PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

dokumen-dokumen yang mirip
KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Plt Menteri ESDM menekankan pentingnya pengembangan inovasi dalam berbagai aspek dan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014 Rancang Bangun Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengelola Potensi Sumber Daya Air melalui Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mini/Mikro Hidro

LUMBUNG ENERGI DAN LISTRIK. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2011 S A R I

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan mempunyai potensi energi air yang besar. Penggunaan PLTMh sebagai energi alternatif yang cost friendly,

Kerangka Acuan Kerja/KAK

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011).

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA PENGURUSAN DAN PENGAWASANNYA

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

Mendukung Pengentasan Kemiskinan melalui Perencanaan Energi Daerah di Indonesia

2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI

Kerangka Acuan Kerja/KAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BENTUK PIALA PENGHARGAAN ENERGI

55*147UIK MENTERI ENERGI DAN SOMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik serta pola pikir masyarakat yang lebih mengutamakan budaya turun

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia dalam bumi negara kita ini. Contohnya

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

Kerangka Acuan Kerja/KAK

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

SUATU GAGASAN DALAM MEMACU PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA BONGGAS L. TOBING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2841 K/74/MEM/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

TINJAUAN KONSTRUKSI BANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) LAE KOMBIH III PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

KONDISI RIIL KEBUTUHAN ENERGI DI INDONESIA DAN SUMBER-SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

KAJIAN POTENSI DAN TEKNO EKONOMI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI WILAYAH SULAWESI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ahmad Ragana Yudha, 2014 Optimalisasi Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Berskala Pico Hydro

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN

Rekonstruksi Upaya Penyelamatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro Di Desa Rumah Sumbul Tiga Juhar - Deli Serdang

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 7,3 6,5 11,0 9,4 10,2 9,6 13,3 12,0 9,6 9,0 12,9 10,4 85,3 80,4 78,1 83,6 74,4 75,9 65,5 76,6 71,8 74,0 61,2 73,5

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

BAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999

MENUJU RASIO ELEKTRIFIKASI 99 PERSEN PADA 2019

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

PERANAN DAN TANTANGAN AKLI DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN RENEWABLE ENERGI DI NUSA TENGGARA TIMUR

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk kebutuhan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

Transkripsi:

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI PERDESAAN Johny Ivan, ST Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Johny Ivan adalah salah seorang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2229 K/74/ MEM/2011 Tanggal 27 September 2011 tentang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2011. Dalam lampiran Keputusan Menteri ESDM tersebut, Johny Ivan dinyatakan berjasa luar biasa sebagai pelopor, motivator yang berkomitmen tinggi mengembangkan, menyediakan, dan memanfaatkan energi, mewujudkan pembangunan PLTMH berkapasitas 870 kw/3550 KK, mendirikan Pusat Litbang Mikrohidro dan Bengkel "PROWATER", menghasilkan 52 Unit Turbin yang berdampak meningkatnya rasio elektrifikasi, kesadaran menjaga lingkungan, perekonomian, sosial, dan budaya masyarakat sekitar, secara lebih luas pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Hingga saat ini masih banyak masyarakat pedesaan di pelosok tanah air yang belum sepenuhnya 'merdeka' bisa menikmati penerangan lisitrik. Kehidupan masyarakat di perdesaan terpencil yang umumnya tidak hanya kekurangan kebutuhan hidup yang pokok namun juga pasokan daya listrik. Pilihan energi yang tersedia adalah kayu bakar dan sistem produksi listrik yang mahal serta tidak efisien karena sebagian besar diperkotaan. Menyikapi hal tersebut, Johny Ivan bersama masyarakat desa, di tahun 2003 membentuk wadah semacam organisasi masyarakat yang dinamakan Program Wahana Terpadu (PROWATER) yang melakukan penelitian dan pengembangan serta pendidikan mengenai PLTMH. Dalam pengelolaan PLTMH, selalu mengutamakan partisipasi dan swadaya masyarakat dan ramah lingkungan. 1. PROGRAM WAHANA TERPADU Permasalahan PLTMH di Sumatera Barat dan juga provinsi lain pada umumnya adalah pengelolaan yang kurang baik. Akibatnya banayk bantuan PLTMH ketika rusak tidak dapat diperbaiki, karena Pemerintah tidak lagi menanggung biaya pemeliharaan PLTMH tersebut. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya suatu wadah yang dapat memberikan motivasi dan pengetahuan tentang PLTMH dan pengelolaannya secara swadaya, serta pentingnya penggalangan dana guna keberlanjutan PLTMH. Selain itu, pembangunan PLTMH tidak boleh selalu bergantung pada proyek pemerintah. Perlu adanya partisipasi masyarakat baik dari sisi pendanaan, bangunan sipil dan peralatan elektrikal mekanikal. Ketiga hal ini saling berkaitan mengingat bila bangunan sipil dan peralatan mampu dibuat sendiri oleh masyarakat desa maka hal ini akan mengurangi dana yang diperlukan. 11

