BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35. Multidimensional, hlm 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi para individu yang

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pencak silat atau silat adalah suatu seni beladiri tradisional yang berasal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan ilmu beladiri warisan budaya nenek moyang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

LAMPIRAN-LAMPIRAN. LAMPIRAN 1: DAFTAR PERTANYAAN dan JAWABAN PERTANYAAN LAMPIRAN 2: DOKUMENTASI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2013

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari sekian ribu perguruan silat yang ada di Indonesia, yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam buku

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN 12 TAHUN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas menggerakkan badan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang dapat mendorong pengembangan dan pembinaan diri. Pengembangan dan pembinaan ini mengacu pada pengelolaan potensi-potensi jasmani dan rohani seseorang dalam gerak, permainan, pertandingan, prestasi, bahkan dapat membentuk pola pikir dan karakter manusia yang berkualitas. Pengembangan ini dirasa sangat perlu karena melihat keadaan Indonesia yang masih terpuruk dalam masalah korupsi, integritas, kejujuran yang seringkali dilakukan oleh pemimpin bangsa. Dalam pepatah mengatakan dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat hal ini seakan bertolak belakang apabila kita melihat di masyarakat bahwa orang yang memiliki tubuh yang kuat, tegap, berotot seringkali identik dengan orang-orang yang dekat dengan hal-hal kriminal. Hal ini berarti dalam tubuh yang sehat, tidak menjamin jiwa yang kuat untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu dan prinsip-prinsip kebenaran. Salah satu cara yang dapat dipakai oleh untuk peningkatan kesehatan dan pembentukan kepribadian seseorang adalah melalui kegiatan olahraga yang bukan sekedar permainan, tetapi memiliki pembelajaran mengenai kehidupan. Pencak silat merupakan salah satu seni olahraga dari Indonesia yang telah berumur berabad-abad. Pencak silat ini telah diwariskan secara turun-temurun dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Pencak silat ini sarat makna akan nilai-nilai kehidupan serta memiliki dasardasar yang kuat dalam pembinaan hidup. Pencak silat merupakan suatu seni bela diri yang disertai dengan gerakan yang efektif, terkendali, serta memiliki rasa. Selain itu, pencak silat sendiri mengajarkan manusia untuk membela diri yang menghubungkan antara gerakan dan pikiran. Kemunculan pencak silat sendiri merupakan upaya manusia dalam mempertahankan diri dari ancaman, baik itu dari sesama manusia maupun ancaman dari alam. Hal yang sangat ditekankan dalam pencak silat sendiri adalah pembelan diri. Seiring dengan perkembangan zaman, pencak silat tak hanya digunakan sebagai alat bela diri (teknis), namun juga menjadi sarana olahraga, sebagai alat pendidikan jasmani, rohani (etika), dan sosial yang tidak mengesampingkan aspek estetika atau keindahan dalam gerakan.

Magelang merupakan salah satu kota yang memiliki atlet-atlet olah raga bela diri, termasuk pencak silat, atlet-atlet ini memiliki kualitas yang sangat baik, banyak putra daerah yang dikirimkan untuk mengikuti berbagai macam turnamen-turnamen yang sifatnya kedaerahan, nasional, bahkan sampai mencakup ranah internasional. Ajang Sea Games merupakan ajang yang sangat dinantikan oleh atlet-atlet pencak silat rumpun Melayu. Salah satu padepokan yang setia menjaga dan melestarikan seni bela diri pencak silat adalah Padepokan Pencak Silat Kembang Setaman. Perguruan ini sudah ada selama 40 tahun, dan dalam perkembangannya perguruan ini sudah banyak menghasilkan atlet-atlet pencak silat yang diikutsertakan dalam berbagai macam pertandingan. Pertandingan yang pernah diikuti tidak hanya sebatas pertandingan daerah, tetapi merambah ke nasional, bahkan pernah diikutsertakan dalam pertandingan internasional. Salah satu pesilatnya pun menjadi salah seorang pendekar yang mengelola perguruan pencak silat di Singapura. Tetapi kondisi fisik bangunan yang masih terbatas sangat mempengaruhi pesilat-pelisatnya dalam berlatih dan mengembangkan diri. Walaupun banyak keterbatasan yang mereka miliki, perguruan ini memiliki cita-cita yang besar untuk mengembangkan padepokan tersebut kearah yang lebih baik, dengan menambah pembelajaran bagi pesilatnya dan juga memperbaiki bangunan demi kenyamanan saat latihan. 1.1.1 Pencak Silat dan Pemerintah Dunia pencak silat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Olahraga ini, tidak hanya sebagai kebutuhan manusia dalam menjaga kebugaran tubuhnya, tetapi telah merasuk dalam semua sektor kehidupan. Pemerintah Indonesia sendiri sedang berjuang untuk mewujudkan manusia yang berkarakter dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu kebijakan pembanguan mental bangsa. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan manusia yang peduli akan seni, budaya, dan olahraga demi terwujudnya manusia yang memiliki tingkat kesehatan dan kebugarann yang tinggi, disamping itu mental pun terus dipupuk lewat nilainilai yang ditanamkan dalam setiap permainan olahraga. Perhatian masyarakat terhadap pembinaan karakter dan pembelajaran hidup melalui pencak silat sangat kurang, sehingga menyebabkan mereka tidak menyadari arti pembelajaran dari pencak silat. Hal ini dapat dilihat dari kurang menariknya olahraga daerah itu sendiri, serta fasilitas olah raga yang mendukung setiap proses pembelajaran. Padahal pengembangan sarana olahraga yang memadai sangat perlu disediakan untuk kegiataan pembinaan olahraga ini. Fasilitas yang

