ANALISIS HUBUNGAN PROFIL PELAKU PROYEK DENGAN KECENDERUNGAN DALAM MENENTUKAN DURASI PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN MITIGASI RISIKO KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBELIAN MATERIAL KONSTRUKSI

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI DKI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian yang telah diberikan oleh 35 responden,

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

CAUSAL MODELING PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

MODEL KONTRAK HARGA SATUAN JANGKA PANJANG PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN GEDUNG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu berubah.peningkatan service level dan optimalisasi biaya merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS RISIKO PENAWARAN UNDERESTIMATE COST TERHADAP KUALITAS PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PEMBANGUNAN GEDUNG DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI PROJECT MANAGER TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI SUNGAI PADA DINAS PENGAIRAN ACEH

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM STANDAR ISO 9000:2000 OLEH KONTRAKTOR DI INDONESIA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KLASIFIKASI DAN PERINGKAT PENYEBAB- PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA

PENGARUH HARGA PENAWARAN TERHADAP KINERJA PROYEK (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN : KERTOSONO JOMBANG MOJOKERTO GEMPOL)

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, September 2014 ( ) ISSN:

STUDI PRAKTEK ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK KONSTRUKSI

APLIKASI KOMPUTER LANJUT ANALISIS KORELASI KENDALL DAN SPEARMAN

PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN PEMBENGKAKAN BIAYA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembinaan Carolus Borromeus Syantikara Zona A, B, C, dan D didapatkan

Tesis STUDI MENGENAI HAMBATAN DAN KESULITAN PENERAPAN KONSEP GREEN INFRASTRUCTURE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PRECAST TERHADAP KINERJA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM MENYUSUN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kontruksi menjadi sorotan diberbagai negara, terkait dengan

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

STUDI ANALISIS PERUBAHAN PEKERJAAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA

PEMELIHARAAN TENAGA KERJA DI INDUSTRI KONSTRUKSI

PENGEMBANGAN MODEL PARAMETRIK ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG

PROYEK PADA KONTRAKTOR DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

KAJIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PRODI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVATOR TENAGA AHLI PADA PERUSAHAAN JASA KONSULTAN PERENCANA

STRATEGI PENENTUAN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG

PENGARUH FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PENYELESAIAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesiapan Pelaksanaan e-procurement di Instansi Pemerintahan Daerah. Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan

