BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PT. PABRIK ES SIANTAR DI PEMATANG SIANTAR SEBELUM 1959

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB III. METODE PENELITIAN. yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh. yang akan datang (Mohammad Nasir, 2003: 48).

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan IPTEK tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan

BAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO ( )

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia, cara kerja komputer lebih cepat dibandingkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN. di Sumatera Utara, dan lambat laun banyak bermunculan perkebunan tembakau, karet,

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Pematangsiantar merupakan salah satu bagian dari wilayah

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan. dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, perkebunan harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

III. METODE PENELITIAN. merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu penelitian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan ataupun perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh pihak swasta. 1 Dari munculnya perkebunan tersebut menyebabkan adanya perubahan dan sistem ekonomi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, terutama adalah munculnya industri industri yang terus mengalami perkembangan. Pematang Siantar merupakan kota kedua yang terpenting dan terbesar di Sumatera Utara setelah Medan pada abad ke-20, juga ikut merasakan perubahan dari sistem ekonomi atau industrialisasi yaitu dengan munculnya perusahaan-perusahaan ataupun pabrik-pabrik yang dikelola oleh pihak swasta. Adapun industri yang terdapat di Pematang Siantar mulai dari sektor industri besar, industri sedang, sektor industri kecil dan rumah tangga, merupakan tulang punggung perekonomian dari kota ini. Wilayah Pematang Siantar dalam sektor industri sangat potensil dikembangkan karena secara geografis berada di tengah-tengah 1 Departemen Pendidikan Kebudayaan, Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Seminar Sejarah Nasional V: Subtema Sejarah Industrialisasi, Jakarta, 1992, hal. 98.

wilayah Simalungun yang telah unggul dalam beberapa jenis komoditi pertanian dan dapat berfungsi sebagai penyedia input industri. Sektor industri di Pematang Siantar cukup berkembang. Salah satu industri yang masih berdiri semenjak zaman Pemerintahan Kolonial Belanda sampai sekarang adalah industri minuman cap badak yang dimiliki oleh PT. Pabrik Es Siantar. Industri minuman PT. Pabrik Es Siantar termasuk dalam kategori industri menengah atau sedang. Industri sedang adalah industri yang menggunakan tenaga kerja 5-49 orang dan menggunakan mesin tenaga atau mempekerjakan 10-99 orang dan tidak menggunakan mesin tenaga. 2 PT. Pabrik Es Siantar atau lebih dikenal dengan nama pabrik minuman cap badak, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi minuman yang telah berdiri hampir satu abad dan juga penghasil minuman yang cukup terkenal yaitu sarsaparilla. PT. Pabrik Es Siantar berdiri pada tahun 1916 dengan nama NV Ijs Fabriek 3 yang didirikan oleh Heinrich Surbeck, pria kelahiran Swiss dan tinggal Kota Pematang Siantar. Pematang siantar sebagai lokasi pabrik minuman itu disebabkan karena pada awal abad ke-20 kota tersebut telah mengalami perkembangan pesat akibat dari munculnya perkebunan-perkebunan sehingga banyak orang yang sekedar berkunjung ataupun ingin bekerja. Di sisi lain tempat ini merupakan transit barang dari Medan ke daerah-daerah lain dan juga tempat peristirahatan bagi pejabat-pejabat perkebunan. Keadaan di atas menyebabkan Heinrich Surbeck menentukan bahwa lokasi ini merupakan tempat yang tepat untuk membangun NV Ijs Fabriek tersebut. 2 S. Hadibroto, dkk, Perkiraan pendapatan Regional (Regional Income) Propinsi Sumatera Utara 1969-1973, Medan: BAPPEDA SUMUT LPPM Fak Ekonomi USU, 1975. 3 NV Ijs Fabriek berasal dari bahasa Belanda. NV yang artinya Naamloze Vennootschap artinya Perseroan Terbatas. Sedangkan ijs fabriek artinya adalah pabrik es. Pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda seluruh perusahaan yang berada di kawasan kekuasaan Belanda menggunakan nama NV.

