for discussion only rapin mudiardjo ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Porter, M. E, 2004, Competitive Strategy, New York: Free Press. Pandji dan Ninik, 2003, Dinamika Koperasi, Jakarta: Bina Adiaksara

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG)

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Anggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:.

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

BAB I PENDIRIAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN DASAR KOPERASI AKU MANDIRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI RAJAWALI TEKNIK TANJUNGPURA (KOPERASI RATERA) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 01 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PANRANNUANGKU

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

KOPERASI ANGGOTA FORKABAS ANGGARAN DASAR

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Naskah ANGGARAN DASAR KKJIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dari tempat kedudukannya. 1

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

PERATURAN DESA PURO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR KOPERASI NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA (INDONESIAN INTERNET DOMAIN NAME COOPERATION) 1

DAFTAR ISI BAB I : NAMA TEMPAT KEDUDUKAN BAB II : LANDASAN ASAS DAN PRINSIP KOPERASI BAB III : FUNGSI DAN PERAN BAB IV : MAKSUD TUJUAN SERTA USAHA BAB V : KEANGGOTAAN BAB VI : MUSYAWARAH ANGGOTA BAB VII : PENGURUS BAB VIII : PENGAWAS BAB IX : MANAJER DAN KARYAWAN BAB X : DEWAN PENASEHAT BAB XI : PEMBUKUAN KOPERASI BAB XII : MODAL KOPERASI BAB XIII : SISA HASIL USAHA BAB XIV : TANGGUNGAN ANGGOTA BAB XV : PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN BAB XVI : PEMBINAAN BAB XVII : SANKSI-SANKSI BAB XVIII : ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS BAB XIX : PENUTU 2

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Badan Usaha ini bernama Koperasi Nama Domain Internet Indonesia dengan nama singkatan KONDII 2. Koperasi berkedudukan hukum di [..] Pasal 2 JANGKA WAKTU Yayasan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan BAB II LANDASAN ASAS DAN PRINSIP KOPERASI Pasal 3 1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 2. Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan. Pasal 4 1. Koperasi melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip-prinsip koperasi, yaitu : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan sepenuhnya akan diserahkan kepada koperasi untuk digunakan bagi sebesar-besarnya kepentingan anggota dan internet Indonesia pada umumnya. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. 2. Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut : a. Pendidikan Perkoperasian. b. Kerjasama antar Badan Hukum Koperasi maupun Non Koperasi 3

BAB III MAKSUD DAN TUJUAN KOPERASI Pasal 5 Koperasi mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : 1. Mendukung pengembangan Internet di Indonesia khususnya dalam melakukan pengelolaan pendaftaran nama domain *.id. 2. Meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam bidang teknologi yang berbasis internet protokol untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. 3. Mengelola sumber daya internet untuk masyarakat Indonesia sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara. BAB IV KEGIATAN KOPERASI Pasal 6 Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Koperasi menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya (registry) 2. Melindungi kepentingan para registry dalam menjalankan kegiatan pengelolaan pendaftaran nama domain sesuai dengan peraturan yang berlaku; 3. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra di dalam dan luar negeri, serta dunia usaha pada umumnya; 4. Membantu usaha arbitrase dalam arti menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan perselisihan kepentingan di antara anggota; 5. Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya -yang ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif ; 6. Menyelanggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi yayasan, baik nasional maupun Internasional ; 7. Berperan secara aktif dalam menentukan kebijakan di industri berbasis internet 4

