BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

BAB I PENDAHULUAN. Institutional Repositories (IR) pertama kali dijelaskan oleh SPARC, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. internasional pada jenjang pascasarjana dbidang intertidisiplin diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN LAYANAN KOLEKSI LOKAL KONTEN TERCETAK PADA ERA DIGITAL DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan satu bentuk perguruan tinggi yang melaksanakan

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, setiap tindakan manusia selalu didorong

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN SUMBER DAYA INFORMASI ELEKTRONIK AKSES TERBUKA: STUDI KASUS E-REPOSITORY UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) OLEH Desvan Baruna

LAPORAN KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT MANAJER

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

BAB V PENUTUP. bagi Perpustakaan ITS tentang kegiatan promosi ITS Digital Repository. Perpustakaan ITS telah melaksanakan kegiatan promosi ITS Digital

SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH

Kebijakan Layanan Koleksi Lokal Konten Tercetak Pada Era Digital Di Perpustakaan Perguruan Tinggi DKI Jakarta

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

2016 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGGUNAAN KOLEKSI TERCETAK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

Implementasi Knowledge Transfer Repositori Perguruan Tinggi pada Indonesia OneSearch

Arah Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.

MODUL PENYEGARAN UPLOAD KOLEKSI DI UNDIP INSTITUTIONAL REPOSITORY 1. Oleh Sugeng Priyanto, SS, MIP

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengguna perpustakaan itu sendiri. Sebelum koleksi perpustakaan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

PENELUSURAN JURNAL INTERNASIONAL DAN KELOLA PUSTAKA DENGAN MENDELEY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi di era informasi saat ini perlu melakukan

OMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT. Heri Abi Burachman Hakim. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membawa

PENGELOLAAN INSTITUTIONAL REPOSITORY PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Pemanfaatan local content suatu perguruan tinggi: suatu analisis terhadap repository Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN MOTIVASI MAHASISWA BERKUNJUNG KE UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA. Oleh. Fl. Agung Hartono S.Sos NIP

Pedoman Pertanyaan Informan I Kepala Perpustakaan Universitas Negeri. 1. Sebagai hybrid library, apakah Perpustakaan UNP sudah memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. sistematika dan prosedur yang harus ditempuh, unsur dan komponen yang

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

2016 KARYA PRESTASI UNGGULAN LAMPIRAN 4 ARSITEKTUR REPOSITORY INSTITUSI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana

Knowledge Repository Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan: Membangun Pengetahuan di Bidang Kelautan dan Perikanan

KAJIAN WEBOMETRICS REPOSITORI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Oleh : Dra. Lilik Soelistyowati,MM Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka & Jasa Informasi Perpustakaan

Kebijakan Preservasi Bahan Pustaka dan Arsip BPAD DIY

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS

BAB I PENDAHULUAN. dengan wajah baru yang juga menyediakan berbagai macam ruang, area baca,

PENYEDIAAN SUMBERDAYA INFORMASI ELEKTRONIK : UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN LAYANAN KONTEN OPEN ACCESS DI PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

Nomor : REF-PSI-USM- APL.UNG.44 Versi : 00

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

IMPLEMENTASI TIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN TIM TeSCA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNHAS

BUKU PROFIL. The garden of knowledge resources. UPT. PERPUSTAKAAN Tahun Universitas Internasional Batam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kebiasaan seperti membaca, mengerjakan tugas, atau menulis skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, serta. pengelolaan data anggota dan statistik.

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perancangan. perdagangan se-asia Tenggara, Monumen Nasional (MONAS), dan kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU. Pengelolaan e-learning

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN REPOSITORY PERPUSTAKAAN. No. Dok :

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO STATE UNIVERSITY. Institusional. Repository

BAB 1 PENDAHULUAN. dan meningkatnya harga produk di pasar yang menyebabkan turunnya. bertahan, perusahaan-perusahaan yang ada berusaha mempertahankan