Perbandingan Prediksi Durasi Proyek Antara Pendekatan Matematis dan Kumulatif

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISIS HUBUNGAN PROFIL PELAKU PROYEK DENGAN KECENDERUNGAN DALAM MENENTUKAN DURASI PROYEK Dina Novira 1, Yohanes Lim Dwi Adianto 2, dan Andreas Wibowo 2 1 Alumni Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung, email: novirad@yahoo.com 2 Staf Pengajar Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung, email: yohanesadianto@yahoo.co.id, andreaswibowo1@yahoo.de ABSTRAK Menentukan durasi proyek pada tahap sebelum ditentukan jaring kerja suatu proyek merupakan tantangan tersendiri bagi Pemilik Proyek dan Pelaksana Proyek. Pada tahap tersebut informasi mengenai karakteristik proyek sangat terbatas, sehingga dalam memperkirakan kebutuhan waktu pelaksanaan proyek juga berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan pengalaman pelaku proyek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara latar belakang pelaku proyek dengan kecenderungan dalam memperkirakan durasi proyek, apakah cenderung overestimate, underestimate atau sesuai dengan prediksi durasi proyek. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yaitu mengenai model matematis untuk menentukan rentang durasi proyek pada bangunan gedung. Pada penelitian tersebut perhitungan model durasi prediksi proyek pada 25 proyek hipotetik dibandingkan dengan data observasi sehingga diperoleh hasil yang dapat diperlakukan sebagai data untuk studi lebih lanjut. dalam penelitian ini adalah pelaku proyek dengan organisasi asal yang meliputi Pemilik Proyek, Kontraktor dan Konsultan. Selain itu reponden juga dibagi berdasarkan empat kurun waktu pengalaman kerja pada proyek konstruksi.. Metode yang digunakan adalah teknik statistika dengan korelasi Spearman, Kendall s tau dan Pearson dengan bantuan piranti lunak SPSS R.17. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama pengalaman kerja dan organisasi asal responden memiliki tingkat hubungan sangat rendah atau dapat diabaikan dengan kecenderungan menentukan durasi proyek apakah cenderung overestimate atau underestimate dari dibandingkan dengan durasi yang dihitung dengan menggunakan model durasi. Kata kunci : durasi proyek, pelaku proyek, korelasi 1. PENDAHULUAN Sasaran utama suatu proyek adalah untuk mencapai tujuan utama proyek dengan biaya, waktu dan mutu yang sudah direncanakan sebelumnya. Ketiga hal tersebut diidentifikasi sebagai faktor sukses yang krusial untuk pelaksanaan suatu proyek konstruksi (Ireland,1995 dalam Blyth, 2001). Tetapi dalam kenyataannya, industri konstruksi memiliki reputasi buruk pada hasil yang dilaksanakan, seperti terjadinya waktu dan biaya yang berlebih dari yang ditentukan (Raftery, 1994). Penyelesaian waktu pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana awal, atau biasa disebut dengan keterlambatan, dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu kinerja proyek memang lebih lambat dari yang seharusnya atau jangka waktu penyelesaian proyek yang diberikan oleh pemilik proyek kurang wajar untuk dapat diselesaikan oleh kontraktor. Sehubungan dengan hal tersebut, suatu durasi konstruksi yang terlalu lama atau pun terlalu pendek, mempunyai dampak negatif pada kesuksesan proyek (Stoy, Dreier dan Schalcher, 2007). Banyak jadual proyek yang hanya ditentukan oleh pemilik berdasarkan intuisi dan atau kepentingan pemakaian sesegera mungkin, misalnya untuk segera digunakan atau dioperasikan. Hal ini membuat perencanaan dan penjadualan tersebut menjadi amat ketat, bahkan tidak realistik lagi; artinya dari awal sudah tidak mungkin dapat dipenuhi, tapi tetap saja diminta untuk coba dilaksanakan dan dipenuhi (Praboyo, 1999). Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai model untuk menentukan durasi proyek dengan permasalah utama bagaimana pelaku proyek menilai kebutuhan durasi proyek apabila dibandingkan dengan durasi proyek yang sudah dihitung berdasarkan model. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan pelaku proyek dalam menilai proyek berdasarkan profil pelaku proyek. Proyek konstruksi dibatasi pada proyek bangunan gedung karena jumlah jenis pekerjaannya biasanya lebih banyak daripada proyek pekerjaan jalan, metode pelaksanaan serta teknologi yang digunakan bisa berbeda-beda antara Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 113

