1. Pendahuluan dan Sejarah Medco Energi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui kebutuhan

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

I. PENDAHULUAN. Kemunduran perekonomian dunia selama beberapa tahun mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah meningkatkan kegairahan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pemerintahan tersebut membangun bangsanya. Pembangunan bangsa

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya. menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai angka tetinggi yaitu 70,8% (Kompas, 21 Desember 1998).

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan

PASAR MODAL INDONESIA

PENGERTIAN DASAR APAKAH INVESTASI ITU?

BAB II PROSES BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perusahaan untuk memperoleh dana, salah satunya adalah dengan Right issue.

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah terjadinya berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, ekonomi juga memberikan dampak bagi negara Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan kinerja bisnis jangka pendeknya namun akan membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh hingga 13,4 persen. Aktivitas investasi diperkirakan akan terus naik meski

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (diakses 15 April 2012)

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dapat digunakan sebagai alternatif modal. Pinjaman jangka pendek, pinjaman

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

mencapai keberhasilan dan meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan melalui

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian,

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan selama krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

Transkripsi:

1. Pendahuluan dan Sejarah Medco Energi Medco (Meta Epsi Pribumi Drilling Co) Energi adalah sebuah perusahaan minyak dan gas Indonesia yang didirikan oleh Arifin Panigoro pada tahun 1980. Arifin yang saat itu bekerja sebagai tukang listrik dan las melihat adanya kesempatan untuk berbisnis minyak ketika ia sedang melakukan perbaikan pada sebuah perusahaan kontraktor pengeboran. Dengan bantuan dari Bank Indonesia dan Pertamina, Arifin dapat membujuk trading house di Jepang yang bernama Nissho Iwai untuk memberikan pinjaman sebesar 4.5 juta dolar. Arifin kemudian menggunakan dana tersebut untuk membeli alat bor bekas dari perusahaan pengeboran di US. Sejak saat itu, berdirilah Medco yang kemudian terus berkembang dengan jasa pengeboran lepas pantainya hingga menjadi perusahaan pengeboran terbesar di Indonesia. Karena kegiatan perusahaannya yang hanya bergerak dalam bidang kontraktor pengeboran, Arifin merasa bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil pengeborannya tidak terlalu besar. Pada tahun 1992, Medco membeli hak pengeboran lahan minyak di Kalimantan dari perusahaan US yang bernama Tesoro. Dengan demikian, selain memberikan jasa kontraktor pengeboran, Medco juga dapat meraup hasil atas pengeborannya sendiri. Pada tahun 1994, Medco menjadi perusahaan minyak dan gas terbuka pertama pada Bursa Efek Jakarta. Saat itu, saham yang diperuntukkan untuk publik adalah sebesar 21.7% dan sisanya adalah milik keluarga Panigoro. Adapun, Medco tidak pernah berhenti untuk berinvestasi dan mengembangkan usahanya. Pada tahun 1995, Medco kembali membeli hak pengeboran lahan minyak di Sumatera dari Exxon dan Mobil Oil. Pada tahun 1997, Medco bekerja sama dengan Pertamina untuk mengoperasikan pabrik metanol di Pulau Bunyu. Pada tahun 1998, Arifin mulai masuk ke dalam dunia politik dan menyerahkan jabatan ketua Medco kepada manajer profesionalnya dan jabatan CEO kepada adiknya, Hilmi Panigoro. Kendati Arifin mengangkat adiknya sebagai CEO, ia selalu menegaskan bahwa Medco bukanlah perusahaan keluarga. 2. Latar Belakang Masalah 2.1 Krisis Ekonomi Di Indonesia (1998)

Krisis ekonomi Indonesia yang dimulai sejak tahun 1997 dan memuncak pada tahun 1998 sangat berdampak pada keadaan ekonomi Medco. Adapun, di saat krisis tersebut, Medco tetap pada kondisi prima dan terus berusaha untuk meningkatkan jumlah produksinya. Kendati demikian, krisis tetap tidak dapat diatasi karena jumlah permintaan dan juga harga jual minyak dan metanol yang terus menurun pada saat itu. Krisis ekonomi Indonesia juga menyebabkan penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Adapun, Medco tidak terlalu terpengaruh dengan hal ini karena 95% cash flow nya dibayar dalam dolar. Kendati demikian, Medco mengalami kendala dalam utang dolarnya. Para investor asing yang ketakutan dengan krisis di Indonesia mendadak menarik dana-dana mereka dari Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Medco kesulitan memperoleh dana pinjaman dan akibatnya sumber dananya hanya diperoleh dari cash flow saja yang mana menyebabkan likuiditas menurun dan timbul kesulitan membayar utang. Sampai pada tahun 1999, total utang Medco adalah sebesar 216 juta dolar. Karena kekurangan dana untuk membayar utang, Medco kemudian mencoba memangkas biayabiaya, berhenti merekrut karyawan, dan memberhentikan karyawan-karyawan asing. Kendati demikian, utang Medco tetap tidak dapat terselesaikan. Hilmi mengatakan bahwa saat sebelum krisis, para institusi keuangan berbondng-bondong datang memohon agar dana mereka dapat dipergunakan, namun saat krisis, mereka terburu-buru untuk menarik dana mereka. Hilmi menambahkan bahwa Medco tidak punya pilihan lain selain melakukan restrukturisasi. 2.2 CSFB (Credit Suisse First Boston) Membantu Restrukturisasi Medco CSFB membantu Medco membayar utang-utangnya dengan persetujuan pembelian saham Medco yang di right issue (debt-equity swap). Adapun, CSFB membuat sebuah perusahaan baru bernama New Links Energy Resources untuk membeli saham Medco. Setelah swap selesai, New Links mempunyai 85.44% saham Medco. Keluarga Panigoro tetap tidak sepenuhnya rela untuk membiarkan CSFB menguasai Medco. Mereka kemudian secara cepat membuat sebuah perusahaan baru bernama Encore Ltd yang digunakan sebagai special purpose vehicle untuk mengakuisisi kembali saham New Links

yang diperdagangkan di Bursa Efek. Pada akhirnya, Panigoro dapat memperoleh 40.1% saham New Links dan CSFB masih memegang 59.9% saham. CSFB terbukti sukses mengelola Medco yang terbukti dari harga sahamnya yang melonjak drastis sejak tahun 2000. Pada 12 Desember 2001, CSFB menjual 40% saham New Linksnya (setara dengan 34% saham Medco) kepada PTTEP (Perusahaan minyak di Thailand). Sisa saham New Links yang masih dipegang CSFB adalah sebesar 17%. 3. Masalah Yang Dihadapi Panigoro Pada tahun 2004, CFSB dan PTTEP bersama-sama ingin menjual saham New Links mereka dan ditemukan peminat terbaiknya adalah Temasek yang mana dipilih karena memberikan the highest bid. Temasek memiliki keadaan ekonomi yang baik serta sudah banyaksahamsaham dari perusahaan-perusahaan asing di berbagai Negara yang dimilikinya. PTTEP ingin menjual karena lebih ingin fokus pada perusahaannya yang berada di Thailand dan CFSB ingin menjual karena merasa sudah saat yang tepat karena harga sahamnya sedang naik pesat. Keluarga Panigoro yang masih tidak rela memberikan kepemimpinan Medco kepada pihak lain mengetahui bahwa apabila Temasek dapat membeli saham dari CSFB dan PTTEP, mereka akan kembali kehilangan kontrol atas Medco dan semakin sulit untuk mendapatkan kembali kepemimpinan Medco. 4. Solusi Panigoro Adapun, saat itu Temasek telah berhasil mengakuisisi 38% saham New Links. Keluarga Panigoro menggunakan pre emptive rightnya (hak bagi pemegang saham lama untuk mempertahankan persentasenya kepemilikannya atas suatu perusahaan atau bisa disebut juga anti dilusi), yang mana berarti mereka mempunyai kesempatan membeli terlebih dahulu dari CSFB dan PTTEP dan membeli kembali saham yang telah diakuisisi oleh Temasek. Keluarga Panigoro yang saat itu tidak mempunyai cukup dana untuk membeli seluruh saham New Links (dengan total harga sebesar 478 juta dolar) berusaha untuk mencari dana. Mereka berhasil mendapatkan persetujuan pemberian dana dari UOB dan Merill Lynch. UOB setuju

untuk meminjamkan dana sebesar 278 juta dolar melalui pemberian langsung dan Merill Lynch setuju untuk meyakinkan para investor untuk meminjamkan 200 juta dolar. Pada akhirnya, Panigoro berhasil membeli seluruh saham New Links dan kembali menguasai Medco berkat disetujuinya pemberian utang oleh UOB dan para investor yang dikumpulkan oleh Merill Lynch dengan perkiraan pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan secondary offering. 5. Pembahasan Atas Solusi Yang Diambil Panigoro dan Saran Pertanyaan yang mungkin muncul dari kisah ini adalah mengapa Panigoro bersih keras ingin membeli kembali Medco? Menurut berita saat itu, Hilmi mengatakan, "Kita memutuskan untuk membeli seluruh saham itu kembali, dan mengupayakan agar Medco menjadi 100 persen perusahaan nasional." Apakah benar pembelian kembali Medco hanya karena dasar nasionalisme? Pendapat yang dapat diperoleh dari kisah ini adalah, bahwa nilai perusahaan dari Medco terus meningkat dari semenjak tahun 2000 sampai tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Medco sangatlah baik dan Medco memiliki potensi untuk terus maju. Ada kemungkinan hal ini yang menyebabkan Panigoro bersih keras untuk tetap mempertahankan Medco. Adapun, Medco merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang berhasil selamat dari krisis dan peluang untuk kembali mendapatkan utang setelah masa krisis berakhir semakin besar. Oleh karena itu, Medco tidak takut untuk meminjam dana dari UOB dan Merill karena untuk membayar utang-utang tersebut dapat dilakukan dengan berutang lagi kepada pihak lain. Setujunya UOB dan Merill Lynch untuk meyakinkan para investor kelas dunia juga dapat disebabkan karena berhasil lolosnya Medco dari krisis ekonomi Indonesia yang begitu berat. Hal ini membuat para investor dunia yakin bahwa Medco memiliki performa yang baik dan mempunyai kemampuan untuk terus berkembang. Adapun, para investor tersebut juga diyakinkan dengan ditunjukkannya proyeksi discounted cash flow Medco dengan NAV (Net Asset Value) yang mana nilainya jauh diatas harga pasarnya sekarang. Menurut saya, solusi yang diambil oleh Panigoro sudah tepat. Karena semakin membaiknya keadaan ekonomi di Indonesia, serta Medco yang semakin profitable dari tahun ke tahun,

maka sangatlah baik untuk dapat mengambil kembali Medco karena di kemudian harinya, Medco akan kembali mudah memperoleh utang. 6. Kesimpulan Keluarga Panigoro selaku pembeli kembali saham Medco pastilah sudah mempunyai pertimbangan yang baik sebelum membeli saham dari New Links. Dengan cepatnya mereka memperoleh persetujuan pemberian dana oleh UOB dan Merill menunjukkan bahwa mereka sudah tahu kemana mereka dapat memperoleh dana. Oleh karena itu, pengetahuan, wawasan, dan pengalaman sangatah penting dalam pengambilan keputusan akuisisi.