PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

SALINAN LANDAKK NOMOR TENTANG. Landak. berbagai perdagangan sehingga. maupun tertentu. t. dengann. rumah dan/atau. kost. membantu meningka.

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 17 TAHUN : 1996 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 13 TAHUN 1997 SERI C NOMOR SERI 1 PERATURAN DAERAH KABUPAREN DAERAH TINGKAT II BANJAR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

4, Peiaturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2OO5 tentang Pedoman

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR..TAHUN TENTANG TATA KELOLA HOTEL, PENGINAPAN DAN KOS

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SEWA

K E P E N D U D U K A N

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

A.n. WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 22 TAHUN 2007

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

2. Staatblad Tahun 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa yang telah diubah dengan Staatblad Tahun 1919 Nomor 81;

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

Menimbang : a.bahwa citra kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Budaya perlu dilestarikan dan terus dikembangkan;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN : 1999 SERI : C.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMYU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 9 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 10 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA JASA KONTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 4 Tahun 2008 Seri D

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

b. bahwa dalam rangka menjaga ketertiban, keamanan PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOIIOR 2 TAHUN 2()(l5 TENTANG IZIN PENYELENGGARMN PONDOKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RUMAH PEMONDOKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya usaha rumah pemondokan di Kabupaten Jember, perlu diadakan upaya terpadu antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka menciptakan keamanan, ketertiban dan ketentraman baik pengelola, pemondok maupun lingkungan sekitarnya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rumah Pemondokan Kabupaten Jember; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ( Berita Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1950); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548). 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); - 1 -

- 2-7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4347); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jenis dan Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2005 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 20 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 18 Seri E); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 62 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember ( Lembaran daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 60 seri C); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jember Tahun 2005-2010 ( Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 60 seri C); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 4 Tahun 2006 tentang Kedudukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dalam Kabupaten Jember( Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2006 Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER DAN BUPATI JEMBER MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RUMAH PEMONDOKAN KABUPATEN JEMBER. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten, adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Jember. 3. Bupati adalah Bupati Jember. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Kabupaten Jember. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten Jember.

- 3-6. Usaha Rumah Pemondokan, adalah suatu usaha yang bergerak dalam persewaan kamar maupun kontrak rumah untuk tempat tinggal sementara diluar ketentuan bagi perhotelan, losmen, penginapan dan sejenisnya. 7. Rumah Pemondokan, adalah rumah atau bangunan yang penggunaannya untuk usaha pemondokan sebagai tempat tinggal sementara. 8. Pengelola, adalah pemilik atau orang yang ditunjuk untuk bertanggungjawab terhadap kegiatan usaha rumah pemondokan. 9. Pemondok, adalah orang yang menyewa dan menempati sebuah kamar maupun rumah untuk tempat tinggal sementara pembayaran bulanan atau tahunan dan namanya tercantum dalam daftar penghuni rumah pemondokan. 10. Izin Usaha Pemondokan, adalah surat yang dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk usaha rumah pemondokan. 11. Pejabat yang ditunjuk yang menangani rumah pemondokan adalah Dinas Sosial Kabupaten Jember. BAB II AZAS DAN TUJUAN Pasal 2 Usaha rumah pemondokan dilaksanakan berdasarkan norma-norma hukum, agama, adat-istiadat dan kepatutan. Pasal 3 Tujuan pengaturan rumah pemondokan sebagai berikut: a. Mewujuudkan Kabupaten Jember yang religius; b. menjaga ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat; c. melakukan pengendalian dan penertiban kependudukan; d. melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat; e. mengatasi permasalahan sosial yang timbul karena interaksi sosial dan kultur. B A B III KETENTUAN PERIZINAN Pasal 4 Setiap usaha rumah pemondokan di Kabupaten harus mendapatkan izin dari Bupati atau pejabat yang ditujuk Pasal 5 (1) Setiap orang atau badan yang memiliki pemondokan berupa rumah atau kamar 3 (tiga) atau dihuni minimal 6 (enam) orang pemondok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wajib memiliki Ijin Usaha Pemondokan. (2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pengelola mengajukan permohonan secara tertulis dengan mengisi