Dina Novira, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo gedung yang satu dengan yang lain meskipun terdapat kesamaan karakter proyek. Oleh karena itu dalam melakukan estimasi durasi proyek bangunan gedung lebih kompleks daripada pekerjaan jalan. Lokasi penelitian difokuskan di kota Bontang Kalimantan Timur, dengan responden merupakan pelaku proyek yang berkecimpung terutama pada proyek gedung milik pemerintah. 2. DASAR TEORI Dalam penelitian ini durasi proyek didefinisikan dengan masa pelaksanaan konstruksi proyek, yaitu pada saat dimulainya pekerjaan konstruksi di lapangan (yang secara tertulis diperintahkan oleh Pemilik Proyek melalui surat perintah kerja kepada Kontraktor) hingga pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima pekerjaan dari Kontraktor kepada Pemilik Proyek. Landasan teori yang digunakan merupakan faktor-faktor yang membentuk karakter suatu proyek, hal ini yang mendasari dibentuknya proyek hipotetik untuk menentukan model durasi proyek. Beberapa studi terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi durasi proyek dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya Stoy, Dreier dan Schalcher (2007) merangkum dari beberapa studi, di antaranya dari Chan (1999) dengan faktor-faktor penentu durasi proyek adalah biaya konstruksi proyek dan tipe pemilik proyek (pemerintah atau swasta), Skitmore dan Ng (2001) dengan faktor-faktor biaya konstruksi bangunan, jenis fungsi bangunan, jenis undangan pelelangan, jenis tender, pemilik bangunan dan usia bangunan. Martin, Burrows dan Pegg (2006) melakukan studi untuk memprediksi durasi proyek bangunan gedung berdasarkan seperangkat variabel seperti durasi proyek, sektor proyek, tipe gedung, jalur pengadaan, metode penyeleksian kontraktor, tipe klien, nilai kontrak dan fungsi bangunan. Dalam hal ini fungsi bangunan dibagi dalam tiga kategori bangunan administratif dan komersial seperti perkantoran dan pertokoan, bangunan kesehatan dan sosial, serta bangunan residensial, termasuk perumahan, apartemen dan hotel. Othman, Torrance dan Hamid (2006) melakukan studi faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstruksi pada proyekproyek sipil di Malaysia. Karakteristik proyek yang berhubungan dengan waktu konstruksi adalah nilai kontrak, tipe tender, rasio penawaran, jumlah penawar, tingkatan kontraktor, kompleksitas proyek, tipe dari perencanaan dan pengawasan, pengalaman kontraktor, lokasi regional proyek. Sedangkan Zin dan Loon (2008) melakukan studi untuk memprediksi waktu dengan faktor-faktor yang lebih menekankan kemampuan manajerial dan kinerja kontraktor serta hubungan kontraktor dan klien. 3. METODOLOGI Tulisan ini tidak dapat dipisahkan dari penelitian sebelumnya mengenai pemodelan durasi proyek. Pada penelitian tersebut dibentuk 25 (dua puluh lima) proyek hipotetik dengan metode conjoint analysis. Kemudian dilakukan survei dengan cara penyebaran kuesioner kepada para pelaku proyek di kota Bontang untuk memperoleh penilaian responden tentang kebutuhan waktu masing-masing proyek tersebut. Berdasarkan hasil survei, maka dapat dikembangkan model untuk menentukan durasi proyek dengan metode analisis regresi ordinal. Hasil perhitungan model terhadap 25 proyek hipotetik tersebut merupakan nilai predicted, sedangkan hasil pengumpulan survei dari responden merupakan nilai observed. Hasil perbandingan nilai predicted dan observed ini yang menjadi faktor untuk mengetahui kecenderungan pelaku proyek. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. di mana terdapat tiga variabel yaitu sesuai, over estimate dan under estimate yang akan diteliti korelasinya terhadap profil responden. Sesuai berarti bahwa penilaian responden cenderung sesuai dengan durasi prediksi yang merupakan hasil perhitungan berdasarkan model, over estimate berarti responden cenderung menilai kebutuhan waktu proyek lebih cepat daripada durasi prediksi, dan under estimate adalah responden menilai durasi proyek lebih lama dari durasi prediksi. Faktor lainnya adalah profil pelaku proyek, yaitu berdasarkan latar belakang pengalaman kerja responden pada bidang konstruksi bangunan gedung dan organisasi asal responden. Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode analisis secara statistik untuk mengetahui hubungan antara data hasil perbandingan pada Tabel.1 dengan profil pelaku proyek dengan teknik korelasi Kendall s tau, Pearson dan Spearman. M - 114 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisis Hubungan Profil Pelaku Proyek Dengan Kecenderungan Dalam Menentukan Durasi Proyek Tabel 1. Hasil Perbandingan Data Observasi dan Durasi (Sumber : Novira, 2010) Sesuai Over Estimate Under Estimate Sesuai Over Estimate Under Estimate 1 19 2 4 24 8 13 4 2 12 5 8 25 4 19 2 3 1 3 21 26 8 12 5 4 0 25 0 27 4 20 1 5 5 15 5 28 5 20 0 6 14 0 11 29 3 20 2 7 11 8 6 30 3 17 5 8 11 6 8 31 4 19 2 9 9 13 3 32 10 7 8 10 9 13 3 33 11 13 1 11 2 23 0 34 5 0 20 12 6 18 1 35 10 0 15 13 8 14 3 36 15 2 8 14 4 0 21 37 9 14 2 15 4 0 21 38 7 9 9 16 13 11 1 39 4 13 8 17 9 12 4 40 8 17 0 18 9 15 1 41 4 10 11 19 9 12 4 42 10 9 6 20 8 14 3 43 4 21 0 21 8 1 16 44 12 3 10 22 6 5 14 45 10 2 13 23 3 22 0 4. HASIL DAN ANALISIS Survei dilaksanakan pada bulan November 2009 dengan mendistribusikan kuesioner langsung kepada para pemangku kepentingan (kontraktor pelaksana, pemilik proyek dan konsultan) di Kota Bontang Kalimantan Timur. Sebanyak 85 kuesioner yang telah didistribusikan dan kuesioner yang dikembalikan sebanyak 48, dengan 3 kuesioner dianggap rusak dan tidak dapat dilanjutkan utk diinput, sedangkan sisanya sebanyak 45 kuesioner adalah layak untuk dilakukan analisis data lebih lanjut. Dengan demikian response rate adalah sebesar 56%. Profil Profil responden dibagi dalam dua yaitu berdasarkan lama pengalaman kerja di bidang konstruksi dan berdasarkan organisasi asal responden. Pada Tabel 2. memperlihatkan deskripsi responden berdasarkan pengalaman pada proyek konstruksi yang disajikan dalam jumlah dan prosentasenya terhadap keseluruhan responden. Organisasi responden yang dibagi dalam tiga yaitu Pemilik Proyek (pemerintah), Kontraktor pelaksana dan Konsultan baik pengawas maupun perencana yang berada di kota Bontang. Pemilik Proyek diambil dari instansi Dinas Pekerjaaan Umum Kota Bontang, keseluruhan jumlah dan komposisi masing-masing organisasi disajikan dalam Tabel 3. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 115