Heinrich Surbeck bukan hanya mendirikan pabrik ini, tetapi juga mendirikan pembangkit listrik dan hotel di Pematang Siantar. PT. Pabrik Es Siantar pada awalnya memproduksi sejumlah minuman bersoda dengan berbagai rasa mulai dari jeruk, anggur, sarsaparilla dan air soda. Ada delapan minuman bersoda yang diproduksi yaitu orange pop, sarsaparilla, raspberry, nanas, grape fruit soda, American ice cream soda, coffee bear dan soda water, dengan seluruh minuman itu bermerek badak. Dipilihnya nama cap badak tidak diketahui persis tetapi dari wawancara yang penulis lakukan adalah merupakan sebuah filosofis. Bahwa badak mempunyai kulit yang keras dengan tanduk yang sangat kuat, maka minuman ini dapat diartikan juga akan bertahan dari minuman-minuman asing ataupun dari perkembangan globalisasi. PT. Pabrik Es Siantar cukup berkembang pesat. Hal ini terlihat dari pendistribusian minuman ini ke daerah-daerah lain di Sumatera dan Jawa yang semakin pesat. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pabrik ini masih bertahan dan pemerintah jepang menempatkan wakilnya di pabrik ini. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia pabrik ini pun masih bertahan. Akan tetapi situasi berubah, setelah Heinrich Surbeck dibunuh oleh lascar rakyat yang memberontak melawan Belanda dan ingin masuk lagi ke Indonesia. Pabrik ini ditinggalkan oleh keluarga Surbeck dan dikelola oleh Elman Tanjung yang menjadi direktur PT. Pabrik Es Siantar. Elman Tanjung awalnya adalah seorang pegawai tetap di PT. Pabrik Es Siantar. Hingga pada tahun 1947, salah satu anak Surbeck yaitu Lydia Rosa mengelola pabrik ini lagi sampai tahun 1959 Pasca kemerdekaan, pemerintahan Indonesia belum stabil dan adanya isu-isu nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing, membuat PT. Pabrik Es Siantar

diserahkan kepada Elman Tanjung sebagai pengelolanya. Pada tahun 1969, sebuah perusahaan yang bernama Barat Trading Company dengan direkturnya Julius Hutabarat membeli PT. Pabrik Es Siantar dengan cara menyicil. Hingga pada tahun 1971 pabrik ini menjadi milik seutuhnya Julius Hutabarat. Seiring dengan pergantian kepemilikan, nama pabrik juga diganti menjadi PT. Pabrik Es Siantar. Perubahan arus zaman atau globalisasi menyebabkan produksi minuman dari PT. Pabrik Es Siantar semakin berkurang dan jenis rasa dari minuman yang diproduksi juga berkurang. Awalnya ada delapan minuman yang diproduksi tetapi sebelum tahun 1990 tinggal dua minuman yang diproduksi yaitu sarsaparilla dan air soda. Berkurangnya produksi minuman PT. Pabrik Es Siantar salah satu penyebabnya adalah masuknya minuman asing yang banyak diminati masyarakat. Namun pada tahun 1990 minuman cap badak hasil PT. Pabrik Es Siantar tetap menjadi primadona bagi warga Pematang Siantar, Medan, Tapanuli Selatan dan daerah-daerah sekitar Sumatera Utara khususnya untuk minuman sarsaparilla. Perkembangan produksi minuman PT. Pabrik Es Siantar atau pabrik minuman cap badak akan dibahas dalam bab selanjutnya, namun penulis akan menjelaskan makna dari kata perkembangan terlebih dahulu. Yulius mengatakan bahwa perkembangan itu berarti perubahan keadaan. 4 Bahwa perkembangan itu tidak harus mengarah pada bentuk perbaikan atau kesempurnaan tetapi bisa mengarah kepada bentuk perbaikan atau kemajuan bahkan mengarah kepada kemunduran. Perkembangan yang ingin dicapai adalah perkembangan kearah positif yaitu perkembangan ke arah bentuk perbaikan dan kesempurnaan. Tetapi tidak 4 Yulius,dkk., Kamus Baru Bahasa Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional, 1984, hal 125.

menutup kemungkinan perkembangan kearah negatif yaitu mengarah dalam bentuk-bentuk yang tidak diinginkan. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji perkembangan perusahaan industri ini dengan judul PT. PABRIK ES SIANTAR DI PEMATANG SIANTAR 1959-1990. Adapun penulis membatasi penulisan mulai dari tahun 1959-1990, disebabkan karena pada tahun 1959 PT. Pabrik Es Siantar telah ditinggalkan oleh pemiliknya dan dikelola oleh Elman Tanjung. Sedangkan tahun 1990 sebagai akhir dari penulisan, ini disebabkan karena pada tahun tersebut produksi minuman dari delapan minuman berubah menjadi dua produski minuman. 1.2. Rumusan Masalah Perlu dibuat suatu rumusan sebagai landasan utama dalam sebuah penelitian dan substansi dari penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dan dalam mempermudah penulis dalam penulisan ini maka dibuatlah suatu rumusan masalah yang berisi batasan-batasan penelitian dan ruang lingkup fokus permaslahan. Beritik tolak dari latar belakang di atas penulis membuat beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana PT. Pabrik Es Siantar di Pematang Siantar sebelum 1959? 2. Bagaimana perkembangan PT. Pabrik Es Siantar di Pematang Siantar 1959-1990? 3. Bagaimana peranan PT. Pabrik Es Siantar terhadap kota Pematang Siantar?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam sebuah penelitian, tentu mempunyai tujuan dan manfaat penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan PT. Pabrik Es Siantar di Pematang Siantar sebelum 1959. 2. Menjelaskan perkembangan PT. Pabrik Es Siantar di Pematang Siantar 1959-1990. 3. Menjelaskan pengaruh PT. Pabrik Es Siantar terhadap masyarakat Pematang Siantar. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, tentunya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah perusahaan industri sekaligus juga mengembangkan peneliti dalam sebuah penulisan karya ilmiah. 2. Dengan adanya penelitian ini juga dapat memberi masukan bagi pemerintah Kota Madya Pematang Siantar dalam rangka mengambil kebijakan untuk pembangunan sektor perusahaan industri. 3. Menambah literatur dalam penulisan sejarah perusahaan industri khususnya perusahaan industri minuman.

