BAB II PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PENGADAAN BARANG / JASA

dokumen-dokumen yang mirip
Sub Bagian Analisa Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kepulauan Riau. Tanjungpinang, 22 April 2016

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thomas R. Dye memberikan pengertian dasar mengenai kebijakan Publik

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN MASALAH TENDER PROYEK. Berdasarkan penjelasan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PETUNJUK PELAYANAN Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Nomor : 03./LPSE.OI/IX/ /2012

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN

BERITA NEGARA. No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI IAMBI. Mengingat : 1. Menimbang : a.

SYARAT DAN KETENTUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PURCHASING

STANDAR PELAYANAN PENYELENGGARAAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PEMERINTAH PROVINSI NTB

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

MANUAL PROSEDURE (MP) PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BIDANG KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN MAGETAN

KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM PENGADAAN T.A. 2016

PETUNJUK PELAYANAN Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Pagar Alam

WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PROSEDUR BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KOTA SURAKARTA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN LPSE KOTA BEKASI. Alur proses pendaftaran bagi Penyedia Hal I PENYEDIA SPSE VERIFIKATOR HELPDESK

KEPUTUSAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 050/044 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses. Proses berarti suatu kegiatan yang terus-menerus

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator

BUPATI BENGKULU SELATAN

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

Petunjuk Pengoperasian Admin Agency

PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

Petunjuk Operasional Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Versi File. Untuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN LPSE KAB. LUWU

PENGANTAR.

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012

2 khususnya terhadap Barang/Jasa yang secara luas dibutuhkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, Pemerintah merasa perlu untuk mengakselerasi pertumbuha

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 52 TAHUN 2009

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Bagian Kedua Maksud Pasal 4

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

Petunjuk Operasional Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Versi File. Untuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI SIJUNJUNG NOMOR 3 TAHUN 2010

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK SOP REGISTRASI DAN VERIFIKASI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO.

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

2012, No Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik;

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

REFORMASI BIROKRASI. Dokumen Pengembangan E-Government 1

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

KABUPATEN CIREBON. Buku Panduan LPSE Kab. Cirebon 56

Transkripsi:

BAB II PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PENGADAAN BARANG / JASA A. Pengaturan Pengadaan barang/jasa dalam Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 beserta Perubahannya Pelaksanaan suatu kegiatan, tidak akan terlepas dari penggunaan barang dan jasa. Tujuan utama penggunaan barang dan jasa adalah sebagai pendukung dalam melaksanakan suatu kegiatan agar dapat bekerja dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak hanya individu yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah/bumn/bumd karena pemenuhan barang dan jasa tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh BUMD dan dibiayai oleh dana APBD telah diatur oleh Keputusan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penjelasan atas Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.

a. Pada bagian umum Tata Pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan yang dimiliki Pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui institusi formal dan informal. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government, maka Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independen), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara para pihak terkait (stakeholders) secara adil, transparan, profesional, dan akuntabel. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diperlukan upaya untuk menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas serta prinsip persaingan/kompetisi yang sehatdalam proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dibiayai APBN/APBD, sehingga diperoleh barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas serta dapat dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah dan pelayanan masyarakat.sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman

pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik. Pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Peraturan Presiden ini diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi yang kondusif, efisiensi belanja negara, dan percepatan pelaksanaan APBN/ APBD. Selain itu, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berpedoman pada Peraturan Presiden ini ditujukan untuk meningkatkan keberpihakan terhadap industri nasional dan usaha kecil, serta menumbuhkan industri kreatif, inovasi, dan kemandirian bangsa dengan mengutamakan penggunaan industri strategis dalam negeri. Selanjutnya, ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Peraturan Presiden ini diarahkan untuk meningkatkan ownership Pemerintah Daerah terhadap proyek/ kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan melalui skema pembiayaan bersama (co-financing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kebijakan umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bertujuan untuk mensinergikan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa dengan kebijakan-kebijakan di sektor lainnya. Langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini, meliputi: a. Peningkatan penggunaan produksi Barang/Jasa dalam negeri yang sasarannya untuk memperluas kesempatan kerja dan basis industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan daya saing nasional;

