BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan ini dilaksanakan dengan mengambil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN MEDURI 01 MARGOMULYO BOJONEGORO 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

BAB III METODE PENELITIAN

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. dan prosedur penelitian yang meliputi; (1) Lokasi Penelitian; (2) metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN

KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti membutuhkan sistematika

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berperan penting bagi manusia adalah pendidikan yang

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BEST PRACTICE MENDAMPINGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran PKn Kelas 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan suatu masalah secara teratur, terus menerus serta berkelanjutan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. tindakan siklus I di laksanakan Tanggal , dengan jumlah siswa yang

Kegiatan Sehari-hari

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bagian terpenting dari pelajaran bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti secara

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis data digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB III METODE PENELITIAN. (d) teknik analisis data, (e) prosedur penelitian. Berikut adalah penjelasan secara

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini dilaksanakan dengan mengambil sebuah model penelitian, yakni penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2) apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; (3) apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka disebut penelitian deskriptif komparatif. Berdasarkan penjelasan di atas, model penelitian yang penulis lakukan dapat dispesifikasikan lagi jenisnya mengingat bagaimana penelitian ini akan dilaksanakan dan diolah. Akhirnya penulis memilih model penelitian deskriptif asosiatif yang dipandang sebagai model penelitian yang tepat untuk penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian ini dipilih karena selain berusaha untuk menjabarkan bagaimana proses kesulitan membaca anak disleksia, penelitian ini juga ingin menganalisis bagaimana hubungan antara ketidakmampuan membaca yang dialami sang anak dengan tiga kemampuan berbahasa lainnya, yakni kemampuan menyimak, menulis, dan berbicara. 28

29 3.2 Variabel Penelitian Penelitian ini hanya mempunyai dua variabel, yaitu kemampuan berbahasa dan kesulitan membaca anak disleksia. 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kemampuan berbahasa _membaca, menyimak, menulis, dan berbicara_ siswa disleksia SLB B-C Yayasan Pendidikan Islam Bandung Raya pada tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian dilakukan di kelas IV D dengan jumlah siswa belajar penderita disleksia sebanyak empat orang. Penunjukan subjek penelitian ini berdasarkan pada : 1) Peneliti mengikuti proses belajar-mengajar di kelas IV D sehingga dapat mengetahui kondisi kelas atau siswa. Keadaan ini akan dapat membantu peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan. 2) Kelas IV D merupakan kelas yang dikhususkan bagi siswa yang kesulitan dalam membaca (disleksia). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Sebagai upaya pengumpulan data-data guna menunjang proses analisis, maka penulis mengambil beberapa langkah yang bisa membantu dalam proses mengumpulkan data-data penelitian. Berikut penulis ajukan beberapa langkah / teknik pengumpulan data yang dilakukan:

30 1) Teknik observasi; sebelum melakukan pengumpulan data bahasa, penulis melakukan observasi terhadap anak penderita disleksia yang terdapat di sekolah-sekolah luar biasa yang ada di Bandung. 2) Teknik wawancara; melalui tahap ini penulis akan melakukan serangkaian tanya jawab dengan kepala sekolah SLB beserta guru yang menangani anak disleksia tersebut, jika memungkinkan juga akan dilakukan tanya jawab dengan orangtua sang anak guna mendapatkan informasi lebih lanjut. 3) Teknik simak; menyimak segala hal yang erat kaitannya dengan proses berbahasa sang anak. 4) Teknik tes baca; penulis akan melakukan beberapa tes terhadap anak disleksia, salah satunya adalah tes membaca. Tes membaca ini akan dilakukan dengan memberikan sebuah buku cerita bergambar dan meminta sang anak membacakannya. 5) Teknik pancing; penulis akan melakukan interaksi komunikasi dengan anak yang bersangkutan, guna mengetahui persepsi yang mampu dihadirkan sang anak terhadap apa yang telah dia baca. Melaui teknik pancing ini, penulis juga dapat mengetahui dan menganalisis kemampuan menyimak dan berbicara anak disleksia. 6) Teknik tulis; penulis akan melakukan tes non-baku dengan mengarahkan anak disleksia untuk menuliskan kembali apa yang telah dia baca/ simak. 7) Teknik asesmen informal; melalui asesmen informal peneliti dapat menyusun bentuk test sesuai dengan karakteristik anak.

