I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SINGKAWANG TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERTAMANAN BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN PONTIANAK KOTA, KALIMANTAN BARAT EKA KURNIAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Taman Pintar telah

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. Bermain merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari anak-anak, hampir

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

Batu menuju KOTA IDEAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN DI KAWASAN PERBATASAN SEMARANG-DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kesimpulan dari hasil penelitian berikut dengan beberapa rekomendasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan interaksi sistem lingkungan, sistem ekonomi, sosial, dan budaya berlangsung. Kota dengan perkembangan pembangunannya yang relatif sangat cepat telah dirasakan dampaknya, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan oleh kemajuan sebuah kota yaitu sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem lingkungan, sistem ekonomi, sosial, dan budaya berlangsung. Hal ini terlihat jelas pada aktivitas pembangunan perkotaan selain dampak positif terdapat juga dampak negatif dari perkembangan kota yaitu jika dilihat dari aspek kebutuhan ruang terbuka yang semakin hari semakin berkurang seperti kebutuhan masyarakat akan pertamanan. Pengurangan ruang terbuka ini karena pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang secara fisik yang mengkonuersi lahan terbuka tersebut. Beberapa permasalahan yang terkait dengan pertamanan kota yaitu minimnya upaya pemeliharaan taman, taman yang dibiarkan terbengkalai atau kurangnya pemeliharaan, rusaknya beberapa fasilitas taman akibat ulah dari pengunjung taman itu sendiri seperti vandallisme, dan lain sebagainya. Pertamanan kota, secara umum, diketahui mempunyai fungsi ganda bagi lingkungan perkotaan seperti fungsi sosial yaitu sebagai wadah interaksi manusia dengan manusia dan lingkungannya, sebagai tempat rekreasi masyarakat perkotaan, tempat pendidikan lingkungan, dan lain-lain; fungsi ekonomi seperti meningkatkan pendapatan masyarakat dengan aktivitas didalamnya, meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan taman kota, dan lain-lain; fungsi budaya masyarakat salah satunya yaitu dapat mengkonservasi situs alami sejarah lingkungan; fungsi ekologis yaitu perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan (contoh air bersih), membangun jejaring habitat kehidupan liar (contoh untuk burung) dan lain-lain; serta fungsi estetika yaitu meningkatkan kerapian dan keteraturan kota, meningkatkan kenyamanan kota, meningkatkan keindahan kota dan lain-lain (Nurisjah, 2007).

2 Walaupun memiliki fungsi ganda tetapi keberadaan taman di kota sering tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan fungsi-fungsi pertamanan tersebut serta masalah-masalah yang dihadapi maka penataan pertamanan harusnya direncanakan dengan baik dan memperhitungkan beberapa faktor pembentuknya. Perubahan fungsi-fungsi pertamanan itu sendiri sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk bersosialisasi, rekreasi, dan sebagainya mulai bergeser fungsinya sebagai lahan yang terbangun dan jika pun terdapat tamantaman didalamnya tidak dapat berfungsi secara optimal dan kurang terpelihara dengan baik, sehingga banyak pertamanan seperti taman kota, taman lingkungan, taman raya, taman interaksi, taman kantong, dan sebagainya tidak berfungsi secara optimal. Hal yang sama juga terjadi di Kota Pontianak yang merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat. Kota ini belum mempunyai taman-taman kota yang memadai dalam jumlah, luasan, dan penyebarannya. Bahkan taman-taman yang telah dibangun juga kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh warga kota. Kecamatan Pontianak Kota yang merupakan kecamatan yang terletak dipusat kota merupakan bagian kota yang akan diteliti. Kecamatan ini memiliki 22 taman baik itu yang dikelola masyarakat, pemerintah, dan swasta dengan berbagai macam kategori sesuai dengan keperluannya. Tetapi hanya ada dua taman yang dapat digunakan masyarakat untuk sosialisasi, rekreasi, dan lain sebagainya dengan jumlah penduduk 104.769 jiwa yaitu Taman Alun-Alun Kapuas dan Taman Karimata sedangkan sisanya merupakan pulau jalan dan jalur hijau. Kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hendaknya memperhatikan jumlah kepadatan penduduk yang semakin hari semakin bertambah agar kebutuhan taman dapat terpenuhi khususnya di Kecamatan Pontianak Kota. Selain mencangkup dengan kebutuhan akan ruang terbuka seperti taman permasalahan-permasalahan lain juga sering muncul seperti yang terjadi di Taman Alun-Alun Kapuas beberapa fasilitas taman yang kurang terpelihara dan kondisi taman yang tidak nyaman untuk dikunjungi seperti panas sehingga menyebabkan pengunjung lebih ramai pada pagi dan malam hari dari pada siang hari. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan pada Taman Karimata dapat dikatakan taman ini tidak lagi difungsikan sebagai sarana bermain anakanak dan sosialisasi warga sekitar dikarenakan kondisi dan fasilitas taman yang kurang terpelihara dengan baik dan hanya dijadikan hiasan kota saja. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

3 (a) Fasilitas yang kurang terpelihara (b) Aktifitas ramai pada malam hari (c) Aktifitas sepi pada siang hari Gambar 1 Kondisi Taman Alun-Alun Kapuas Gambar 2 Kondisi Taman Karimata Menurut Undang-Undang tentang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 salah satu bentuk tata ruang kota yang perlu direncanakan yaitu perencanaan ruang publik seperti pertamanan kota. Pada Kota Pontianak, Kalimantan Barat khususnya Kecamatan Pontianak Kota tata ruang diatur dalam perda No. 4 Tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak Tahun 2002-2012. Peraturan tersebut memuat kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah yang disusun dan ditetapkan untuk menyiapkan ruang bagian-bagian kota, yang dapat dilakukan oleh pihak masyarakat, pihak pemerintah, dan pihak swasta. Dari penjelasan peraturan tersebut maka perencanaan ruang publik seperti pertamanan sangatlah penting dengan kerjasama antara tiga pihak yaitu masyarakat, pemerintah, dan swasta guna terwujudnya penataan ruang yang baik. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan maka penelitian ini dimaksudkan agar dapat membuat Strategi Pengembangan Pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota. Bagian wilayah

