BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi. 1) Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

dokumen-dokumen yang mirip
C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menekankan pada komponen atau suatu elemen (Jogiyanto 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

BAB I PENDAHULUAN. campur tangan pemerintah atau pihak lain. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

PENDAHULUAN. Hukum Perbankan. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN. clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang.

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

Makalah Bank Central (Bank Indonesia) Ekonomi

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Hal ini tentu saja demi kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan

melindamelindo.wordpress.com Page 1

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peranan Bank dan Perekonomian

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB II LANDASAN TEORI. tahun 1998 tentang perbankan. bentuk simpanan. berharga, transfer, dan sebagainya.

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

TINJAUAN PUSTAKA Bank

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

Ringkasan Materi UAS 2 Ekonomi Kelas X

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai perkembangan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank. Bank mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat, karena

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Menurut Baridwan (2002:3) prosedur dapat didefinisikan sebagai suatu urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prosedur adalah: 1) Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. 2) Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan masalah. Mulyadi (2001:5) mendefinisikan Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dengan demikian, prosedur adalah serangkaian urutan kegiatan yang saling berhubungan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen sehingga membutuhkan metode atau cara kerja dalam memecahkan suatu masalah.

2.2 Bank 2.2.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) berpendapat Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasajasa bank lainnya. Definisi Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengertian Bank Menurut UU No.10 Thn 1998 ialah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan juga menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.2.2 Jenis-jenis Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan: 1) Jenis Bank Menurut Fungsinya (1) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu: menghimpun dana, menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. (2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas

pembayaran giral, penghimpunan dana hanya boleh dilakukan dalam bentuk tabungan dan giro. 2) Jenis Bank dari Segi Kepemilikannya (1) Bank Milik Pemerintah Bank yang dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan dimiliki oleh pemerintah. (2) Bank Milik Swasta Nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk swasta juga. (3) Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Secara umum, jenis-jenis bank ada 4 (empat) yaitu : 1) Bank Sentral, yakni jenis bank yang bertugas untuk menerbitkan uang kertas dan juga uang logam untuk dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah di dalam suatu negara dan juga mempertahankan konversi uang yang dimaksud terhadap emas maupun perak maupun keduanya. Selain itu bank sentral merupakan suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naik turunnya harga-harga suatu nilai uang.

Bank Sentral juga bertujuan menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflasion), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang, dengan kata lain apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dapat mengatur dengan intrumen dan otoritas yang mereka miliki. 2) Bank Umum, yakni merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan baik secara konvensional maupun syariah, serta melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil (Dahlan S. 2005:276) 3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau yang didasarkan pada suatu prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak dapat memberikan jasa di dalam lalu lintas pembayaran (Kasmir 2002:33:34). Artinya bahwa BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. 4) Bank Syariah, yakni jenis bank yang beroperasi dengan berdasarkan prinsip bagi hasil maupun sesuai dengan kaidah ajaran islam mengenai hukum rimba. 2.2.3 Fungsi Bank Menurut Budisantoso (2006:9) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services.

1) Fungsi Bank Sebagai Agent Of Trust Fungsi bank sebagai agent of trust ialah suatu lembaga yang berlandaskan pada suatu kepercayaan. Dasar utama pada kegiatan perbankan yaitu kepercayaan, baik itu sebagai penghimpun dana ataupun penyaluran dana. Dalam hal tersebut, masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi dengan kepercayaan. 2) Fungsi Bank Sebagai Agent Of Development Fungsi bank sebagai agent of development yaitu suatu lembaga yang memobilisasi dana yang berguna untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan bank tersebut berupa penghimpun dan juga penyalur dana sangatlah diperlukan bagi lancarnya suatu kegiatan perekonomian di sektor ril. Dalam hal tersebut bank memungkinkan masyarakat itu untuk melakukan kegiatan untuk investasi, distribusi, dan juga kegiatan konsumsi barang serta jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan juga konsumsi tidak terlepas dari adanya penggunaan uang. 3) Fungsi Bank Sebagai Agent Of Services Fungsi bank sebagai agent of service ialah merupakan lembaga yang memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal tersebut bank memberikan jasa pelayanan perbankan kepada masyarakat agar masyarakat tersebut merasa aman dan juga nyaman dalam menyimpan dananya itu. Jasa yang ditawarkan didalam bank tersebut sangat erat kaitannya dengan suatu kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.2.4 Pengertian Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Menurut UU RI NO.3 Tahun 2004 Tentang perubahan atas UU.No.3 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia adalah suatu lembaga negara yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari pengaruh pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang tegas diatur dalam Undang-Undang. 2.2.5 Peran Bank Indonesia 1) Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework. 2) Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki bangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor

ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun arsitektur perbankan Indonesia dan rencana implementasi basel II. 3) Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem-sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem

pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran. 4) Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macro prudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macropmdential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan. 5) Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut. 2.3 Kliring 2.3.1 Pengertian dan Manfaat Kliring Kata kliring sebenanrya berasal dari istilah asing, yakni kata dalam bahasa Inggris yang berbunyi Clearing. Kliring menurut Wikipedia adalah suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian transaksi perdagangan yang membutuhkan perlengkapan aset transaksi. Hal yang paling mudah dipahami dalam kliring adalah kesepakatan antar lembaga keuangan mengenai hutang piutang dalam suatu transaksi keuangan. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, untuk memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya, yang termasuk dalam proses kliring antara lain pelaporan/ pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan. Secara umum, kliring memiliki tujuan dan manfaat berikut ini.

1) Tujuan Kliring adalah: a) Untuk mengganti kertas yang sangat mahal tanpa menghilangkan dokumen. b) Untuk meningkatkan efisiensi dan penggunaan data komputer. 2) Manfaat Kliring adalah: a) Bagi Bank Indonesia (1) Operasional kliring dengan ditiadakannya fisik warkat kredit. (2) Maintenance aplikasi kliring dengan digunakannya sistem yang terintegrasi di seluruh wilayah kliring. (3) Tersedianya jangkauan antar bank melalui kliring yang lebih luas dengan diakomodirnya kliring antar wilayah untuk transfer kredit. (4) Memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring yang bersifat multilateral netting sesuai dengan core principles yang dikeluarkan oleh Bank for International settlement (BIS). b) Bagi Bank Peserta (1) Efisiensi biaya operasional bank dalam pencetakkan dan proses administrasi warkat kredit (2) Semakin luasnya jangkauan layanan bank kepada nasabah. (3) Proses Automasi Kliring (4) Transaksi Lokal Bank penarik, mempersiapkan seluruh warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Bank penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa

kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring. (5) Transaksi Antar Daerah Bank penarik akan menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses lebih lanjut. 2.3.2 Jenis- Jenis Kliring Ada tiga jenis kliring yang dapat dilakukan, yaitu kliring umum, kliring lokal dan kliring antar cabang. 1) Kliring umum adalah sarana perhitungan warkat-warkat antara bank yang pelaksanaannya diatur oleh BI. 2) Kliring lokal adalah sarana perhitugan warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (telah ditentukan). 3) Kliring antar cabang adalah sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. Kliring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.

2.3.3 Sistem Kliring Berdasarkan sistem penyelenggaraan kliring dapat menggunakan: a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksaan perhitungan, pembuatan Bilyet saldo kliring serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. b. Sistem semi otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet saldo kliring dilakukan secara otomatis, sedangkan pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. c. Sistem otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan kliring dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomatis. 2.3.4 Mekanisme kliring Secara umum, mekanisme Kliring terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1) Kliring penyerahan/perpindahan dana Kegiatan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum kliring penyerahan adalah: a) Warkat dicap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta. b) Persetujuan penyelenggara dan peserta lain. Langkah- langkah selanjutnya adalah: (1) Warkat-warkat dikelompokan sesuai dengan peserta.