BAB V KEANGGOTAAN Pasal 7 1. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi dan tercatat di dalam Buku Daftar Anggota. 2. Yang dapat diterima menjadi anggota koperasi ini adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (Dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani) b. Bertempat tinggal di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia c. Memiliki ruang lingkup usaha di bidang internet d. Telah membayar Iuran Pokok sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini. e. Menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Anggota dan Peraturan-peraturan Perkoperasian yang berlaku. 3. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku Daftar Anggota. 4. Seseorang yang akan masuk menjadi anggota koperasi harus : a. Mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada pengurus. b. Dalam waktu yang telah ditentukan Pengurus harus memberi jawaban apakah permintaan itu diterima atau ditolak. 5. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku Daftar Anggota. 6. Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus. 7. Seseorang anggota yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan pada Musyawarah Anggota berikutnya yang terdekat. 8. Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahtangankan. Setiap Anggota mempunyai kewajiban : Pasal 8 1. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan khusus dan keputusan yang telah disepakati dalam Musyawarah Anggota. 2. Membayar iuran wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan dalam Musyawarah Anggota. 5

3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi. 4. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. 5. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan pasal 40. Setiap Anggota mempunyai hak : Pasal 9 1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Musyawarah Anggota. 2. Memilih dan / atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas. 3. Meminta diadakannya Musyawarah Anggota, Musyawarah Anggota Luar Biasa sesuai dengan ketentuan Pasal 13 dan 14. 4. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus diluar Musyawarah Anggota baik diminta maupun tidak diminta. 5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota. 6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi. Keanggotaan berakhir, bilamana : Pasal 10 1. Meninggal dunia. 2. Meminta berhenti atas kehendak sendiri 3. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi : a. Terbukti telah tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan. b. Dalam waktu 1 (satu) tahun berturut-turut tidak ikut berpartisipasi kepada koperasi dan melalaikan kewajibannya sebagai anggota setelah 3 (tiga) kali berturut-turut secara tertulis diperingati oleh Pengurus. c. Terbukti melakukan tindak pidana / kejahatan. Pasal 11 1. Disamping Anggota dimaksud dalam Pasal 7, koperasi dapat menerima Anggota Luar Biasa. 2. Yang dapat diterima menjadi Anggota Luar Biasa adalah : a. Penduduk Indonesia yang bukan Warga Negara Indonesia. b. Penduduka Warga Negara Indonesia yang tidak ada keterkaitan dengan pekerjaan dan bertempat tinggal di dalam / luar wilayah keanggotaan koperasi dan atau tidak memenuhi persyaratan keanggotaan sebagaimana Pasal 7. 6

c. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (Dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani). d. Menyatakan secara tertulis telah menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan yang berlaku. 3. Dalam hal anggota luar biasa tidak ada ikatan hak dan kewajiban sebagaimana halnya anggota koperasi tetapi dapat berpartisipasi dalam kegiatan usaha. 4. Anggota luar biasa tidak mempunyai hak suara dalam Musyawarah Anggota dan tidak punya hak dipilih ataupun memilih menjadi Pengurus atau Pengawas. BAB VI MUSYAWARAH ANGGOTA Pasal 12 1. Musyawarah Anggota (RA) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. 2. Dalam Musyawarah Anggota, tiap anggota mempunyai 1 (satu) hak suara. 3. Musyawarah Anggota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun dan diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku lampau namun demikian pelaksanaannya dapat diusahakan secepatnya. 4. Musyawarah Anggota dapat diadakan : a. Atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya dari 1/10 dari jumlah anggota. b. Atas keputusan Pengurus. 5. Tanggal dan tempat serta acara Musyawarah Anggota harus diberitahukan sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari terlebih dulu kepada anggota-anggotanya. 6. Dengan tidak mengurangi kewajiban setiap anggota untuk hadir dalam Musyawarah Anggota, mengingat dari besarnya jumlah anggota, keadaan dan sifat pekerjaan anggota, maka pengaturannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Pasal 13 1. Pada dasarnya Musyawarah Anggota syah jika dihadiri lebih dari separoh jumlah anggota koperasi. 2. Jika Musyawarah Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Rapat ditunda untuk paling lambat 7 (tujuh) hari dan bila pada Rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut ayat (1) Pasal ini, maka Musyawarah Anggota dapat berlangsung dan keputusannya syah serta mengikat anggota. 3. Keputusan Musyawarah Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari Angota yang hadir. 4. Anggota yang tidak hadir, tidak dapat mewakilkan suaranya kepada orang lain. 7