Dina Novira, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Pengalaman di Bidang Konstruksi Pengalaman di Bidang Konstruksi Kurang dari 5 tahun Lebih dari 5-10 tahun Lebih dari 10-15 tahun Lebih dari 15 tahun 17 (35%) 18 (40%) 6 (13%) 4 (9%) Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Tipe Organisasinya Pemilik (Pemerintah) Kontraktor Konsultan Teknis 9 (20%) 21 (33%) 15 (20%) Berdasarkan hasil perbandingan antara data observasi dan model prediksi dikorelasikan dengan profil responden, yaitu lama pengalaman kerja responden dan organisasi responden. Tujuan dari korelasi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama pengalaman kerja responden atau organisasi responden dengan kecenderungan over estimate atau under estimate dalam menilai durasi proyek. Korelasi Lama dengan Kecenderungan Menilai Durasi Proyek Dari hasil perbandingan antara data observasi dan durasi prediksi pada sub bab di atas dapat dilihat adanya korelasi antara pengalaman kerja responden dengan kecenderungan responden dalam memperkirakan kebutuhan waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Secara statistik data responden dan data perbandingan di atas diolah dengan teknik korelasi pada statistik. Pada Tabel 3. sampai dengan Tabel 8. merupakan hasil korelasi antara pengalaman kerja responden apakah menggambarkan kesesuaian dengan model prediksi ataukah ada kecenderungan memperkirakan durasi lebih panjang (over estimate) atau lebih pendek (under estimate) atau sesuai dengan model durasi prediksi. Tabel 4. Korelasi Lama dengan Kesesuaian Pengalaman Kerja Kesesuaian Correlation Coefficient 1.000 -.055 Sig. (2-tailed)..646 Correlation Coefficient -.055 1.000 Sig. (2-tailed).646. Correlation Coefficient 1.000 -.068 Sig. (2-tailed)..657 Correlation Coefficient -.068 1.000 Sig. (2-tailed).657. Pearson Pearson Correlation 1 -.039 Sig. (2-tailed).801 Pearson Correlation -.039 1 Sig. (2-tailed).801 M - 116 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisis Hubungan Profil Pelaku Proyek Dengan Kecenderungan Dalam Menentukan Durasi Proyek Tabel 5. Korelasi Lama dengan Over Estimasi Terhadap Pearson Overestimasi dengan Overestimasi dengan Pengalaman Kerja Overestimasi Correlation Coefficient 1.000.013 Sig. (2-tailed)..909 Correlation Coefficient.013 1.000 Sig. (2-tailed).909. Correlation Coefficient 1.000.020 Sig. (2-tailed)..897 Correlation Coefficient.020 1.000 Sig. (2-tailed).897. Pearson Correlation 1 -.026 Overestimasi dengan Sig. (2-tailed).867 Pearson Correlation -.026 1 Sig. (2-tailed).867 Tabel 6. Korelasi Lama dengan Under Estimasi terhadap Underestimasi dengan Underestimasi dengan Pengalaman Kerja Underestimasi Correlation Coefficient 1.000.071 Sig. (2-tailed)..553 Correlation Coefficient.071 1.000 Sig. (2-tailed).553. Correlation Coefficient 1.000.091 Sig. (2-tailed)..552 Correlation Coefficient.091 1.000 Sig. (2-tailed).552. Pearson Pearson Correlation 1.055 Underestimasi dengan Sig. (2-tailed).722 Pearson Correlation.055 1 Sig. (2-tailed).722 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 117

