Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN VAKSIN H5N1 DAN H5N2 VIRUS AVIAN INFLUENZA PADA PETERNAKAN UNGGAS DI DAERAH JAWA BARAT

Waktu Vaksinasi Avian Influenza (AI) yang Tepat untuk Menghasilkan Respon Imunologis Protektif pada Ayam Ras Pedaging

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

RESPON TITER ANTIBODI PASCAVAKSINASI AVIAN INFLUENZA PADA AYAM YANG DIBERI EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.)

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

Tingkat Perlindungan Vaksin Komersial AI H5N1 Clade terhadap Virus AI H5N1 clade Asal Itik pada Ayam SPF dalam Kondisi Laboratorium

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA PADA UNGGAS DELIN NOFIFTA B

PEMBUATAN DAN STANDARISASI ANTIGEN AI H5N1 KOMERSIAL UNTUK MONITORING TITER ANTIBODI HASIL VAKSINASI AI DI INDUSTRI PETERNAKAN AYAM

METODELOGI PENELITIAN

EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Mengenai Flu Burung

PROFIL TITER ANTIBODI Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND) PADA ITIK PEJANTAN DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS

AHMAD MAIZIR, SYAEFURROSAD, ERNES A, NENENG A, N M RIA ISRIYANTHI. Unit Uji Bakteriologi

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

Pengembangan Prototipe Vaksin Inaktif Avian Influenza (AI) H5N1 Isolat Lokal dan Aplikasinya pada Hewan Coba di Tingkat Laboratoium

Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

RINGKASAN. Kata kunci : Titer antibodi ND, Newcastle Disease, Ayam Petelur, Fase layer I, Fase Layer II

SEROEPIDEMIOLOGI PASCA VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE (ND) DENGAN 2 STRAIN ANTIGEN

Perbandingan Titer Antibodi Newcastle Disease pada Ayam Petelur Fase Layer I dan II

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) TERHADAP RESPON ANTI BODY AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1

UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.

BEBERAPA ASPEK EPIDEMIOLOGI KEJADIAN AVIAN INFLUENZA PADA UNGGAS DI LAPANGAN

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 MATERI DAN METODA Vaksin ND ( Newcastle Diseases ) Vaksin ND yang dipergunakan terdiri dari a Ga

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.

Penyebaran Avian Flu Di Cikelet

PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE STARTER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

Perkembangan Kasus Avian Influenza (AI) pada Unggas Kondisi s/d 31 Mei 2014

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.

UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PADA AYAM YANG MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL

PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI H5N1 PADA MARMOT (Cavia porcellus) YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA H5N1 DAN H5N2 KUNTO WIDYASMORO

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

TAHUN Nur Khusni Hidayanto, Ramlah, Ferry Ardiawan dan Yati Suryati

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

DETEKSI KEBERADAAN ANTIBODI ANTI H5N1 MENGGUNAKAN METODE ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA SERUM SAPI YANG DIVAKSINASI H5N1 NOVIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini

Pertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit

KEMAMPUAN NETRALISASI ANTIBODI SPESIFIK AVIAN INFLUENZA H5 TERHADAP BEBERAPA VIRUS H5N1 ISOLAT LAPANG 1)

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

GUBERNUR MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

TITER ANTIBODI PROTEKTIF TERHADAP NEWCASTLE DISEASE PADA BURUNG UNTA (STRUTHIO CAMELUS)

TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)

RIWAYAT HIDUP. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 1

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

RESPON ANTIBODI DAN PROTEKSI VAKSIN INAKTIF INFECTIOUS BRONCHITIS ISOLAT LOKAL PADA AYAM PETELUR

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS Avian influenza ASAL BEBEK

Efikasi Penerapan Vaksin AI H5N1 Clade pada Itik Mojosari Terhadap Tantangan Virus AI H5N1 Clade pada Kondisi Laboratorium

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS WALIKOTA SURABAYA,

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Sistem Kekebalan Tubuh Pada Unggas

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

EVALUASI HASIL VAKSINASI AVIAN INFLUENZA (AI) DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG ANI SITI NURFITRIANI

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

Identifikasi Secara Serologi Galur Virus Flu Burung Subtipe H5N1 Clade dan Clade pada Ayam Petelur

Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

KAJIAN VAKSINASI AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 PADA BURUNG PUTER (Stretopelia bitorquata) DAN MERPATI (Columba Livia)

MENYIKAPI MASALAH FLU BURUNG DI INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE GROWER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

Respon Imun Itik Bali terhadap Berbagai Dosis Vaksin Avian Influenza H5N1

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

Transkripsi:

