FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH PERBANDINGAN AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz.) FULLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA TERHADAP SIFAT FISIK EKSIPIEN CO-PROCESSING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Prasetia dkk STUDI KARAKTERISTIK FISIK AMILUM SINGKONG TERPREGELATINASI DENGAN AMILUM SINGKONG ALAMI DAN BRAND NAME

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

Pengaruh Konsentrasi Amilum Jagung Pregelatinasi sebagai Bahan Penghancur (Ayu, M., Sri, A., Eka, I.S.)

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

Pengembangan pati singkong-avicel PH 101 menjadi bahan pengisi co-process tablet cetak langsung

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Rasio Amilum: Air dan Suhu Pemanasan (Lenny K.S., Jemmy A.P., Sri A.)

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR PADA TABLET PARACETAMOL KEMPA LANGSUNG

PENGARUH AMILUM MANIHOT PRAGELATINASI DAN AC-DI-SOL TERHADAP KECEPATAN DISOLUSI TABLET IBUPROFEN ABSTRAK

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH RASIO AMILUM:AIR TERHADAP SPESIFIKASI AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) FULLY PREGELATINIZED. Udayana, Bukit Jimbaran 80364, Bali

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

ANAK AGUNG BAGUS MARADI WISWA DAMANA

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN SIFAT FISIK AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) AKIBAT FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus acidophilus. Universitas Udayana ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Optimasi Formula Tablet Teofilin Menggunakan Co-Processed Excipients Campuran Laktosa dan Avicel

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

UJI PENDAHULUAN FORMULA PELET EFFERVESCENT DENGAN VARIASI KONSENTRASI POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT. Universitas Udayana

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIFAT FISIK PELET PARASETAMOL YANG DIBUAT DENGAN METODE EKSTRUSI- SFERONISASI: PENGARUH SUHU PENGERINGAN. Universitas Udayana ABSTRAK

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI PATI BIJI DURIAN SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sapri, Dedi Setiawan, Rizki Khairunnisa Akademi Farmasi Samarinda ABSTRACT

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

Pembuatan Tablet CTM Dengan Metode Kempa Langsung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

PENGGUNAAN KOMBINASI PATI BENGKUANG AVICEL PH101 SEBAGAI BAHAN PENGISI CO-PROCESS TABLET ISONIAZID CETAK LANGSUNG ABSTRACT

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB III METODE PENELITIAN

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

PENGARUH WAKTU SFERONISASI TERHADAP SIFAT FISIK PELET YANG DIBUAT MENGGUNAKAN METODE EKSTRUSI-SFERONISASI. Universitas Udayana ABSTRAK

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM

PENGGUNAAN KOMBINASI PATI BENGKUANG AVICEL PH101 SEBAGAI BAHAN PENGISI CO-PROCESS TABLET ISONIAZID CETAK LANGSUNG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA Puspita, P.A.P 1, Dewantara, I.G.N.A 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan Farmasi - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Udayana Korespondensi: Puspita, P.A.P Jurusan Farmasi - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email: pradnyapuspitha@yahoo.co.id ABSTRAK Eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan tablet parasetamol kempa langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia terhadap sifat fisik tablet parasetamol. Pada penelitian ini eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia dibuat dengan perbandingan amilum singkong dan gom akasia masing-masing 97,5:2,5; 95:5; dan 92,5:7,5. Eksipien co-processing digunakan dalam pembuatan tablet parasetamol kempa langsung dengan perbandingan eksipien co-processing dan zat aktif parasetamol 2:1 serta dilakukan evaluasi sifat fisik tablet parasetamol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah gom akasia menurunkan kerapuhan, meningkatkan kekerasan dan memperlama waktu hancur tablet parasetamol secara signifikan. Kata kunci: amilum singkong, partially pregelatinized, eksipien co-processing, gom akasia, tablet parasetamol 1. PENDAHULUAN Amilum singkong merupakan salah satu eksipien yang sering digunakan dalam industri farmasi, namun amilum singkong memiliki kekurangan yaitu memiliki kompaktibilitas dan sifat alir yang buruk jika digunakan sebagai eksipien tablet kempa langsung. Agar dapat digunakan sebagai eksipien tablet kempa langsung, perlu dilakukan modifikasi fisik amilum singkong (Yusuf, 2008). Salah satu modifikasi fisik pada amilum singkong yaitu partially pregelatinized. Melalui modifikasi partially pregelatinized, terbentuk massa granul dengan sifat alir yang lebih baik dibandingkan amilum singkong tanpa modifikasi (Frank, 2010). Namun demikian, tablet yang dibuat dengan amilum singkong partially pregelatinized dengan penambahan zat aktif parasetamol 10% menunjukkan nilai kerapuhan lebih dari 1%. Hal ini disebabkan karena kemampuan amilum singkong partially pregelatinized sebagai pengikat dalam pembuatan tablet parasetamol dengan kempa langsung masih rendah (Yusuf, 2008), sehingga perlu dilakukan penambahan bahan pengikat untuk menghasilkan tablet dengan nilai kerapuhan yang memenuhi persyaratan. Bahan pengikat dapat dikombinasikan dengan eksipien lain dengan metode coprocessing. Co-processing merupakan teknik yang dilakukan untuk memperoleh eksipien baru dengan mengkombinasikan dua atau lebih eksipien yang telah ada, dimana kombinasi bahan tersebut akan saling melengkapi, sehingga diperoleh eksipien baru dengan sifat yang lebih baik (Gohel, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan bahan pengikat gom akasia 28

