Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

dokumen-dokumen yang mirip
Topik 9 Genetika Kuantitatif

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

Universitas Gadjah Mada

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

IIA. MENDELIAN GENETICS

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen dominan sempurna dan jika hp < -1 atau hp > 1 menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen

BAB IV PEWARISAN SIFAT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

VII. PEMBAHASAN UMUM

BAB II DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

Keterpautan (Linkage) Penemuan Keterpautan Gen. Penemuan Keterpautan Gen KETERPAUTAN DAN PEMETAAN KROMOSOM

IIA. MENDELIAN GENETICS

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

Please prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about.

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Interaksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

TEKNIK PENGHITUNGAN KOEFISIEN REKOMBINASI DENGAN CONTOH KASUS LOKUS MDH, ESTERASE DAN WARNA HIPOKOTIL PADA Setaria italica" Muhammad Jusuf2) ABSTRACT

Pengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya. Apabila dapat diketah

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal : 3 : 3 : 1 1 : 3 : 3 : 9 1 : 1 : 1 : 1 3 : 3 : 1 : 9

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

Transkripsi:

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen selama proses pembelahan meiosis seperti dijelaskan didepan. Hukum Mendel didasarkan pada beberapa asumsi al. organisme bersifat diploid. 3.1. Biallelic dan Multiple alleles Pada umumnya organisme termasuk tanaman memiliki tingkat ploidi ganda atau sering disebut diploid (2n =2X) dimana satu set kromosom b erasal dari tetua betina dan satu set kromosom lainnya berasal dari tetua jantan. Dalam perspektif ini setiap lokus memiliki dua bentuk alternatif gen yang biasa disebut alel. Dengan demikian secara umum setiap lokus memiliki 2 alel. Keadaan demikian dikenal sebagai bialelik. Sebagai contoh misalnya kita melihat suatu karakter yang dikendalikan oleh suatu lokus yang kita bed kode a, maka bentuk alternatif gennya bisa berupa A atau a, sehingga dalam keadaan diploid genotipe yang mungkin terbentuk adalah Aa, Aa, dan aa. Sebagian besar karakter tanaman dikendalikan oleh gen yang mengikuti kaidah ini. Pada situasi lain, keadaan bialelik tidak berlaku karena untuk suatu lokus memiliki lebih dari dua bentuk altematif alelnya. Keadaan demikian disebut multiple allelic. Contoh yang paling populer untuk menggambarkan keadaan ini adalah golongan darah pada manusia yang mengikuti sistem ABO. Kita tahu bahwa manusia bersifat diploid. Dalam hal golongan darah kita mengenal orang bergolongan darah A, B, AB dan 0. Secara genetik, dua orang yang memiliki golongan darah yang sama belum tentu genotipenya sama. Misalnya orang bergolongan darah A, genotipenya bisa berupa AA atau AO; orang bergolongan darah B, genotipenya bisa berupa BB atau BO; sedang orang yang bergolongan AB genotipenya adalah AB, begitu pula orang yang bergolongan darah 0 genotipenya adalah 00. Hal ini bisa dijelaskan sbb.: Dalam satu lokus pengendali golongan darah memiliki 3 alel, yaitu A, B, dan 0. Oleh karena manusia bersifat diploid, maka setiap individu akan memiliki kombinasi dua alel dari ketiga alel yang ada. lnteraksi antar alel berlaku kaidah alel A dan B dominan terhadap alel 0, sehingga untuk genotipe AO dan BO, maka fenotipenya masingmasing bergolongan darah A dan B, sedang untuk alel A dan alel B karena samasama kuat (sama -sama dominan), maka genotipe AB bergolongan darah AB.

Sebaliknya untuk alel O, karena bersifatresesif maka hanya terekspresi dalam keadaan homosigot 00 yang fenotipenya bergolongan darah 0. 3.2. Interaksi intra dan inter lokus Seperti telah dimaklumi bahwa setiap individu diploid mewarisi satu garnet tetua bet;ina dan satu garnet tetua jantan. Ofeh karena itu setiap fokus akan dijumpai dua alel. Fenotipe yang teramati dari suatu karakter merupakan kerjasama atau interaksi dari kedua alel yang bersangkutan dalam suatu lokus. Dalam konteks interaksi antar alel dalam lokus yang sama ini (interaksi intra alelik) dijumpai adanya fenomena dominansi. Sebagai contoh apabila alel A dominan terhadap alel a dalam mengekspresikan karakter yang dikendalikannya, maka fenotipe suatu genotipe AA akan tidak bisa dibedakan dari fenotipe individu yang bergenotipe Aa. Sebaliknya apabila tidak ada dominansi, maka fenotipe dari individu bergenotipe AA bisa dibedakan dengan mudah dari individu bergenotipe Aa. Dalam kaitannya dengan HK. Mendel maka fenomena dominansi akan mengubah rasio fenotipenya. Dalam situasi fain, disamping setiap alel berinteraksi dengan alel pasangannya, interaksi alelik juga terjadi antar alel dari lokus atau gen yang berbeda. Sebagai contoh, misalnya kita memperhatikan dua lokus a (dengan alel A dan a) dan lokus b (dengan alel B dan b). Mengikuti kaidah Hk. Mendel maka genotipe yang mungkin terbentuk dari persilangan dua fokus berbeda (dihibrid), misalnya AaBb X AaBb, dapat digambarkan secara skematis sbb.: Persilangan Garnet Garnet AB Ab ab ab AB ABAB ABAb ABaB ABab Ab AbAB AbAb AbaB Abab ab abab abab abab abab ab abab abab abab abab Dari skema persilangan di atas dapat ditarik perbadingan genotipe yang mungkin terbentuk pada generasi anak sbb.: A-B- : A-bb : aab- : aabb = 9 : 3 : 3 : 1, yang artinya ada 9 macam genotipe yang memiliki alel dominan di kedua Iokusnya, 3 macam genotipe yang memiliki alel dominan pada lokus a, 3 macam genotipe yang memiliki alel dominan di lokus b, dan1 genotipe yang tidak memiliki alel dominan di kedua lokusnya. Apabila tidak ada dominansi (interaksi intra alelik) dikedua Iokusnya, rasio genotipe yang mungkin terbentuk sebanyak 9 macam dengan rasio sbb.: AABB : AABb : Aabb : AaBB : AaBb : Aabb : aabb : aabb : aabb = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 :