Sains Peternakan Vol. 11 (2), September 2013: 79-83 ISSN 1693-8828 Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta W. Suwito 1, Supriadi 1, E. Winarti 1, dan R. A. Primatika 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl. Stadion Baru Maguwoharjo No. 22 Karang Sari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (0274) 884662. e-mail:widodo.suwito@yahoo.com 2 Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. Jl Fauna no 2, Yogyakarta 55281 ABSTRAK Avian influenza (AI) merupakan penyakit yang sangat mematikan pada ayam buras. Vaksinasi AI merupakan salah satu alternatif pencegahan penyakit AI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas vaksin AI pada ayam buras yang dipelihara dengan sistem kandang kurung di Gunung Kidul Yogyakarta. Sebanyak 110 ekor ayam buras yang terdiri dari 100 ekor dara dan 10 ekor jantan digunakan dalam penelitian ini. Ayam ditempatkan dalam kandang dari bambu berukuran 5 x 4 m 2 yang masing-masing kandang diisi 10 ekor ayam dara dan satu ayam jantan.vaksin yang digunakan dua macam yaitu vaksin AI komersial (A) dan vaksin AI lokal (B). Masing-masing vaksin dengan dosis 0,5 ml diberikan secara intramuskuler (i.m) pada 55 ekor ayam. Vaksinasi ulang dilakukan setelah dua bulan pascavaksinasi. Pemeriksaan titer antibodi AI dilakukan pada bulan ke-2, 3, 4, 5 dan 6 dengan pengambilan darah ayam melalui vena brakhialis pada sayap. Vaksin AI komersial A dan lokal B protektif pada ayam buras sistem kandang kurung setelah 2 bulan vaksinasi dan dilanjutkan dengan vaksin ulang. Kata kunci: Avian influenza (AI), vaksin, ayam buras Study of Avian Influenza Vaccine in Local Chicken at Enclosure Cage System in Gunung Kidul Yogyakarta ABSTRACT Avian influenza (AI) is highly pathogenic desease in local chicken. Avian influenza (AI) vaccine is one of choice to prevent AI desease. The purpose of these study was to determine the effectiveness of AI vaccine in local chicken at the enclosure cage system in Gunung Kidul, Yogyakarta. A total of 110 local chicken consist of 100 hen and 10 cock were used in these study. The chicken was stored in cage of bamboo that have a measurement of 5 x 4 m 2 include 10 hen and 1 cock in cage respectively. The vaccine used in these study was 2 kinds of commercial AI vaccine (A) and local AI vaccine (B). Vaccine with 0.5 ml dose was administrated by intramuscular (i.m) in 55 local chicken respectively. Re-vaccination was administrated after 2 month first vaccination. Examination of antibody titer AI was performed at month 2, 3, 4, 5 and 6 with chicken blood sampling collection via the brachial vein in the wing. Avian influenza vaccine commercial A and local B were protective in local chicken with enclosure cage system after 2 month vaccination and followed by booster. Key words: Avian influenza (AI), vaccine, local chicken 79

