BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Akuntansi Satuan Kerja

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH


BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan adanya Belanja

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI ASET TETAP

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat umum (Ritonga, 2012:173). Aset tetap dapat diklasifikasikan

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 07 AKUNTANSI PERSEDIAAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB IX SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

BAB VII SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 87 TAHUN No. 87, 2016 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

AKUNTANSI ASET TETAP

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing

BAB XIII SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

PENYUSUNAN NERACA AWAL

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

Transkripsi:

8 BAB II DASAR TEORI A. Pengertian Aset Tetap 1. Definisi Aset Tetap Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau perusahaan ditinjau dari segi fungsi, jumlah dana yang diinvestasikan, pengelolaannya, maupun pengawasannya. Aset tetap mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Pengertian aset tetap menurut Sugiri dan Riyono (2004) : Aset tetap adalah sumber-sumber ekonomik yang pengelolaannya sudah dalam kondisi siap untuk dipakai atau dengan membangun terlebih dahulu. aset tetap dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan tidak untuk dijual. Aset tetap dapat dimanfaatkan secara permanen atau dalam rentang waktu lebih dari satu tahun. Pengertian aset tetap menurut Hendriksen dan Breda (1992) Aset tetap, dalam perusahaan, merupakan aset yang menjadi hak milik organisasi/perusahaan yang digunakan secara terusmenerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa organisasi perusahaan.

9 Pengertian Aset tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No.7 Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Salah satu kriteria aset yang dapat dikategorikan sebagai aset tetap adalah nilainya yang besar. Aset tetap yang nilai per unitnya kecil dapat langsung dikelompokkan sebagai persediaan. Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan perlengkapan (supplies). 2. Klasifikasi Aset Tetap Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas (PSAP No.7 Paragraf 7-14).Uraian mengenai klasifikasi aset tetap antara lain : a. Tanah. Tanah yang termasuk sebagai aset tetap adalah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. b. Peralatan dan mesin Peralatan dan mesin mencangkup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.

10 c. Gedungdanbangunan Gedung dan bangunan mencangkup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. d. Jalan, irigasi, dan jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. e. Aset tetap lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. f. Konstruksi dalam pengerjaan. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun belum selesai selurunya pada tanggal pelaporan keuangan. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset tetap lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Misalnya, aset tetap dalam kondisi rusak dan belum dihapus, maka aset tetap tersebut disajikan sebagai aset tetap lainnya.

11 3. Tinjauan Akuntansi Aset tetap Secara Umum, PSAP No. 7 belum mengatur secara terperinci masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat umumnya baik perolehan, penggunaan maupun penghapusan/pelepasan aset tetap. Standar untuk menyelesaikan beberapa permasalahn khusus, terutama kaitannya dengan aset tetap masih belum ada, seperti pembelian secara kredit jangka panjang, perolehan dengan temuan, perlakuan akuntansi atas aset yang dilimpahkan, perlakuan aset atas pulau-pulau dan daerah wisata, perlakuan akuntansi atas aset dalam sengketa, dan lain-lain. Keterangan yang belum lengkap tersebut sama halnya dengan yang ada dalam SAP Berbasis Akrual, perubahan yang signifikan hanya terjadi pada paragraf 48, yaitu perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional. 4. Prosedur Akuntansi Pemerintah Kegiatan akuntansi pada unit kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset, dan selain kas. Keempat kegiatan akuntansi tersebut diatur melalui Peraturan Mentri dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Mentri dalam Negri Nomor 59 Tahun 2007.

12 Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006, empat kegiatan akuntansi tersebut dijabarkan dalam empat prosedur akuntansi pemerintah (Halim dan Kusufi, 2012), yaitu : 1) Prosedur akuntansi penerimaan kas 2) Prosedur akuntansi pengeluaran kas 3) Prosedur akuntansi selain kas 4) Prosedur akuntansi aset 5. Jenis-Jenis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilakukan melalui: a. Swakelola Swakelola adalah proses Pengadaan Barang/Jasa yang dalam pengerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran instansi pemerintah lain dan atau kelompok masyarakat. b. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi pengadaan barang, pekerjaaqn konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dapat menggunakan beberapa sistem pengadaan antaralain :

13 1) Pelelangan Umum Pelelangan Umum merupakan metode pemilihan penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat. 2) Pelelangan terbatas Pelelangan Sederhana merupakan metyode pemilihan pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedianya diyakini terbatas yang mampu mengerjakan dan untuk pekerjaan memerlukan teknologi tinggi, mempunyai resiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan atau pekerjaan yang nilainya diatas Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). 3) Pemilihan Langsung Pemilihan langsung dilakukan ketika pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan. Pemilihan langsung dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus praskualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan secara umum dan bila memungkinkan

14 melalui internet (pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,- (dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilai paling tinggi sebesar Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah). 4) Penunjukkan langsung Penunjukkan langsung merupakan metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukkan langsung dalam keadaan tertentu dengan cara negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 5) Pengadaan Langsung Pengadaan langsung merupakan metode pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa melalui proses pelelangan, seleksi, penunjukkan langsung. Pengadaan langsung dapat diulakukan terhadap pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah), dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp 200.000.000,-