dengan perbandingan amilum singkong dan gom akasia 97,5:2,5; 95:5; dan 92,5:7,5, yang akan digunakan sebagai eksipien tablet parasetamol kempa langsung. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong, gom akasia (PT.Bratachem), parasetamol (PT.Bratachem) dan aquadest (PT.Bratachem). 2.2 Metode 2.2.1 Pembuatan amilum singkong Umbi singkong yang telah dikupas dan dicuci bersih dipotong kecil, dihancurkan dengan perbandingan singkong : aquadest (2:1) b/v. Bahan selanjutnya diperas dan disaring menggunakan kain flannel. Air hasil saringan diendapkan selama 24 jam. Selanjutnya cairan supernatan dibuang, kemudian endapan dicuci dengan aquadest sampai diperoleh endapan amilum yang lebih jernih. Endapan dikeringkan di dalam oven (Binder), pada suhu 50 C selama 24 jam, lalu dihaluskan dan diayak dengan ayakan no.80 mesh (Soebagio, 2009). 2.2.2 Pembuatan eksipien co-processing Eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia dibuat dengan cara mendispersikan amilum singkong dengan aquadest hingga diperoleh suspensi akhir 40% b/b. Gom akasia didispersikan dengan aquadest dengan perbandingan gom akasia dan aquadest (2:3) b/v. Suspensi gom akasia didispersikan dalam suspensi amilum singkong, masing-masing dengan perbandingan amilum : gom akasia 97,5:2,5; 95:5; dan 92,5:7,5 dan dilakukan pengadukan selama 10 menit untuk memperoleh suspensi yang homogen. Campuran suspensi dipanaskan pada suhu 55 o C selama 15 menit. Selanjutnya campuran yang terbentuk dikeringkan dengan oven (Binder) pada suhu 60 o C selama 48 jam. Setelah kering, amilum diayak menggunakan ayakan no. 20 mesh (Olowosulu et al., 2011). 2.2.3 Pembuatan tablet parasetamol Pembuatan tablet parasetamol dilakukan dengan metode kempa langsung. Masingmasing eksipien co-processing dengan perbandingan amilum singkong : gom akasia (97,5:2,5); (95:5) dan (92,5:7,5) dicampur dengan parasetamol hingga terbentuk campuran yang homogen dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya campuran tersebut di masukkan ke dalam alat cetak tablet dan dilakukan pengempaan. 2.2.4Uji sifat fisik tablet 1) Uji organoleptis Diamati penampilan fisik dari tablet meliputi bau, warna dan bentuk tablet. 2) Uji keseragaman bobot Dua puluh tablet ditimbang seluruhnya dengan seksama, dihitung bobot rata-ratanya. Ditimbang satu per satu tablet, dibandingkan dengan bobot ratarata tablet. Persyaratan keseragaman bobot tablet yang ditetapkan untuk tablet dengan bobot lebih dari 300 mg adalah tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 5% dan tidak ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10% (Depkes RI, 1995). 3) Uji kekerasan tablet Sepuluh tablet yang diuji, satu persatu diletakkan pada landasan mesin uji kekerasan (Erweka Tipe TBH 225). Angka yang ditunjukkan pada skala menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan Kg. Kekerasan tablet yang baik adalah (4-8) Kg (Lachman dkk., 2008) 4) Uji kerapuhan tablet Tablet yang diuji dibebas debukan terlebih dahulu. Ditimbang 10 tablet yang dipilih secara acak. Seluruh tablet dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan (Erweka Tipe TA/TR 120) selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Selanjutnya tablet dibebas debukan dan ditimbang kembali. Dihitung persen bobot tablet yang hilang. Bobot tablet yang hilang tidak lebih dari 1% (Ansel, 2005). 5) Uji waktu hancur tablet Enam tablet, dimasukkan masingmasing sebanyak 1 tablet kedalam alat uji 29

