Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis. Multikultural di SDN Percobaan Palangkaraya

BAB III METODE PENELITIAN. dan penelitian ini dilaksanakan di dalam dan di luar kelas, peneliti secara langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kualitatif. Karena penelitian ini berusaha

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi (Satori, 2009). Dengan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh akan lengkap, mendalam dan dapat dipercaya untuk mencapai tujuan penelitian. Permasalahan dapat dilacak secara mendalam, data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan, budaya, sikap mental, dan komitmen yang dianut oleh seseorang maupun kelompok orang dapat diungkap dengan jelas. Paradigma penelitian ini akan mendeskripsikan peristiwa dan pemikiran, pandangan serta kebijakan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orang tua siswa dalam mengimplementasikan MBS untuk meningkatkan status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, beralamat di Jalan Jendral Sudirman 111 b Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, merupakan salah satu dari 20 SMP dan 4 MTs. di Salatiga. 35

3.2 Instrumen penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak cukup hanya mendeskripsikan data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau interpretasi dan pengkajian secara mendalam bahkan peneliti berperan sebagai instrumen utama penelitian dan terlibat secara langsung dalam proses pengumpulan data sesuai dengan masalah penelitian. Menurut Nasution (2003), sebagai alat penelitian manusia memiliki keunggulan menyesuaikan dengan kondisi lapangan dibandingkan dengan instrumen yang lainnya. Manusia peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian dengan merasakan, menyelami berdasarkan penghayatan serta mampu mengambil kesimpulan berdasarkan data sebagai balikan memeroleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan. Ditegaskan juga oleh Nasution (2005), bahwa hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Stake (2006), berpendapat bahwa disamping sebagai peneliti, kita ingin menjamin tentang sesuatu yang kita dengar dan lihat. Kita ingin menjamin bahwa makna yang diperoleh melalui suatu pemahaman dari interpretasi memberikan makna tentang sesuatu yang diharapkan. Sedangkan Margono (2009), menambahkan bahwa setelah memeroleh data, peneliti harus 36

memelajari dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan penelitian. Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif, dibutuhkan keterlibatan penuh dari peneliti dalam observasi, wawancara serta pengumpulan data dari berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian dan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan penentu keberhasilan dalam mengumpulkan data guna mencapai tujuan penelitian. 3.3 Sumber Data/Informan Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber data. Penentuan sampel sumber data menggunakan teknik purposif sampling dengan alasan penelitian ini didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini sampel sumber data dipilih dan mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Informan yang dijadikan sampel sumber data adalah kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orangtua siswa. Setiap informan mendapat pertanyaan yang sama berdasarkan variabel penelitian yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data implementasi MBS, penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan doku- 37

mentasi. Menurut Sugiyono (2008), teknik observasi dilaksanakan sebelum dan selama penelitian untuk mengamati kegiatan yang telah dan sedang berlangsung dari implementasi MBS. Teknik wawancara mendalam (in depth interview) dilakukan untuk menggali data yang berkaitan dengan prinsip transparansi manajemen, akuntabilitas, dan partisipasi informan. Wawancara yang dipergunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan alasan untuk mendapatkan permasalahan secara lebih terbuka tentang pendapat, ide-ide dari sumber data. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Azwar (2004) mendeskripsikan bahwa data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun Cooper dan Schindler (2006) menambahkan bahwa data primer diperoleh melalui wawancara. Hal ini disebabkan karena wawancara adalah teknik pengumpulan data utama dalam penelitian kualitatif. Lebih lanjut Azwar (2004) mengemukakan bahwa data sekunder yang disebut juga data tangan ke dua adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Adapun data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: program sekolah, proses pembelajaran, kegiatan sekolah, prestasi sekolah, ruang per- 38

pustakaan, peraturan-peraturan sekolah, dan komite sekolah. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas (1) tahap persiapan, peneliti melakukan serangkaian persiapan dari pengurusan perizinan, penjajagan, dan penilaian kondisi lapangan, mempersiapkan instrumen penelitian antara lain observasi dan pedoman wawancara. (2) tahap pelaksanaan, peneliti melakukan observasi ke SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dan wawancara kepada kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orangtua siswa. Wawancara dilaksanakan di sekolah atau di tempat tinggal nara sumber dengan mempertimbangkan waktu yang telah disepakati bersama. Selanjutnya peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data pembanding terhadap hasil wawancara. Kemudian untuk melengkapi data-data yang diperlukan, peneliti juga melakukan pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian. 3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif perlu dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dari segala segi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kredibilitas (kepercayaan), transferabilitas (keteralihan), dependa- 39