15 6. PengakuanAsetTetap Aset tetap harus memenuhi beberapa kriteria untuk dapat diakui sebagai aset tetap, antara lain : a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas. d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. 7. Pengukuran Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No.7 Paragraf 20, aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Jika tidak memungkinkan melakukan penilaian dengan biaya perolehan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Komponen biaya perolehan berdasarkan jenis aset tetap dijelaskan dalam tabel berikut : Jenis Aset Tetap Komponen Biaya Perolehan Tanah Harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,

16 penimbunan, dll Peralatan dan Mesin Pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Gedung dan Bangunan Harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pemungutan IMB, notaris, dan pajak. Jalan, Jaringan, dan Instalasi Biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi tersebut siap pakai. Aset Tetap Lainnya Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. 8. Akuntansi Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca di samping asset lancar, investasi jangka panjang, dan acadangan, dan aset lainnya.

17 Aset tetap mempunyai peranan penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Hakikatnya terdapat sedikitnya tiga masalah utama yang memungkinkan akan terjadi dalam akuntansi aset tetap, meliputi perolehan (acquitition), pemakaian (utilization), dan penarikan (penghapusan) dari peredaran karena masa manfaat berakhir (KiesodanWeygandt, 2001). Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar. Nilai wajar adalah nilai tukar aset tetap dengan kondisi sejenis di pasaran pada saat penilaian. Aset tetap juga harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang hal-hal penting yang tercantum dalam neraca dengan tujuan meminimalisir kesalahan persepsi bagi pembaca laporan keuangan. 9. Prosedur Akuntansi Aset Tetap Peraturan Menteri dalam Negeri No.20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengeloalaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah Pasal 39 menjelaskan bahwa prosedur akuntansi aset pada SKPD mencakup pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.

18 Berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006, transaksitransaksi tersebut secara garis besar digolongkan 2 kelompok besar transaksi, yaitu penambahan nilai aset dan pengurangan nilai aset. Pencatatan aset dimulai dengan adanya bukti transaksi yang berupa berita acara penerimaan barang, dan atau berita acaraserah terima barang, dan atau berita acara penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan bukti tersebut, PPK-SKPD membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut dapat dikembangkan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan yang sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai : a. Jenis/nama aset tetap. b. Kode rekening terkait. c. Klasifikasi aset tetap. d. Nilai aset tetap. e. Tanggal transaksi. Bagian belanja langsung (LS) khususnya untuk belanja modal, selain memengaruhi laporan realisasi anggaran juga akan memengaruhi neraca. Karenanya perlu dilakukan pencatatan penambahan nilai aset berdasarkan bukti memorial tersebut, seperti saat PPK-SKPD mengakui penambahan aset. Pembelian aset tetap tidak akan memengaruhi komponen-komponen perkiraan dalam laporan operasional.

19 1. Perolehan aset tetap Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara antara lain: a. Perolehan dengan cara pembelian Perolehan aset tetap yang berasal dari pembelian akan dicatat sebanyak dua kali pencatatan, yaitu untuk keperluan penyusunan neraca dan laporan operasional (basis akrual) dan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (basis kas). b. Perolehan dari donasi Aset tetap yang diperoleh dari donasi dapat didefinisikan sebagai transfer tanpa adanya persyaratan suatu aset tetap ke satu entitas. Apabila aset donasi dihubungkan dengan kewajiban entitas lain kepada pemerintah, maka hal tersebut bukan merupakan perolehan aset donasi. Berdasarkan PSAP No.7 Paragraf 45-48, aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. c. Perolehan secara gabungan Menurut PSAP No.7 Paragraf 41 biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan. d. Perolehan dari pertukaran aset

20 Biaya dari pos aset tetap yangdiperoleh dari pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnyadiukur berdasarkan nilai wajar aset yang dioperoleh, yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan. 2. Fungsi-fungsi terkait Berikut fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi perolehan aset tetap Permendagri No.13 Tahun 2006 a. Bendahara barang. b. Pengguna barang/kuasa pengguna barang. c. Bendahara pengeluaran. d. Pejabat pelaksana teknis kegiatan. e. Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran. f. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD. g. Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah. 3. Dokumen yang digunakan Berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006, dokumen yang digunakan dalam akuntansi aset dan menjadi dasar pencatatan aset antara lain : a. Laporan barang milik daerah dan atau laporan hasil inventarisasi untuk perekaman saldo awal. b. Berita acara serah terima.

21 c. Bukti kepemilikan. d. Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). e. Faktur pembelian. f. Kuitansi. g. Kartu Inventaris Ruangan (KIR). h. Kartu Inventaris Barang (KIB). i. Daftar barang milik daerah. j. Buku persediaan. k. Laporan aset semesteran. l. Laporan aset tahunan. m. Dokumen lain yang sah. 4. Pencatatan Akuntansi Ilustrasi pencatatan akuntansi pengadaan aset tetap menurut PSAK nomor 16. Jurnal perolehan Aset Tetap xxx Kas Utang xxx xxx Pembayaran angsuran Utang xxx Beban bunga xxx Kas xxx