31 8) Teknik baca; melalui teknik baca ini penulis dapat mempelajari kendala dan perkembangan sang anak secara keseluruhan dengan melalui data-data yang tersedia di sekolah tersebut. 9) Teknik rekam; guna menghindari kekeliruan saat mendokumentasikan seluruh aspek berbahasa sang anak, yang dalam kasus ini berupa ujaran lisan, maka penulis akan merekam seluruh proses berbahasa sang anak. 3.5 Teknik Pengolahan Data Setelah mendapatkan data-data yang cukup, maka proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah menganalisis data. Data yang pertama kali akan dianalisis adalah kemampuan membaca anak disleksia tersebut. Hal ini dilakukan mengingat pada konsep dasar disleksia itu sendiri yang berarti kesulitan membaca. Bertitik tolak pada konsep dasar tersebut, maka penulis harus melakukan analisis tentang bagaimana pola kesulitan membacanya tersebut, seperti apa bentuk kesulitannya, apa penyebabnya, dan tentu saja bagaimana hubungan antara kesulitan membacanya dengan tiga aspek berbahasa lainnya. Untuk menunjang proses analisis ini, penulis melakukan tiga tahap/teknik yang sangat mendasar, yaitu: 1) Teknik catat; penulis akan mencatat hasil serangkaian tes yang telah dijalankan serta mendokumentasikan seluruh ujaran yang berkaitan dengan kemampuan berbahasanya.

32 2) Teknik evaluasi; seluruh catatan mengenai proses berbahasa sang anak yang telah selesai didokumentasikan kemudian akan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbahasa anak disleksia. 3) Teknik analisis; penulis akan mengkaji hasil evaluasi terhadap proses berbahasa sang anak, sehingga melalui tahap ini akan diketahui beberapa hal: a. Penyimpangan berbahasa seperti apa yang dialami sang anak, dan b. Bagaimana hubungan antar keempat aspek kemampuan berbahasa sang anak. 3.6 Sumber dan Korpus Data Dalam penelitian ini penulis akan memilih salah satu kelompok anak penderita disleksia yang ada di sebuah Sekolah Luar Biasa yang ada di kawasan Kabupaten Bandung Selatan, yaitu SLB B-C Yayasan Pendidikan Islam Bandung Raya. Dalam pemerolehan sumber data penulis melakukan langkah pertama yaitu survei ada atau tidaknya anak penderita disleksia yang melakukan pembelajaran/ terapi di SLB tersebut. Sumber datanya akan dipilih dengan menggunakan klasifikasi umur, yaitu anak berumur 9-11 tahun atau sekitar kelas 4 dan 5 SD. Klasifikasi ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa pada umur sekitar itu, anak memang sudah seharusnya bisa melakukan aktivitas membaca dengan benar. Hal ini akan menghindarkan dari keraguan atas benar atau tidaknya seorang anak menderita disleksia. Data atau korpus data utamanya tentu saja

33 ujaran lisan anak penderita disleksia ketika melakukan aktivitas membaca dan berbahasa lainnya. 3.7 Instrumen Penelitian Ada beberapa alat pembantu yang penulis jadikan instrumen penelitian guna menunjang seluruh proses pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Alat-alat ini dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian, dan sangat cocok dalam hal menjaring data sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Di bawah ini adalah beberapa alat pembantu penelitian yang dipakai: 1) Buku cerita bergambar untuk anak-anak, 2) Lembar asesmen informal/tes buatan; tes membedakan bentuk huruf, tes baca kata, 3) Lembar tulis, 4) Lembar observasi, 5) Lembar evaluasi tes, 6) Lembar analisis berbahasa, dan 7) Lembar identitas. Di bawah ini akan penulis deskripsikan berbagai instrumen penelitian yang digunakan:

34 3.7.1 Asesmen Informal/Tes Buatan Asesmen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal adalah asesmen dengan menggunakan tes baku yang sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu, sedangkan tes informal adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan anak atau dengan tes buatan penulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan asesmen informal (lihat di bawah ini) karena melalui asesmen informal penulis dapat menyusunnya sesuai kemampuan anak disleksia. Tes ini diambil sebagai dasar untuk mengetahui kemampuan anak disleksia dalam penguasaan huruf dan kata. Tes ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu mengenal huruf, membedakan huruf, dan membaca kata. Tes ini dilakukan dengan memberikan anak lembaran tes (seperti di bawah) kemudian memberikan perintah kepada sang anak sesuai dengan kebutuhan penulis.

35 a. Tes mengenal huruf Contoh Format Tes Mengenal Huruf Nama : Jenis Kelamin : TTL : Kelas : Bacalah huruf yang tertera pada table di bawah ini! Huruf B/S Huruf B/S Huruf B/S A J S B K T C L U D M V E N W F O X G P Y H Q Z I R - Sumber: Suwarni (1999) Tabel 3.1

36 b. Tes membedakan bentuk huruf Contoh Format Tes Membedakan Huruf Nama : Jenis Kelamin : TTL : Kelas : Lingkari huruf yang disebutkan! Huruf Kecil B/S Huruf Kapital B/S b d p R G C D a e r s O D Q P m w h k S Z B H K l j t p y Y U Y L F z o f v u n X N M W Z S c s r z i e A R K T B F Sumber: Sunardi dan Sugiarmin (2001) Tabel 3.2

