HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015 MUHAMMAD NULIYANA

dokumen-dokumen yang mirip
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKREJA BATIK BAGIAN PEWARNAAN DI CIGEUREUNG KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA PADA PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR SUWUNG DENPASAR SELATAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

KONTRIBUSI PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI NEMATODA USUS (Studi Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Tasikmalaya)

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS PENGGUNAAN PERALATAN SAFETY

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA SALON

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN LAMA KERJA DENGAN PENYAKIT DERMATITIS DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IRITASI KULIT PADA PEKERJA BAGIAN FINISHING PEWARNAAN INDUSTRI BATIK MASARAN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

Prevalensi dan Gambaran Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Skabies di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan Tahun 2015

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI MASKER PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

Keywords: Predisposition, Support, Pusher, prenggunaan APD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

Kejadian Ptiriasis Capitis Berbasis Tipe Pomade dan Frekuensi Penggunaannya

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PELINTING ROKOK DALAM PENGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PENGARUH CARA DAN KEBIASAAN MEMBERSIHKAN WAJAH TERHADAP PERTUMBUHAN JERAWAT DI KALANGAN SISWA SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG

Kuesioner Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

GAMBARAN KECELAKAAN KERJA PADA PETUGAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR TAHUN 2016

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SISWA-SISWI SDN 1 SOKONG KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA SKRIPSI OLEH :

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PENGANGKUT KAYU DI PENGGERGAJIAN KAYU JEPARA 2013

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KULI BANGUNAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA BURUH ANGKUT SAMPAH DI KOTA MANADO

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN ETIKA BATUK PENDERITA TB PARU

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

PENELITIAN PENGETAHUAN PEKERJA GILING BATU TENTANG ISPA Di Dusun Kajar Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan. Oleh : YUSIANI NIM:

GAMBARAN PERILAKU PENGHUNI PANTI ASUHAN BAIT ALLAH MEDAN TERHADAP PENCEGAHAN SKABIES. Oleh : TRINYANASUNTARI MUNUSAMY

TINGKAT RISIKO PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN HIGIENE PETUGAS DI LABORATORIUM KLINIK RSUPN CIPTOMANGUNKUSUMO, JAKARTA*

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH DI KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

GAMBARAN DAN PREVALENSI KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA PEKERJA BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN MEDAN BARU, MEDAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

Unnes Journal of Public Health

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015 MUHAMMAD NULIYANA YULDAN FATURAHMAN SRI MAYWATI Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi (m.yana_rachmat@yahoo.com ) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Keselamatan Kerja ABSTRAK Pekerjaan yang sering kontak langsung dengan sampah terutama pekerja bagian pengangkutan sampah sangat rentang untuk beresiko terhadap kejadian penyakit kulit. Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Pekerja pengangkutan sampah Di Kota Tasikmalaya dalam bekerja tidak menggunakan sarung tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian alat pelindung diri sarung tangan dengan kejadian penyakit kulit pada petugas pengangkutan sampah Kota Tasikmalaya.Penelitian ini termasuk jenis penelitian pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian sebanyak 48 orang. Data analisis secara deskriftif dan analitik. memperlihatkan bahwa kecenderungan pada kelompok kasus sebanyak 24 responden (100%) tidak pakai APD sarung tangan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan responden yang tidak pakai APD sarung tangan sebanyak 16 (66.7%) responden, dan responden yang pakai APD sarung tangan sebanyak 8 (33.3%) responden. Pada tabel di atas terdapat cell yang kosong maka tidak bisa dilakukan analisis karena tidak memenuhi syarat untuk analisis uji Chisquare.Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit dan tidak memperburuk kondisi kesehatan pekerja. Kata Kunci : APD sarung tangan, penyakit kulit, sampah pengangkutan Kepustakaan : (1989 2012)