4 ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kecamatan Pontianak Kota memiliki kepadatan bangunan perumahan relatif tinggi, dengan kondisi rumah yang didominasi bangunan permanen dengan intensitas penggunaan lahan paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Pontianak Kota ini juga memiliki tingkatan heterogenitas yang lebih tinggi pada kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Selain itu Kecamatan Pontianak Kota merupakan bagian pusat kota yang memiliki interaksi yang lebih kompleks (RTRW Kota Pontianak Tahun 2002-2012, 2009). 1.2. Rumusan Permasalahan Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2002-2012 (2009) pada tahun 2008 luas Kecamatan Pontianak Kota 15,98 km² sedangkan kepadatan penduduk di Kecamatan Pontianak Kota tahun 1980 sebesar 4.130 jiwa/km² dan tahun 2008 sebesar 6.556 jiwa/km². Dengan jumlah kepadatan penduduk yang semakin bertambah setiap tahun, secara tidak langsung, akan meningkatkan kebutuhan akan ruang terbangun dan terbuka seperti permukiman, fasilitas olahraga, rekreasi, dan ruang terbuka. Menurut data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak (2009) luasan taman yang dikelola di Kota Pontianak sebanyak 37 lokasi dengan luasan 38.621,63 m², sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Kota itu sendiri memiliki 12 lokasi taman dengan berbagai macam kategori sesuai dengan keperluannya dengan luasan 2.704,1 m². Jumlah ini tidak termasuk dengan luas taman yang dikelola oleh pihak masyarakat dan swasta. Dari data tersebut maka luasan taman juga mempengaruhi dalam kebutuhan akan lahan terbuka. Pertambahan penduduk yang semakin hari semakin meningkat di Kota Pontianak khususnya Kecamatan Pontianak Kota berkontribusi mempertinggi intensitas kegiatan sosial, ekonomi, budaya, ekologis, dan estetika kota tersebut dan secara bersamaan hal tersebut membutuhkan semakin banyak lahan untuk pembangunan. Pada kenyataannya banyak pertamanan yang direncanakan tidak mendukung intensitas kegiatan tersebut. Perubahan fungsi-fungsi pertamanan itu sendiri sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk bersosialisasi, rekreasi, dan sebagainya mulai bergeser fungsinya sebagai lahan yang terbangun dan jika pun terdapat taman-taman didalamnya tidak berfungsi secara optimal dan kurang terpelihara dengan baik. Salah satu contoh terdapat di Kecamatan Pontianak Kota yang taman kotanya seperti Taman Alun-Alun Kapuas dan Taman Karimata

5 yang tidak berfungsi secara optimal. Pada Taman Alun-Alun Kapuas aktifitas hanya lebih banyak dilakukan pada pagi dan malam hari sehingga pada siang hari taman tersebut cenderung tidak ada aktivitas karena kondisi taman yang panas serta beberapa fasilitas yang kurang terawat. Sedangkan pada Taman Karimata juga mengalami hal yang sama tidak ada kegiatan didalamnya serta beberapa fasilitas bermain juga mengalami kerusakan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut dipaparkan diatas maka penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengetahui : a. Bagaimana kondisi fisik pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? b. Bagaimana aspirasi pengguna taman mengenai pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? c. Bagaimana pengelolaan pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota? d. Bagaimana kebijakan mengenai pertamanan? e. Bagaimana strategi pengembangan pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah merencanakan Strategi Pengembangan Pertamanan Berbasis Komunitas di Kecamatan Pontianak Kota. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: a. Menganalisis kondisi fisik pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota. b. Menganalisis aspirasi pengguna taman mengenai petamanan di Kecamatan Pontianak Kota. c. Menganalisis pengelolaan pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota. d. Menganalisis kebijakan mengenai pertamanan. e. Rekomendasi strategi pengembangan pertamanan berbasis komunitas di Kecamatan Pontianak Kota.

6 1.3.2. Manfaat Penelitian a. Bagi Kawasan Pemerintah Daerah (1) Sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah Kota Pontianak dalam merencanakan, menata, dan mengarahkan pertamanan yang berbasis komunitas. (2) Memberi masukan bagi proses penyusunan strategi pengembangan pertamanan yang lebih rinci dan lebih detail sebagai pelengkap rencana dan peraturan yang telah ada mengenai pertamanan. (3) Memberikan suatu bahan studi perbandingan dalam strategi pengembangan pertamanan berbasis komunitas. b. Bagi Masyarakat (1) Memberikan dan menyediakan pertamanan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota. (2) Memberikan manfaat bagi masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota dalam memproteksi dan melestarikan kehidupan lokal dan lingkungannya. (3) Menanamkan kesadaran masyarakat di Kecamatan Pontianak Kota untuk berpartisipasi membangun, menjaga, dan melestarikan lingkungan sekitar agar dapat mewujudkan suatu pertamanan kota yang fungsional dengan baik bagi masyarakat dan lingkungan. c. Bagi Perguruan Tinggi (1) Memberikan sumbangan pemikiran mengenai strategi pengembangan pertamanan yang berbasis komunitas sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat khususnya di Kecamatan Pontianak Kota. (2) Menjadi bahan kajian ilmiah dalam penelitian mengenai pengembangan kawasan pertamanan berbasis komunitas khususnya di Kecamatan Pontianak Kota.