PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI PERDESAAN Johny Ivan, ST Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Johny Ivan adalah salah seorang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2229 K/74/ MEM/2011 Tanggal 27 September 2011 tentang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2011. Dalam lampiran Keputusan Menteri ESDM tersebut, Johny Ivan dinyatakan berjasa luar biasa sebagai pelopor, motivator yang berkomitmen tinggi mengembangkan, menyediakan, dan memanfaatkan energi, mewujudkan pembangunan PLTMH berkapasitas 870 kw/3550 KK, mendirikan Pusat Litbang Mikrohidro dan Bengkel "PROWATER", menghasilkan 52 Unit Turbin yang berdampak meningkatnya rasio elektrifikasi, kesadaran menjaga lingkungan, perekonomian, sosial, dan budaya masyarakat sekitar, secara lebih luas pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Hingga saat ini masih banyak masyarakat pedesaan di pelosok tanah air yang belum sepenuhnya 'merdeka' bisa menikmati penerangan lisitrik. Kehidupan masyarakat di perdesaan terpencil yang umumnya tidak hanya kekurangan kebutuhan hidup yang pokok namun juga pasokan daya listrik. Pilihan energi yang tersedia adalah kayu bakar dan sistem produksi listrik yang mahal serta tidak efisien karena sebagian besar diperkotaan. Menyikapi hal tersebut, Johny Ivan bersama masyarakat desa, di tahun 2003 membentuk wadah semacam organisasi masyarakat yang dinamakan Program Wahana Terpadu (PROWATER) yang melakukan penelitian dan pengembangan serta pendidikan mengenai PLTMH. Dalam pengelolaan PLTMH, selalu mengutamakan partisipasi dan swadaya masyarakat dan ramah lingkungan. 1. PROGRAM WAHANA TERPADU Permasalahan PLTMH di Sumatera Barat dan juga provinsi lain pada umumnya adalah pengelolaan yang kurang baik. Akibatnya banayk bantuan PLTMH ketika rusak tidak dapat diperbaiki, karena Pemerintah tidak lagi menanggung biaya pemeliharaan PLTMH tersebut. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya suatu wadah yang dapat memberikan motivasi dan pengetahuan tentang PLTMH dan pengelolaannya secara swadaya, serta pentingnya penggalangan dana guna keberlanjutan PLTMH. Selain itu, pembangunan PLTMH tidak boleh selalu bergantung pada proyek pemerintah. Perlu adanya partisipasi masyarakat baik dari sisi pendanaan, bangunan sipil dan peralatan elektrikal mekanikal. Ketiga hal ini saling berkaitan mengingat bila bangunan sipil dan peralatan mampu dibuat sendiri oleh masyarakat desa maka hal ini akan mengurangi dana yang diperlukan. 11
Dari kedua permasalahan tersebut, pada tahun 2003 dibentuklah Program Wahana Terpadu (PROWATER) yang merupakan wadah untuk mengembangkan kepedulian dan keberpihakan terhadap persoalan akses energi yang efisien, ramah lingkungan, kemiskinan energi di perdesaan serta pembangunan berkelanjutan. Selain itu, PROWATER juga menjadi Pusat Pengembangan dan Penelitian Mikrohidro di Sumatera Barat. Keberadaan PROWATER terus dikembangkan sehingga tahun 2005 mempunyai bengkel produksi PLTMH yang dinamakan bengkel Turbin PROWATER. 2. PERAN PROWATER DITENGAH MASYARAKAT Keberadaan PROWATER dimulai dari pemberian bantuan perbaikan PLTMH yang sudah ada secara cuma-cuma mengingat masyarakat desa tidak mempunyai dana untuk perbaikan. Tetapi, dalam proses perbaikan tersebut terkandung unsur pendidikan karena, masyarakat diberi syarat untuk mengelola PLTMH dengan baik dengan biaya dikumpulkan melalui iuran masyarakat sendiri untuk keberlanjutan PLTMH. Seiring dengan waktu, semakin banyak kelompok masyarakat pengguna PLTMH yang sadar akan perlu perlunya mengelola PLTMH, namun sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana mengelola PLTMH. Berangkat dari permasalahan tersebut, PROWATER berperan sebagai mediator dan fasilitator bagi masyarakat dalam