RELATIONSHIP BETWEEN THE OCCURRENCE OF USE GLOVES WITH SKIN DISEASE IN TRASH CITY OFFICIAL CARRIER TASIKMALAYA 2015 MUHAMMAD NULIYANA YULDAN FATURAHMAN SRI MAYWATI Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi (m.yana_rachmat@yahoo.com ) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Keselamatan Kerja ABSTRACT The work is often in direct contact with garbage, especially workers very vulnerable part of transporting waste to risk on the incidence of skin diseases. Gloves are personal protective equipment most widely used. Workers transporting waste in Tasikmalaya in the works do not use gloves. This study aims to determine the use of personal protective equipment gloves with the incidence of skin disease on waste transport officer Tasikmalaya. This research includes the study of quantitative approaches to the design of case-control study. The study sample as many as 48 people. Data analysis is descriptive and analytic. shows that the trend in the case group were 24 respondents (100%) did not wear PPE gloves, whereas in the control group of respondents who do not wear gloves APD 16 (66.7%) respondents, and respondents who wear PPE gloves as much as 8 (33.3 %) of respondents. In the above table are empty cell it can not be analyzed because it does not qualify for the analysis of the Chi-square test. Workers must use personal protective equipment in order to reduce the risk of skin diseases and do not worsen the condition of the health of workers. Keywords: PPE gloves, skin diseases, garbage hauling Bibliography: (1989-2012)

PENDAHULUAN Hidupsehatadalahkebutuhanyang sangatpokokdanmendasarbagimanusia, namunmasihbanyakfaktoryang menimbulkanberbagaigangguankesehatandan kurangmaksimalnyakinerjapembangunankesehatan (Suyono danbudiman,2010).sehatmenurutundang-undangno.36tahun 2009adalahbagianpenting dalam hidup manusia yang sangat didambakan. Setiap orang berhak atas kesehatan.sementara definisisehatmenurutwho adalahkeadaansehatjasmani, rohani(mental)dansosialyang bukanhanyabebasdaripenyakit,cacatdan kelemahan. Menurut Blum(1974)terwujudnyaderajatkesehatandalammasyarakat dipengaruhi olehbeberapafaktor.faktor-faktor dimaksudantaralain : faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Diantarafaktor-faktortersebut,faktorlingkunganmerupakanfaktor paling besar memegangperanan dalam statuskesehatan masyarakat(hartono, 2010).Salahsatucontohfaktorlingkunganyang berpengaruhadalahsampah. Manusiamelakukanberbagaiaktifitasuntuk memenuhikesejahteraanhidupnya dengan memproduksimakananminuman danbarang lain dari sumberdayaalam. Aktivitastersebutjugamenghasilkanbahanbuanganyang disebutdengansampah (Chandra, 2007). Menurut WHO, sampahyaitu sesuatuyang tidak digunakan,tidak terpakai, tidakdisenangi,atausesuatuyang dibuangyangberasaldarikegiatan manusiadan tidak terjadi dengan sendirinya. Pengelolaansampahyang kurang baik dapat memberikanpengaruhnegatifterhadap kesehatan salahsatunyaadalah gangguan penyakitkulit (Mukono, 2006). Salah satuorangyangberesikoterkenagangguankulitadalahpetugas pengangkut sampah. Hal inidisebabkan karena kurang memperhatikan higiene pribadiyangmeliputikebersihankulit,kebersihanrambut,kebersihankulitkepala dankebersihankuku,selainitupenggunaanalatpelindung diriyang meliputisepatu, masker, pakaiankerja jugadapatmenyebabkanterjadinya penyakitkulitkhususnya padapekerjapengangkutsampah (Candra, 2007). Penyakitkuliterathubungannya denganlingkungansekitarnya maupun pekerjaanyang sedangditekuni,selainitukebersihandirijugamerupakanfaktor pencetuskarenalingkunganyangburukdan yangkurangbaikdapatberpengaruh terutamapadapekerjapengangkutsampahyang setiapharinyaberhubunganlangsung dengan sampah karenamelaksanakan tugas sebagai pengangkut sampah. Higiene pribadi adalah kebersihan yang lebih mengacu pada kebersihan diri sendiri, dan merupakan bagian yang harus diperhatikan oleh siapapun khususnya pekerja pengangkut sampah. Untuk menunjang kesehatan dan keselamatan kerja para petugas perlu disediakan fasilitas seperti alat pelindung diri bagi para pekerja pekerja pengangkut sampah. Selain higiene pribadi penggunaan alat pelindung diri perlu diperhatikan oleh pekerja pengangkut sampah dan bidang yang terkait untuk mencegah gangguan kesehatan pada pengangkut sampah. MenurutBudiono (2003), alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib dikenakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan dan