PENDAHULUAN Ayam buras merupakan ternak unggas yang sangat umum dipelihara di daerah pedesaan. Manfaat yang diperoleh dari beternak ayam buras antara lain menghasilkan telur, daging, sebagai tabungan, dan dapat memanfaatkan sisa dari limbah rumah tangga. Kandang, pakan yang cukup, dan faktor kesehatan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan ayam buras. Saat ini penyakit ayam yang masih menjadi perhatian serius adalah Avian Influensa (AI) atau flu burung. Penyakit AI disebabkan oleh virus influenza A yang mempunyai subtipe dengan 15 hemagglutinin (H1-H15) dan 9 Neuramidase (N1-N9) yang berbeda (Tumpey et al., 2001). Secara garis besar virus influenza dibagi kedalam tiga golongan yaitu A, B dan C. Pengolongan tipe virus berdasarkan kandungan protein hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N) yang terdapat pada permukaan virus. Kandungan kedua protein tersebut yang menentukan virus tersebut bersifat high patogenik atau low patogenik. Protein neuraminidase (N) selain menentukan tingkat patogen virus juga sebagai determinator atau penentu jenis hospes (host) virus. Hospes virus dapat bertahan hidup pada burung, itik, babi atau pada manusia. Virus AI bertahan hidup dalam kotoran ayam dalam waktu yang lama sedangkan pada air selama 32 hari. Virus AI bersifat labil sehingga mudah berubah sifat dari tidak ganas menjadi ganas atau sebaliknya. Penyakit AI dapat bersifat mematikan unggas dan bersifat zoonosis yang dapat menular ke manusia. Vaksinasi merupakan salah satu alternatif dalam pencegahan AI pada ayam buras. Selain vaksinasi secara rutin, pengkandangan ayam merupakan salah satu tindakan yang dapat mengendalikan penyakit AI. Tujuan pengkandangan ayam adalah untuk menghindari penularan dan penyebaran penyakit dari dan ke lingkungan, selain itu memudahkan pelaksanaan vaksinasi. Saat ini vaksin AI banyak dijual bebas di poultry shop dengan berbagai merek. Efektivitas vaksin AI akan lebih baik apabila strain virus dalam vaksin yang digunakan homolog dengan strain virus yang ada dilapangan (Sudarisman, 2006). Pengamatan di laboratorium dan lapangan menunjukkan bahwa vaksin AI yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain: dapat melindungi timbulnya gejala klinis dan kematian, mengurangi shedding virus di lapangan, memberikan waktu proteksi paling sedikit 20 minggu sesudah vaksinasi tunggal atau ulangan, melindungi terhadap tantangan dosis rendah sampai tinggi dari virus lapangan, melindungi perubahan virus lapangan dan meningkatnya daya tahan terhadap infeksi virus influenza (Swayne, 2005). Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas vaksin AI pada ayam buras yang dipelihara dengan sistem kandang kurung di Gunung Kidul Yogyakarta. MATERI DAN METODE Materi Penelitian Sebanyak 110 ekor ayam buras yang terdiri dari 100 ekor dara dan 10 ekor jantan. Ayam tersebut dibagi dalam 2 perlakuan dan ditempatkan dalam 10 kandang. Kandang terbuat dari bambu berukuran 5 x 4 m 2 yang masing-masing kandang diisi 10 ekor ayam dara dan satu ayam jantan. Seminggu sebelum dilakukan vaksinasi ayam diberikan obat cacing dan vitachick dalam air minum sedangkan pakan terdiri dari bekatul dan jagung yang diberikan secara ad libitum. Vaksin yang digunakan dua macam yaitu vaksin AI komersial (A) dan vaksin AI lokal (B). Masing-masing vaksin dengan dosis 0,5 ml diberikan secara intramuskuler (i.m) pada 55 ekor ayam. Saat pertama kali vaksinasi semua ayam diambil darahnya untuk dilihat titer antibodi AI sebelum vaksinasi. Vaksinasi ulang atau booster dilakukan setelah dua bulan pascavaksinasi. Pengamatan hasil vaksinasi dilakukan pada bulan ke-2, 3, 4, 5 dan 6 dengan 80 Sains Peternakan Vol. 11 (2), 2013

Respon Antibodi Pasca Vaksinasi AI Nilai Titer Antibodi 12 10 8 6 4 2 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Bulan Vaksin A Vaksin B Gambar 1. Rerata respon Antibodi AI selama 6 bulan pengambilan darah melalui vena brakhialis pada sayap. Pemeriksaan titer antibodi AI dari darah ayam dengan haemagglutination nhibition (HI) (OIE, 2004). Analisis Data Titer antibodi dan produksi telur dari masing-masing kelompok vaksin AI komersial (A) dan lokal (B) dianalisis dengan uji T-test (Nasrullah, 1992) sementara hasil pengamatan titer antibodi dan produksi telur pada pada minggu ke-2, 3, 4, 5 dan 6 dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Respon antibodi AI selama 6 bulan disajikan dalam (Gambar 1). Saat pengambilan darah bulan ke-1 nilai titer antibodi AI menunjukkan 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua ayam tersebut belum memiliki kekebalan terhadap AI. Vaksinasi diharapkan dapat menimbulkan antibodi yang dapat menetralisasi protein hemaglitinin dan neuramidase virus AI. Berbagai vaksin dapat menimbulkan antibodi baik vaksin hidup maupun mati (Suarez dan Schultz-Cherry, 2000). Satu bulan pascavaksinasi titer antibodi ayam yang divaksin A dan B menunjukkan peningkatan dengan nilai titer antibodinya 4 dan 5. Titer antibodi > 4 dapat memberikan proteksi terhadap penyakit AI sekitar 75% (Swayne, 2005). Pada bulan ke- 3 atau dua bulan pascavaksinasi titer antibodi masih naik dengan rata-rata titer antibodi 8 untuk vaksin A dan 5 untuk vaksin B. Nilai titer antibodi antara 6-8 dapat memberikan tingkat proteksi 100% (Swayne, 2005). Oleh karena itu vaksin A pada bulan ke-3 atau dua bulan pascavaksinasi sudah protektif terhadap AI 100%, sedangkan vaksin B tingkat proteksinya hampir 100%. Kriteria vaksin AI yang baik dalam uji coba di lapangan dapat melindungi terhadap timbulnya gejala klinis dan kematian, menurunkan dan menghentikan virus shedding pada ayam yang telah divaksinasi, mencegah penularan dari virus lapangan, memberikan proteksi selama 20 minggu sesudah vaksinasi, melindungi unggas terhadap perubahan virus atau pergeseran antigenik dan meningkatkan resistensi ayam terhadap infeksi AI (Swayne, 2005; Swayne dan Halvorson, 2003; Capua et al., 2004). Vaksin ulangan atau booster dilakukan pada bulan ke-3 atau dua bulan pascavaksinasi pertama dengan tujuan untuk meningkatkan nilai titer antibodi. Satu bulan setelah dilakukan booster atau minggu ke-4 nilai titer antibodi untuk vaksin A dan B masing-masing 7 dan 9. Nilai titer antibodi satu bulan setelah dilakukan booster belum meningkat walaupun masih bersifat protektif. Hal tersebut dapat disebabkan efek dari booster belum bereaksi sehingga nilai titer antibodi belum naik. Pada minggu ke-5 atau dua bulan pascavaksinasi nilai titer antibodi menunjukkan peningkatan untuk vaksin A dan B masing-masing 12 dan 8 Pada minggu ke-6 atau tiga bulan pascavaksinasi nilai titer antibodi antara vaksin A dan B sama yaitu 11 (Gambar 1). Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) (Suwito et al.) 81

