Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor yang dipelajari adalah kecemasan pada anak, hospitalisasi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2012). 5M Dalam Manajemen [internet]. [diakses tanggal 12 April 2014]

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

EFEK KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI D RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PANDUAN INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI WISMA LANSIA KAB. LUMAJANG

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners ABSTRAK Latar Belakang Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu atau kelompok biososialnya. Informed consent merupakan suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan terhadap pasien Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. Metode Jenis penelitian ini adalah pra eksperiment dengan pendekatan one group pre post test design dengan tehnik accident sampling dan didapatkan 52 responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan inform consent terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien. Hasil Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan pemberian informed consent efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU). Dengan menggunakan uji Paired t Test didapatkan hasil t hitung (10,237) > t table (2,008) dengan p-value (0,000) < sig (0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian informed consent efektif terhadap tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. Sebelum dilakukan uji Paired t Test dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil datanya normal sehingga menggunakan uji Paired t Test. Kesimpulan Hasil Uji Paired t test disimpulkan bahwa pemberian informed consent efektif terhadap tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. Kata kunci : informed consent, kecemasan 37

PENDAHULUAN WHO memperkirakan angka kejadian kematian dirawat di ICU 11 % sampai dengan 16 % di negara maju dan 15% sampai dengan 21% di negara di negara berkembang (Cunningham, 2005). Masalah yang dirasakan keluarga pasien yang keluarganya dirawat di ruang ICU salah satunya adalah kecemasan. Menurut data yang telah diperoleh jumlah pasien yang dirawat diruang ICU RSUD dr. Sayidiman pada tahun 2006 sebanyak 354 pasien. Keluarga pasien yang mengalami kecemasan berat sebesar 33% dan 67% mengalami kecemasan ringan. Kecemasan tersebut banyak berkaitan dengan penyakit, proses Hospitalisasi prosedur tindakan dan lain-lain 30-60% (Wilson & Knels, 2003). Sulastri (2012) Tingkat kecemasan keluarga pasien saat menunggu anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Hasil penelitian dari 40 responden, secara umum mayoritas responden merasakan kecemasan sedang dengan persentase sebesar 72,5%, sebagian kecil responden merasakan kecemasan ringan dengan persentase 15% dan sebagian kecil responden merasakan kecemasan berat dengan persentase 12,5%. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang paling sering berinteraksi dengan pasien, sehingga mempunyai kewajiban membantu pasien mempersiapkan fisik dan mental untuk menghadapi tindakan medis atau pemeriksaan penunjang, termasuk dalam pemberian pendidikan kesehatan. Penjelasan perawat akan sangat membantu menumbuhkan rasa kepercayaan pasien (Widodo, 2009). Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan professional kesehatan lain, serta perawat dan masyarakat. Proses interaksi ini terjadi melalui komunikasi baik verbal dan non verbal, tertulis dan tidak tertulis maupun terencana maupun tidak terencana. Pemberian informasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien sangat diperlukan dalam pemberian tindakan keperawatan, karena jika terjadi hubungan saling percaya, maka klien akan memiliki persepsi yang positif terhadap perawat. Sehingga hal tersebut akan memudahkan perawat dalam membantu pasien. Perawat dituntut untuk memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien agar pasien atau keluarganya tahu tindakan apa yang akan dilakukan pada pasien (Kathleen, 2007). Komunikasi sangat diperlukan dalam hubungan perawat-klien, sering juga disebut hubungan interpersonal atau hubungan membantu (helping 38