kesehatan pekerja. Salah satu orang yang berisiko terkena gangguan kulit adalah petugas pengelola sampah.semakin sering dan lamanya kontak dengan sampah dan jika tidak memperhatikan kebersihan perorangan yang baik dan penggunaan alat pelindung diri maka berisiko terkena penyakit kulit.petugas pengelola sampah harus menggunakan alat pelindung diri seperti menggunakan pakaian khusus kerja, menggunakan sepatu kerja ketika bekerja, menggunakan sarung tangan agar dapat melindungi dirinya dari penyakit kulit. Menurut hasil penelitian Khairrunnas pada tahun 2004, 67,1% personal hygiene dari pekerja pengangkut sampah tidak memenuhi syarat dan 60% pekerja pengangkut sampah menderita dermatitis di kota Semarang. TPA cianger Kecamatan Tamansari Kabupaten Tamansari berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis diketahui bahwa jumlah petugas pengelola sampah sebanyak 125 orang dan ketika bekerja petugas pengelola sampah di TPA cianger kurang menjaga kebersihan dirinya antara lain jarang dan bahkan tidak menggunakan sarung tangan pada saat bekerja. Oleh karena itu petugas pengelola sampah sangat berisiko terkena penyakit salah satunya adalah penyakit kulit. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian penyakit kulit ditangan pada petugas pengangkutan sampah kota tasikmalaya. METODE Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian case control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja pengangkut sampah Kota Tasikmalaya sebanyak 125 orang, diperoleh jumlah total sampel sebanyak 48 orang responden dengan jumlah sampel kasus sebanyak 24 responden dan 24 responden kontrol. Populasi data dilakukan dengan berbagai tahap meliputi editing, coding, tabulating. Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan program komputer HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Hasil Penelitian 1. Umur Responden Untuk melihat kriteria berdasarkan umur, maka peneliti akan memaparkan perhitungan statistik yang meliputi mean, minimum dan maximum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Petugas Pengangkut Sampah Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Statistik Nilai Mean 29.50 Median 28.50 Standar Deviasi 6.91 Minimum 19 Maximum 46 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa umur responden yaitu 19 tahun, dan umur maxsimum yaitu tahun, dengan rata-rata umur 29.50 dengan kisaran antara 19-46. 2. Pendidikan Responden Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang sampai mendapatkan ijasah. Distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Petugas Pengangkut Sampah Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Pendidikan Jumlah % SD 35 72.9 SMP 11 22.9 SMA 2 4.2 Jumlah 48 100.0 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 35 responden (72.9%) berpendidikan SD, sebanyak 11 responden (22.9%) berpendidikan SMP, sebanyak 2 responden (2%) berpendidikan SMA. 3. Masa kerja Masa kerja adalah lamanya bekerja dalam hitungan sejak pertama kali menjadi petugas pengangkut sampah sampai saat penelitian dilakukan. Distribusi responden berdasarka masa kerja dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Petugas Pengangkut Sampah Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Statistik Nilai Mean 7.00 Median 7.00 SD 3.62 Minimum 1 Maximum 13

berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa rata-rata masa kerja responden adalah 7.00 tahun, median 7.00 tahun dan standar deviasi 7.6 tahun dengan masa kerja paling sebentar 1 tahun dan yang lama 13 tahun. 4. Kebersihan Perorangan Kebersihan perorangan pada penelitian ini meliputi kebiasaan mencuci tangan.variabel ini dikategorikan menjadi responden yang memiliki kebersihan perorangan yang kurang dan responden yang memiliki kebersihan yang baik.pekerja dikatakan memiliki kebersihan perorangan yang baik bila memiliki skor > 6 dan kebersihan perorangan yang tidak baik jika memiliki skor 6. Distribusi responden berdasarkan kebersihan perorangan dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebersihan Perorangan Petugas Pengangkut Sampah Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Kebersihan perorangan Jumlah % Kurang baik 19 39.6 Baik 29 60.4 Total 48 100.0 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebanyak 19 responden (39.6%) yang memiliki kebersihan perorangan yang kurang baik dan 29 responden (60.4%) yang memiliki kebersihan perorangan baik. 5. Penggunaan sarung Tangan Tabel 5 Distribusi Frekuensi Sarung Tangan Dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkutan Sampah Di Wilayah Kota Tasikamalaya 2015 Penggunaan Sarung Tangan Jumlah % Pakai 6 12.5 Tidak pakai 42 87.5 Total 48 100.0 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebanyak 6 responden (12.5%) yang patuh dalam penggunaan sarung tangan, sebanyak 42 responden (87.5%) yang tidak patuh dalam penggunakan sarung tangan.