mendiskusikan permasalahan PLTMH. Sampai dengan saat ini, PROWATER terus aktif menjadi pusat litbang PLTMH sehingga menjadi tempat belajar dan praktek tidak hanya masyarakat tetapi bagi siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan universitas yang ada di Sumatera Barat. Tidak puas dan berhenti hanya pada kegiatan pemeliharaan, litbang dan diklat PLTMH saja, maka pada tahun 2005, dengan dana pribadi dan bantuan masyarakat desa, PROWATER membangun sebuah PLTMH dengan kapasitas 50 kw yang berlokasi di Desa Wonorejo, Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatera Barat. PLTMH yang selesai dibangun pada awal 2007. Hingga saat ini mampu melistriki 135 rumah. Pada tahun 2008, pengelolaan PLTMH tersebut diserahkan kepada masyarakat yang telah mendapat pendidikan dari PROWATER. Selain PLTMH di Wonorejo, beberapa PLTMH lain juga dibangun masyarakat secara swadaya dibantu PROWATER baik tenaga maupun peralatan.antara lain seperti PLTMH Kinali di Kabupaten Pasaman Barat Pengerjaan PLTMH bersama-sama dengan masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1. PLTMH- PLTMH tersebut telah menjadi percontohan bagi masyarakat desa lain untuk mengembangkan PLTMH di desa-nya. Walaupun tujuan awal pendirian PROWATER hanyalah untuk menyediakan wadah komunikasi PLTMH di wilayah Sumatera Barat, namun dalam perjalanannya berkembang sekarang telah memiliki bengkel Turbin PROWATER yang mampu memproduksi turbin sendiri. Tujuan produksi turbin adalah untuk menekan biaya pembangunan PLTMH sehingga akan meningkatkan jumlah PLTMH di Sumatera Barat. Bengkel ini berkembang dengan baik sehingga pengguna turbin PROWATER meluas ke provinsi lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa turbin yang diproduksi PROWATER mempunyai harga yang kompetitif yang mampu mengurangi biaya pembangunan PLTMH. Selain itu, keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama aktif PROWATER dengan berbagai instansi, seperti MHPP (Micro Hydro Power Project), GTZ (Gesellschaft Technische Zusammenarbeit) dan PNPM-LMP (Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Lembaga Masyarakat Pedesaan), kerjasama dengan TSU (Tecnical Suport Unit Microhydro). Berikut ini beberapa contoh kegiatan yang dilakukan bersama-sama yaitu: a. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan untuk PLTMH yang dibangun tahun 2006/2007 di Sumatera Barat. tahun 2006 s/d 2007. 12
Gambar 1. Suasana gotong royong membangun PLTMH b. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan, serta pembangunan 1 unit PLTMH Muaro Air untuk PLTMH yang dibangun tahun 2007/2008 di Sumatera Barat, c. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan untuk PLTMH yang dibangun tahun 2008/2009 di Sumatera Barat, d. Studi banding dan pelatihan pengelola PLTMH Nanggro Aceh Darusalam tentang penyiapan masyarakat untuk PLTMH berkelanjutan di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, e. Survei lokasi PLTMH. 3. TURBIN PROWATER Berbicara turbin PROWATER tidak terlepas dari pada awal didirikannya di tahun 2005, bengkel Turbin PROWATER yang hanya dilengkapi dengan peralatan yang sederhana dan seadanya. Walaupun begitu, bengkel ini sudah mampu membuat jenis turbin crossflow. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, memperkaya pengalaman, sehingga pada tahun 2007 bengkel mulai memproduksi jenis turbin lainnya yaitu propeller. Gambar 3 memperlihatkan turbin-turbin produksi bengkel Turbin PROWATER. Total turbin PLTMH yang telah dipasang oleh PROWATER hingga tahun 2011 sebanyak 52 unit dan yang sedang tahap pengerjaan sebanyak 19 unit. Hasil dari penjualan turbin tersebut digunakan untuk keperluan biaya kegiatan sosial, pengembangan dan penelitian PLTMH serta modal untuk fabrikasi turbin berikutnya. Turbin yang dibuat saat ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera Barat saja, tapi juga sampai ke daerah Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan Bengkulu. Seluruh PLTMH yang telah dibangun tersebut berkapasitas total 1.228 kw (1,23 MW) dan telah dinikmati oleh 6.630 kepala keluarga (KK). Dalam pengelolaan PLTMH, PROWATER selalu mengutamakan pengorganisasian didasarkan kepada swadaya yang melibatkan masyarakat setempat dan orang yang peduli akan penyediaan energi yang ramah lingkungan bagi masyarakat pedesaan. 