GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta TRI AYU SETIOWATI 1311124 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
ii ii
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang tidak ternilai hingga mampu terselesaikannya penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran Karakteristik Perempuan yang Menikah Usia Dini di kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan di STIKES A.Yani Yogyakarta. Dalam hal ini penulis sangat menyadari atas keterbatasan kemampuan yang di miliki, sehingga penulis juga menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karna itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran guna mengoreksi dan memperbaiki kekurangan yang ada sehingga mencapai hasil yang baik, penulis juga menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak. Maka kerendahan hati saya ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. dr Kuswanto Hardjo., M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma., M.Keb selaku Plh. Ketua program studi D-3 Kebidanan. 3. Silvia Ari Agustina, S.ST, selalu dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah. 4. Sri Subiyatun, S.SiT, M.Kes selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah. 5. Kementerian Agama Yogyakarta serta jajarannya yang telah banyak membantu. 6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan spiritual dan material. 7. Teman-teman mahasiswa kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan jendral Achmad yani Yogyakarta. 8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini mampu bermanfaat bagi semua orang yang membacanya serta bagi peneliti selanjutnya. Yogyakarta, Februari 2015 Penulis vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...,... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori... 7 1. Karakteristik Perempuan... 7 a. Pendidikan... 7 b. Ekonomi... 11 2. Remaja... 15 a. Definisi Remaja... 15 b. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja... 15 3. Pernikahan... 18 a. Pernikahan Dini... 20 b. Masalah dan Dampak yang Terjadi pada Pernikahan Dini.. 21 c. Upaya Penanggulangan Masalah Pernikahan Dini... 22 B. Kerangka Teori... 23 C. Kerangka Konsep Penelitian... 24 D. Pertanyaan Penelitian... 24 i ii iii iv v vi vii ix x xi xii xiii BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 25 vii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25 C. Populasi... 25 D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian... 26 1. Cara Pemilihan Sampel (Metode Sampling)... 26 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 26 3. Penetapan dan Perhitungan Besar Sample... 26 E. Variabel Penelitian... 27 F. Devinisi Operasional... 27 G. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 29 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data... 29 1. Metode pengolahan... 29 2. Analisa Data... 31 I. Etika Penelitian... 31 J. Pelaksanaan Penelitian... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 33 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33 2. Karakteristik Subyek Penelitian... 33 3. Hasil Penelitian... 33 B. Pembahasan... 36 C. Keterbatasan Penelitian... 39 BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan... 40 B. Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel Perubahan-perubahan Remaja yang Dipengaruhi oleh Hormon. 16 Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian... 28 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Menikah... 34 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden... 34 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ayah Responden... 34 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden... 35 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi... 35 ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka Teori... 23 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian... 24 x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat pengantar studi penelitian Lampiran 2. Surat ijin penelitian Lampiran 3. Surat permohonan menjadi responden Lampiran 4. Surat persetujuan menjadi responden Lampiran 5. Lembar cheklist Lampiran 6. Lembar data responden Lampiran 7. Lembar hasil SPSS Lampiran 8. Kegiatan Bimbingan Proposal KTI Lampiran 9. Time Schedule Penelitian xi
GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA INTISARI Tri Ayu Setiowati 1 Silvia Ari Agustina 2 Latar Belakang: Pernikahan dini adalah pernikahan remaja perempuan dan laki-laki dalam usia dibawah 20 tahun. Angka pernikahan dini di D.I Yogyakarta sebanyak 430 dari 25900 pernikahan. Tahun 2013, angka pernikahan dini terbanyak terdapat di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta sebanyak 21 orang dan 53 orang di tahun 2012. Beberapa karakteristik yang mempengaruhi seorang remaja perempuan untuk menikah diantaranya adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Tujuan: Mengetahui gambaran karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi orang tua perempuan yang telah menikah usia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Metode: Penelitian deskriptif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 42 perempuan menikah dini yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan analisis univariate. Hasil: Karakteristik tingkat pendidikan responden adalah lebih dari 3/4 responden berpendidikan dasar (81,0%). Tingkat pendidikan ayah responden yaitu 2/3 berpendidikan dasar (66,7%), dan tingkat pendidikan ibu responden bahkan lebih dari 3/4 berpendidikan dasar (78,6%). Karakteristik tingkat ekonomi keluarga responden lebih dari 3/4 (78,6%) orang tua perempuan yang menikah dini memiliki tingkat ekonomi yang rendah yaitu dibawah UMK Kabupaten Bantul tahun 2014 (Rp.1.125.000). Kesimpulan: Sebagian besar karakteristik tingkat pendidikan responden dan orangtua responden berpendidikan dasar, dan tingkat ekonomi keluarga responden adalah rendah. Kata kunci: Pernikahan Dini, Pernikahan, Perempuan. 1 Mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta 2 Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta xii