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

INTERNET GOVERNANCE FORUM INDONESIA (ID-IGF) NATIONAL DIALOGUE 2016

AKSESIBILITAS INFORMASI E-JOURNAL RESPOSITORY. Sri Endah Pertiwi

PEDOMAN AKSES E-BOOK (ELECTRONIC BOOK)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perpustakaan digital baru benar-benar hadir pada akhir 1990an. Setelah 10 tahun kemudian perpustakaan digital berada dalam tahap pengembangan. Pertumbuhan perpustakaan digital telah melaju dengan pesat. Saat ini, hampir semua perpustakaan tengah berlomba untuk membangun perpustakaan digital. Pembangunan perpustakaan digital tidak hanya berhenti pada penyediaan koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15). Pembangunan perpustakaan tidak hanya sekedar menjadi penyedia koleksi digital saja tetapi juga harus melakukan kegiatan pelestarian terhadap koleksi digital tersebut agar dapat diakses dan ditemukan oleh pengguna kapan saja. Selain itu Worcman dalam Tedd dan Large (2005:14) juga menyebutkan bahwa perpustakaan digital sudah menjadi fenomena dunia. Pertama, perpustakaan digital dalam arti kelembagaan sedang didirikan di negara-negara maju dan berkembang, besar dan kecil, dan negara-negara di utara, selatan, timur dan barat. Kedua, banyak perpustakaan digital menyediakan informasi digital yang bisa dicari, dilihat dan diambil oleh pengguna dari seluruh dunia. Ketiga, konten digital yang telah dipilih dan dirakit sebagai koleksi digital telah tersimpan pada komputer di berbagai belahan dunia. Dan keempat, proses digitalisasi yang murah dan efektif menawarkan kesempatan kepada lembaga untuk mengatur, melestarikan dan membuat koleksi digital berupa gambar, arefak dan suara selalu tersedia untuk pengguna lokal mereka sendiri. 1

Dari paparan di atas dapat disingkat bahwa fenomena perpustakaan digital bukanlah hal yang baru, tetapi sudah menjadi fenomena dunia. Banyak lembaga di seluruh dunia yang telah membangun perpustakaan digital untuk kepentingan pelestarian koleksi digital mereka agar dapat di akses oleh seluruh pengguna di dunia. Setiap lembaga yang akan membangun sebuah perpustakaan digital diberikan kesempatan untuk bisa mengatur informasi apa saja yang hendak mereka bagikan dan lestarikan. Sejalan dengan fenomena tersebut, perkembangan teknologi yang semakin pesat juga memberikan dampak tersendiri terhadap pengembangan perpustakaan digital. Lembaga yang akan membangun sebuah perpustakaan digital harus mengetahui beragam isu yang berkembang terkait pengelolaan dan pengembangan perpustakaan digital yang saat ini dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Mafar (2012:5) dalam artikelnya menyebutkan beberapa isu terkait pembangunan perpustakaan digital diantaranya preservasi digital, hak cipta, plagiarisme, dan kesiapan SDM. Pembangunan perpustakaan digital tidak akan lepas dari keinginan untuk saling berbagi. Perpustakaan berusaha untuk berbagi informasi kepada para pemustaka yang membutuhkan. Oleh karena itu, pembangunan perpustakaan digital perlu disesuaikan dengan kondisi pemustaka yang dilayani. Salah satu fokus kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan perpustakaan digital adalah preservasi digital. Melalui preservasi digital, maka diharapkan kebertahanan koleksi digital dapat terjamin dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Preservasi digital menjadi bagian penting dalam menjaga akses dan pelestarian jangka panjang koleksi yang dihasilkan dari proses intelektual. 2