waktu hancur. Dimasukkan satu cakram pada tiap tabung. Digunakan air bersuhu (37 ± 2) C sebagai media. Alat uji waktu hancur (Erweka Tipe ZT X 20) dijalankan dan dihitung waktu hancur tablet. Persyaratan waktu hancur untuk tablet adalah kurang dari menit 15 menit (Depkes RI, 1995). 2.2.5Analisis data Hasil uji dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode Analysis of Variance (ANOVA) one-way, dengan taraf kepercayaan 95%. Uji ANOVA digunakan untuk melihat pengaruh perbandingan amilum singkong dengan gom akasia pada eksipien coprocessing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia terhadap sifat fisik tablet, dilihat dari nilai signifikan (α) pada output uji ANOVA. Jika pada hasil uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa perbandingan amilum singkong dengan gom akasia memberikan pengaruh yang signifikan pada masing-masing uji (Sig.<0,05), maka dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) untuk memperjelas perbedaan pada masing-masing formula dengan melihat perbedaan antar kelompok variasi perbandingan amilum dan gom akasia pada masing-masing perlakuan. 3. HASIL 3.1. Uji Sifat Fisik Tablet Hasil uji sifat fisik tablet ditunjukkan pada tabel A.1. 3.1.1 Uji organoleptik Tablet yang dihasilkan berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bulat cembung dan tidak menunjukkan adanya capping. Gambar tablet parasetamol yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar. B.1. 3.1.2 Uji keseragaman bobot Hasil pengujian keseragaman bobot tablet menunjukkan seluruh formula tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (DepKes RI, 1995). 3.1.3 Uji kekerasan tablet Peningkatan konsentrasi gom akasia pada eksipien co-processing menunjukkan peningkatan kekerasan tablet. Tablet parasetamol dengan eksipien co-processing dengan perbandingan amilum singkong : gom akasia (97,5:2,5) dan (95:5) menunjukkan nilai kekerasan yang memenuhi persyaratan. Sedangkan tablet parasetamol dengan eksipien co-processing dengan perbandingan amilum singkong : gom akasia (92,5 : 7,5) tidak memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai kekerasan tablet lebih dari 8 Kg. 3.1.4 Uji kerapuhan tablet Seluruh formula tablet memenuhi persyaratan kerapuhan tablet yang baik. Peningkatan konsentrasi gom akasia menurunkan kerapuhan tablet parasetamol. 3.1.5 Uji waktu hancur tablet Seluruh formula tablet parasetamol memenuhi persyaratan waktu hancur tablet yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV (1995). Peningkatan konsentrasi gom akasia memperpanjang waktu hancur tablet. 4. PEMBAHASAN 4.1 Uji Organoleptik Tablet parasetamol yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya capping. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah fines dan kompaktibilitas eksipien. Fines dalam jumlah yang tepat dibutuhkan untuk mengisi rongga antar partikel granul sehingga tablet yang dihasilkan lebih kompak, namun fines dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan capping. 4.2 Uji Keseragaman Bobot Keseragaman bobot mempengaruhi keseragaman takaran dan dosis obat untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan (Lieberman et al., 1989). Keseragaman bobot dapat dipengaruhi oleh sifat alir bahan. Sifat alir bahan yang baik akan mengisi ruang cetak dengan baik selama proses pencetakan tablet. Melalui co-processing eksipien akan dihasilkan eksipien baru dengan sifat alir yang lebih baik (Patel, 2009), sehingga seluruh formula tablet menghasilkan tablet dengan keseragaman bobot tablet yang memenuhi persyaratan. 30