37 c. Tes membaca kata Contoh Format Tes Membaca Kata Nama : Jenis Kelamin : TTL : Kelas : No Kata Dasar B/S Keterangan 1 2 3 1 2 3 1 buku duku kuku 2 mama mana nana 3 bulu bola labu 4 hati nasi hari 5 kuda lupa palu 6 peta tapi pita 7 sewa vena vita 8 cuci guci gali 9 lusa luas rusa 10 tani rasi nita Sumber: Suwarni (1999) Tabel 3.3

38 3.7.2 Lembar Tulis Lembar tulis ini disediakan sebagai salah satu alat penelitian karena tujuan lain dari penelitian ini adalah ingin mengetahui kemampuan menulis anak disleksia sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara ketidakmampuan membaca dengan kemampuan menulisnya. Dalam tes ini, penulis akan memberikan arahan secara oral untuk kemudian sang anak menuliskannya kembali dalam lembar tulis yang telah disediakan. Contoh Format Lembar Tulis Nama : Jenis Kelamin : TTL : Kelas : Tabel 3.4

39 3.7.3 Lembar Observasi Contoh Format Lembar Observasi Nama : Jenis Kelamin : TTL : Kelas : No. Observasi Deskripsi 1 Posisi duduk 2 Posisi kepala 3 Konsentrasi 4 Gerakan tangan 5 Kesalahan membaca 6 Posisi buku 7 Intonasi 8 Ekspresi 9 Nada suara (tegang/tidak) Sumber: Abdurrahman (2003) Tabel 3.5

40 3.7.4 Lembar Evaluasi Contoh Format Lembar Evaluasi Hasil Tes No. Bentuk TES Penilaian Deskripsi Baik Sedang Buruk 1 Mengenal huruf Anak sudah mengenal semua jenis huruf, mampu melafalkannya, tetapi untuk beberapa jenis huruf dia kesulitan melafalkannya dan sering kali terbalik 2 Membedakan huruf Anak kesulitan membedakan dan melafalkan hurur b dengan d, m dengan n, p dengan q 3 Membaca kata Sering kali terjadi pembalikan huruf dalam satu kata 4 Membaca buku cerita bergambar Membaca loncat sehingga banyak kata yang terlewatkan Tabel 3.6

41 3.7.5 Lembar Analisis Contoh Format Lembar Analisis Membaca No. Bentuk Deskripsi Kesulitan Persepsi Makna Kata/ Kemampuan Fonologis Kesulitan Kalimat 1 Mengenal huruf Anak sudah mampu mengenal dan menyebutkan mayoritas huruf dari a - z, tapi kesulitan pada huruf b, d, m, n, p, dan q - 2 Terbalik huruf Anak masih sering terbalik huruf b dengan d, m dengan n, p dengan q - [b] dibaca [d], begitu juga sebaliknya [m] dibaca [n], begitu juga sebaliknya [p] dibaca [q], begitu juga sebaliknya 3 Membalik Anak sudah mampu membaca kata, Pembalikan kata akan membuat /kuda/ dibaca /daku/ = [kuda] dibaca huruf pada namun masih sering terjadi membalik persepsi yang berbeda sama sekali [daku] kata kata, misalnya kuda dengan daku, dari persepsi awalnya, misal ketika /palu/ dibaca /lupa/ = [palu] dibaca palu dengan lupa, tali dengan ilat kata kuda dibaca daku: [lupa] Kuda=binatang berkaki empat, /tali/ dibaca /ilat/ = [tali] dibaca [ilat]

42 bertenaga kuat, suka dipakai sebagai sarana transportasi Daku=saya 4 Koherensi Anak sering membaca loncat sehingga Anak tidak dapat memahami makna Idu = /i/,/d/,/u/ = [iddu] antar kata banyak kata yang terlewat kalimat seutuhnya dikarenakan ada Pasar = /p/,/a/,/s/,/a/,/r/ = [pasar] dalam sebuah kata yang terbalik dan yang tidak Sapi = /s/,/a/,/p/,/i/ = [sappi] kalimat terbaca, misal pada kalimat Ibu pergi ke pasar membeli daging sapi dibaca Idu pasar sapi Persepsi 1: seorang ibu pergi ke sebuah pasar untuk membeli daging sapi Persepsi 2: ada sebuah pasar bernama Idu khusus jual beli sapi Tabel 3.7

43 3.7.6 Lembar Identitas Contoh Format Lembar Identitas Anak Nama anak Jenis kelamin : Yoga Pratama : Laki-laki TTL : Bandung, 20 Juni 1998 Alamat : Gg. H. Kurdi RT 05/03 Mohammad Toha Bandung Sekolah Kelas Nama Ayah Nama Ibu : SLB B-C Yayasan Islam Bandung Raya : III/SDLB-C : Sukardi : Amirah Tabel 3.8