THE DESCRIPTION OF THE CHARACTERISTICS OF WOMEN WHO GOT MARRIED AT EARLY AGE IN BANGUNTAPAN SUB DISTRICT, BANTUL, YOGYAKARTA ABSTRACT Tri Ayu Setiowati 1 Silvia Ari Agustina 2 Background : Early marriage is marriage between a female and male adolescents under the age of 20. The number of early marriage case in Yogyakarta are 430 cases among 25.900 marriages. In 2013, the highest number of early marriage case was in Banguntapan sub-district, Bantul, Yogyakarta as many as 21 persons and 53 persons in 2012. Several characteristics which influence a female adolescent to get married are education and economic factors. Objective : To reveal the description of the characteristics of women who got married at early age in Banguntapan sub-district, Bantul, Yogyakarta. Method : This was a descriptive study with cross sectional approach design. Samples were selected through purposive samping technique as many as 42 women with early marriage who met the inclusion and exclusion criterias. Data were analyzed by univariate analysis. Result : The characteristics of respondents' education level was that more than 3/4 of respondents graduated from elementary school (81,0 %). The characteristics of respondents' fathers' education level was that 2/3 mostly of respondents' fathers graduated from elementary school (66,7 %). The characteristics of respondents' mothers' education level was that more than 3/4 repondents' mothers graduated from elementary school (78,6 %). The characteristic of respondents' family economic level was that more than 3/4 of parents of early-married women had low economic level which was below Regency Minimum Wage of Bantul Regency in 2014 (Rp. 1.125.000). Conclusion : The majority of the characteristics of respondents' and respondents' parents' education level were elementary school graduates, and the characteristics of respondents' family economic level was low income. Keywords : Early Marriage, Marriage, Women. 1 A student of Diploma III Midwifery Study Program of Stikes A.Yani Yogyakarta 2 A counseling lecturer of Stikes A. Yani Yogyakarta xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan organisasi sosial paling penting dalam kelompok sosial. Keluarga merupakan lembaga paling utama dan pertama bertanggung jawab di tengah masyarakat dalam menjamin kesejahteraan sosial dan kesejahteraan biologis seorang anak, karena di tengah keluargalah seorang anak di lahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa (Kartono, 2007). Keluarga pasti diawali dengan sebuah perkawinan. Perkawinan adalah saling mengikat diri antara seorang pria dan wanita atas dasar cinta kasih yang total: psikologis, biologis, sosial ekonomis, demi penyempurnaan dan perkembangan pribadi masing-masing serta demi kelangsungan sejarah umat manusia. Hal ini tercermin dari hakekat perkawinan itu sendiri, karena perkawinan adalah persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang tulus dengan persetujuan bebas dari keluarga (Sunartiningsih, 2013). yang tidak dapat ditarik kembali Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 Pasal 7 ayat 1 berbunyi: Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Akan tetapi hal tersebut berbeda dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyarankan bahwa seorang perempuan ideal menikah di usia 20 tahun dan laki-laki di usia 25 tahun, mengingat bahwa kematian ibu banyak terjadi pada ibu berumur dibawah 20 tahun. Pernikahan seorang perempuan dalam usia dibawah 20 tahun adalah pernikahan yang sering di kenal dengan istilah pernikahan dini. Remaja perempuan pasti tidak menginginkan untuk menikah diusianya yang masih dini. Menurut penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa karakteristik perempuan yang menyebabkan remaja perempuan tersebut melakukan pernikahan. Beberapa 1