Dari kedua permasalahan tersebut, pada tahun 2003 dibentuklah Program Wahana Terpadu (PROWATER) yang merupakan wadah untuk mengembangkan kepedulian dan keberpihakan terhadap persoalan akses energi yang efisien, ramah lingkungan, kemiskinan energi di perdesaan serta pembangunan berkelanjutan. Selain itu, PROWATER juga menjadi Pusat Pengembangan dan Penelitian Mikrohidro di Sumatera Barat. Keberadaan PROWATER terus dikembangkan sehingga tahun 2005 mempunyai bengkel produksi PLTMH yang dinamakan bengkel Turbin PROWATER. 2. PERAN PROWATER DITENGAH MASYARAKAT Keberadaan PROWATER dimulai dari pemberian bantuan perbaikan PLTMH yang sudah ada secara cuma-cuma mengingat masyarakat desa tidak mempunyai dana untuk perbaikan. Tetapi, dalam proses perbaikan tersebut terkandung unsur pendidikan karena, masyarakat diberi syarat untuk mengelola PLTMH dengan baik dengan biaya dikumpulkan melalui iuran masyarakat sendiri untuk keberlanjutan PLTMH. Seiring dengan waktu, semakin banyak kelompok masyarakat pengguna PLTMH yang sadar akan perlu perlunya mengelola PLTMH, namun sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana mengelola PLTMH. Berangkat dari permasalahan tersebut, PROWATER berperan sebagai mediator dan fasilitator bagi masyarakat dalam mendiskusikan permasalahan PLTMH. Sampai dengan saat ini, PROWATER terus aktif menjadi pusat litbang PLTMH sehingga menjadi tempat belajar dan praktek tidak hanya masyarakat tetapi bagi siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan universitas yang ada di Sumatera Barat. Tidak puas dan berhenti hanya pada kegiatan pemeliharaan, litbang dan diklat PLTMH saja, maka pada tahun 2005, dengan dana pribadi dan bantuan masyarakat desa, PROWATER membangun sebuah PLTMH dengan kapasitas 50 kw yang berlokasi di Desa Wonorejo, Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatera Barat. PLTMH yang selesai dibangun pada awal 2007. Hingga saat ini mampu melistriki 135 rumah. Pada tahun 2008, pengelolaan PLTMH tersebut diserahkan kepada masyarakat yang telah mendapat pendidikan dari PROWATER. Selain PLTMH di Wonorejo, beberapa PLTMH lain juga dibangun masyarakat secara swadaya dibantu PROWATER baik tenaga maupun peralatan.antara lain seperti PLTMH Kinali di Kabupaten Pasaman Barat Pengerjaan PLTMH bersama-sama dengan masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1. PLTMH- PLTMH tersebut telah menjadi percontohan bagi masyarakat desa lain untuk mengembangkan PLTMH di desa-nya. Walaupun tujuan awal pendirian PROWATER hanyalah untuk menyediakan wadah komunikasi PLTMH di wilayah Sumatera Barat, namun dalam perjalanannya berkembang sekarang telah memiliki bengkel Turbin PROWATER yang mampu memproduksi turbin sendiri. Tujuan produksi turbin adalah untuk menekan biaya pembangunan PLTMH sehingga akan meningkatkan jumlah PLTMH di Sumatera Barat. Bengkel ini berkembang dengan baik sehingga pengguna turbin PROWATER meluas ke provinsi lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa turbin yang diproduksi PROWATER mempunyai harga yang kompetitif yang mampu mengurangi biaya pembangunan PLTMH. Selain itu, keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama aktif PROWATER dengan berbagai instansi, seperti MHPP (Micro Hydro Power Project), GTZ (Gesellschaft Technische Zusammenarbeit) dan PNPM-LMP (Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Lembaga Masyarakat Pedesaan), kerjasama dengan TSU (Tecnical Suport Unit Microhydro). Berikut ini beberapa contoh kegiatan yang dilakukan bersama-sama yaitu: a. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan untuk PLTMH yang dibangun tahun 2006/2007 di Sumatera Barat. tahun 2006 s/d 2007. 12