Pasal 14 1. Selain Musyawarah Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Koperasi dapat melakukan Musyawarah Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Musyawarah Anggota. 2. Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat diadakan apabila sangat diperlukan dan tidak bisa menunggu diselenggarakannya Musyawarah Anggota Tahunan : a. Atas permintaan paling sedikit 20% dari jumlah anggota, terutama apabila anggota menilai bahwa Pengurus telah melakukan kegiatan bertentangan dengan kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi. b. Atas keputusan pengurus berdasarkan keadaan yang mendesak untuk segera diputuskan oleh anggota untuk kepentingan pengembangan koperasi. 3. Keputusan Musyawarah Anggota Luar Biasa diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir. Pasal 15 1. Untuk mengubah Anggaran Dasar Koperasi harus diadakan Rapat Khusus Perubahan Anggaran Dasar yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota koperasi dan keputusannya syah apabila disetujui oleh paling kurang 3/4dari jumlah anggota yang hadir. 2. Untuk membubarkan koperasi harus diadakan Rapat Khusus Pembubaran Koperasi yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ daripada jumlah anggota, keputusan Musyawarah Anggota mengenai pembubaran koperasi syah apabula disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah suara yang hadir. Pasal 16 1. Musyawarah Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam pengelolaan koperasi. 2. Musyawarah Anggota mempunyai wewenang menetapkan antara lain : a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi. c. Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus, pengawas. 8

d. Pengesahan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk laporan keuangan/neraca dan rugi laba. e. Rencana/program kerja koperasi, Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi. f. Penggabungan, peleburan dan pembubaran koperasi. Pasal 17 1. Setiap Musyawarah Anggota harus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh pimpinan rapat dan notulis rapat. 2. Keputusan Musyawarah Anggota ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Koperasi dan dilaporkan kepada pemerintah. 3. Musyawarah Anggota sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (3) disebut Musyawarah Anggota Tahunan. Pasal 18 1. Acara Musyawarah Anggota Tahunan memuat antara lain : a. Pembukaan, memuat : Pengantar kata dari Panitia. Laporan singkat Pengurus. Sambutan-sambutan. b. Acara pokok : Penyampaian kuorum rapat. Pengesahan acara rapat. Pembacaan dan pengesahan berita acara Musyawarah Anggota tahunan yang lampau. Laporan pertanggung jawaban Pengurus termasuk laporan kelembagaan, usaha dan keuangan. Laporan hasil pengawasan oleh Pengawas. Tanya jawab / usul-usul. Pengesahan laporan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas. Pembacaan dan pengesahan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja untuk tahun berjalan. Penetapan pembagian sisa hasil usaha. Pemilihan Pengurus dan Pengawas. Lain-lain / Penutup. 2. Laporan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas serta program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi disampaikan kepada anggota paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Musyawarah Anggota Tahunan dilaksanakan. 9

BAB VI PENGURUS Pasal 19 1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Musyawarah Anggota. 2. Pemilihan Pengurus diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Pengurus merupakan pemegang Kuasa Musyawarah Anggota. 4. Yang dapat dipilih menjadi Pengurus adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta perilaku yang baik di dalam maupun di luar koperasi. b. Mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas tentang perkoperasian. c. Sudah menjadi anggota koperasi minimal 3 (tiga) tahun dan memperlihatkan kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta pernah mengikuti pendidikan perkoperasian. d. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang larang oleh pemerintah (G 30 S PKI) dan tidak pernah dihukum akibat perbuatan tercela. e. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela. 5. Pengurus dipilih untuk masa jabatan : 3 (tiga) tahun. 6. Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali. 7. Bilamana seorang anggota Pengurus meninggal dunia atau berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka Rapat Pengurus dapat mengangkat penggantinya dari Pengurus lainnya atau dari kalangan anggota dengan persyaratan sesuai Pasal 19 ayat 3 (tiga) diatas. Untuk menduduki jabatan Pengurus sampai batas waktu jabatannya berakhir, akan tetapi pengangkatan itu harus disampaaikan pada Musyawarah Anggota berikutnya untuk mendapat pengesahan. Pasal 20 1. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang atau sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. 2. Terhadap pihak ketiga, maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka yang tercatat selaku itu dalam buku Daftar Pengurus. 3. Nama-nama anggota Pengurus dicatat dalam buku Daftar Pengurus. 10