2 karakteristik yang mempengaruhi seorang remaja perempuan untuk menikah diantaranya adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi (Fadlyana, 2009). Hasil penelitian dari Rafidah (2009) menyatakan bahwa karakteristik pendidikan responden sebagian besar adalah rendah (73,3%), dan sebagian besar karakteristik dari status ekonomi responden juga rendah yaitu (61,1%). Kebijakan pemerintah yang menyatakan wajib belajar selama 12 tahun sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.13 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 7 yaitu: Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya program rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun. Setiap orang tua/wali peserta didik wajib mendukung pelaksanaan program rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun (Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.13 tahun 2012). Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia (ranking 37). Tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2% atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah Dasar, 2010 ). (Riset Kesehatan Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (11,7 % P : 1,6 % L). Antara kelompok umur perempuan 20-24 tahun, lebih dari 56,2% sudah menikah (Riset Kesehatan Dasar, 2010 ). Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi yang ada di wilayah Indonesia. Angka pernikahan dini di D.I Yogyakarta sebanyak 430 dari 25900 pernikahan yang tercatat dalam Kantor Wilayah Kementerian Agama D.I Yogyakarta atau setara dengan 1,66% dari jumlah seluruh pernikahan dan tersebar di kabupaten-kabupaten yang ada di D.I Yogyakarta. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang menduduki angka tertinggi dalam pernikahan dini ditahun 2013 yaitu 118 orang nikah usia muda, disusul dengan Kabupaten Gunungkidul (116
3 orang) dan terendah yaitu Kota Yogyakarta (49 orang) (Kementerian Agama kantor Wilayah D.I Yogyakarta 2014). Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah D.I Yogyakarta yang memiliki 17 kecamatan yang tersebar. Kecamatan Banguntapan adalah kecamatan yang memiliki jumlah pernikahan dini terbanyak dikabupaten Bantul yaitu sejumlah 53 orang nikah dini tahun 2012 dan 21 orang nikah dini tahun 2013, terbanyak kedua terdapat di kecamatan Sewon yaitu 15 orang nikah dini di tahun 2013 (Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, 2014). Dari data diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Gambaran Karakteristik Perempuan yang Menikah Usia Dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta untuk mengetahui apakah karakteristik yang mempengaruhi seorang remaja perempuan melakukan pernikahan dini yang disebutkan diatas sesuai dengan yang dialami oleh perempuan yang menikah dini di kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah Bagaimana karakteristik perempuan yang melakukan pernikahan dini di kecamatan Banguntapan C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui karakteristik perempuan yang telah menikah diusia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: a. Gambaran karakteristik umur saat menikah perempuan yang menikah usia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
4 b. Gambaran karakteristik perempuan yang menikah diusia dini berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. c. Gambaran Karakteristik pendidikan orang tua dari perempuan yang menikah usia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. d. Gambaran karakteristik menurut penghasilan dari keluarga perempuan yang menikah usia dini di Kecamatan banguntapan, Bantul, Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan terutama tentang karakteristik perempuan yang menikah usia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2. Manfaat praktis a. Bagi pengunjung perpustakaan STIKES A. Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan STIKES A. Yani Yogyakarta dan menjadi penambah pengalaman, pengetahuan bagi pembaca perpustakaan terutama tentang karakteristik perempuan yang menikah usia dini. b. Bagi peneliti Dapat mengembangkan wawasan tentang karakteristik perempuan yang menikah usia dini di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. c. Bagi remaja Dapat menambah pengetahuan remaja tentang pernikahan dini sehingga dapat mengurangi angka terjadinya pernikahan dini terutama di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
5 E. Keaslian penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui persentase tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi perempuan yang melakukan pernikahan diusia dini. 1. Siti Yuli Astuty (2011) melakukan penelitian berjudul Faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda dikalangan remaja di desa Tembung kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pernikahan diusia dini dan tingkat pendidikannya. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskrtiptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda dikalangan remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. Teknik penentuan informan yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Yaitu penarikan sampel yang ditetapkan dengan sengaja oleh penulis, didasarkan atas kriteria yang dimaksud adalah penduduk yang berada di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil 3 informan yaitu 3 pasangan remaja yang melakukan pernikahan usia muda dan 1 informan adalah orangtua dari remaja yang telah menikah usia muda mengenai pernikahan usia muda yang dianggap dapat menggambarkan dari apa yang dipertanyakan pada rumusan masalah. Hasil penelitian ini adalah: pada remaja yang tidak sekolah terdapat 16,6% remaja yang menikah di usia muda, 6.7% remaja yang hamil anak pertama dan 23,3% yang sudah pernah melahirkan. Pada remaja yang tidak tamat SD terdapat 17,2% remaja yang sudah menikah di usia muda, 4,9% remaja yang hamil anak pertama dan 22,0% remaja yang sudah pernah melahirkan. Pada remaja yang tamat SD terdapat 17,5% remaja yang sudah menikah di usia muda, 5,2% remaja yang hamil anak pertama dan 22,7% remaja yang sudah pernah melahirkan.