b. kemandirian industri pertahanan, industri alat utama sistem senjata (Alutsista) dan industri alat material khusus (Almatsus) dalam negeri; c. Peningkatan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam Pengadaan Barang/Jasa; d. Perhatian terhadap aspek pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup secara arif untuk menjamin terlaksananya pembangunan berkelanjutan; e. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik; f. Penyederhanaan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam Pengadaan Barang/Jasa; g. Peningkatan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam perencanaan dan proses Pengadaan Barang/Jasa; h. Peningkatan penerimaan negara melalui sektor perpajakan; i. Penumbuhkembangan peran usaha nasional; j. Penumbuhkembangan industri kreatif inovatif, budayadan hasil penelitian laboratorium atau institusi pendidikan dalam negeri; k. Memanfaatkan sarana/prasarana penelitian dan pengembangan dalam negeri; l. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk di Kantor Perwakilan Republik Indonesia; dan

m. Pengumuman secara terbuka rencana dan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di masing-masing Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Pemerintah Daerah/Institusi lainnya kepada masyarakat luas. Hal-hal mendasar dalam ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Presiden ini antara lain diperkenalkannya metode pelelangan/seleksi sederhana, pengadaan langsung, dan kontes/sayembara dalam pemilihan penyedia barang/jasa selain metode pelelangan/seleksi umum dan penunjukan langsung. Lebih lanjut, Peraturan Presiden ini juga mengatur secara khusus pengadaan Alutsista TNI dan Almatsus Polri yang pengadaannya diutamakan terlebih dahulu berasal dari industri strategis dalam negeri, dan pengaturan pengadaan melalui sistem elektronik (e-procurement). Peraturan Presiden ini juga diatur mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan persyaratan keikutsertaan perusahaan asing untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri dan keberpihakan terhadap pengusaha nasional, pengaturan kontrak payung dan kontrak pembiayaan bersama (co-financing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta peningkatan nilai pengadaan yang diadakan untuk menumbuh kembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. b. Pasal demi pasal Pada pasal demi pasal ini dapat kita lihat di Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 dimana pasal demi pasal mempunyai satu kesamaan sehingga dapat menyambung dengan arti luas sehingga didalam pengadaan barang/jasa ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai target pembangkitan dan menumbuh

kembanglan usaha mikro kecil dan menengah. Dan juga dituliskan untuk mengatur tentang pengadaan jasa, konstruksi, pengadaan jasa konsultasi, pengadaan jasa lainnya dan dapat dilihat juga pada Pasal 4 huruf a sampai d Huruf a Pengadaan Barang meliputi, namun tidak terbatas pada: a. bahan baku; b. barang setengah jadi; c. barang jadi/peralatan; d. mahluk hidup. Huruf b Pekerjaan Konstruksi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan onstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Yang dimaksud dengan pelaksanaan konstruksi bangunan, meliputi keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan. Yang dimaksud dengan pembuatan wujud fisik lainnya,meliputi keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain bangunanantara lain, namun tidak terbatas pada: Konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan tempur; a. Pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan, penggalian dan/atau penataan lahan (landscaping); b. Perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;

c. Penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal); d. Reboisasi. Huruf c Pengadaan Jasa Konsultansi meliputi, namun tidak terbatas pada: a. Jasa rekayasa (engineering); b. Jasa perencanaan (planning), perancangan design) dan pengawasan (supervision) untuk Pekerjaan Konstruksi; c. Jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan selain Pekerjaan Konstruksi, seperti transportasi, pendidikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, kedirgantaraan, pengembangan usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan telekomunikasi, pertanian, perindustrian, pertambangan, energi; d. Jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen, konsultan hukum. Huruf d Pengadaan Jasa lainnya meliputi, namun tidak terbatas pada: 1. Jasa boga (catering service); 2. Jasa layanan kebersihan (cleaning service); 3. Jasa penyedia tenaga kerja; 4. Jasa asuransi, perbankan dan keuangan; 5. Jasa layanan kesehatan, pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, kependudukan;

f. Jasa penerangan, iklan/ reklame, film, pemotretan; g. Jasa percetakan dan penjilidan; h. Jasa pemeliharaan/perbaikan; i. Jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control) dan fumigasi; j. Jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian barang; k. Jasa penjahitan/konveksi l. Jasa impor/ekspor; m. Jasa penulisan dan penerjemahan; n. Jasa penyewaan; o. Jasa penyelaman; p. Jasa akomodasi; q. Jasa angkutan penumpang; r. Jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan; s. Jasa penyelenggaraan acara (event organizer); t. Jasa pengamanan; u. Jasa layanan internet; v. Jasa pos dan telekomunikasi; w. Jasa pengelolaan asset. B. Pembentukan Layanan Pengadaan Sistem Elektronik Pembentukan layanan pengadaan sistem elektrronik maka dibutuhkan suatu surat keputusan atau mandat yang diberikan oleh kepala daerah (walikota dan bupati) didalam suatu surat keputusan sangat jelas kepengurusan