1.4.Tinjauan Pustaka Untuk melakukan kegiatan penelitian dan penulisan, perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan judul tulisan ini. Ada beberapa buku yang digunakan sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini dan mampu mencari kerangka teoritis sebagai acuan penelitian. G. Kartasapoetra, dkk dalam bukunya Administrasi Perusahaan Industri, menjelaskan bagaimana teknik tentang pembangunan perusahaan industri, teknik perencanaan dan penyusunan anggaran. Juga dijelaskan dalam buku ini bagaimana perusahaan industri menentukan kebijaksanaan dalam admnistrasi barang baku, perencanaan produksi, alat dan peralatan. Buku ini dapat digunakan untuk membantu penulis dalam menjelaskan perkembangan sebuah perusahaan terkhususnya untuk PT. Pabrik Es Siantar. Mudrajad Kuncono, dalam bukunya Ekonomika Industri Indonesia, Menuju Negara Industri Baru 2030? Menjelaskan bagaimana Industrialisasi dianggap sebagai strategi sekaligus obat bagi banyak Negara. Buku ini mencoba membah industrialisasi dalam perspektif ekonomi industri sekaligus memotret bagaimana dinamika perkembangan industri sejak era Presiden Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Juga dijelaskan kinerja organisasi dengan melihat hubungan antara struktur industri, perilaku organisasi dan kinerja organisasi. Wasis, dalam bukunya Pengantar Ekonomi Perusahaan, menjelaskan pengertian tentang perusahaan, bentuk, tempat, struktur organisasi perusahaan, masalah biaya, harga pokok, keuangan perusahaan, penyusunan anggaran perusahaan, analisa break even,

pemasaran, produksi, pembelian dan persediaan, personalia, risiko reorganisasi, likwidasi dan konglomerasi.. 1.5.Metode Penelitian Penulisan merupakan titik akhir dari suatu penelitian ilmiah. Untuk itu penulis menggunakan metode sejarah. Adapun metode sejarah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. 5 Dengan metode ini penulis berusaha untuk mencari penjelasan tentang masa lampau dengan harapan akan ditemukan suatu generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah itu. Langkahlangkah yang dilakukan dalam metode sejarah adalah: 1. Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik yaitu pengumpulan sumber-sumber yang sesuai dan mendukung objek penelitian. Ada dua teknik yang digunakan dalam tahapan ini yang pertama adalah library research (studi kepustakaan). Studi kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan mencari informasi permasalahn melalui sejumlah literature, baik berupa buku-buku dengan berbagai keterangan melalui bahan penulisan untuk mendukung penelitian. Informasi yang telah terkumpul kemudian diseleksi dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang autentik guna mendukung objek penelitian. Sumber ini diperoleh dari Pemerintah Kota Pematang Siantar, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah Kota Pematang Siantar. Yang kedua adalah field research (studi lapangan) yaitu penelitian dalam usaha mencari 5 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (terj. Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI-Press, 1985, hal 18.

informasi dari tempat objek penelitian di lapangan. Dalam penelitian lapangan ini dilakukan interview atau wawancara. Penulis melakukan wawancara melalui informan yang dapat memberikan informasi dalam penelitian ini. Dalam melakukan wawancara dipilih beberapa informan yang mengetahui tentang masalah yang dibahas yaitu mereka yang pernah bekerja di PT. Pabrik Es Siantar dan masyarakat sekitar. 2. Langkah kedua yang dilakukan adalah verifikasi (kritik sumber). Dalam tahapan ini, kritik dilakukan terhadap sumber yang telah dikumpulkan untuk mencari keaslian sumber tersebut baik dari segi isi maupun materialnya agar menjadi sumber terpilih. Kritik yang dilakukan adalah kritik intern dan kritik ekstern. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran informasi dari sumber atau data yang diperoleh. Kritik intern adalah menelaah tentang kebenaran isi atau fakta dari sumber-sumber objek penelitian. Kritik ekstern adalah dengan cara pengujian untuk menguji keaslian sumber. 3. Langkah ketiga yang dilakukan adalah interpretasi. Dalam tahapan ini data yang diperoleh dianalisa sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah. Objek kajian masa lampau serta minimnya data dan fakta yang membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam. Data-data yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung dari sumber yang satu ke sumber yang lain. 4. Langkah terkahir adalah historiografi. Merupakan tahap akhir dalam penulisan sejarah. Penyusunan kesaksian yang diperoleh berdasarkan sumber-sumber sejarah yang dilakukan secara sistematis dan kronologis menjadi suatu penulisan sejarah yang ilmiah.