6 Sedangkan pada remaja yang tidak tamat SMP terdapat 4,1% remaja yang sudah menikah di usia muda, 1,1% remaja yang hamil anak pertama dan 5,20% remaja yang sudah pernah melahirkan. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang digunakan populasi, dan lokasi penelitian. 2. Rafidah dkk (2009) melakukan penelitian berjudul Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo jawa Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini sebesar 90 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel dalam bentuk deskripsi karakteristik responden dan orangtua responden, analisis bivariabel dengan uji chi square. Hasil penelitiannya adalah karakteristik pendidikan responden sebagian besar adalah rendah (73,3%), dan sebagian besar karakteristik dari status ekonomi responden juga rendah yaitu (61,1%). Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah variabel penelitian, populasi, pengambilan sampel, dan lokasi penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikecamatan Banguntapan yang berada di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Banguntapan mempunyai luas wilayah 2.865,9537 Ha, yang terbagi dalam 8 Desa yaitu : a. Desa Banguntapan b. Desa Baturetno c. Desa Singosaren d. Desa Jagalan e. Desa Tamanan f. Desa Wirokerten g. Desa Potorono h. Desa Jambidan Kecamatan Banguntapan dihuni oleh 17.147 Kepala Keluarga (KK). Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Banguntapan adalah 76.513 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 37.752 jiwa dan penduduk perempuan 38.761 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Banguntapan adalah 2670 jiwa/km 2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Banguntapan adalah petani, dari data monografi Kecamatan tercatat 17.869 orang atau 23,39% penduduk bekerja di sektor pertanian. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Banguntapan sebagian besar berpendidikan dasar dan menengah. Pernikahan penduduk di Kecamatan Banguntapan rata-rata dilakukan pada usia remaja akhir (18-21 tahun). 33
34 2. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur menikah, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi perempuan yang menikah usia dini yang tinggal di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Agustus-11 September 2014. 3. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 42 perempuan yang menikah usia dini dikecamatan Banguntapan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Menikah No Umur Menikah Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. Remaja Awal (11-14 tahun) Remaja Menengah (15-17 tahun) Remaja Akhir (l8-21) Total Dari penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Banguntapan, Bantul, ternyata masih ada responden yang telah menikah di masa remaja awal (11-14 tahun) dengan persentase 2,4% dari total sampel. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden 1 20 21 42 2,4 47,6 50,0 100 No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. Pendidikan Dasar (SD,SMP, Sederajat) Pendidikan Menengah (SMA, Sederajat) Pendidikan Tinggi (Diploma, sarjana dll) Total 34 8 0 42 81,0 19,0 0 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang memprihatinkan, yaitu lebih dari 3/4 responden dari total sampel hanya berpendidikan dasar (SD dan SMP), dan tidak ada responden yang berpendidikan tinggi.
35 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ayah Responden No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. Pendidikan Dasar (SD,SMP, Sederajat) Pendidikan Menengah (SMA, Sederajat) Pendidikan Tinggi (Diploma, sarjana dll) Total 28 14 0 42 66,7 33,3 0 100 Tabel diatas menyatakan bahwa 2/3 ayah responden memiliki tingkat pendidikan yang masih dasar dan tidak ada ayah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. Pendidikan Dasar (SD,SMP, Sederajat) Pendidikan Menengah (SMA, Sederajat) Pendidikan Tinggi (Diploma, sarjana dll) Total 33 9 0 42 78,6 21,4 0 100 Frekuensi pendidikan terakhir ibu responden bahkan lebih dari 3/4 hanya memiliki tingkat pendidikan dasar dan tidak ada satu orang pun ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi No Penghasilan keluarga (perbulan) Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. < Rp. 1.125.000 > Rp. 1.125.000 Total 33 9 42 78,6 21,4 100 Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ekonomi keluarga perempuan yang menikah usia dini ternyata lebih dari 3/4 keluarga berpenghasilan rendah (< Rp. 1.125.000)