Dina Novira, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo Dari ketiga Tabel 4. sampai dengan Tabel 6. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan nilai signifikansi pada tiga macam korelasi yaitu Spearman rho, Kendall s tau dan Pearson sangat besar yaitu Sig 2 tailed < ½α (0,05) atau signifikansi di atas 0,025 yang menunjukkan hubungan antar dua variabel tidak signifikan. Demikian pula dengan koefisien korelasi menunjukkan angka yang rendah, di mana menurut Sugiyono (2008) apabila koefisen < 0,2 maka tingkat hubungan sangat rendah atau dapat diabaikan. Korelasi Organisasi dengan Kecenderungan Menilai Durasi Proyek Korelasi antara organisasi responden dengan kecenderungan reponden apakah dalam menilai proyek over estimate atau under estimate terhadap durasi prediksi dapat dilihat dari Tabel 7. hingga Tabel 9. berikut ini. Tabel 7. Korelasi Organisasi dengan Kesesuaian Organisasi Organisasi Kesesuaian Correlation Coefficient 1 -.168 Sig. (2-tailed).169 Correlation Coefficient -.168 1 Sig. (2-tailed).169 Correlation Coefficient 1.000 -.196 Organisasi Sig. (2-tailed)..197 Correlation Coefficient -.196 1.000 Sig. (2-tailed).197. Pearson Organisasi Pearson Correlation 1.000 -.121 Sig. (2-tailed)..427 Pearson Correlation -.121 1.000 Sig. (2-tailed).427. Tabel 8. Korelasi Organisasi dengan Over Estimasi terhadap Organisasi Over Estimasi dengan Organisasi Organisasi Over estimate Correlation Coefficient 1.026 Sig. (2-tailed).832 Correlation Coefficient.026 1 Sig. (2-tailed).832 Correlation Coefficient 1.000.024 Sig. (2-tailed)..878 M - 118 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisis Hubungan Profil Pelaku Proyek Dengan Kecenderungan Dalam Menentukan Durasi Proyek Over Estimasi dengan Organisasi Over estimate Correlation Coefficient.024 1.000 Sig. (2-tailed).878. Pearson Organisasi Pearson Correlation 1.000.016 Over Estimasi dengan Sig. (2-tailed)..919 Pearson Correlation.016 1.000 Sig. (2-tailed).919. Tabel 9. Korelasi Organisasi dengan Under Estimasi terhadap Organisasi Pearson Under Estimasi dengan Organisasi Under estimasi dengan Organisasi Over estimate Correlation Coefficient 1.059 Sig. (2-tailed).701 Correlation Coefficient.059 1 Sig. (2-tailed).701 Correlation Coefficient 1.059 Sig. (2-tailed).701 Correlation Coefficient.059 1 Sig. (2-tailed).701 Organisasi Pearson Correlation 1.000.059 Under estimasi dengan Sig. (2-tailed)..701 Pearson Correlation.059 1.000 Sig. (2-tailed).701. Berdasarkan Tabel 7. sampai dengan Tabel 9. di atas tidak berbeda jauh dengan korelasi sebelumnya, dari ketiga tabel tersebut hasilnya menunjukkan bahwa tingkat signifikansi cukup besar dan korelasinya kecil atau dapat diabaikan, dengan demikian organisasi responden baik berasal dari pemilik proyek, kontraktor dan konsultan tidak berkorelasi dengan dalam menilai proyek apakah cenderung over estimate atau under estimate dengan model prediksi 5. KESIMPULAN Tulisan ini menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis di atas tidak ada hubungan yang berarti atau hampir tidak ada korelasi antara lama pengalaman dan organisasi asal responden dengan kecenderungan seseorang untuk memperkirakan durasi proyek, tidak ada hubungan bahwa semakin lama responden berpengalaman di proyek konstruksi maka semakin optimis dalam memperkirakan durasi proyek, atau pun sebaliknya. Demikian juga Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 119

