BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi adalah suatu alat penunjang kemudahan yang berperan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. memilki banyak pulau sehingga moda transportasi udara dibutuhkan untuk

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. latar belakang penelitian yang diikuti dengan rumusan masalah. Pembahasan ketiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

karena mempersingkat jarak dan waktu tempuh untuk sampai ketempat tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Salah satunya adalah bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 56,5 persen dari total jumlah penduduk (Kelas Menengah dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pintu (doorto door service) menyebabkan angkutan umum kurang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan komersial berjadwal semakin marak, sejak dikeluarkannya. penerbangan nasional tetap mengalami pertumbuhan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya kelas ekonomi, bisnis, hingga eksekutif yang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri jasa, peran pemasaran menjadi salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi pada industri penerbangan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri penerbangan sesuai jadwal dan kemampuan membeli tiket.

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan itu berorientasi pada

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat meningkatkan kemampulabaannya. Strategi bersaing suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau

BAB I PENDAHULUAN. belum adanya transportasi yang memadahi. Namun sekarang banyak

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan didalam dunia usaha hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan sektor jasa di Indonesia berkembang dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Lion air Sejarah Lion air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era Globalisasi ini jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, baik itu perkembangan usaha yang bergerak di bidang manufaktur maupun di

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan suatu transportasi yang cepat, nyaman dan aman. Di samping itu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia adalah Negara kepulauan, maka membutuhkan banyak sarana transportasi untuk menunjang proses perdagangan, bisnis, dan segala transaksi maupun urusan antar pulau lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin melakukan perjalanan karena biayanya yang terjangkau. Sementara untuk masyarakat menengah ke atas, jalur udara dengan pesawat terbang menjadi pilihan karena mereka mengutamakan faktor kecepatan meskipun harganya lebih mahal dari pada sarana transportasi laut seperti kapal. Sekarang semua kalangan bisa menikmati penerbangan udara dengan ongkos yang terbilang murah, sehingga masyarakat tentu akan memilih menggunakan pesawat yang dapat membawa mereka ke tempat tujuan dalam waktu lebih cepat juga dengan ongkos yang relatif sama. Misalnya, perjalanan Bus dari Jakarta ke Denpasar selama 24 jam membutuhkan biaya sebesar Rp 350.000. Sedangkan dengan pesawat, harga tiketnya ada yang menawarkan harga mulai dari Rp 269.000 dengan waktu tempuh 1,5 jam. Pada kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir ini, bermunculan maskapai -maskapai penerbangan (airlines) baru di Indonesia. Ini mengakibatkan tingkat persaingan menjadi semakin ketat baik dari aspek harga, produk, maupun pelayanan. Ketidakmampuan airlines untuk bersaing dalam aspek-aspek tersebut akan 1 mengakibatkan airlines kehilangan pelanggannya. Beberapa maskapai yang telah bangkrut adalah Indonesia Airlines, Jatayu Airlines, Awair, Linus Airways, Star Air, Sempati Air, Bouraq Indonesia Airlines, Adam air, Mandala Airlines, dan

terakhir Batavia Air yang bangkrut pada 2013,(Okezone.com/Ekonomi). Maskapai-maskapai yang sampai saat ini beroperasi antara lain Garuda, Merpati Airlines, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya, dan banyak lagi yang telah mengantongi ijin operasi namun belum aktif beroperasi. Dengan banyaknya maskapai penerbangan yang ada, tentunya dibutuhkan upaya keras untuk tetap menjaga loyalitas konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan memperbaiki maupun meningkatkan kualitas pelayanan (service quality). service quality adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan (Manulang: 2008). Kualitas pelayanan adalah salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan, konsekuensi atas pendekatan kualitas pelayankan suatu produk memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. (Lupiyoadi & Hamdani, 2008: 181). Ada dua komponen dasar dalam kualitas pelayanan, yakni kualitas teknis dan kualitas fungsional. Kualitas teknis adalah elemen pelayanan maskapai penerbangan yang mudah diukur secara objektif baik oleh konsumen maupun perusahaan sebagai penyedia jasa tersebut, misalnya lamanya keterlambatan pesawat ataupun ketepatan waktu keberangkatan. Sedangkan kualitas fungsional dapat berbentuk lingkungan tempat antri atau menunggu, pelayanan keterlambatan pesawat dan sejenisnya. Kualitas fungsional juga dapat sangat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap kualitas jasa yang diterimanya karena adanya interaksi antara konsumenprodusen.

Hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan suatu jasa pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti yang telah dilakukan oleh Manullang (2008) dengan penelitiannya mengenai Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan. Hasil penelitian Manullang menyebutkan bahwa kualitas pelayanan yang dilihat dari 5 dimensi: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan. Variabel yang dominan memiliki pengaruh signifikan adalah reliability. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Atmaja (2011) mengenai Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan studi pada tiket Garuda di PT Falah Fantastic Tour Travel Bogor dari hasil penelitian variabel kepuasan pelanggan (Y) bukti fisik, kehandalan (X2), dan daya tanggap (X3), jaminan (X4), empati (X5), pengujian hipotesisi menggunakan uji t menunjukan bahwa kelima variabel independen yang diteliti yaitu variabel bukti fisik, kehandalan daya tanggap jaminan, empati terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen kepuasan pelanggan. Ada beberapa unsur dalam kualitas antara lain (Arief, 2007: 120): 1) features (keistimewaan jasa), 2) performance (kinerja jasa), 3) Competitivenes (daya saing), 4) Promptness (ketepatan waktu), 5) Courtesy (kesopanan), 6) Process capability (kemampuan proses), 7) Freedom from errors (bebas dari kesalahan/kekurangan), 8) Conformance to standards procedures (kesesuaian dengan standar, prosedur). Unsur-unsur di atas erat kaitannya dengan jasa penerbangan, terutama beberapa yang menjadi perbandingan antara banyak maskapai yaitu ketepatan waktu berupa sejauh apa ketepatan waktu penerbangan suatu maskapai: kesopanan, berupa sikap hingga senyum ramah pramugari, dan keistimewaan jasa

mencakup kelebihan-kelebihan dari masing-masing maskapai. Misalnya kebersihan dan kenyamanan di dalam kabin pesawat hingga harga pertiket pesawat. Yang terakhir yaitu murahnya harga tiket menjadi sebuah pertimbangan bagi konsumen dalam memilih maskapai. Harga tiket pesawat yang lebih murah ini disebut low cost atau sering disebut LCC (low cost carrier). LCC sering juga disebut sebagai Budget Airlines atau no frills flight atau juga Discounter Carrier. LCC merupakan model penerbangan yang unik dengan strategi penurunan operating cost. Di Indonesia, maskapai penerbangan Lion Air ini yang memulai sistem LCC ini (walaupun operasional cost maskapai yang dianggap LCC di Indonesia seperti Lion Air dan Wings Air masih diatas rata-rata maskapai LCC pada umumnya.). Tiket murah Lion Air membuat maskapai penerbangan lain terpaksa harus ikut menurunkan harga tiketnya. Hal ini tentu sangat menguntungkan para konsumen transportasi, namun dalam bisnis penerbangan yang sarat akan regulasi-regulasi haruslah lebih mementingkan faktor safety dan security serta kenyamanan dalam pelayanannya. Lion Air kemudian mulai menjadi pemain utama maskapai penerbangan di Indonesia. Diberitakan oleh Tribunnews.com (29 Desember 2013), Lion Air adalah maskapai penerbangan paling tenar di tahun 2013 versi google karena menjadi maskapai yang paling banyak dicari data penerbangannya via internet. Pencapaian Lion Air ini bahkan mengalahkan maskapai Garuda Indonesia. Pada tahun 2004, Lion Air meraih Best Brand Award dari majalah SWA. Di tahun itu pula, Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi Miss Universe dan Puteri Indonesia 2004 (Best.tanijogonegoro.com, Novem ber 2013). Pada tahun 2013 ini Lion air menambah armada dengan Boeing 737-900ER yang merupakan pesawat komersial berkoridor tunggal tercanggih di dunia (Best.tanijogonegoro.com, November 2013).