bilitas (kebergantungan) dan konfirmabilitas (kepastian). 3.6.1 Pengujian Kredibilitas Pengujian kredibilitas menggunakan teknik triangulasi. Menurut Wiersma dalam Sugiyono (2008), Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini, telah dilakukan observasi di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, dilanjutkan wawancara dengan para nara sumber, dan studi dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan melibatkan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan pengurus komite/orangtua siswa SMP Kristen 2 Eben Haezer yang dilaksanakan di sekolah maupun tempat tinggal nara sumber sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan kenyamanan dalam menggali informasi secara mendalam. Setelah melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi, peneliti melakukan pengecekan data yang telah dikumpulkan serta mencatat secara rinci hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian yang dibutuhkan, membandingkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta menindaklanjuti dengan mengolah data untuk diuraikan menjadi hasil temuan penelitian. Berkaitan dengan penggalian informasi, wawancara dilakukan beberapa kali dengan waktu yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang mendalam. 40

3.6.2 Pengujian Transferabilitas Pengujian transferabilitas (keteralihan) dilakukan dalam penelitian ini berfungsi untuk membuat uraian secara rinci, jelas dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dengan harapan para pembaca dapat mengambil keputusan apakah hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada sekolah lain atau tidak. Transferabilitas digunakan untuk menjamin bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat diterapkan dalam situasi tertentu. Mengenai hal ini, Nasution (1988) mengatakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni, sampai manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks atau situasi tertentu. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh peneliti. Ukuran suatu penelitian dikatakan memenuhi unsur transferabilitas, menurut Usman dan Akbar (2006) apabila hasil penelitian kualitatif tersebut dapat digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Dalam penelitian ini, untuk memenuhi syarat transferabilitas maka peneliti melakukan pengambilan data sekunder dalam bentuk dokumen yang berisi tentang visi, misi dan tujuan sekolah, struktur kurikulum, muatan kurikulum, KTSP, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, kelulusan, pengembangan diri, pengaturan beban mengajar, kegiatan pembelajaran, bimbingan dan ekstrakurikuler, data kepegawaian, serta profil SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. 41

3.6.3 Pengujian Dependabilitas Pengujian dependabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi proses penelitian. Proses ini dilakukan dengan memeriksa secara cermat proses penelitian bersama dengan dosen pembimbing. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah hasil penelitian diperoleh dari proses pengambilan data di lapangan dan proses tersebut dapat direplikasi dan dimanfaatkan oleh peneliti yang lain ataukah tidak. Dalam hal ini peneliti menunjukkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang tersusun dalam bentuk uraian penelitian, kisi-kisi instrumen penelitian, data informan/nara sumber, waktu wawancara dengan informan/nara sumber, daftar pertanyaan untuk wawancara, dan transkrip hasil wawancara kepada dosen pembimbing sebagai bahan diskusi untuk dikembangkan menjadi bahan dan kajian penelitian yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan, apabila diperlukan untuk melakukan observasi dan wawancara tambahan untuk menggali informasi lebih mendalam, maka peneliti segera melakukan observasi serta wawancara guna mendapatkan data dan informasi yang lebih baik sesuai kebutuhan penelitian. Untuk dapat membuat penelitian kualitatif memenuhi dependabilitas, maka perlu disatukan dengan konfirmabilitas. Hal ini dilakukan dengan cara audit trail (melacak kembali) yang dilakukan oleh pembimbing (Usman, 2006). Kemudian secara aplikatif dijelaskan bahwa dependabilitas data diperiksa melalui 42

pengecekan ulang dari sumber yang berbeda dengan menggabungkan kelengkapan observasi dan wawancara. 3.6.4 Pengujian Konfirmabilitas Pengujian konfirmabilitas dilakukan agar peneliti mengetahui secara pasti antara hasil penelitian dengan proses penelitian. Apabila hasil penelitian merupakan hasil dari proses penelitian, maka standar konfirmabilitas telah terpenuhi. Dalam pengujian ini peneliti melibatkan dosen pembimbing untuk menguji konfirmabilitas hasil penelitian sehingga seluruh data yang terkumpul dapat dipastikan dari hasil penelitian lapangan. Hasil observasi, transkrip hasil wawancara dan studi dokumentasi yang sudah dilakukan peneliti menjadi materi diskusi dalam proses pembimbingan, kepastian data diungkap untuk dipilah sesuai dengan kebutuhan penelitian dan ditindaklanjuti dengan pengecekan data kembali, atas saran dosen pembimbing, dalam proses penelitian ini, peneliti melakukan observasi di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dan wawancara tambahan dengan informan/nara sumber seperti kepala sekolah, guru dan komite sekolah/orangtua siswa untuk mendapatkan informasi tambahan yang lebih baik dan mendalam sesuai kebutuhan penelitian. Dalam praktiknya konsep konfirmabilitas (kepastian data) dilakukan melalui member check, triangulasi, pengamatan ulang, pengecekan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi yang berbeda, sebagai bentuk korfirmasi. (Usman, 2006) 43

