BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

TINJAUAN PERILAKU MINUM MINUMAN BERALKOHOL DAN GANGGUAN KONDISI KESEHATAN PADA PEMUDA DI DESA KIRINGAN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik bagi masa depan negara. Oleh karena itu banyak pihak yang menaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang didalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini

Rio Jamaludin F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Orang tua REMAJA provinsi Bengkulu Perlu waspada ( hasil survey rpjmn tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini

BAB I PENDAHULUAN. anak - anak dan sebelum dewasa yaitu dari usia Menurut WHO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat banyak variasi dalam perkembangan fisik, kognitif dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

Transkripsi:

BAB`1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja pada masa perkembangannya mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja tidak mengalami pembesaran otak, namun otak remaja mengalami perkembangan yang sangat pesat yang menyebabkan otak menjadi organ yang cepat dan canggih (National Geographic. 2011) 1. Mereka dikenal memiliki perilaku yang tidak konsisten, mempunyai sifat senang mengambil risiko. Hal tersebut dilakukan semata-mata bukan karena daya pikir yang lemah, namun menurut Luna (2011) otak remaja belum selesai tumbuh sehingga remaja sering melakukan hal yang tidak semestinya bila dipandang oleh masyarakat, dan oleh masyarakat dicap sebagai berperilaku menyimpang 2, antara lain perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkotika, dan perilaku mengkonsumsi alkohol. 1 http://nationalgeographic.co.id/feature/2011/10/otaknanrancak&http://n gm.nationalgeographic.com/2011/10/teenage-brains/dobbs-text 8 mei 2012 22.00 2 Hadi Suprapto, Paulus.2000. Makna Penyimpangan di Kalangan Remaja di Kotamdya Semarang.Undip:Fakutas Hukum. 1

Pertama, perilaku seks bebas pada remaja di Indonesia menjadi masalah yang mengkhawatirkan. Hasil survei SKRRI (Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia) menunjukkan Sebanyak 29,5% remaja pria dan 6,2 % remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen remaja wanita pernah berciuman bibir. Semakin meningkatnya perilaku seks bebas semakin besar pula risiko penularan penyakit seksual. Selain itu dampak negatif dari seks bebas yaitu kehamilan pada usia dini yang menyebabkan naiknya jumlah penduduk yang tak terkendali. Kedua, hal mengenai penyalahgunaan narkotika. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam sebuah survei bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2008 menyebutkan bahwa penyalahgunaan narkotika menjadi tren yang meningkat dan tidak ada tanda untuk mereda. Besarnya penyalahgunaan narkotika di Indonesia diperkirakan 3,1-3,6 juta orang. Tingginya jumlah penyalahgunaan narkotika mengakibatkan tingginya risiko akibat penyalahgunaan tersebut, seperti gangguan fisik (kerusakan organ vital ; ginjal, hati, 2

jantung, paru-paru, sum-sum tulang), tingginya penularan penyakit akibat jarum suntik seperti hepatitis, HIV/AIDS. Ketiga, perilaku mengonsumsi konsumsi alkohol. Menurut data yang dikeluarkan WHO pada tahun 2011, untuk wilayah South East Asia Region ( Indonesia merupakan bagiannya) memiliki persentase yang tinggi pada bagian konsumsi alkohol tanpa pajak/diluar kontrol pemerintah yaitu 69,0%. Sedangkan pada bagian konsumsi alkohol dengan pajak/dibawah kontrol pemerintah, South East Asia Region menjadi wilayah yang terendah mengonsumsi alkohol yaitu 2,20%. WHO juga menunjukkan persentase konsumsi alkohol pada remaja laki-laki dan perempuan di Indonesia yaitu masing-masing 4,3% dan 0,8%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara terbanyak mengonsumsi alkohol pada remaja urutan ketiga setelah Thailand dan Maladewa. Berbagi dampak muncul terkait penggunaan alkohol. Korban akibat Gerakan Nasional Anti Miras (Genam) mencatat setiap tahunnya ada 18.000 orang yang meninggal akibat minuman alkohol yang diracik sendiri atau atau oplosan. Kasus yang terjadi dalam 6 bulan terakhir yaitu pada Agustus 2013, 14 orang meninggal akibat pesta minuman beralkohol 3

oplosan di Kemayoran, Jakarta Pusat (Tempo. 2013). Kasus yang sama terjadi pada bulan November 2013 yang mengakibatkan 10 orang meninggal di Purworejo, Jawa Tengah (Tempo.co, 2013). Kasus yang sama terjadi pada bulan November 2013, akibatnya 3 orang meninggal dan 2 orang dirawat di Rumah Sakit setelah minum minuman alkohol oplosan di Bibis Baru, Nusukan, Banjarsari Solo (Solopos.com, 2013) 3. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya di wilayah Kampung Nayu Timur RT 5/RW18, Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Solo, peneliti mendapatkan hasil satu kelompok remaja yang beranggotakan 12 remaja memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Menurut salah satu remaja yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol, kebiasaan tersebut dimulai saat dia masih duduk dikelas 3 Sekolah Dasar hingga sekarang usianya menginjak 17 tahun. Kebiasaan tersebut dilakukan tiga kali dalam satu minggu dengan meminum ciu 4. Secara demografi Solo terletak dekat dengan wilayah bekonang yang merupakan wilayah karesidenan Solo yaitu wilayah Sukoharjo. Remaja yang melakukan kebiasaan minum- 3 http://www.soloposfm.com/2013/11/miras-oplosan-korban-tewas-jadi- 3-orang/ 4 Ciu adalah minuman beralkohol yang dibuat dari tetes tebu 4

minuman alkohol akhirnya memunculkan permasalahanpermasalahan antara lain, perilaku seks bebas yang berdampak pada hamil diluar nikah, penyalahgunaan obat terlarang. Selain mengonsumsi alkohol, remaja tersebut juga aktif dalam aktifitas balapan liar yang membahayakan keselamatan mereka. 1.2 Identifikasi masalah Remaja memiliki ciri-ciri yang menonjol dalam perilaku sosialnya. Teman sebaya mempunyai arti yang penting dalam masa-masa remaja, sehingga remaja memilih untuk masuk kedalam kelompok-kelompok/ geng teman sebayanya (Riyanti, dkk 1996). Dalam kelompok-kelompok tersebut, remaja menerapkan nilai-nilai yang kadang tidak sesuai dengan nilai yang diterapkan oleh orang dewasa. Untuk menjadi sama dengan teman-teman yang lain remaja Nayu Timur, Nusukan Banjarsari Solo mengikuti kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari nilai dan norma umum seperti minum minuman beralkohol, seks bebas, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan perumusan masalah yaitu 5

Bagaimana kompleksitas perilaku remaja berkaitan dengan alkolisme di Nayu Timur, Nusukan, Banjarsari, Solo? 1.2.2 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompleksitas perilaku remaja yang berkaitan dengan alkoholisme di Nayu Timur, Nusukan, Banjarsari, Solo. 1.2.3 Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: Teoritis : Memberikan kontribusi yang baik bagi ilmu keperawatan komunitas, khususnya pada penerapan asuhan keperawatan komunitas untuk remaja. Praktis : Penulis harapkan penelitian ini dapat digunakan Pemerintah sebagai referensi untuk mengatasi masalah yang timbul pada masa remaja yang berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol. 6