ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK Nusyirwan Hasan, Aryunis, dan Buharman B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok Km. 40, Sukarami ABSTRACT Farm analysis for vegetable commodities at Air dingin village, Lembah Gumanti subdistrict, Solok regency was conducted from April to October 2006. Air Dingin is one of PRIMA TANI location for dryland wet climate. Vegetable crops was planted by the farmers in that area with the main pupose to increase the farmers income. The survey methode was used with 10 farmers who planted vegetable as the respondents. Results of study showed that: (1) Mostly vegetable crops planted by the farmers at Air Dingin village were potato, red chilly, red onion, tomato, and cabbage; (2) Red chilly gave the highest income for the farmers with the income around Rp.47.6 millions (R/C = 2.7) followed by tomato with the income around Rp.10.7 millions (R/C = 1.63), red onion around Rp.5.9 millions (R/C = 1.57), potato around Rp.4.7millions (R/C = 1.39), and cabbage around Rp.2.6 millions (R/C 1.39). Key words: Farm analysis, vegetable crops, high elevation area. N PENDAHULUAN agari Air Dingin di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok merupakan salah satu lokasi kegiatan PRIMA TANI yang mulai dilaksanakan pada tahun 2005. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sesuai dengan kondisi lahan, maka dikembangkan tanaman markisa manis, kopi arabika, dan sayuran. Sayuran yang banyak diusahakan oleh masyarakat adalah kentang, bawang merah, cabe merah, kubis, dan tomat (Hosen et al., 2004). Kenagarian Air Dingin dengan luas 126,39 km 2 berada pada ketinggian 1.200-1.800 m di atas permukaan laut dengan topografi bergelombang. Dari luasan ini sebagian merupakan kawasan hutan lindung dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan hasil utama kayu dan rotan. Luas lahan kering 3.750 ha dengan potensi Rehabilitasi Lahan Konservasi (RLK) seluas 1.800 ha. Luas areal peladangan 930 ha yang merupakan tanah ulayat dengan komoditas utama tanaman sayuran. Luas persawahan di Nagari Air Dingin sekitar 489 ha yang ditanami padi sekali setahun dengan hasil 1,5 ton/ha, sebagian lahan sawah ditanami dengan sayuran (Hadian et al., 2005; Artuti et al., 2005). Berdasarkan potensi lahan, nagari Air Dingin layak dikembangkan sebagai daerah penghasil sayur, termasuk penghasil benih kentang. Pada daerah ketinggian di atas 1.300 m, virus yang menjadi penyakit utama kentang tidak ditemukan, sehingga daerah ini cocok dijadikan daerah produksi bibit kentang (Artuti et al., 2005). Untuk menilai keuntungan dari usahatani sayuran, maka dilakukan analisis beberapa komoditas. Tujuannya adalah untuk mengetahui komoditas sayuran yang lebih menguntungkan bagi petani. BAHAN DAN METODE Pengkajian dilakukan di Kawasan PRIMA TANI Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok dari April sampai Oktober 2006 dengan metode desk study dan survai. Survai dilaksanakan dengan mengambil sampel 10 orang petani sayuran secara pur- 328
posive. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Analisis usahatani dilakukan terhadap beberapa komoditas sayuran, antara lain: kentang, cabe merah, bawang merah, tomat, dan kubis. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Usahatani Sayuran di Tingkat Petani Pada tahun 2006 tercatat luas tanam lima jenis sayuran utama di nagari Air Dingin 285 ha. Produktivitas dan produksi kelima jenis sayuran tersebut ditampilkan pada Tabel 1. Selain pada lahan kering, sayuran ini telah diusahakan pula di lahan sawah sesudah padi sawah. Pada beberapa lokasi bahkan telah terjadi alih pemanfaatan lahan sawah dari tanaman padi bera menjadi sayuransayuran padi. Penggunaan sarana produksi dalam usahatani sayuran sangat penting guna mendapatkan produktivitas yang optimal. Di kawasan Nagari Air Dingin, penggunaan sarana produksi untuk sayuran seperti pada Tabel 2. 