3.7 Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian kulitatif merupakan upaya mencari dan menata secara sistematik transkrip dan catatan hasil observasi, dokumen dan wawancara serta bahan-bahan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982). Dalam pendekatan kualitatif, data dan informasi yang diperoleh selanjutnya diorganisir dan dianalisis guna mendapat gambaran (deskripsi) tentang objek penelitian. Cara pengolahan data dan informasi yang demikian itu, kemudian diistilahkan dengan metode deskriptif analitis. Mengenai hal ini, Surachmad (1990) menjelaskan bahwa, metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi: analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Analisis data dalam penelitian ini sebagaimana dungkapkan oleh Miles dan Huberman (1994) yaitu bersifat terbuka, open-ended, induktif. Dikatakan terbuka karena teknik sampling purpossive dan verifikasi data dilakukan dengan mengembangkan wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orangtua siswa SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Untuk menganalisis hasil dari penelitian ini maka perlu dilakukan secara interaktif dan terus menerus 44

hingga tuntas. Peneliti melakukan reduksi data dan memilih hal-hal yang pokok berdasarkan dari sumber data dan teknik yang digunakan, selebihnya peneliti melanjutkan dengan penyajian data dan hasil penelitian yang telah melalui tahapan reduksi data disajikan dalam bentuk tabel untuk lebih singkat dan lebih mudah dimengerti. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penarikan simpulan dan verifikasi. Menurut Bodgan dan Bilken (1982) dalam Nasution (2003) pendekatan kualitatif memiliki beberapa ciri yaitu: nature setting, penentuan sampel secara purpossive, peneliti sebagai instrumen inti pokok bersifat deskriptif analitis, analisa data secara induktif dan interpretasi bersifat ideografik, serta mengutamakan makna (meaning) dibalik data 3.8. Kerangka Penelitian Upaya peningkatan mutu pendidikan pada sekolah khususnya sekolah swasta tidak hanya ditentukan oleh pengurus yayasan dan kepala sekolah saja, melainkan ditentukan juga oleh para guru yang berkualitas dalam menyelenggarakan aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan serta peran komite sekolah/orangtua siswa yang peduli dan memerhatikan kemajuan sekolah. Berkaitan dengan mutu sekolah, manajemen sekolah yang baik memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu sekolah yang terintegrasi melalui program-program sekolah yang diimplementasikan dalam aktivitas manajerial sekolah. 45

Dalam hal ini SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga sebagai sekolah swasta berupaya meningkatkan status sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional melalui manajemen sekolah, dan upaya tersebut dilakukan dengan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan sebagai syarat sekolah standar nasional. Penelitian ini dilakukan berdasarkan substansi implementasi manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga yang semula berstatus sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional. Peningkatan status sekolah merupakan harapan dan usaha yang hendak dicapai sekolah tertentu untuk mendapatkan kepercayaan publik secara luas dengan tujuan menjadi salah satu sekolah tujuan bagi peserta didik yang hendak mendapatkan pendidikan yang setara dengan sekolah lain khususnya sekolah negeri yang memiliki status SSN. Kerangka penelitian implementasi manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga yang semula berstatus sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional ini berdasarkan pada analisis implementasi MBS. Artinya untuk mencapai target SSN, memerlukan sarana pendukung dan upaya pemenuhan delapan standar sesuai persyaratan SSN yang didukung dengan implementasi MBS yang baik. Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini disusun dengan kerangka sebagai berikut: 46

Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah/ Orangtua Siswa Peningkatan Mutu Implementasi MBS Pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan Sekolah Potensial Sekolah Standar Nasional Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah/Orangtua Siswa bersama-sama mengupayakan peningkatan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, upaya tersebut dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, kepala sekolah selaku manajer yang bertanggungjawab terhadap upaya yang hendak dicapai tersebut melakukan perencanaan dan pelaksanaan program sekolah yang didasarkan pada peningkatan mutu sekolah yang telah diwujudkan dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik yang dilakukan oleh para siswa dan para guru, baik di tingkat kota Salatiga, provinsi Jawa tengah maupun nasional. 47

Melalui peningkatan mutu yang telah dicapai, kepala sekolah dan warga sekolah menindaklanjuti dengan mengupayakan perencanaan dan pelaksanaan peningkatan status sekolah yang lebih tinggi dengan mengimplementasikan MBS dan pemenuhan delapan SNP yang merupakan syarat peningkatan status sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional. 48