Beberapa strategi diterapkan Lion Air untuk mempertahankan loyalitas konsumen, antara lain dengan merenovasi desain tata ruang kabin pesawat, diadakannya Lion Air Passport Club, fasilitas E-Payment, dan tiket promo yang sering diberikan. Meski memiliki banyak fitur pelayanan, maskapai ini tetap memiliki kekurangan.bahkan ditengah banyaknya prestasi atau konsumen yang memilih jasa penerbangan ini, Lion Air juga dikenal sebagai maskapai yang paling banyak menerima keluhan dari konsumen terutama mengenai penundaan keberangkatan yang terlalu lama, kehilangan bagasi merupakan hal sering terjadi seperti yang telah disampaikan oleh konsumen Lion Air. (Rumahpengaduan.com). Anggota devisi pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Karunia Asih Rahayu menyatakan dari catatannya maskapai paling banyak berkasus adalah Lion Air dengan rata-rata kasus persoalan gagal terbang atau ditolak checkin di bandara. (Merdeka.com,Januari 2013). Hal ini menyangkut unsur Freedom for errors (bebas dari kesalahan/kekurangan) yang juga menentukan kepuasan pelanggan.

NO Tabel 1.1 Jadwal keberangkatan JADWAL KEBERANGKATAN BANDAR UDARA MUTIARA PALU JULI 2014 1 Lion Air Balikpapan 06:05 2 Lion Air Makassar 07:10 3 Garuda Indonesia Jakarta 07:20 4 Lion Air Jakarta 09:15 5 Wings Air Balikpapan 10:20 6 Sriwijaya Balikpapan 11:05 7 Lion Air Surabaya 11:40 8 Lion Air Makassar 12:15 9 Sriwijaya Makassar 13:50 10 Lion Air Makassar 14:55 11 Garuda Indonesia Makassar 15:50 12 Lion Air Surabaya 21:05 Sumber: www.infopal.com.jadwal penerbangan bandara mutiara Di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Palu tidak hanya maskapai Lion Air yang beroperasi ada beberapa maskapai penerbangan lainnya yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, Sriwijaya Air, dari beberapa maskapai yang beroperasi di bandar udara Mutiara SIS Al-Jufri Lion Air merupakan maskapai yang banyak diminati masyarakat dikarenakan harga tiket yang murah dan jadwal penerbangan yang beragam. Di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Lion Air beroperasi tujuh kali dalam sehari jadwal penerbangannya mulai pukul 06:05 07:10, 09:15, 11:40, 12:15, 14:55 dan 21:05. Jadwal keberangkatan ini yang menjadi keputusan pelanggan untuk memilih jam penerbangan yang mereka inginkan, lebih banyak schedule dibanding maskapai yang lainnya (ticketindonesia.info.com).

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas layanan yang terdiri dari tangible (X1), raliability (X2),responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy (X5) berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pelanggan (Y) maskapai penerbangan Lion Air Di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri? 2. Apakah kualitas layanan yang terdiri dari tangible (X1), reliability (X2),responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy (X5) berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan (Y) maskapai penerbangan Lion Air Di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri? 3. Diantara variabel di atas variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh pada penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan tangible (X1), reliability (X2),responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy (X5) secara simultan terhadap kepuasan pelanggan maskapai penerbangan Lion Air Di Bandar Udara Mutiara SIS Al- Jufri 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan tangible (X1), reliability (X2),responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy (X5) secara parsial terhadap kepuasan pelanggan maskapai Penerbangan Lion Air Di Di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri Palu.

3. Untuk mengetahui variabel manakah tangible (X1), reliability (X2),responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy (X5) yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan maskapai penerbangan Lion Air Di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri. 1.4. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini secara empirik dapat menjadi bahan masukan bagi masakapai penerbangan Lion Air dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai pelayanan dan kepuasan pelanggan jasa penerbangan. Sedangkan secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah khazanah keilmuwan pada jurusan manajemen pemasaran khususnya mengenai bidang service quality, juga tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, serta sebagai referensi bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian sejenis di masa mendatang.