relationship). Perawat yang memiliki keterampilan komunikasi tidak saja akan mudah menjalani hubungan tetapi juga pasien akan percaya dengan perawat, mencegah terjadinya masalah ilegal, memberi kepuasan profesional keperawatan serta citra dari rumah sakit (Kathleen, 2007). Informed consent merupakan suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan terhadap pasien. Suatu pemahaman yang jelas mengenai informed consent dapat mengurangi respon yang tidak menguntungkan. Tujuan dari Informed Consent adalah agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien (Romadhon, 2008). Setelah hubungan perawat pasien terbentuk, perawat memiliki kewajiban untuk memberitahukan pasien mengenai kondisinya; diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, risiko, alternatif, prognosis dan harapan. perawat seharusnya tidak mengurangi materi informasi atau memaksa pasien untuk segera memberi keputusan. Informasi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Secara psikologis pasien harus dipersiapkan untuk menghadapi tindakan medis karena kebanyakan pasien sebelum dilakukan tindakan medis akan merasa cemas dan takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anastesi bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Maka dalam hal ini hubungan baik antara pasien, keluarga, dan perawat sangat menentukan. Pemberian informasi yang lengkap serta dipahami sebelum pembedahan sangat penting dampaknya, selain dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien juga sebagai dasar atau landasan bagi persetujuan yang akan diberitahukan kepada dokter (Kathleen, 2007). Berdasarkan data Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi (2013), menunjukkan bahwa penyakit tertinggi di ruang ICU RS Panti Rahayu Purwodadi adalah gangguan fungsi jantung. Kejadian penyakit gangguan fungsi jantung di ruang perawatan intensif (ICU) RS Panti Rahayu Purwodadi cukup tinggi. Sejak bulan Januari hingga 39

Desember 2013 tercatat 117 orang penderita, atau rerata per bulan mencapai 9 orang (20,74%) dengan angka kematian mencapai 24 orang, atau rerata per bulan 2,67 orang (29,47%). Angka ini tidak menyimpang jauh dari angka kematian di seluruh Indonesia. Length Of Stay di Ruang ICU Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi adalah 8 Hari. Selama 8 hari tersebut keluarga pasien sangat khawatir dengan kondisi yang dialami pasien oleh karena pengetahuan tentang penyakit yang kurang. METODOLOGI Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperiment dengan Jenis rancangan penelitian One Group Pre Post Test Design (desain prates postes satu kelompok). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien yang (ICU) pada bulan Januari September 2013 adalah sebesar 296 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Efektivitas Pemberian Informed Consent dengan Tingkat Kecemasan Bagi Keluarga Pasien yang (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi Variabel n Median (Minimum-maksimun) P-value Tingkat Kecemasan Pre 52 93 (140-60) 0,000 Intervensi * Tingkat Kecemasan Post Intervensi 52 75.5(111-57) Berdasarkan tabel diatas Analisis Dari hasil tersebut dapat ditarik bivariat digunakan untuk uji hipotesis, yakni dengan menghubungkan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan komputerisasi. Merujuk pada tabel didapatkan hasil uji Wilcoxon diketahui p-value (0,000) < sig (0,05). kesimpulan bahwa pemberian informed consent efektif terhadap tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ada perbedaan rata-rata pre dan post kelompok intervensi dengan nilai t 40

hitung (10,237) > t table (2,008) dengan demikian pemberian informed consent efektif terhadap tingkat kecemasan bagi keluarga pasien yang dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi dengan p-value (0,000) < sig (0,05). DAFTAR PUSTAKA Amir, A. (2007). Bunga Rampai Hukum Kesehatan. Jakarta: Widya Medica. Balion, Salvicion & Aracelis Meglaya. (2008). Kesehatan Keluarga editor Suryapranata. Yogyakarta: CV. Anugerah Jaya Departemen kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Keluarga. Jakarta: Direktorat Pembinaan Keluarga Guwandi. (2008). Persetujuan Tindakan Medik Informed Consent. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kerbala. (2008). Segi-segi Etis dan Yuridis Informed Consent. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Kozier, B. (2007). Fundamental Of Nursing: Concepts, Proces and Practice. 7 th ed. New Jersey : Pearson Education, Inc Levine, Robert. J. (2006). Ethics and Regulation Of Clinical Research. Second Edition. London: Yale University Long, B. C. (2008). Perawatan Medical Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. (Edisi Kedua). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Universitas Padjajaran Molly, M. (2010). Psychiatric Mental Health Nursing. Second Edition. St. Louis : Mosby, Inc Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Potter, Patricia. A, Perry, Anne. G. (2005). Fundamental Of Nursing: Concepts Proces and Practice. Third Edition. Morby Year Book Inc Saryono. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogjakarta: Mitra Cendekia Press Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan: Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 127, 162-163, 183-184 Soetedjo. (2010). Pedoman Profesi Dokter. Ed-3. Semarang: Badan Penerbit Undip Stuart, G. W & Sundeen, S. J. (2007). Keperawatan Jiwa. (Edisi Keenam). Jakarta : EGC 41