1. Kentang Analisis Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman sayuran semusim yang berumur pendek dan berbentuk perdu atau semak. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Nagari Air Dingin. Komoditas ini, selain sebagai sumber protein dan vitamin, juga sebagai sumber karbohidrat dalam rangka menunjang program diversifikasi pangan, meningkatkan pendapatan petani, komoditas ekspor non migas, dan bahan baku industri. Di Nagari Air Dingin tanaman kentang dapat diusahakan setelah tanaman padi sawah ataupun ditanam pada lahan kering, dengan tujuan untuk memproduksi benih, produksi dan untuk industri rumah tangga. Varietas kentang yang dikembangkan adalah Granola dan Cingkariang. Kedua varietas ini sangat disukai oleh masyarakat, di samping hasilnya tinggi juga sangat cocok sebagai bahan untuk pembuatan kripik kentang. Tabel 1. Luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas beberapa jenis sayuran di Nagari Air Dingin, 2008. Komoditas Luas (ha) Produktivitas Produksi (ton) Tanam Panen (ton/ha) Kentang 63 55 10.835 19,7 Kubis 78 71 23.714 33,4 Bawang merah 95 89 7.743 8,7 Tomat 24 21 5.754 27,4 Cabe 25 22 1.122 5,9 Sumber: UPTD Pertanian Kecamatan Lembah Gumanti (2006). Tabel 2. Anjuran pemakaian sarana produksi pada berbagai jenis sayuran di Nagari Air Dingin, 2006. Komoditas Jumlah pemakaian (kg/ha) Benih Pukan Urea SP36 KCl NPK Kentang 1.300 10.000 300 500 200 150 Kubis 24.000 1) 8.000 250 500 200 100 Bawang merah 1.000 10.000 200 700 200 150 Tomat 18.000 1) 10.000 300 500 200 150 Cabe 18.000 1) 12.000 250 500 200 150 Sumber: UPTD Pertanian Kecamatan Lembah Gumanti (2006). 1) Populasi bibit yang ditanam. Analisis Usahatani Sayuran di Air Dingin 329
Hasil analisis usahatani tanaman kentang disajikan pada Tabel 3. Usahatani kentang seluas 1 hektar dapat memberikan keuntungan bagi petani, dengan Nilai R/C 1,39. Biaya produksi terbesar yang harus dikeluarkan oleh petani adalah untuk pengadaan sarana produksi yang jumlahnya hampir 2 kali lipat biaya tenaga kerja. Hal ini dapat dipahami karena usahatani sayuran tergolong input tinggi dan intensif tenaga kerja. Analisis usahatani dilakukan dengan dasar harga produksi kentang di tingkat petani sebesar Rp. 1.900/kg dan produksi rata-rata 9.500 kg/ha. 2. Tomat Tomat di kawasan PRIMA TANI Nagari Air Dingin merupakan komoditas yang relatif baru. Hasil analisis usahatani memperlihatkan bahwa komoditas ini memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibanding kentang yaitu Rp. 10.695.000/ha (Tabel 4). Biaya upah usahatani tomat juga lebih tinggi dibanding kentang, khususnya upah panen, karena panen harus dilakukan beberapa kali. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa komoditas tomat mampu memberikan keuntungan pada petani dengan nilai R/C 1,63, dengan produksi 15.750 kg/ha dan harga jual rata-rata Rp. 1.750/kg. Rendahnya produksi lebih banyak disebabkan oleh teknik budidaya yang belum dikuasai serta tingginya serangan hama dan penyakit sehingga buah tomat yang dihasilkan banyak yang rusak. 