baik merupakan salah satu langkah awal yang perlu disiapkan sebagai tempat pembibitan olahragawan. Apabila kita melihat dari peran pemerintah saat ini, peran pemerintah belum cukup baik dalam pengembangan bidang olahraga ini. Pemerintah hanya memberikan wadah untuk mendorong masyarakat mengembangkan pencak silat ini. Contohnya, pencak silat sudah dijadikan cabang olahraga yang dikompetisikan dalam Pekan Olahraga Nasional setiap tahunnya. Tetapi, pemerintah pun memiliki keterbatasan dalam pengembangan seni bela diri ini, pemerintah tidak bisa terjun langsung kalangan masyarakat pecinta pencak silat ini. Oleh karena itu, diperlukan peran masyarakat aktif dalam mengelola dan mengembangkan olahraga ini. 1.1.2 Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Di tengah terbatasnya pemerintah terhadap pengembangan pencak silat, muncul beberapa masyarakat, baik secara individu maupun kelembagaan untuk mempertahankan pembelajaran hidup melalui olahraga pencak silat ini. Salah satunya adalah Padepokan Pencak Silat Kembang Setaman, Magelang. Perguruan pencak silat ini berusaha untuk memberikan pembelajaran mengenai bela diri dan memotivasi atletnya untuk terus mengembangkan diri menjadi pendekar yang mampu bertahan dalam persaingan hidup. Padepokan ini juga berkeinginan menjadi berkat bagi masyarakat sekitar, khususnya di daerah Kiringan. Padepokan pencak silat ini, berkeinginan untuk memajukan daerah dengan menyediakan area komunal untuk warga dalam mengembangkan potensi daerah lewat kesenian, kerajinan, serta pembentukan karakter melalui pembinaan agama. Kegiatan yang akan ditawarkan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar masyarakat memiliki ketrampilan dan dapat bertahan dalam proses untuk membangun kehidupan dimasa depan. Perguruan ini tak hanya mempersiapkan atlet-atlet yang pandai dalam teknik bela diri, tetapi berusaha untuk menjadikan murid-murid untuk menjadi pendekar-pendekar yang mampu bertahan dalam setiap perkerjaan maupun kehidupan mereka dimasa yang akan datang. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Permasalahan Non-Arsitektural Pencak silat merupakan warisan kebudayaan dan seni yang mempunyai banyak mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan yang luhur. Seiring dengan berkembangnya zaman, tantangan yang dihadapi berkaitan dengan eksistensi dari perguruan pencak silat tersebut. Perguruan pencak silat tersebut terus dihimpit dengan banyaknya pilihan seni bela diri yang masuk

ke Indonesia. Pola pikir masyarakat yang terus bergerak kearah hal-hal yang bersifat modern dan cenderung mengikuti tren menjadi salah satu faktor penentu banyaknya peminat seni bela diri ini. Bila kita melihat lebih dalam lagi, tentang sistem pembelajaran dalam perguruan pencak silat, biasanya pendekar-pendekar senior hanya sebatas mengajarkan teknik-teknik bela diri atau jurus-jurus. Pembelajaran ini hanya menekan pada pengembangan ilmu atau jurus, apabila kita melihat jauh ke depan, seharusnya pendekar-pendekar tersebut mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam setiap gerakan. Apabila kita melihat kenyataan, pencak silat tidak bisa memberikan jaminan kepada murid-muridnya untuk memberikan penghidupan yang layak dengan hanya mengabdikan diri sebagai seorang pesilat di masa depan. Perguruan pencak silat kurang menyadari perannya untuk mencetak pendekar-pendekar dalam kehidupan sebenarnya, yaitu pendekar yang mampu bertahan dalam pekerjaannya, tanggung jawabnya, dan perannya dalam masyarakat. 1.2.2 Permasalahan Arsitektural Selain dari permasalahan yang dihadapi oleh perguruan pencak silat demi mempertahankan eksistensinya di dalam masyarakat, dibutuhkan sebuah wadah yang digunakan sebagai tempat menghasilkan manusia yang kreatif dan professional dibidang seni bela diri pencak silat. Wadah yang mampu menampung semua aktivitas yang ada di padepokan tersebut. Wadah tersebut haruslah mampu melindungi pengguna dari cuaca dan iklim Indonesia, sehingga setiap latihan tidak terhalang dengan adanya faktor dari lingkungan tersebut. Saat ini wadah yang disediakan oleh padepokan masih sangat terbatas, hanya ada satu buah ruang aula yang digunakan untuk seluruh kegiatan yang diselenggarakan padepokan tersebut. Di samping adanya ruang aula ini, terdapat rumah peninggalan pendiri yang digunakan sebagai tempat istirahat oleh pesilat-pesilat. Bahkan rumah ini digunakan sebagai tempat menginap apabila pesilat tersebut berasal dari luar kota dan biasanya persilat tersebut sedang mempersiapkan diri dalam sebuah pertandingan. Padepokan merupakan sebuah tempat yang disediakan untuk pesilat-pesilat menimba ilmu dan berlatih ketrampilan pada seorang guru yang dipercaya memiliki ilmu dan ketrampilan yang tinggi dalam suatu hal. Dalam hal ini, perguruan pencak silat berharap bahwa pesilat dibekali oleh nilai-nilai kehidupan yang dapat dipelajari melalui bangunan dan lingkungan sekitar. Pesilat tak hanya dituntut untuk terampil dalam mengolah tubuhnya untuk jurus-jurus saja, tetapi pesilat diharapkan untuk mampu mengolah, menjaga, dan bertahan hidup dari lingkungan sekitarnya.