36 B. Pembahasan Pernikahan usia dini atau perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan pada usia remaja. Perkawinan remaja selain mencerminkan rendahnya status wanita, juga merupakan tradisi sosial yang menopang tingginya tingkat kesuburan. Hal ini menyebabkan periode melahirkan yang dihadapi oleh pengantin remaja relatif lebih panjang, disamping resiko persalinan yang semakin tinggi karena secara fisik mereka belum siap melahirkan (Romauli, 2012). Beberapa karakteristik yang mempengaruhi seorang remaja perempuan untuk menikah diantaranya adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi (Fadlyana, 2009). 1. Karakteristik Umur Responden saat Menikah Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Banguntapan, Bantul, menunjukkan ternyata masih ada responden yang telah menikah di masa remaja awal (11-14 tahun) dengan persentase 2,4% dari total sampel. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010), perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2% atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. Pernyataan diatas menyatakan bahwa ditahun 2014, angka pernikahan dini di Kecamatan Banguntapan lebih tinggi dibandingkan angka pernikahan dini di Indonesia tahun 2010. Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 Pasal 7 ayat 1 berbunyi: Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan ada remaja yang menikah di usia 14 tahun. Hal ini sudah jelas terjadi pelanggaran hukum, namun tidak ada sanksi yang diberikan oleh pelanggar tersebut. Kenapa tidak ada sanksi, karena pihak orang tua mengatakan bahkan umur remaja tersebut sudah 16 tahun. Pernikahan yang terjadi pada usia yang sangat muda dapat mengakibatkan kematian ibu sesuai dengan pernyataan dari Romauli (2012)
37 yang menyatakan bahwa kematian ibu pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. 2. Karakteristik Pendidikan Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk karakteristik pendidikan, pendidikan terakhir responden tertinggi memiliki tingkat pendidikan dasar (SD,SMP sederajat) yang lebih dari 3/4 responden dari total sampel yaitu sebesar (81,0%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafidah dkk (2009) dengan hasil penelitiannya adalah karakteristik pendidikan responden sebagian besar adalah rendah (73,3%). Eddy Fadlyana (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan, semakin mendorong untuk menikah diusia dini. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak lagi bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggungjawab baru, yaitu sebagai istri dan calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah, yang diharapkan berperan lebih banyak mengurus rumah tangga. Penelitian ini menggambarkan bahwa di Indonesia terutama di kecamatan Banguntapan masih banyak anak anak yang tidak mendapatkan hak nya yaitu menghabiskan masa remaja dengan belajar dan bermain dengan teman sebayanya. Mereka dituntut untuk menjadi dewasa di usianya yang masih remaja dan harus memenuhi kebutuhan rumah tangganya yang seharusnya belum menjadi tanggung jawab mereka. Hal ini juga masih jauh dari harapan Pemerintah yang menyatakan wajib belajar selama 12 tahun sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.13 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 7 yaitu: Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya program rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun. Setiap orang tua/wali peserta didik wajib mendukung pelaksanaan program rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun (Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.13 tahun 2012).
38 3. Karakteristik Pendidikan Orang tua Responden Pendidikan orang tua dalam penelitian ini juga memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebagian besar orang tua memiliki pendidikan dasar yaitu 2/3 ayah responden berpendidikan dasar (66,7%), bahkan lebih dari 3/4 ibu responden berpendidikan dasar (78,6%), dan tidak ada orang tua responden yang berpendidikan tinggi. Hal ini menyatakan bahwa pendidikan orang tua juga mempengaruhi terjadinya pernikahan dini karena dari pendidikan orang tua yang yang masih dasar, para orang tua tidak mengetahui bahwa pernikahan dini sangat rentan dengan terjadinya gangguan kesehatan atau masalah lain pada seorang remaja terutama pada remaja perempuan. Martino (2004) menyatakan dalam penelitiannya bahwa tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi kecenderungan pada anak untuk menikah dini karena pendidikan orang tua yang rendah sangat rentan untuk anak melakukan pernikahan dini. Hal ini disebabkan karena orang tua kurang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang dampak dari pernikahan dini sehingga orang tua juga mendukung anak untuk melakukan pernikahan dini. Pendidikan yang masih dasar, menjadikan sebagian orang tua tidak mengetahui bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 12 tahun, adapun orang tua yang telah mengetahui kebijakan pemerintah untuk wajib belajar 12 tahun menyatakan bahwa meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan itu dan telah mengadakan pendidikan gratis, tetapi masih banyak biaya-biaya yang harus dikeluarkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan anaknya untuk sekolah, sedangkan dengan penghasilan yang dihasilkan keluarga kurang dari UMK, dan penghasilan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 4. Karakteristik Tingkat Ekonomi Penelitian tentang tingkat ekonomi yang telah dilakukan, lebih dari 3/4 keluarga perempuan yang menikah usia dini memiliki tingkat ekonomi yang rendah yaitu dibawah UMK daerah Kabupaten Bantul tahun 2014