4. Sebelum memulai memangku jabatannya Anggota Pengurus dapat mengangkat sumpah/janji di hadapan Musyawarah Anggota yang pengaturan lebih lanjut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 5. Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh Musyawarah Anggota apabila : a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan koperasi. b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Perkoperasian serta peraturan/ketentuan pelaksanaannya dan Anggaran Dasar koperasi dan keputusan Musyawarah Anggota. c. Pengurus, baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan pertentangan dalam gerakan koperasi. d. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi dan Anggota. Pengurus bertugas dan berkewajiban untuk : Pasal 21 1. Memimpin organisasi dan usaha koperasi, melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar Pengadilan. 2. Menyelenggarakan Musyawarah Anggota dan Rapat Penurus serta mempertanggungjawabkan kepada Musyawarah Anggota mengenai Pelaksanaan tugas kepengurusannya. 3. Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain : a. Melakukan pencatatan dan memelihara buku Daftar Anggota, Daftar Pengurus, Daftar Pengawas, Notulen Musyawarah Anggota dan Rapat Pengurus dan bukubuku lainnya yang diperlukan. b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur. c. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi. 4. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota. 5. Membantu Pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan keterangan, memperlihatkan segala buku, warkat, persediaan barang alat-alat perlengkapan dan sebagainya yang diperlukan. 6. Memberikan penjelasan kepada Anggota agar supaya segala ketentuan rumah tangga, peraturan khusus dan keputusan Musyawarah Anggota dan lain-lain diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota. 7. Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham. 8. Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagaimana akibat karena kelalaiannya : a. Jika kerugian yang timbul akibat kelalaian seorang atau beberapa orang anggota Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yang bersangkutan. 11

b. Jika kerugian yang timbul akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan oleh Rapat Pengurus, maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali menanggung kerugian yang diderita koperasi. Pasal 22 1. Tugas pokok masing-masing anggota Pengurus ditetapkan dalam peraturan khusus yang disahkan dalam Rapat Pengurus. 2. Anggota Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa menurut keputusan Musyawarah Anggota. Pasal 23 1. Setelah tahun buku ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan Musyawarah Anggota Tahunan, Pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya : a. Keadaan organisasi dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. b. Perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca Akhir tahun buku dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. 2. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( I ) ditanda tangani oleh semua anggota pengurus. 3. Apabila salah satu anggota pengurus tidak menanda tangani laporan tahunan yang bersangkutan harus menjelaskan alasan secara tertulis. 4. Laporan pertanggung jawaban Pengurus harus disampaikan kepada anggota paling lambat 7 ( tujuh ) hari sebelum Musyawarah Anggota dilaksanakan. Pasal 24 1. Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Daftar Anggota. 2. Setiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan atau pemeriksa sebagaimana tersebut dalam ayat (1) tersebut, tidak dihambat baik disengaja atau tidak disengaja oleh anggota pengurus, pengelola. 3. Pengurus wajib memberi laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta perkembangan organisasi dan usaha koperasi sekurang-kurangnya 1 ( satu ) kali setahun. 12