pembuntukan layanan pengadaan sistem elektronik tersebut. Pembentukan layanan pengadaan sistem elektronik ini sangat berguna sehingga pelayanannya lebih transpran serta tidak adanya celah untuk korupsi dalam pengadaan barang/jasa. Ada beberapa item pembentukan layanan pengadaan sistem elektronik. 6 1. Adanya Peraturan Walikota sebagai dasar Hukum yang dilakukan oleh walikota 3 medan tentang pengadaan sistem elektronik dan Peraturan Walikota No 38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE). 7 2. Latar Belakang Bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, persaingan sehat dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan Non pemerintah, perlu dilaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik dan dalam rangka meningkatkan pelayanan di lingkungan LPSE Pemerintah Kota Medan perlu disusun suatu petunjuk layanan dengan mempertimbangkan kelancaran proses pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan oleh para pengguna aplikasi e-procurement. 3. Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan petunjuk layanan/operasional di lingkungan LPSE untuk memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses aplikasi e- Procurement, sehingga pelaksanaan pengadaan barang/jasa berjalan sebagaimana 6 Peraturan Walikota medan No 38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Sistem Elektronik 7 Ibid

mestinya dan tetap berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 4. Ruang lingkup a. Unit pelayanan yang melaksanakan kegiatan ini adalah Layanan Pengadaan Secara Elektronik; b. Penanggung jawab pelayanan adalah Kepala Layanan Pengadaan Secara Elektronik; c. Pengguna pelayanan adalah pengguna aplikasi e-procurement yaitu: Administrator LPSE, Helpdesk LPSE, Verifikator LPSE, ULP, PA/KPA, PPK, PPTK dan Penyedia Barang/Jasa; d. Keluaran (output) pelayanan adalah terselenggaranya kegiatan pelayanan terhadap pengguna aplikasi e-procurement. 2. Pengertian Istilah a. e-procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis website / internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) melalui lpse.kotamedan.go.id dengan induk domain website www.kotamedan.go.id; b. Layanan Pengadaan Secara Elektronik selanjutnya disingkat LPSE adalah pengelola/pelaksana teknis yang melayani proses pengadaan barang/jasa dalam pelaksanaan sistem dan domain/sub domain e-procurement;

c. LPSE Pusat adalah unit kerja yang dibentuk oleh dan berada di bawah tanggung jawab Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang bertugas secara khusus untuk mengelola dan mengembangkan sistem e- Procurement; d. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah selanjutnya disingkat LKPP, adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk melakukan pengembangan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah; e. Pejabat Pembuat Komitmen selanjutnya disebut PPK, adalah pejabat yang diangkat oleh Walikota atau Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; f. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selanjutnya disebut PPTK, adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; g. Unit Layanan Pengadaan selanjutnya disebut ULP, adalah unit layanan yang diangkat oleh Walikota Medan untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Medan; h. Pejabat Pengadaan adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;

i. Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang memenuhi syaratsyarat pendirian badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa dan telah terdaftar dalam sistem e-procurement pada pusat-pusat layanan; j. Pengguna adalah semua pihak yang menggunakan sistem e-procurement; k. User ID adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari Pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam sistem e-procurement; l. Password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh Pengguna untuk memverifikasi User ID kepada sistem e-procurement; m. Umpan balik adalah tanggapan atas pengunaan aplikasi e-procurement yang dilakukan oleh pengguna aplikasi e-procurement; n. Verifikasi adalah kegiatan pemeriksaan terhadap kebenaran pelaporan dokumen yang disampaikan oleh calon penyedia barang/jasa; o. Monitoring lelang adalah kegiatan pemantauan terhadap aktivitas lelang melalui website LPSE oleh LPSE; p. Admin LPSE adalah staf LPSE yang diberikan wewenang untuk memegang kendali aplikasi e-procurement, serta memberikan User ID dan Password kepada Pengelola LPSE dan Koordinator ULP/Pejabat Pengadaan, serta Pengguna LPSE (Rekanan/Penyedia Barang dan Jasa). b. Prosedur Rencana Umum Pengadaan (RUP) 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyampaikan RUP ke Pengelola LPSE;