3. Cabe merah Biasanya petani di Air Dingin bertanam cabe merah lokal yang benihnya berasal dari pertanaman sendiri. Melalui binaan Tim Prima Tani pada tahun 2006, petani telah melaksanakan budidaya cabe merah varietas hibrida jenis keriting, menggunakan kompos dengan dekomposer Trichoderma harzianum, mulsa plastik hitam perak (MPHP), dan pemupukan sesuai anjuran. Dari usahatani cabe merah menggunakan mulsa plastik hitam perak, untuk 1 hektar pertanaman cabe Tabel 3. Analisis usahatani tanaman kentang (Rp/ha/MT) di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Nilai Pengolahan tanah HOK 125 15.000 1.875.000 Tanam - 37 15.000 555.000 Penyiangan - 75 15.000 1.125.000 Pemupukan - 5 15.000 75.000 Pemeliharaan tanaman - 25 15.000 375.000 Panen - 40 15.000 600.000 Sub total 4.605.000 Benih kg 1000 5.000 5.000.000 Pupuk NPK kg 250 3.300 825.000 ZA kg 125 1.300 162.500 SP36 kg 250 1.600 400.000 KCl kg 100 2.500 250.000 Pupuk kandang karung 70 5.000 350.000 Pestisida 1.425.000 Sub total 8.412.500 Total biaya usahatani 13.017.500 Produksi kg 9.500 Penerimaan 9.500 1.900,- 18.050.000 Keuntungan 4.713.500 R/C 1,39 330
Tabel 4. Analisis usahatani tanaman tomat (Rp/ha/MT) di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Nilai Pengolahan tanah HOK 100 20.000 2.000.000 Tanam - 15 20.000 300.000 Penyiangan - 6 20.000 120.000 Pemupukan - 4 20.000 80.000 Pemeliharaan tanaman - 40 20.000 800.000 Panen - 60 20.000 1.200.000 Pascapanen - 15 20.000 300.000 Sub total 4.800.000 Benih btg 20.000 100 2.000.000 Pupuk NPK kg 200 3.300 660.000 Urea kg 300 1.300 390.000 SP36 kg 200 1.600 320.000 KCl kg 150 1.600 240.000 SS kg 100 3.300 330.000 Pupuk kandang karung 100 5.000 500.000 Obat-obatan 3.655.000 Mulsa kg 125 17.500 2.187.500 Tonggak batang 20.000 50 1.000.000 Tali rapia bal 65 1.000 65.000 Kawat kg 40 8.000 320.000 Tambang plastik kg 10 25.000 250.000 Bambu btg 10 15.000 150.000 Sub total 12.067.500 Total biaya usahatani 16.867.500 Produksi kg 15.750 Penerimaan 15.750 1.750 27.562.500 Keuntungan 10.695.000 R/C 1,63 Tabel 5. Analisis usahatani tanaman cabe merah (Rp/ha/MT) di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Uraian Satuan Jumlah Nilai Pengolahan tanah HOK 120 15.000 1.800.000 Aplikasi pupuk dasar dan pemasangan mulsa - 84 15.000 1.260.000 Persemaian - 4 15.000 60.000 Pembuatan lubang tanam - 6 15.000 90.000 Tanam - 25 15.000 375.000 Pemasangan tiang - 25 15.000 375.000 Perompesan - 20 15.000 300.000 Pupuk susulan - 10 15.000 150.000 Penyiangan - 40 15.000 600.000 Penyemprotan 32 15.000 480.000 Panen 400 15.000 6.000.000 Sub total 11.490.000 (Pupuk, benih, mulsa, tiang, tali, pestisida) 26.058.900 C. Biaya lain-lain 2.500.000 Total biaya usahatani 28.558.900 Produksi (penerimaan) kg 12.700 6.000 76.200.000 Keuntungan 47.641.100 R/C 2,7 Analisis Usahatani Sayuran di Air Dingin 331
Tabel 6. Analisis usahatani tanaman bawang merah (Rp/ha/MT) di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Nilai Pengolahan tanah HOK 100 15.000 1.500.000 Tanam - 20 15.000 300.000 Penyiangan - 40 15.000 600.000 Pemupukan - 5 15.000 75.000 Pemeliharaan tanaman - 25 15.000 375.000 Panen - 30 15.000 450.000 Pascapanen - 15 15.000 225.000 Sub total 3.525.000 B. Biaya produksi Benih kg 600 5.000 3.000.000 Pupuk NPK kg 175 3.300 577.500 Urea kg 240 1.300 312.000 SP36 kg 150 1.600 240.000 KCl kg 100 2.500 250.000 Pupuk kandang karung 150 5.000 750.000 Obat-obatan 1.580.500 Sub total 6.709.500 Total biaya usahatani 10.234.500 Produksi kg 4.600 Penerimaan 4.600 3.500 16.100.000 Keuntungan 5.865.500 R/C 1.57 merah dibutuhkan modal Rp.28.558.900, diperoleh penerimaan kotor Rp. 76.200.000 dan keuntungan Rp. 47.641.100 dengan nilai R/C 2,7 (Tabel 5). Dari analisis usahatani cabe merah menggunakan teknologi anjuran dengan harga jual Rp. 6.000/kg, cukup banyak keuntungan yang diperoleh petani. Teknologi anjuran tersebut sudah banyak diikuti oleh petani lainnya, termasuk petani dari nagari tetangga. 4. Bawang merah Sebagaimana halnya dengan komoditas kubis dan kentang, hasil analisis usahatani tanaman bawang merah juga dapat memberikan keuntungan pada petani dengan nilai R/C 1,57 dengan ratarata produksi 4,6 ton/ha dan harga jual di tingkat petani Rp. 3.500/kg (Tabel 6). 