(2) Warkat debet dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam suatu daftar (3) Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring dijumlahkan. (4) Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil peserta kliring. (5) Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan terakhir diserahkan kepada penyelenggara. (6) Penyusunan neraca kliring kembali kebank masing-masing untuk menentukan layak tidaknya warkat yang diterima dari bank lain untuk diselesaikan. 2) Kliring Elektronik Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatis melalui ACH, bank penarikan tidak perlu bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling mengkliring warkatwarkatnya melalui media elektronik komputer yang on-line dengan ACH. Warkat secara fisik akan dikirimkan langsung ke BI untuk tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak bank penarikan akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik. Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring keluar atas warkat debet keluarnya. Disini ia akan mempercepat penarikan dana dari warkat kliring karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut. Dengan demikian bank penarikan tidak akan

membiarkan dananya menganggur belum tertarik walau sehari. Dipihak lain bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan mempermasalahkan kapan bank tertarik akan melakukan kliring. Bank Indonesia sebagai bank penyelenggara kliring melalui ACH dituntut untuk memiliki administrasi yang sempurna yang dapat membantu seluruh arus dana yang masuk dan keluar dari semua peserta kliring yang terlibat. Pengertian umum kliring otomatis adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. 3) Warkat dan Dokumen Kliring Warkat Kliring : a) Cek b) Bilyet Giro c) Wesel Bank Untuk Transfer d) Surat Bukti Penerimaan Transfer e) Nota Debet. f) Nota Kredit Dokumen kliring: a) Bukti Penyerahan Warkat Debet ± Kliring Penyerahan (BPWD) b) Bukti Penyerahan Warkat Kredit ± Kliring Penyerahan (BPWK) c) Kartu Batch Warkat Debet

d) Kartu Batch warkat Kredit e) Lembar Subsitusi 4) Mekanisme Proses Kliring : a) Sistem Sentral Kliring (SSK) merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan PKN. b) Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) merupakan komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh PKL. c) Terminal Peserta kliring (TPK) merupakan komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh peserta. Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank dalam satu wilayah kliring yang sama yang bertujuan untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. (Giral: cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit). Warkat antar bank/warkat kliring yang dapat diperhitungkan dalam transaksi kliring antara lain adalah: 1) Cek dan bilyet giro. 2) Wesel Bank untuk transfer. 3) Surat Bukti Penerimaan Transfer. 4) Warkat lain yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Warkat tersebut dapat diperhitungkan dalam kliring apabila dinyatakan dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh (100 % Face Value) serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan. Apabila di dalam wilayah kliring lokal terdapat Kantor Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring dilakukan oleh

Bank Indonesia sendiri, tetapi jika di dalam wilayah kliring tidak terdapat Bank Indonesia, maka Bank Indonesia akan menunjuk salah satu Bank sebagai Bank Penyelenggara Kliring. Kliring lokal adalah kliring yang diselenggarakan terbatas antar bank yang berada pada suatu wilayah kliring yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang memungkinkan kantor, kantor bank memperhitungkan warkat-warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Lalu lintas pembayaran Giral adalah kegiatan bayar-membayar dengan warkat bank yang diperhitungkan atas beban dan untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan. Kliring Pengembalian (Tolakan Kliring) adalah warkat kliring yang dikembalikan oleh bank tertarik karena dana tidak cukup atau disebabkan oleh hal-hal lain yang menyebabkan warkat tersebut tidak dapat dibayarkan kepada bank penarik. Menang Kliring adalah apabila dalam satu hari transaksi kliring, satu bank peserta kliring menerima dana lebih besar daripada pengeluaran dana. Kalah Kliring adalah apabila dalam satu hari transaksi kliring, satu bank peserta kliring menerima dana lebih kecil daripada pengeluaran dana. Cross Clearing adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dalam bentuk pembelian cek/bilyet giro bank lain yang disetorkan oleh nasabah dengan maksimum sebesar nilai cek/bilyet giro setoran tersebut. Hal ini terjadi karena warkat kliring yang disetorkan dananya masih belum efektif namun nasabah sudah melakukan penarikan atas dana tersebut sehingga timbul resiko overdraft (cerukan) atas rekening nasabah tersebut.