1. Adanya interaksi inter alelik (interaksi alel dari lokus yang berbeda) yang biasa dikenal dengan istilah epistasis akan mengubah rasio dasar di atas, misalnya menjadi 9 : 4 : 1 atau 15 : 1, dst. Hal ini bisa terjadi misalnya efek dominansi pada lokus a tidak akan muncul apabila ada efek dominansi pada lokus b, atau sebaliknya. 3.3. Lingkungan dan penampilan gen Perkembangan suatu organisme multiseluler yang diawali dari pembentukan zygot merupakan suatu proses pertumbuhan dan differensiasi yang dikendalikan oleh hasil interaksi antara genom (seluruh perangkat genetik suatu organisme) dengan lingkungan tumbuhnya baik lingkungan seluler (internal) maupun lingkungan fisik tumbuh (ekstemal). Perkembangan merupakan proses yang bersifat tidak balik (irreversible) yang dikendalikan secara ketat oleh genotipe suatu organisme dalam suatu lingkungan tertentu. Ada empat faktor utama yang sating berinteraksi dalam mengendalikan proses perkembangan suatu organisme multiseluler, yakni a. replikasi material genetik, b. pertumbuhan, c. diferensiasi dari berbagai tipe sel, dan d. pengaturan sel-sel yang mengalami diferensiasi kedalam suatu jaringan atau organ tertentu. Perkembangan merupakan rangkaian panjang proses biokimiawi yang dikendalikan oleh gen-gen. Faktor lingkungan eksternal maupun internal suatu organisme mempengaruhi keseluruhan proses yang dikendalikan oleh gen tersebut. Perubahan faktor lingkungan, baik internal maupun ekstemal, selalu mengakibatkan perubahan hasil akhir serangkaian proses biokimiawi yang dikendalikan secara genetik. Oleh karena itu, secara sederhana ekspresi suatu gen merupakan fungsi dari perubahan lingkungan. 3.4. Penetrasi, ekspresivitas dan pleiotropi Seperti telah dimaklumi bahwa ekspresi suatu gen tidak dapat dipisahkan dari pengaruh lingkungannya. Dibidang genetika dikenal adanya parameter untuk mengukur tingkat ekspresi suatu gen, yang dikenal dengan istilah penetrasi dan ekspresivitas. Penetrasi didefinisikan sebagai frekuensi munculnya alel dominan atau homosigot resesif kedalam fenotipenya dalam suatu populasi. Dengan kata lain penetrasi merupakan proporsi individu yang menampilkan fenotipe yang diharapkan. Banyak gen yang memiliki penetrasi 100% seperti 7 karakter yang menjadi obyek penelitian Mendel, atau alel A, B, 0 dalam golongan darah manusia. Seandainya dari 100 individu yang memiliki genotipe sama tetapi hanya 80 individu yang menunjukkan fenotipe yang diharapkan, maka dalam keadaan demikian dikatakan penetrasinya 80%. Sebagai contoh sebuah alel dominan autosomal,

brachydactyly, yang mengendalikan pemendekan atau perubahan bentuk jari pada manusia memiliki penetrasi 50-80%. Ekspresivitas didefinisikan sebagai derajad penampilan fenotipik dari penetrasi suatu alel atau genotipe pada suatu individu. Secara sederhana ekspresivitas dapat dikatakan sebagai derajad penampakan suatu gen. Misalnya wama merah pada batang atau tangkai daun tanaman tomat dapat dibedakan secara kualitatif diantara tanaman yang berwama merah, sehingga ada kisaran warna merah dari merah pucat sampai merah ungu. Tanaman-tanaman yang memiliki derajad warna yang berbeda tersebut (meskipun masih dapat dikatakan memiliki wama yang sama) dikatakan memiliki ekspresivitas yang berlainan. Berbeda dari penetrasi dan ekspresivitas, ada suatu fenomena genetik yang dikenal dengan istilah pleiotropi. Pleiotropi merupakan keadaan dimana suatu gen dapat mengekspresikan Iebih dari satu macam fenotipe.