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memberikan dampak yang besar dalam pengelolaan perpustakaan digital khusunya preservasi digital. Perlu adanya sebuah tanggung jawab yang besar untuk mempertahankan siklus hidup digital, pelestarian dan akses jangka panjang. Tanggung jawab tersebut bertujuan agar informasi digital dapat terus terjaga dan dengan cepat ditemukan oleh pengguna dalam waktu yang tidak terbatas. Dalam merancang dan membangun sebuah repositori digital juga harus diperlukan sebuah standar pelestarian digital. Adanya standar tersebut memungkinkan informasi yang dilestarikan dapat dimaanfaatkan dan tertuju sesuai keinginan penggunanya. Saat ini banyak perpustakaan nasional di luar negeri yang telah merancang dan membangun repositori digital mereka menggunakan model referensi OAIS (Open Archival Information System). Strodl dan Rauber (2015:1) menjelaskan bahwa, model OAIS telah diterima secara luas sebagai standar model referensi yang terkenal di bidang pelestarian digital dan sistem arsip. Tujuan utama dari OAIS adalah untuk melestarikan informasi bagi masyarakat yang ditunjuk selama waktu yang tidak terbatas waktu. Model referensi ini juga telah disetujui oleh ISO pada tahun 2003 sebagai standar internasional. OAIS telah menciptakan model umum atau kerangka kerja untuk pembangunan dan pemeliharaan informasi bagi pelestarian jangka panjang dan akses ke materi digital. Dalam situs web Repositories Support Project dijelaskan bahwa, repositori digital merupakan mekanisme untuk mengelola dan menyimpan konten digital yang dimiliki oleh setiap lembaga. Menempatkan konten ke dalam repositori dan 3

kemudian memungkinkan staf dan lembaga melakukan proses pengelolaan dan pelestarian, agar konten yang dikandungnya dapat diakses, dicari dan diambil untuk digunakan dalam waktu yang tidak terbatas. Hasan (2010) dalam artikelnya menyebutkan istilah repositoi digital bukanlah hal yang asing bagi seseorang yang sehari-harinya berkutat di seputar permasalahan digitalisasi. Dalam dunia perpustakaan digital, proses alihmedia koleksi cetak menjadi format digital hanyalah merupakan tahapan awal. Koleksi digital tersebut harus dikelola lagi dan dikumpulkan dalam suatu wadah agar dapat dimanfaatkan oleh pemustaka secara optimal. Wadah inilah yang saat ini dikenal dengan nama repositori digital. Pada lingkup lembaga institusi khususnya lembaga yang bergerak dibidang penelitian dan pendidikan, repositori digital dapat digunakan untuk mengumpulkan, melestarikan dan menyebarluaskan karya intelektual institusi dalam format digital secara online ataupun offline. Konten repositori yang terkumpul ini juga dapat dimanfaatkan kembali untuk menunjang kegiatan akademik dan penelitian. Repositori digital pada ranah ini dikenal dengan istilah Repositori Institusi atau Institutional Repository (IR) Universitas Diponegoro memiliki repositori digital yang bernama UNDIP- IR. Dalam situs web http://eprints.undip.ac.id/ disebutkan UNDIP Institutional Repository (UNDIP-IR) adalah kumpulan digital hasil penelitian atau intelektual universitas. UNDIP-IR memusatkan, mengumpulkan, menjaga, dan memenuhi standar open access dalam mengakses koleksi bahan ilmiah dari hasil penelitian masyarakat Universitas Diponegoro. Perpustakaan Universitas Diponegoro dan 4

Program Studi Ilmu Perpustakaan bertanggung jawab dalam membangun, berkolaborasi, mengelola, memelihara dan menyebarkan isi UNDIP-IR. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan peneliti pada 9 Februari 2015, UNDIP-IR dibangun pada tahun 2009 dikarenakan semakin banyaknya karya ilmiah cetak yang menimbulkan beberapa masalah dalam hal penyimpanan, pelestarian, dan distribusi. Pada bulan Juli 2010 situs Webometrics mengeluarkan pemeringkatan baru bagi situs repository diseluruh dunia. Situs UNDIP-IR sendiri menduduki peringkat 49 Dunia, 3 Asia, 1 Asean dan 1 untuk wilayah Indonesia. Selama kurun waktu kurang lebih 6 tahun UNDIP-IR juga mengalami fluktuasi pemeringkatan oleh Webometrics, diantaranya: Bulan Tahun Peringkat Repositori Dunia Nasional Juli 2010 49 1 Januari 2011 55 1 Juli 2011 48 2 Januari 2012 26 3 April 2012 21 3 Juli 2012 36 2 Juli 2013 43 2 Juli 2014 71 1 Februari 2015 94 2 Tabel 1. Peringkat Repositori berdasarkan Webometrics (http://repositories.webometrics.info/en/asia/indonesia) Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu pustakawan pada 9 Februari 2014, narasumber memberikan saran kepada peneliti untuk melanjutkan hasil penelitian tesisnya tentang Evaluasi Pengelolaan Undip Institutional Repository. Hasil penelitian tersebut berupa masalah yang didapati selama proses pengelolaan Undip-IR semenjak kemunculannya. Dari sepuluh hasil 5