Gambar 1. Suasana gotong royong membangun PLTMH b. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan, serta pembangunan 1 unit PLTMH Muaro Air untuk PLTMH yang dibangun tahun 2007/2008 di Sumatera Barat, c. Penyiapan/ penguatan lembaga pengelola pedesaan untuk PLTMH yang dibangun tahun 2008/2009 di Sumatera Barat, d. Studi banding dan pelatihan pengelola PLTMH Nanggro Aceh Darusalam tentang penyiapan masyarakat untuk PLTMH berkelanjutan di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, e. Survei lokasi PLTMH. 3. TURBIN PROWATER Berbicara turbin PROWATER tidak terlepas dari pada awal didirikannya di tahun 2005, bengkel Turbin PROWATER yang hanya dilengkapi dengan peralatan yang sederhana dan seadanya. Walaupun begitu, bengkel ini sudah mampu membuat jenis turbin crossflow. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, memperkaya pengalaman, sehingga pada tahun 2007 bengkel mulai memproduksi jenis turbin lainnya yaitu propeller. Gambar 3 memperlihatkan turbin-turbin produksi bengkel Turbin PROWATER. Total turbin PLTMH yang telah dipasang oleh PROWATER hingga tahun 2011 sebanyak 52 unit dan yang sedang tahap pengerjaan sebanyak 19 unit. Hasil dari penjualan turbin tersebut digunakan untuk keperluan biaya kegiatan sosial, pengembangan dan penelitian PLTMH serta modal untuk fabrikasi turbin berikutnya. Turbin yang dibuat saat ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera Barat saja, tapi juga sampai ke daerah Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan Bengkulu. Seluruh PLTMH yang telah dibangun tersebut berkapasitas total 1.228 kw (1,23 MW) dan telah dinikmati oleh 6.630 kepala keluarga (KK). Dalam pengelolaan PLTMH, PROWATER selalu mengutamakan pengorganisasian didasarkan kepada swadaya yang melibatkan masyarakat setempat dan orang yang peduli akan penyediaan energi yang ramah lingkungan bagi masyarakat pedesaan. 4. DAMPAK DAN MANFAAT Dampak dan manfaat pembangunan dan pengembangan PLTMH yang dilakukan PROWATER terhadap perekonomian masyarakat antara lain; 13

Gambar 3. Johni Ivan dan turbin PROWATER a. Meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat mengingat awalnya kegiatan ekonomi masyarakat di pelosok-pelosok daerah hanya dilakukan siang hari, kini aktivitas perekonomian bisa juga dilakukan hingga malam hari. b. Berkembang jenis kegiatan baru di pedesaan dengan adanya fasilitas listrik, seperti pembuatan perabot, bengkel, huller, penggilingan kopi dan sebagainya. c. Tercipta lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar bengkel turbin. Dampak dan manfaat kerja keras PROWATER terhadap sosial budaya masyarakat antara lain; 1) Meningkatnya pengetahuan di bidang energi, 2) Meningkatnya informasi pembangunan, 3) Kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup di sekitar sungai, 4) Masyarakat belajar berorganisasi khususnya mengelola PLTMH yang baik. Sedangkan dampak terhadap pengelolaan energi antara lain; 1) Meningkatnya rasio elektrifikasi desa berlistrik, 2) Mendorong penyediaan dan keberlanjutan PLTMH, 3) Membantu pemerintah dalam peningkatan akses energi dan listrik perdesaan yang berwawasan lingkungan. Hasil produk PLTMH PROWATER juga telah menginspirasi praktisi dan akademisi lain seperti dari Politeknik Universitas Andalas Padang, Universitas Bung Hatta Padang, Universitas Siah Kuala Lhokseumawe dan beberapa praktisi lainnya yang bergerak di kegiatan energi baru dan terbarukan. 5. PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN Prospek keberlanjutan kegiatan PLTMH yang telah dibangun selalu dikelola dengan cara swadaya, baik yang berasal dari proyek Pemerintah, PNPM, MHPP, GTZ, maupun hibah dan juga swadaya masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan kegiatan agar tetap berkelanjutan, PROWATER terus mengembangkan strategi penciptaan produk baru yang lebih baik. Selain membuat turbin, PROWATER juga membuat bengkel pengecoran alumunium. 14

Dengan adanya diversifikasi produk tersebut, PROWATER berharap mampu membeli peralatan yang lebih baik sehingga perbengkelan bisa lebih maju dan berkembang. Dimasa mendatang, bengkel Turbin PROWATER akan dipisahkan dari PROWATER karena bengkel tersebut sudah mendatangkan keuntungan dan akan diwadahi dalam bentuk usaha yang memiliki NPWP dan kewajiban pajak-pajak. Hal ini bertujuan agar bengkel tersebut dapat lebih berkembang dan mandiri. Selain itu, PROWATER sedang mempertimbangkan untuk mendaftarkan paten atas produk-produk yang telah diciptakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kesadaran atas hak kekayaan intelektual. Pada bidang litbang dan diklat PLTMH, PROWATER akan terus mengembangkan PLTMH melalui diklat agar muncul pusat-pusat lembaga/ yayasan yang menangani PLTMH di daerah lain sehingga energi listrik dapat segera dinikmati oleh masyarakat pedesaan di seluruh pelosok tanah air yang membutuhkan. Untuk itu, PROWATER sedang menyiapkan bahan-bahan untuk menyusun buku tentang berbagai jenis produk PLTMH yang diciptakan agar dapat dipelajari dan ditiru sehingga muncul kegiatankegiatan sejenis di daerah lain. * Disusun oleh Bambang Yunianto, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara 15