- 4 - formulir yang telah disediakan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (3) Tata cara permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 6 (1) Jangka waktu berlakunya izin usuha pemondokan berlaku selama masih berjalan dan dilakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun sekali; (2) Dalam surat izin dicantumkan syarat-syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengelola; (3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain tanpa seizin Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 7 (1) Izin tidak berlaku lagi, apabila : a. ada peralihan hak dan atau penguasaan atas rumah pemondokan; b. izin usahanya sudah dicabut; c. habis masa berlakunya. (2) Bagi pengelola usaha rumah pemondokan yang izinnya sudah tidak berlaku sebagimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan permohonan izin baru. (3) Bagi pemegang izin yang berakhir masa berlakunya dan akan memperpanjang izinnya maka 3 (tiga) bulan sebelumnya harus mengajukan permohonan perpanjangan izin kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 8 (1) Izin dapat dicabut oleh Bupati apabila pengelola tidak lagi memenuhi ketentuan, syarat-syarat dan kewajiban yang tertera dalam surat izin. (2) Izin yang telah dicabut, pengelola tidak boleh meneruskan usahanya kecuali mendapatkan izin kembali terlebih dahulu dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk; (3) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan setelah melalui proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) atau Dinas yang berwenang. BAB IV JENIS-JENIS USAHA RUMAH PEMONDOKAN Pasal 9 (1) Rumah Pemondokan di kategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Rumah Indekos; b. Rumah Kontrakan.

- 5 - (2) Rumah Indekos adalah salah satu katagori usaha pemondokan yang khusus menyewakan kamar kepada calon pemondok (3) Rumah kontrakan adalah salah satu katagori usaha pemondokan selain tersebut pada ayat (2) yang khusus menyewakan rumah. Pasal 10 Usaha rumah pemondokan yang berupa rumah kos dan rumah kontrakan dapat disewakan kepada mayarakat umum yang membutuhkannya. B A B V KETENTUAN, SYARAT-SYARAT DAN KEWAJIBAN Pasal 11 (1) setiap usaha rumah pemondokan harus ada penanggungjawab/ pengelola yang bertanggung jawab terhadap rumah pemondokan. (2) Setiap usaha rumah pemodokan harus memenuhi syarat-syarat yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 12 Pengelola mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1. menjaga dan bertanggung jawab atas ketertiban, keamanan, kebersihan dan kesehatan lingkungan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha rumah pemondokan; 2. memberikan bimbingan dan pengarahan kepada pemondok untuk menyesuaikan diri dengan tata kehidupan masyarakat setempat; 3. melaporkan secara tertulis kepada Kepala Kelurahan melalui ketua RT/RW setempat atau instansi terkait mengenai jumlah pemondok termasuk identitas pemondok yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan administrasi kependudukan; 4. membuat dan memasang atau menempelkan tata tertib pemondok dan jadwal penerimaan tamu di tempat yang mudah terbaca oleh pemondok maupun tamu dan membatasi penerimaan tamu pada malam hari sampai dengan pukul 22.00 WIB; 5. melarang pemondok menerima tamu berlainan jenis di dalam kamar; 6. mengadakan pengawasan terhadap pemondok untuk menghindari terjadinya perbuatan yang melanggar kesusilaan dan mencegah timbulnya gangguan ketertiban, keamanan serta keresahan lingkungan; 7. apabila terjadi perubahan data pemondok selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari harus melaporkan kepada kepala kelurahan melalui RT/ RW setempat. Pasal 13 Setiap pemondok mempunyai kewajiban untuk : 1. memberikan data diri kepada pengelola rumah pemondokan; 2. pemondok yang sudah kawin harus dilengkapi akta nikah dengan menunjukkan aslinya;