39 (Rp.1.125.000) sejumlah 78,6%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rafidah dkk (2009) yang menyatakan bahwa sebagian besar karakteristik dari status ekonomi responden adalah rendah yaitu (61,1%). Pernikahan mereka terjadi karena faktor ekonomi orang tua mereka yang rendah sehingga mengganggap dengan menikah mereka dapat mengurangi beban ekonomi orang tua, dan hal ini pun di setujui oleh orang tua mereka. Eddy Fadlyana (2009) yang menyatakan bahwa motif ekonomi, harapan tercapainya keamanan sosial dan finansial setelah menikah menyebabkan banyak orangtua menyetujui pernikahan usia dini. Secara umum, pernikahan anak lebih sering dijumpai di kalangan keluarga miskin, meskipun terjadi pula di kalangan keluarga ekonomi atas. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: C. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya menggunakan analisis univariate. Penelitian ini hanya meneliti karakteristik perempuan yang menikah dini (pendidikan dan ekonomi) dan dirasa kurang lengkap karena tidak menggali tentang dampak-dampak atau masalah-masalah yang terjadi pada pernikahan dini. 2. Cheklist yang di tinggal dan di ambil sore harinya tidak dapat dijamin kebenarannya karena tidak diketahui yang mengisi cheklist tersebut responden sendiri atau orang lain. 3. Karakteristik pendidikan didalam cheklist dan pembahasan tidak mencantumkan keterangan tentang bagaimana dengan responden yang berpendidikan tidak lulus SD maupun yang tidak bersekolah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Karakteristik Perempuan yang Menikah Usia Dini di Kecamatan Banguntapan Bantul Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik umur menikah, masih ada responden yang telah menikah di masa remaja awal (11-14 tahun) dengan persentase 2,4% dari total sampel 2. Karakteristik tentang tingkat pendidikan perempuan yang menikah usia dini yaitu: a. Pendidikan terakhir responden tertinggi memiliki tingkat pendidikan dasar, (SD,SMP, sederajat) yang lebih dari 3/4 responden dari total sampel yaitu sebesar (81,0%) b. Pendidikan ayah responden sebagian besar juga berpendidikan dasar yaitu 2/3 ayah responden berpendidikan dasar (66,7%). c. Pendidikan ibu responden bahkan lebih dari 3/4 ibu responden berpendidikan dasar (78,6%), dan tidak ada yang menempuh pendidikan tinggi. 3. Karakteristik tingkat ekonomi keluarga responden lebih dari 3/4 keluarga perempuan yang menikah dini memiliki tingkat ekonomi yang rendah yaitu dibawah UMK Kabupaten Bantul tahun 2014 (Rp.1.125.000) sejumlah (78,6%). B. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pengunjung perpustakaan STIKES A.Yani Yogyakarta Pengunjung perpustakaan STIKES A.Yani Yogyakarta lebih mengetahui secara mendalam tentang pernikahan dini dan lebih 40
41 meningkatkan wawasannya dengan banyak membaca dari referensi-referensi yang berhubungan dengan pernikahan dini. 2. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang hanya menggunakan analisis univariate menjadi penelitian bivariate. 3. Bagi remaja Remaja, terutama remaja dikecamatan Banguntapan untuk lebih mementingkan pendidikan dan wawasan yang tinggi agar dapat mengetahui dampak-dampak yang terjadi dalam pernikahan dini sehingga mengurangi angka terjadinya pernikahan dini.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Astuty, S. (2011). Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Usia Muda Dikalangan Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. skripsi. Dahlan, S. (2012). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. Dewi, M., A. wawan. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Fadlyana, E & Shinta L. (2009) Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri,Vol 11, No 2. Ihsan. (2008). Tuntunan praktis rumah tangga bahagia. Surabaya: BP-4 Jatim: salemba medika. Kartono, K. (2007). Psikologi Wanita 2 Mengenal Wanita Sebagai Ibu & Nenek. Bandung: Mandar Maju. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 279/Kep/2013 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. (2005). Prinsip prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 7 tahun 2013 tentang Upah Minimum: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep.250/MEN/XII/2008 tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Purnastuti, L. (2006). Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Yogyakarta: Grasindo. Rafidah., Ova E., & Budi W. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 2. Romauli, S, & Anna Vida, V. (2012). Kesehatan Reproduksi buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sarwono, S. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Saryono, & Ari S. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV,S1, dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sunartiningsih. (2013). Mengenal dan Memahami Hakekat Perkawinan. Artikel terbit tanggal 7 oktober 2013: BKKBN. Tim Pena Cendikia. (2007). Wahana IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 3. Bogor: Quadra. Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Pustaka: Yayasan Peduli Anak Negeri (YPAN). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Presiden Republik Indonesia.