6. Kejadian Penyakit Kulit Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Penyakit Kulit Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Kejadian penyakit kulit Jumlah % Terjadi / Ya 24 50.0 Tidak Terjadi 24 50.0 Total 48 100.0 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden yang terjadi kejadian penyakit kulit dan yang tidak terjadi penyakit kulit memiliki jumlah frekuensi yang sama yaitu 24 responden (50%). B. AnalisisBivariat 1. Hubungan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Penyakit Kulit Tabel 7 Tabel Distribusi Silang Antara Penggunaan Sarung Tangan Dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkutan Sampah Di Wilayah Kota Tasikmalaya 2015 Penggunaan APD Kejadian Penyakit Kulit Sarung Tangan (Kasus) (Kontrol) N % n % Total Tidak Pakai 24 100 16 66.7 40 Pakai 0 0 8 33.3 8 Jumlah 24 100 24 100 48 Berdasarkan tabel 7 memperlihatkan bahwa kecenderungan pada kelompok kasus sebanyak 24 responden (100%) tidak pakai APD sarung tangan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan responden yang tidak pakai APD sarung tangan sebanyak 16 (66.7%) responden, dan responden yang pakai APD sarung tangan sebanyak 8 (33.3%) responden. Pada tabel penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pada salah satu cell tabel kosong sehingga tidak dapat memenuhi menggunakan salah satu syarat uji chi- square.

PENUTUP SIMPULAN 1. Pekerja pengangkut sampah yang patuh dalam menggunakan APD sarung tangan sebanyak 6 responden (12.5%), sedangkan sebanyak 42 responden (87.5%) yang tidak patuh dalam penggunakan APD sarung tangan. 2. Kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkutan sampah di Kota Tasikmalaya memperlihatkan bahwa kelompok kasus sebanyak 24 orang (57.1%) tidak pakai APD, sedangkan pada kelompok kontrol dengan responden yang pakai APD sebanyak 6 orang (100%), dan pada responden yang tidak pakai APD sebanyak 18 orang atau sekitar 42.9%. SARAN 1. Bagi Dinas Pertamanan a. Diharapkan kepada dinas pertamanan dapat memberikan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi pekerja, khususnya berupa sarung tangan. b. Dinas memberitahukan kepada pekerja mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai elemen penting agar supaya terhindar dari penyakit, khususnya penyakit kulit dan menjaga kebersihan perseorangan. c. Dinas menerapkan sistem pengawasan terhadap pekerja agar pekerja tetap dalam keadaan aman dan nyaman. 2. Bagi Pekerja a. Pekerja harus memperhatikan higiene pribadi (kebersihan diri). b. Pekerja harus memiliki kesadaran untuk cepat tanggap apabila dalam kondisi sakit, segeralah berobat ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya agar senantiasa dalam kondisi sehat. c. Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit dan tidak memperburuk kondisi kesehatan pekerja. DAFTAR PUSTAKA Budiono Sugeng, A.M., dkk, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja, Semarang. Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Harahap, M, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan Pertama, Penerbit Hipokrates, Jakarta. Khairunnas, 2004.Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Dermatitis pada Pekerja Pengangkut Sampah di Pasar Tradisional Johar Kota Semarang.Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Dipenegoro, Semarang.

Odom, R.B. James, W.D. Berger, T.G. 2000. Editor, Andrew s Diseases of The Skin, Clinical Dermatology. Edisi 9.WB Saunders Co. Philadelphia. Rofiq, A. 2007.Diagnosis Penyakit Kulit Akibat Kerja.dalam: Buku pedoman Dan Modul Workshop Penyakit Kulit Akibat Kerja. Hakim, L. Rofiq A. Basuki, S. Pertemuan Ilmiah Tahunan IX PERDOSKI. Surabaya. Siregar, R.S. 2002. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.. Suhariyanto, B. Prasetyo, R. 2007. Penyakit Kulit Akibat Kerja. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 19: 130-133.