penelitian yang dikemukakan oleh narasumber dalam tesisnya, peneliti hanya memilih masalah yang terkaita dengan model OAIS yaitu: - Pengetahuan dosen dan mahasiswa selaku konsumen (consumer) UNDIP tentang UNDIP-IR ternyata masih kurang. Mereka memanfaatkan sumber lain dari UNDIP-IR. - Kontribusi dosen selaku produsen (producer) di UNDIP-IR masih rendah karena pengunggahan masih dilakukan oleh petugas perpustakaan yang ditunjuk. Dosen kurang mengetahui dan tidak mendapatkan pelatihan. Dosen dan staf yang telah mengikuti tidak ditugaskan lagi untuk melatih ulang rekan mereka. - Hak cipta local content di UNDIP IR harus diatur dengan jelas. Perlu lembaga hukum agar tidak menyeret petugas pengunggah. Mengupayakan kontrol dan hak terhadap informasi merupakan daftar tanggung jawab yang wajib dipenuhi oleh lembaga sesuai dengan OAIS. - Belum ada penetapan prosedur dan manajemen yang baku untuk mengelola UNDIP-IR dimana belum ada mandat resmi yang diberikan secara resmi kepada lembaga yang mengelola UNDIP-IR. Dalam OAIS disebutkan harus mengikuti kebijakan dan prosedur tertulis dalam pelestarian digital. - UNDIP-IR tidak memiliki dana yang jelas dari lembaga misalnya perpustakaan. Dana hanya untuk digitalisasi sehingga tidak terencana dengan baik sepanjang tahun anggaran. Belum ada dokumen resmi yang menjadi laporan hasil evaluasi dan pengukuran bagi kegiatan pengelolaan UNDIP-IR. Evaluasi bersifat dialogis yang tidak tertuang menjadi suatu 6

dokumen yang digunakan sebagai pedoman pengelolaan UNDIP-IR selanjutnya. Kedua masalah tersebut merupakan ruang lingkup OAIS berupa management yang bertanggung jawab yang memastikan sudah melaksanakan kebijakan yang digariskan atau belum). - Promosi masih minim dilakukan, terbukti masih banyak dosen dan mahasiswa yang tidak mengetahui keberadaan Undip-IR. Promosi adalah ruang lingkup OAIS yaitu bagian dari Administratiton. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masih terdapat beberapa masalah terhadap pengelolaan repositori digital model OAIS. Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan repositori digital berdasarkan model OAIS. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah - Bagaimanakah pengelolaan repositori digital di UPT Perpustakaan Undip dilihat dari model OAIS? 1.3 Fokus Penelitian Fokus pertama yaitu peneliti akan melakukan fokus penelitian pada pengelolaan repositori digital berdasarkan model OAIS. Dalam model OAIS terdapat enam komponen fungsional yaitu Ingest, Archival Storage, Data Management, Preservation Planning, Access, Aministration. Fokus kedua berupa batasan terhadap tempat studi kasus, dalam hal ini UPT Perpustakaan UNDIP 7

karena terlalu luas maka peneliti memfokuskan terhadap repositori digitalnya yang bernama UNDIP-IR (Institutional Repository). 1.4 Tujuan Penelitian - Untuk mendeskripsikan pengelolaan repositori digital berdasarkan model OAIS. 1.5 Manfaat Penelitian - Diharapkan sebagai bahan referensi mengenai kajian tentang OAIS di Indonesia. Karena jika ditelusur melalui internet bahkan tidak ada kajian tentang OAIS di Indonesia dan hanya ada di luar negeri. - Diharapkan dapat memberikan masukan kepada UPT Perpustakaan Undip dalam pengembangan Undip-IR. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II studi kepustakaan, yang terdiri dari kajian penelitian sejenis, dan kajian teori dan konsep yang relevan. BAB III metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, tempat penelitian, sumber data dan teknik penentuan informan, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, pengujian keabsahan data, metode dan teknik analisis data, dan jadwal penelitian. 8