Pasal 25 1. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (Manajer dan karyawan) yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha dan kegiatannya. 2. Rencana pengangkatan tersebut ayat (1) diajukan dalam Musyawarah Anggota untuk mendapat persetujuan. 3. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus. 4. Hubungan antara pengelola tersebut pada ayat (1) merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan. 5. Hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab serta persyaratan pengangkatan pengelola diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Surat Perjanjian Kontrak Kerja. 6. Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus. BAB VIII PENGAWAS Pasal 26 1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Musyawarah Anggota. 2. Pengawas bertanggung jawab kepada Musyawarah Anggota. 3. Yang dapat dipilih menjadi anggota Pengawas adalah anggota koperasi yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Mempunyai sifat kejujuran dan peilaku yang baik, di dalam maupun di luar koperasi. b. Mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan kerja di bidang perkoperasian, terutama di bidang pengawasan. c. Sudah menjadi Anggota koperasi minimal 3 (tiga) tahun dan memperlihatkan kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta pernah mengikuti pendidikan perkoperasian. d. Tidak pernah melakukan perbuatan yaang tercela. 4. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (iga) tahun. Pengawas bertugas untuk : Pasal 27 1. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali. 2. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada Pengurus dan dilaporkan kepada Musyawarah Anggota. 13

Pengawas berwenang : Pasal 28 1. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi. 2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 3. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada Pengurus. Pasal 29 1. Pemilihan Pengawas diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Sebelum memangku jabatannya Pengawas dapat mengucapkan sumpah/janji Pengawas di hadapan Musyawarah Anggota. 3. Janji/sumpah Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 30 1. Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali oleh Musyawarah Anggota. 2. Pengawas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, terdiri dari : a. Seorang ketua. b. Dua orang anggota. Pasal 31 1. Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan Musyawarah Anggota. 2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengawas berwenang menggunakan fasilitas sarana yang tersedia sesuai dengan keputusan Musyawarah Anggota. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan, berkas, barang-barang, uang, serta bukti lainnya yang diperlukan yang ada pada koperasi. 4. Dalam hal-hal tertentu Pengawas bisa meminta bantuan Kantor Akuntan Publik/Koperasi Jasa Audit dengan persetujuan Pengurus. 5. Biaya Jasa Audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) Koperasi. 6. Terhadap pihak ke 3 (tiga) diharuskan merahasiakan hasil pemeriksaannya. 14

BAB IX MANAJER DAN KARYAWAN Pasal 32 1. Pengurus dapat mengangkat manajer dan karyawan untuk melaksanakan usaha koperasi setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pengurus. 2. Manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus serta hubungan kerja antara Pengurus dan Manajer/Karyawan dituangkan dalam kontrak kerja yang ditanda tangani oleh Pengurus dan Manajer/Karyawan yang bersangkutan. 3. Manajer bertanggung jawab kepada Pengurus koperasi. BAB X DEWAN PENASEHAT Pasal 33 1. Untuk kepentingan koperasi, Musyawarah Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat. 2. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan Musyawarah Anggota. 3. Anggota Dewan Penasehat dapat menghadiri Musyawarah Anggota atau Rapat Pengurus dan mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara. 4. Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kemajuan koperasi baik diminta maupun tidak diminta dan saran-sarannya tidak mutlak diterima/dilaksanakan oleh Pengurus. BAB XI PEMBUKUAN KOPERASI Pasal 34 1. Tahun buku koperasi mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya. 3. Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku mengadakan laporan keuangan dan perhitungan rugi laba. 4. Laporan keuangan dimaksud dalam ayat (3) harus ditanda tangani oleh semua Pengurus. 5. Koperasi dapat menentukan kebijakan sistim administrasi pembukuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Perhitungan hasil usaha dilakukan setiap tutup tahun buku. BAB XII MODAL KOPERASI Pasal 35 1. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar/pinjaman. 15