Penataan lansekap juga perlu karena berkaitan dengan filosofi perguruan pencak silat dan citacita perguruan agar setiap pasilat mampu belajar dari alam dan mengaplikasikannya. 1.3 Tujuan Penulisan ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab setiap permasalahan yang ada, sehingga setiap kebutuhan dan aktivitas yang diperlukan dapat terpenuhi. Redesain akan dilakukan, karena melihat fasilitas yang disediakan oleh perguruan sangat kurang. Pada kenyataannya sangat diperlukan adanya pemisahan ruangan sebagai tempat latihan dan bangunan ini diharapkan sebagai tempat pembentukkan karakter bagi pesilat-pesilatnya. Perancangan padepokan ini ditujukan untuk mewujudkan sebuah pusat pelatihan pencak silat yang ideal serta mampu menyalurkan semua nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bela diri tersebut. Selain itu, melihat kebutuhan dari padepokan tersebut yang masih terbatas, perlu adanya sebuah tempat yang mampu menampung seluruh aktivitas yang ada maupun aktivitas yang akan dikembangkan kedepannya. Padepokan ini diharapkan mampu membentuk karekter penggunanya, karena Winston Churchill (1943) berkata Kita yang membentuk bangunan, kemudian bangunan itu yang membentuk kita. Penciptaan ruang yang nyaman dan menyenangkan dengan fleksibilitas ruang yang cukup tinggi diharapkan dapat membentuk manusia yang lebih tangguh dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Padepokan ini juga mampu menjawab masalah iklim dan cuaca, sehingga ruang yang dihasilkan dapat digunakan setiap waktu. 1.4 Metode Pembahasan 1.4.1 Pengumpulan Data Metode yang dgunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam membuat laporan ini melalui beberapa cara: a. Studi Pustaka Mempelajari bahan pustaka yang mencakup pengertian, jenis, karakteristik pencak silat, serta para pelaku dan aktivitasnya. Data ini diperoleh dari referensi buku, hasil tulisan, penelitian, yang dapat mendukung permasalahan yang diangkat. b. Observasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada site. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi site yang sebenarnya, sehingga diperoleh data-data mengenai site tersebut. Informasi yang terkait ini berkaitan tentang potensi site tersebut (strength), kelemahan site maupun lingkungan sekitar (weakness), kesempatan untuk pengoptimalan fungsi bangunan (opportunity), serta kendala-kendalanya (threat). c. Wawancara Wawancara dilakukan pada saat observasi lapangan dengan pemilik dan pengguna padepokan pencak silat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan kebutuhan dan pola perilaku komunitas pencak silat tersebut. 1.4.2 Pengolahan Data Dalam proses pengumpulan data-data, hasil yang diperoleh dari studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara diolah dan dianalisis yang kemudian akan digunakan sebagai dasar dalam proses perancangan. Data tersebut akan diintegrasikan dengan kebutuhan dari komunitas tersebut. Padepokan pencak silat ini berlokasi di kota Magelang tersebut, mulai dari berlatih, bertanding, serta sebagai tempat sosial bagi lingkungan tersebut. 1.5 Keaslian Penulisan Penulisan tugas akhir dengan tema fasilitas olahraga dan bela diri sudah pernah ditulis oleh mahasiswa terdahulu. Perbedaan tema yang dapat dilihat dari judul tersebut adalah Pusat Pelatihan Bela Diri dengan integrasu antara Ruang Luar dengan Ruang-Ruang Dalam oleh Farah Faradeya (02/TK/154862/27145) Martial Art Center di Kota Blitar Melalui Pendekatan Arsitektur Metafora oleh Riska Nindia Sari (09/284353/TK/35262)

1.6 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran Sumber : Analisa penulis, 2014