4.3 Uji Kekerasan Tablet Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbandingan amilum singkong dan gom akasia dalam pembuatan eksipien coprocessing. Peningkatan konsentrasi gom akasia sebagai bahan pengikat dan adanya komponen amilopektin dari amilum yang berperan sebagai bahan pengikat pada eksipien co-processing, mempengaruhi ikatan antar partikel pada matriks tablet. Semakin tinggi konsentrasi gom akasia ikatan antar partikel pada tablet semakin kuat (Olowosulu, 2011). 4.4 Uji Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh jumlah fines dan jumlah bahan pengikat didalam formulasi sediaan tablet. Campuran bahan dengan jumlah fines yang lebih banyak akan memiliki kompaktibilitas yang lebih besar. Peningkatan jumlah gom akasia menunjukkan penurunan jumlah fines dan meningkatkan kompaktibilitas eksipien coprocessing. Bahan dengan jumlah fines yang tinggi akan meningkatkan kerapuhan tablet. Selain itu dengan peningkatan jumlah bahan pengikat gom akasia pada eksipien coprocessing akan lebih sulit memutus ikatan antar partikel pada tablet sehingga menurunkan kerapuhan. 4.5 Uji Waktu Hancur Tablet Waktu hancur tablet dapat dipengaruhi oleh perbandingan amilum singkong dan gom akasia pada eksipien co-processing. Dengan peningkatan konsentrasi gom akasia sebagai bahan pengikat menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan antar partikel dalam matriks tablet lebih lama, sehingga waktu hancur tablet lebih lama. Selain itu dengan modifikasi amilum singkong partially pregelatinized hanya sebagian amilum yang mengalami gelatinasi dan masih terdapat amilum yang berada dalam bentuk utuhnya, sehingga dengan adanya air, granula amilum akan mengembang dan memutuskan ikatan partikel-partikel dalam matriks tablet (Siregar, 2010). 5. KESIMPULAN Perbandingan amilum singkong dan gom akasia 97,5:2,5; 95:5; dan 92,5:7,5 berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik tablet parasetamol. Peningkatan konsentrasi gom akasia menurunkan nilai kerapuhan, meningkatkan kekerasan dan memperlama waktu hancur tablet parasetamol. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jurusan Farmasi Universitas Udayana, keluarga dan teman-teman atas dukungan serta bantuan selama penelitian ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Ansel, Howard. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi 4 th Edition. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI-Press DepKes RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Frank, O dan O. Adebowale. (2010). Preformulation Studies and Compaction Properties of a New Starch-Based Pharmaceutical Aid. Res.J. of Pharm Biol and Chem Sci, Volume 1(3), Page 255 Gohel, M. C. (2005). A Review of Coprocessed Directly Compressible Excipients. J. Pharm Sci, Vol 8 (1), Page 76-93 Lachman, L., H. A. Lieberman., J. L. Kanig. (2008). Teori dan Praktek Farmasi Industri 3 rd Edition. Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press Lieberman, H. A., L. Lachman., J. B. Schwartz. (1989). Pharmaceutical Dosage Form : Tablets Volume 1.2 nd edition. The United States of American: Marcel Dekker, Inc Olowosulu, A.K., A. Oyi., A.B. Isah,. dan M.A. Ibrahim. (2011). Formulation and Evaluation of Novel Coprocessed Excipients of Maize Starch and Acacia Gum (StarAc) For Direct Compression Tabletting. Int. J. of Pharm Res and Innov, Vol. 2, Page 39-45 Patel, R dan M. Bhavsar. 2009. Directly Compressible Materials via Co- Processing. Int. J. of Pharm Tech Res. Vol.1.No.3: 745-753. 31

Siregar, C. J. P. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta : Kedokteran ECG Soebagio, B., N. Wathoni., dan R.K. Meko. (2009). Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar. Farm. Volume 7 (2) Yusuf, H., A. Radjaram dan D. Setyawan. (2008). Modifikasi Pati Singkong Pregelatin sebagai Bahan Pembawa Cetak Langsung. J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 7 (1), halaman 31-47 32

APENDIKS A. Tabel A.1. Data hasil evaluasi sifat fisik tablet parasetamol Hasil Evaluasi Tablet Formula I Formula II Formula III Warna putih, tidak Warna putih, tidak Warna putih, tidak berbau, Bulat, cembung berbau, Bulat, cembung berbau, Bulat, cembung Organoleptis dan tidak terdapat dan tidak terdapat dan tidak terdapat capping capping capping Kerapuhan (%) 0,527±0,005 0,469±0,003 0,428±0,006 Kekerasan (Kg) 4,107±0,198 6,347±0,120 8,102±0,16 Waktu hancur (menit) 1,193±0,112 1,947±0,067 4,37±0,122 Keterangan: F1 = eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia (97,5:2,5) dan zat aktif parasetamol = 2:1 F2 = eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia (95:5) dan zat aktif parasetamol = 2:1 F3 = eksipien co-processing dari amilum singkong partially pregelatinized dan gom akasia (92,5:7,5) dan zat aktif parasetamol = 2:1 APENDIKS B. (a) (b) (c) Gambar.B.1 Tablet parasetamol (a).formula 1; (b).formula 2; (c).formula 3 33

34