Produksi Telur 80 70 60 50 Jumlah Telur 40 30 20 10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Bulan Vaksin A Vaksin B Gambar 2. Produksi telur ayam yang divaksin A dan B selama 6 bulan Berdasarkan uji T-test nilai titer antibodi antara ayam yang divaksin A dan B pada waktu yang sama tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,005). Oleh karena itu vaksinasi AI pada ayam buras dapat menggunakan salah satu dari kedua jenis vaksin tersebut. Produksi telur dari ayam yang diberi vaksin A dan B selama 6 bulan disajikan dalam (Gambar 2 ). Pada bulan ke-1 semua ayam belum bertelur dan baru mulai bulan ke-2 ayam mulai bertelur. Pada bulan ke-2 ayam yang divaksin dengan vaksin A jumlah telurnya 24 butir sedangkan vaksin B 43 butir. Pada bulan ke-3 ayam yang divaksin dengan vaksin A jumlah telurnya 35 butir sedangkan vaksin B 27 butir. Pada bulan ke- 4 ayam yang divaksin dengan vaksin A jumlah telurnya 55 butir sedangkan vaksin B 36 butir. Pada bulan ke-5 ayam yang divaksin dengan vaksin A jumlah telurnya 57 butir, sedangkan vaksin B 56 butir dan bulan ke-6 ayam yang divaksin dengan vaksin A jumlah telurnya 69 butir sedangkan vaksin B 45 butir. Jumlah telur yang dihasilkan mulai minggu ke-2 sampai ke-6 dari kelompok ayam yang divaksin A dan B sangat bervariatif (Gambar 2). Berdasarkan uji T- test produksi telur antara ayam yang divaksin A dan B tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,005). Oleh karena itu penggunaan vaksin A dan B pada ayam dalam produksi telur tidak ada perbedaan. Vaksin tersebut cukup protektif dalam melindungi penyakit AI sampai pada 2 minggu pascavaksinasi pertama dan dilanjutkan dengan vaksinasi ulangan atau booster. SIMPULAN Vaksin AI komersial A dan lokal B protektif pada ayam buras sistem kandang kurung pada dua bulan setelah vaksinasi pertama yang selanjutnya dilakukan vaksin ulang atau booster. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dinas Peternakan Gunung Kidul atas bantuannya selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Capua, I., C. Terregino, G. Cattoli and A.Toffan. 2004. Increased resistance of vaccinated turkeys to experimental infection with H7N3 low pathogenicity avian influenza virus. Avian Pathology. 33:158-163. Nasrullah. 1992. Pengantar Biostatistika. Vol. 2. Gadjah Mada University Press Yogyakarta. Office International des Epizooties. 2004. Highly pathogenic Avian Influenza. Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animal. 5th Ed. Chapter 2.1.14. Sudarisman. 2006. Pengaruh penggunaan vaksin H5N1 dan H5N2 virus avian influenza pada peternakan unggas di Jawa Barat. Dalam: Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan Bogor. Hal: 766-773. 82 Sains Peternakan Vol. 11 (2), 2013

Suerez, D.L. and S. Schultz-Cherry. 2000. Imunology of avian influenza virus: a review. Developmental and Comparative Immunology. 24:269-283. Swayne, D and D.A. Halvorson. 2003. Influenza. In: Diseases of Poultry, 11th Ed. Iowa State Univ. Press, Ames, IA. Pp135-160 Swayne, D. 2005. Avian influenza, poultry vaccines: a review. A ProMed-mail post (http://www.premedmail.org). diakses 1 November 2013. Tumpey, T.M., M. Renshaw, J.D. Clements and J.M. Katz. 2001. Mucosal delivery of inactivated influenza vaccine induces B- cell dependent heterosubtypic crossprotection against lethal influenza A H5N1 virus infection. Journal of Virology. 75:5141-5140. Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) (Suwito et al.) 83