2. RUP yang sudah diterima diteliti untuk dientry dan diupload di sistem RUP pada website LKPP sebelum dilaksanakan pengadaan barang/jasa oleh SKPD. C. Pelaksanaan Layanan pengadaan system elektronik dalam pengadaan barang/jasa 1. Pendaftaran Pengelola LPSE dan Pengurus ULP a. Admin LPSE menerima salinan SK Penunjukan sebagai Pengelola LPSE terdiri dari Helpdesk dan Verifikator LPSE, Pengurus ULP (Koordinator, Sekretaris, Ketua Pokja dan Anggota Pokja ULP) yang ditunjuk; b. Admin LPSE mendaftarkan pihak-pihak yang tersebut dalam SK Penunjukan sebagai Pengelola LPSE (Helpdesk dan Verifikator) dan Pengurus ULP (Koordinator, Sekretaris, Ketua Pokja dan Anggota Pokja ULP) untuk mendapatkan User ID dan Password aplikasi e- Procurement; User ID dan Password dikirim melalui email c. Jika hanya lupa password LPSE dapat langsung dikirimkan melalui e- mail dengan fasilitas lupa password di website LPSE Kota Medan dan jika lupa password di email Pengelola LPSE (Helpdesk dan Verifikator) dan Pengurus ULP (Koordinator, Sekretaris, Ketua Pokja dan Anggota Pokja ULP) dapat diperbaiki lupa password pada web email yang bersangkutan, atau membuat surat permohonan kepada LPSE tentang perubahan email, User ID atau Password.

2. Pendaftaran Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK) pada LPSE a. Admin LPSE menerima asli/salinan SK Penunjukan sebagai PPK yang ditunjuk oleh walikota Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; b. Admin LPSE menginput data PPK yang tersebut dalam SK Penunjukan untuk diberikan User ID dan Password aplikasi di LPSE Kota Medan; c. Jika hanya lupa password LPSE dapat langsung dikirimkan melalui email dengan fasilitas lupa password di website LPSE Kota Medan dan jika lupa password di email PPK dapat diperbaiki lupa password pada web email yang bersangkutan, atau membuat surat permohonan kepada LPSE tentang perubahan email, User ID atau Password. 3. Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa (Rekanan) pada LPSE a. Admin LPSE menerima asli/salinan SK Penunjukan sebagai Admin Perusahaan calon pengguna yang ditunjuk oleh Direktur Perusahaan pada saat Registrasi Penyedia di Kantor LPSE Kota Medan; b. Admin LPSE mencatatkan admin perusahaan tersebut untuk diberikan User ID dan Password aplikasi di LPSE Kota Medan bila Tanda Lulus Verifikasi Perusahaan telah diberikan. User ID dan Password dikirimkan melalui email admin perusahaan yang bersangkutan; c. Langkah pertama Pendaftaran Penyedia adalah dengan membuka website LPSE Kotamedan melalui Mozilla Fire Fox ketik:

lpse.kotamedango.id, lalu klik menu: (MENDAFTAR SEBAGAI PENYEDIA BARANG/JASA), lalu masukkan alamat email admin perusahaan, Download Formulir Pendataran dan Formulir Keikutsertaan. Lalu klik tombol (MENDAFTAR) kemudian buka email tersebut, ikuti petunjuk langkah pada email untuk pengisian Data Perusahaan; d. Jika data perusahaan sudah diisi dengan benar, lalu konfirmasi kembali Mendaftar; e. Untuk mendapatkan User ID dan Password, Pengurus Perusahaan harus datang langsung ke Kantor LPSE dengan membawa Dokumen Asli dan Fotocopy Perusahaan yang dipersyaratkan oleh LPSE; f. Setelah dilakukan Verifikasi oleh Verifikator LPSE terhadap Dokumen Asli dan Fotocopy Data Perusahaan dan telah dinyatakan lengkap dan benar, maka Verifikator akan memberikan tanda setuju dan diberikan Tanda Lulus Verifikasi di LPSE, lalu berkas asli dikembalikan ke Pengurus Perusahaan/Rekanan/Penyedia, dan berkas dokumen fotocopy diserahkan pada Admin LPSE untuk diberikan User ID dan Password; g. User ID dan Password untuk Penyedia Barang/Jasa akan diberikan melalui email perusahaan yang bersangkutan;

h. User ID dan Password yang diberikan harus dipergunakan untuk (LOGIN) mengakses website LPSE Kota Medan sebagai Penyedia yang selanjutnya dipergunakan untuk pengisian Data Perusahaan secara lengkap, dan untuk (LOGIN) mengikuti proses pemilihan penyedia barang dan jasa sesuai dengan ketentuan ULP dan LPSE;