2. Modal sendiri dapat berasal dari : a. Simpanan Pokok. b. Simpanan Wajib. c. Dana Cadangan. d. Hibah. e. Donasi. 3. Modal luar/pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota. b. Koperasi lain dan/atau anggotanya. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya. d. Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang lainnya. e. Sumber dana lainnya yang sah. 4. Selain modal sebagai yang dimaksud dalam ayat (1), pasal ini dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari Modal Penyertaan. Pasal 36 1. Setiap Anggota harus menyimpan atas namanya sendiri pada koperasi Simpanan Pokok sejumlah Rp. [.] ( ). 2. Uang Simpanan Pokok harus dibayar sekaligus, akan tetapi Pengurus dapat mengijinkan Anggota untuk membayar dalam waktu sebanyak-banyaknya : 1 (empat) kali Angsuran. 3. Setiap anggota diwajibkan pula atas namanya menyimpan Simpanan Wajib dan Simpanan lainnya yang jumlahnya ditetapkan dalam keputusan Musyawarah Anggota. Pasal 37 1. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diminta kembali selama masih menjadi anggota. 2. Simpanan-simpanan dalam bentuk atau jenis lainnya yang sifatnya penyertaan modal sementara dapat diminta kembali/diambil kembali selama masih menjadi anggota yang prosedur dan tata cara pengambilannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan lainnya serta hak-hak lainnya dapat dikembalikan kepada anggota setelah dikurangi bagian tanggungan yang telah ditetapkan apabila keanggotaannya berakhir menurut Pasal 10 dengan prosedur dan tata kerja pengembaliannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XIII SISA HASIL USAHA 16

Pasal 38 1. Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan, terdiri atas dua bagian. 2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh, selanjutnya akan diserahkan kepada Koperasi untuk digunakan sebesar-besarnya kemajuan internet dan masyarakat pada umumnya pembagiannya meliputi ; a. 50 % Untuk dana Cadangan koperasi. b. 10 % Untuk dana Pengurus. c. 10 % Untuk dana kesejahteraan Pegawai/Karyawan koperasi. d. 10 % Untuk dana Pendidikan. e. 10 % Untuk dana Pembangunan Daerah Kerja. f. 10 % Untuk dana sosial. Pasal 39 1. Uang cadangan disimpan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan diantara anggota. 2. Musyawarah Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75 % dari jumlah cadangan untuk perlunasan usaha koperasi. 3. Sekurang-kurangnya 25 % dari uang cadangan harus disimpan dengan bersifat giro pada bank pemerintah. BAB XIV TANGGUNGAN ANGGOTA Pasal 40 1. Apabila koperasi dibubarkan dan pada penyelesaian ternyata bahwa kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka sekalian anggota diwajibkan menanggung kerugian masing-masing terbatas pada Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, masing-masing anggota menanggung kerugian tidak terbatas sama banyaknya. 2. Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan uang cadangan, bilamana kerugian tersebut bukan disebabkan/diakibatkan oleh kelalaian Pengurus. 3. Bilamana kerugian tersebut pada ayat (2) tidak dapat dipenuhi, maka Musyawarah Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian dengan sisa hasil usaha tahun yang akan datang dan bilamana kerugian tersebut diakibatkan/disebabkan oleh kelalaian Pengurus, maka kerugian tersebut ditanggung oleh Pengurus. 17

BAB XV PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN Pasal 41 Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan kepada : a. Keputusan Musyawarah Anggota. b. Keputusan Pemerintah. Pasal 42 1. Pembubaran koperasi atas kehendak anggota harus diadakan Musyawarah Anggota khusus mengenai pembubaran koperasi yang persyaratannya sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (2). 2. Pembubaran koperasi atas kehendak anggota didasarkan kepada : a. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir. b. Koperasi telah tidak ada kegiatan usahanya lagi serta tidak akan melanjutkan kegiatan usahanya lagi. 3. Keputusan pembubaran koperasi oleh Musyawarah Anggota diberitahukan secara tertulis oleh kuasa Musyawarah Anggota kepada semua kreditor dan pemberitahuan/pejabat. Pasal 43 Pembubaran koperasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b, dilakukan apabila : a. Terdapat bukti-bukti bahwa kopeasi tidak memenuhi ketentuan undang-undang perkoperasian yang berlaku. b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan. c. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi diharapkan. Pasal 44 1. Terhadap pembubaran koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang disebut penyelesaian. 2. Penyelesaian dilakukan oleh Team Penyelesai Pembubaran yang selanjutnya disebut Team Penyelesai Pembubaran Koperasi. 18

3. Untuk penyelesaian pembubaran berdasarkan keputusan Musyawarah Anggota maka Peyelesai ditunjuk oleh Musyawarah Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Musyawarah Anggota. 4. Untuk penyelesaian pembubaran berdasarkan keputusan Pemerintah, maka Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah. 5. Selama dalam proses PENYELESAIAN Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan KOPERASI DALAM PENYELESAIAN. Pasal 45 Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut : 1. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi Dalam Penyelesaian. 2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan. 3. Memanggil Pengurus, Pengawas, Anggota dan bekas Anggota terutama yang diperlukan baik sendiri maupun bersama-sama. 4. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip koperasi. 5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya. 6. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi. 7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada Anggota. Pasal 46 1. Team Penyelesai wajib melaksanakan tugasnya dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Keputusan Pembubaran Koperasi. 2. Team Penyelesai membuat berita acara mengenai pelaksanaan seluruh tugasnya. Biaya Team Penyelesai yang ditunjuk oleh Musyawarah Anggota dibebankan kepada koperasi paling tinggi 5 % dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian yang pembayarannya dapat dilakukan dari pembayaran hutang lainnya. 3. Berita acara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disampaikan kepada Pemerintah/Pejabat, maka dengan demikian tugas dalam penyelesaian sudah selesai. Pasal 47 Pembubaran Koperasi diumumkan oleh Pemerintah dalam Berita Negara Indonesia, dalam hal 19

tersebut status Badan Hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman tersebut. BAB XVI PEMBINAAN Pasal 48 1. Koperasi berada dibawah pembinaan Pemerintah yang dilakukan oleh Kuasa Menteri Koperasi di tingkat Daerah Tingkat I Propinsi maupun di Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya. 2. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada Koperasi. 3. Pelaksanaan pembinaan oleh Pemerintah dimaksud tidak ikut campur urusan internal koperasi, tetapi untuk menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendukung pertumbuhan koperasi yang sehat, kuat, tangguh dan mandiri yang berakar pada masyarakat. BAB XVII SANKSI-SANKSI Pasal 49 1. Seluruh Anggota, Pengurus dan Pengawas wajib mentaati segala ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku. 2. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat (1) tidak ditepati, dilanggar atau diingkari, maka anggota, Pengurus maupun Pengawas dapat dikenakan/diberikan sanksi oleh Musyawarah Anggota berupa : a. Peringatan. b. Diberhentikan atas kemauan sendiri. c. Diberhentikan dari jabatan Pengurus, apabila melanggar Pasal 20 ayat (6). d. Diberhentikan dari keanggotaan apabila melanggar Pasal 10 poin (3) setelah terlebih dahulu diperingati baik lisan maupun tertulis setelah 3 (tiga) kali berturutturut. Diberhentikan dari jabatan Pengawas apabila melanggar Pasal 27. 3. Manajer dan Karyawan yang merugikan koperasi akan diselesaikan secara musyawarah/kekeluargaan sesuai dengan surat perjanjian kontrak kerjanya dan apabila jalan musyawarah/kekeluargaan tidak dapat ditempuh, maka akan diselesaikan menurut ketentuan hukum, Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XVII 20

ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS Pasal 50 Musyawarah Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus yang memuat ketentuan-ketentuan pelaksanaan dalam Anggaran Dasar Koperasi serta hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini. BAB XIX PENUTUP Pasal 52 Demikian Anggaran Dasar Koperasi Nama Domain Internet Indonesia ini ditetapkan dan diatur oleh Musyawarah Anggota dan ditanda tangani oleh Pengurus yang diberi kuasa oleh Musyawarah Anggota. 21