5. Kubis Usahatani kubis umumnya dilakukan oleh petani di lahan sawah setelah panen padi. Untuk dapat ditanami kubis, pengolahan lahan sawah banyak membutuhkan tenaga kerja. Hasil analisis usahatani tanaman kubis pada lahan sawah dengan skala usaha 1 hektar ternyata masih dapat memberikan keuntungan bagi petani dengan nilai R/C 1,39 (Tabel 7). Nilai R/C 1,39 dapat diperoleh petani pada tingkat harga jual Rp. 450/kg dan produksi 21 ton/ha. Namun harga jual kubis sangat bervariasi dan bahkan kadang-kadang hanya Rp. 100/kg. Fluktuasi harga yang terlalu tinggi tersebut menyebabkan petani lebih banyak merugi. Perbandingan biaya dan penerimaan empat jenis sayuran (kentang, tomat, cabe merah, dan bawang merah) dike- 332
Tabel 7. Analisis usahatani tanaman kubis (Rp/ha/MT) di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Nilai Pengolahan tanah HOK 100 15.000 1.500.000 Tanam - 38 15.000 570.000 Penyiangan - 40 15.000 600.000 Pemupukan - 6 15.000 90.000 Pemeliharaan tanaman - 6 15.000 90.000 Panen - 8 15.000 120.000 Sub total 2.970.000 Benih btg 20.000 50, 1.000.000 Pupuk NPK kg 200 3.300 660.000 Urea kg 250 1.300 325.000 SP36 kg 200 1.600 320.000 KCl kg 100 2.500 250.000 SS kg 75 2.500 187.500 Pupuk kandang karung 50 5.000 250.000 Obat-obatan 852.000 Sub total 3.844.500 Total biaya usahatani 6.814.500 Produksi kg 21.000 Penerimaan 21.000 450 9.450.000 Keuntungan 2.635.500 R/C 1,39 mukakan pada Tabel 8. Mempedomani kuantitas masukan hasil dan harga, biaya produksi yang tinggi pada cabe merah cenderung diikuti oleh pendapatan yang tinggi pula. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan kentang. Bahkan produksi yang lebih tinggi pada bawang merah justru menghasilkan keuntungan yang lebih rendah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan luas tanam, komoditas sayuran yang banyak diusahakan di kawasan PRIMA TANI Nagari Air Dingin adalah bawang merah, kubis, kentang, cabe merah, dan tomat. 2. Dari hasil analisis usahatani, komoditas sayuran yang mendatangkan keuntungan yang tinggi adalah cabe merah yaitu sebesar Rp.47,6 juta/ ha/mt dengan nilai R/C 2,7, diikuti oleh komoditas tomat (R/C 1,63), bawang merah (R/C 1,57), kentang (R/C 1,39), dan kubis (R/C 1,39). 3. Tingkat keuntungan usahatani komoditas sayuran sangat fluktuatif, karena ditentukan oleh harga pasar pada saat komoditas tersebut dipanen. Tabel 8. Perbandingan biaya dan penerimaan usahatani sayuran di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, 2006. Masukan - Hasil Jenis sayuran (Rp.000) Kentang Tomat Cabe merah Bawang merah Biaya produksi 13.017,5 16.867,5 28.558,9 10.234,5 Penerimaan 18.050,0 27.562,5 75.200,0 16.100,0 Keuntungan 4.713,5 10.695,0 47.641,1 5.864,5 R/C 1,39 1,63 2,70 1,57 Analisis Usahatani Sayuran di Air Dingin 333
Saran Karena hasil komoditas sayuran sangat fluktuatif, disarankan kepada petani untuk lebih jeli memperhatikan prospek harga dan iklim. DAFTAR PUSTAKA Artuti AM, Aryunis, K. Zen, dan M. Jamalin. 2005. Laporan Akhir Laboratorium Agribisnis Lahan Kering Dataran Tinggi Beriklim Basah di Sumatera Barat. BPTP Sumatera Barat. 61 hlm. Hadian, Alkusumah, Y. Mulyadi, dan M. Hikmat. 2005. Laporan akhir identifikasi dan evaluasi potensi lahan untuk mendukung Pima Tani di Lembah Gumanti, Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat. 71 hlm. Hosen, N., Syahrial A., Buharman B., dan Z. Lamid. 2004. Sintesis Komoditas Unggulan di Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Kontribusi Hasil-hasil Litkaji Spesifik Lokasi Mendukung Pembagunan Pertanian Sumatera Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. UPTD Pertanian Kec. Lembah Gumanti. 2006. Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. 334