4. DAMPAK DAN MANFAAT Dampak dan manfaat pembangunan dan pengembangan PLTMH yang dilakukan PROWATER terhadap perekonomian masyarakat antara lain; 13
Gambar 3. Johni Ivan dan turbin PROWATER a. Meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat mengingat awalnya kegiatan ekonomi masyarakat di pelosok-pelosok daerah hanya dilakukan siang hari, kini aktivitas perekonomian bisa juga dilakukan hingga malam hari. b. Berkembang jenis kegiatan baru di pedesaan dengan adanya fasilitas listrik, seperti pembuatan perabot, bengkel, huller, penggilingan kopi dan sebagainya. c. Tercipta lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar bengkel turbin. Dampak dan manfaat kerja keras PROWATER terhadap sosial budaya masyarakat antara lain; 1) Meningkatnya pengetahuan di bidang energi, 2) Meningkatnya informasi pembangunan, 3) Kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup di sekitar sungai, 4) Masyarakat belajar berorganisasi khususnya mengelola PLTMH yang baik. Sedangkan dampak terhadap pengelolaan energi antara lain; 1) Meningkatnya rasio elektrifikasi desa berlistrik, 2) Mendorong penyediaan dan keberlanjutan PLTMH, 3) Membantu pemerintah dalam peningkatan akses energi dan listrik perdesaan yang berwawasan lingkungan. Hasil produk PLTMH PROWATER juga telah menginspirasi praktisi dan akademisi lain seperti dari Politeknik Universitas Andalas Padang, Universitas Bung Hatta Padang, Universitas Siah Kuala Lhokseumawe dan beberapa praktisi lainnya yang bergerak di kegiatan energi baru dan terbarukan. 5. PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN Prospek keberlanjutan kegiatan PLTMH yang telah dibangun selalu dikelola dengan cara swadaya, baik yang berasal dari proyek Pemerintah, PNPM, MHPP, GTZ, maupun hibah dan juga swadaya masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan kegiatan agar tetap berkelanjutan, PROWATER terus mengembangkan strategi penciptaan produk baru yang lebih baik. Selain membuat turbin, PROWATER juga membuat bengkel pengecoran alumunium. 14
Dengan adanya diversifikasi produk tersebut, PROWATER berharap mampu membeli peralatan yang lebih baik sehingga perbengkelan bisa lebih maju dan berkembang. Dimasa mendatang, bengkel Turbin PROWATER akan dipisahkan dari PROWATER karena bengkel tersebut sudah mendatangkan keuntungan dan akan diwadahi dalam bentuk usaha yang memiliki NPWP dan kewajiban pajak-pajak. Hal ini bertujuan agar bengkel tersebut dapat lebih berkembang dan mandiri. Selain itu, PROWATER sedang mempertimbangkan untuk mendaftarkan paten atas produk-produk yang telah diciptakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kesadaran atas hak kekayaan intelektual. Pada bidang litbang dan diklat PLTMH, PROWATER akan terus mengembangkan PLTMH melalui diklat agar muncul pusat-pusat lembaga/ yayasan yang menangani PLTMH di daerah lain sehingga energi listrik dapat segera dinikmati oleh masyarakat pedesaan di seluruh pelosok tanah air yang membutuhkan. Untuk itu, PROWATER sedang menyiapkan bahan-bahan untuk menyusun buku tentang berbagai jenis produk PLTMH yang diciptakan agar dapat dipelajari dan ditiru sehingga muncul kegiatankegiatan sejenis di daerah lain. * Disusun oleh Bambang Yunianto, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara 15