Dina Novira, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo organisasi asal responden, baik dari konsultan, kontraktor atau pun pemilik proyek, perbedaan organisasi asal responden tidak berhubungan dengan apakah kecenderungan memperkirakan durasi proyek lebih cepat atau lebih lambat atau sesuai dengan perhitungan durasi menurut model yang telah dikembangkan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Blyth, K., Lewis, J. and Kaka, A., (2001) Predicting Project and Activity Duration for Buildings in The UK, Conference Paper, www.rics-foundation.org diakses tanggal 8 Agustus 2009 Chan, A.P.C. dan Chan, D.W.M (2002), Benchmarking Project Duration Time Performance The Case of Hongkong, Project Management Impresario of the Construction Industry Symposium, Hongkong Kanoglu, A. dan Sezgin, Y. (n.a), Solution to The Problem of Inaccurate Duration-Estimation: Relational Database Model for Design Build Organization, http://atlas.cc.itu.edu.tr/~kanoglu/kanoglu-jp-spider- ASR2004.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2009 Martin, J., Burrows T.K., dan Pegg, I. (2006), Predicting Construction Duration of Building Projects, Shaping The Change XXIII FIG Congress, Munich Novira (2010). Model Matematis untuk menentukan Durasi Proyek. Tesis Program Magister Teknik Sipil, Universitas Parahyangan, Bandung Othman, A.A, Torrance, J.V dan Hamid, M.A, (2006), Factors Influencing The Construction Time of Civil Engineering Projects in Malaysia, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol.13 No.5 hal. 481-501 Praboyo, B. (1999) Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek : Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebabpenyebabnya, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1 Raftery, J (1994) Risk Analysis in Project Management, E & FN Spon, London Stoy, C., Dreier, F. dan Schalcher, HR. (2007), Construction Duration of Residential Building Projects in Germany, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 14 No. 1, hal 52-64 Sugiyono (2008), Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung Zin, R.M., dan Loon, C.T.C. (2008), A Neural Network Model for Predicting The Time Performance of Traditional General Contract (TGC) Project, Malaysian Journal of Civil Engineering 20 (1), hal. 26-37 M - 120 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta