I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BIOPRESERVATIF TELUR AYAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

Disusun Oleh: RURIYAWATI LISTYORINI A

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

SKRIPSI. Oleh. Ichwan Fanani NIM

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

TELUR ASIN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu 4 0 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

I. PENDAHULUAN. satu produk olahan pangan asal hewan yangpaling banyak diminati

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

T E M P E 1. PENDAHULUAN

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

PENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. peternakan mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi pemenuhan

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah didapat. Dilihat dan nilai gizinya, sumber protein telur juga mudah diserap tubuh (Nuraini, 2010). Telur segar yaitu telur yang baru diletakkan oleh induk ayam di sarangnya, mempunyai daya simpan yang pendek. Jika dibiarkan dalam udara terbuka (suhu ruang sekitar 27 o C) hanya tahan 10-14 hari, setelah waktu tersebut telur mengalami perubahan-perubahan ke arah kerusakan seperti terjadinya penguapan kadar air melalui pori kulit telur yang berakibat berkurangnya berat telur, perubahan komposisi kimia dan terjadinya pengenceran isi telur (Syarief, 1990). Berdasarkan penjelasan tersebut, telur semakin lama kualitasnya akan semakin menurun, sedangkan kebutuhan telur di Indonesia sebagai bahan pangan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Penyimpanan pada suhu sedikit di atas suhu titik beku telur (-2 o C) merupakan cara termudah untuk mengawetkan telur, namun demikian banyak peternakan ayam dan konsumen rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tersebut. Berdasarkan data dan Kementerian Pertanian pada tahun 2009 sampai tahun 2013, Indonesia membutuhkan telur sebanyak 5000 sampai 6000 kilogram telur. Jumlah tersebut masuk pada bahan pangan yang di butuhkan dalam jumlah banyak selain beras dan daging ayam (Departemen Pertanian, 2010). 1

2 Pengawetan perlu dilakukan untuk mengatasi terjadinya kerusakan. Hal ini dilakukan agar nilai gizinya tetap tinggi, tidak berubah rasa, tidak berbau busuk dan warna isinya tidak pudar. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara kering, perendaman, penutupan kulit dengan bahan pengawet dan penyimpanan dalam ruangan pendingin (Hadiwiyoto, 1983). Salah satu cara mempertahankan mutu telur supaya dapat tahan lama adalah dengan melakukan perendaman atau pelapisan dengan cairan yaitu merendam telur segar dalam berbagai larutan seperti air kapur, larutan air garam dan filtrat atau penyamak nabati yang mengandung tanin (Syarief,1990). Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Di Indonesia sumber tanin antara lain diperoleh dan jenis bakaubakauan atau jenis-jenis dari hutan tanaman industri seperti akasia (Acacia sp.), eukaliptus (Eucalyptus sp.), pinus (Pinuis sp.), daun jambu biji (Psidium guajava) dan lamtoro (Leucaena leucocephala) (Carter, 1978). Lamtoro (Leucaena leucocephala) sudah dikenal di Indonesia sejak dulu dengan nama petai cina. Tanaman ini termasuk kacang-kacangan yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-20 sebagai tanaman peneduh di perkebunan-perkebunan (Budiman, 1994). Sekarang tanaman ini tersebar di seluruh pelosok pedesaan karena mudah tumbuh hampir di semua tempat yang mendapat curah hujan cukup. Kegunaan tanaman ini telah banyak dilaporkan yakni sebagai pupuk hijau, kayu untuk bahan bangunan, tanaman pelindung untuk tanaman

3 cacao, tanaman pinggir jalan, pagar hidup, pencegah erosi, bahan baku pembuat kertas, bahan bakar dan sebagai pakan hijauan yang berprotein tinggi. Menurut Mathius (1984), daun lamtoro memiliki kandungan tanin yang cukup banyak yaitu sebesar 10,14 mg/kg. Seperti diketahui tanin dalam tanaman diketahui memiliki kemampuan dalam mengawetkan (Laconi, 2010). Maka dari itu tanin dan ekstrak daun Lamtoro perlu di uji kemampuannya sebagai pengawet pada telur. B. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai tanin sebagai biopreservatif sudah cukup banyak dilakukan, sebelumnya diteliti oleh Budisutya (2005) tentang Penggunaan Babakan Kulit Bakau (Rhizophora mucronata Lamack) Sebagai Pengawet Telur. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa tanin dapat diperoleh dari bagian kayu, daun, kulit dan buah pada tanaman. Tanin diperoleh dari ekstraksi dekok dengan merebus kulit bakau pada suhu 90 o C. Penelitian tersebut juga diketahui bahwa tanin yang berasal dari kulit bakau dapat memperpanjang umur simpan telur sampai dengan 40 hari. Penelitian Mukhlisah (2014), menunjukkan semakin tinggi level dekok daun melinjo maka nilai Haugh Unit semakin tinggi dan kedalaman rongga udara pengalami penurunan. Kedalaman rongga udara ini mempengaruhi nilai penyusutan berat telur dan ph mengalami peningkatan. Penggunaan tanin dari ekstrak daun melinjo pada konsentrasi 30% dapat meningkatkan kualitas telur. 3

4 Penelitian yang dilakukan Azima (2004) tentang Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cassia vera (Cinnamomum burmanii) menyatakan kandungan ekstrak etanol Cassia vera mengandung total fenol (62,25%) dan senyawa utama penyusunnya adalah tanin, flavonoid, triterpenoid dan saponin memiliki daya antioksidan yang tinggi. Penelitian Sasongko (2010) tentang Optimalisasi Peningkatan Tanin Daun Nangka Dengan Protein Bovine Serum Albumin, menyatakan bahwa tanin merupakan senyawa poliphenol dengan bobot molekul tinggi (>1000) dan mempunyai kemampuan mengikat protein. Pemisahan tanin pada penelitian ini digunakan dengan alat sentrifugasi. Penelitian ini mendasari kemampuan tanin dalam mengikat protein yang terdapat pada kulit telur ayam. Penelitian Fachry (2012) tentang Kondisi Optimal Proses Ekstraksi Tanin Dari Daun Jambu Biji Dengan Menggunakan Pelarut Etanol, menyatakan bahwa Tanin merupakan komponen yang banyak terdapat dalam tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada penelitian ini ekstrak tanin dilakukan dengan menggunakan metode solid liquid. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh waktu, temperatur dan konsentrasi etanol sebagai pelarut untuk mendapatkan tanin secara optimal. Hasil optimal yang didapatkan adalah dengan menggunakan etanol 96% pada temperatur 50 o C selama waktu ekstraksi 150 menit. 4

5 Penelitian Fanani (2011), tentang Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap Daya Tahan dan Kualitas Serta Kadar Kolesterol Telur Asin Itik Mojosari. Pada penelitian ini telur itik yang sudah diasinkan diberi tambahan ekstrak dekok daun jambu buji pada cangkang telur. Hasil dari penelitian ini adalah ph telur asin tetap terjaga kualitasnya sampai 8 minggu. C. Permasalahan Penelitian 1. Apakah ekstrak daun lamtoro berpengaruh terhadap kualitas telur ayam ras selama masa simpan? 2. Berapakah konsentrasi ekstrak daun lamtoro yang tepat untuk memperpanjang umur simpan dan kualitas telur ayam ras? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun lamtoro terhadap kualitas telur ayam ras selama masa simpan. 2. Mengetahui konsentrasi ekstrak daun lamtoro yang tepat untuk memperpanjang umur simpan kualitas telur ayam ras. E. Manfaat Penelitian Manfaat pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan altematif aplikasi untuk mempeipanjang umur simpan pada telur ayam ras. Sehingga diharapkan bagi pada petemak dan konsumen yang tidak memiliki alat pendingin dapat tetap menikmati telur dengan daya simpan yang panjang 5