- 6-3. memberitahukan sebelumnya kepada pemilik dan/atau pengelola rumah pemondokan apabila pemondok hendak pindah rumah pemondokan dan / atau pindah ke luar Kabupaten; 4. setiap pemondok yang telah tinggal paling lama 30 (tiga puluh) hari atau 1 (satu) bulan wajib mempunyai kartu keterangan identitas sementara dari RT/RW setempat; 5. ikut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan dan tidak boleh menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitarnya. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan pemondokan dilakukan oleh Dinas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian pedoman yang mencakup teknis penyelenggaraan rumah pemondokan. (3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan rumah pemondokan dilakukan oleh Camat melalui Kepala Desa / Kelurahan dengan melibatkan Ketua RT/RW setempat dan pemilik / penanggung jawab pemondokan. (4) Kepala Desa/Kepala Kelurahan melaporkan kepada Bupati melalui Camat setempat apabila dalam pengelolaan rumah pemondokan terjadi penyimpangan dalam pengelolaannya. BAB VII KETENTUAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal 15 Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi berupa pencabutan izin pengelolaan rumah pemondokan. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Setiap pengelola yang sudah melakukan usaha rumah pemondokan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, diwajibkan untuk menyesuaikan dalam ketentuan ketentuan Peraturan Daerah ini paling lama 1 (satu) tahun setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. BAB VIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenaii pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

- 7 - Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jember. Ditetapkan di Jember pada tanggal 28 Agustus 2008 BUPATI JEMBER, Ttd MZA DJALAL Diundangkan di Jember Pada tanggal 1 Desember 2008 SEKRETARIS KABUPATEN JEMBER ttd Drs. H. DJOEWITO, MM Pembina Utama Muda NIP. 510 074 249 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2008 NOMOR 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RUMAH PEMONDOKAN KABUPATEN JEMBER I. PENJELASAN UMUM : Bahwa pembangunan di Kabupaten Jember dalam segala bidang telah menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, sejalan dengan pesatnya perkembangan Kabupaten Jember sebagai kota pelajar dan mahasiswa sekaligus juga berkembangnya tuntutan masyarakat secara kualitatif yang tidak hanya menuntut kebutuhan fisik, namun menyangkut kebutuhan akan keadilan. Hal ini mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Jember sebagai decision maker untuk lebih arif dalam menentukan kebijakan. Oleh karena banyaknya arus penduduk yang bermukim di Kabupaten Jember, dituntut cukup tersedianya tempat-tempat pemukiman khususnya untuk menampung para pelajar dan mahasiswa yang memerlukan rumah pemondokan dan para pelajar pada umumnya. Oleh sebab itu disadari atau tidak usaha rumah pemondokan mengandung dampak positif maupun negatif walaupun tidak dapat dikatakan secara menyeluruh. Adapun yang menyangkut dampak negatifnya salah satunya disebabkan karena belum terbentuknya peraturan daerah yang mengatur usaha pemondokan guna melakukan penertiban dan pengendalian, dan menjaga aspek kesehatan lingkungan. Maupun ketertiban maka sebagai landasan hukum yang sangat penting dan mendasar adalah dibentuknyan Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5-8 -

- 9 - Angka 6 Angka 7 Angka 8 Pengelola harus selalu melakukan koordinasi dengan Ketua RT/RW setempat seusi dengan Peraturan Daerah ini. Angka 9 Angka 10 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Masyarakat umum disini diartikan dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat. Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas

- 10 - Huruf c Huruf d Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Apabila rumah pemondokan menerima pemondok berlainan jenis kelamin, harus memiliki batas tembok ( bukan sketsel ) yang membatasi ruang pemondok perempuan dan pemondok laki-laki dan harus mempunyai pintu masuk yang berlainan antara pemondok perempuan dan pemondok laki-laki. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2008 NOMOR 7