BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kotler & Keller (2009;143) . Koran Edukasi.kompasiana.com, edisi Jumat, 9 Agustus 2011,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan terjadi karena kualitas dan harga produk dari tiap-tiap. target dan tujuan usaha yang telah direncanakannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Panjaitan dkk, 2010:01)

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kotller (2003;20)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi dan membanjirnya informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi,banyak sektor usaha baru yang bermunculan, terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia, telah membawa perubahan yang besar, baik dalam hal infrastuktur penunjang kehidupan bangsa Indonesia maupun kualitas kehidupan masyarakatnya sendiri. Salah satu infrastuktur yang mengalami perkembangan adalah jalan raya. Jalan raya sebagai prasarana transportasi darat bagi bangsa Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat, hal ini dapat dilihat dari munculnya berbagai jalan bebas hambatan yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya serta pembangunan ruas ruas jalan baru yang dilakukan sampai ke pelosok-pelosok pedesaan, kendaraan bermotor terutama kendaraan roda empat atau mobil telah memegang peranan yang cukup penting dalam masyarakat sebagai salah satu sarana transportasi. Apalagi di era globalisasi ini, dimana manusia dituntut memiliki mobilitas yang tinggi untuk berinteraksi dengan sesamanya. Kendaraan roda empat dan jenis lainnya sebagai sarana transportasi pada saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan sehari hari masyarakat. Pertumbuhan industri otomotif nasional turut mempengaruhi pesatnya bisnis penyewaan mobil di Indonesia. Hal ini berdampak pada banyaknya usaha usaha yang berkembang di Indonesia, salah satunya ditandai dengan perkembangan usaha yang bergerak dalam bidang jasa. Dengan memperhatikan dampak dari perkembangan yang terjadi di pasar maupun pada tingkat konsumen, perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif berupa kualitas jasa yang baik bagi konsumen. Menurut Kotler & Keller (2009;143) kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan teknologi yang begitu pesat, membuat pergeseran gaya hidup masyarakat untuk dituntut lebih pintar dalam me- 1

2 manage waktu. Seperti dikutip dari Koran Edukasi.kompasiana.com, edisi Jumat, 9 Agustus 2011, dengan kedisiplinan terhadap waktu, masyarakat lebih mudah melakukan suatu rencana pekerjaan yang pada akhirnya membuat segalanya menjadi efisien. Seperti halnya bila dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat untuk merawat mobilnya menjadi bersih yang terkendala oleh padatnya aktivitas sehingga tidak adanya waktu luang untuk sekedar mencuci mobil. Industri jasa pencucian mobil seakan-akan menjadi peluang besar yang melahirkan potensi untuk memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan bagi konsumen, melihat semakin meningkatnya potensi pasar dalam bidang tersebut yang diindikasikan dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan roda empat saat ini. Berikut menampilkan jumlah kendaraan roda empat di Indonesia pada tahun 2009-2012. TABLE 1.1 Jumlah Kendaraan Roda Empat di Kota Bandung TAHUN TERJUAL(UNIT) 2009 464.816 2010 702.508 2011 837.98 2012 1.065.557 Sumber : GAIKINDO Tahun 2013 Melihat peluang tersebut, pengusaha berlomba-lomba mendirikan jasa pencucian mobil. Kondisi tersebut menimbulkan persaingan yang ketat yang menuntut setiap perusahaan untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para pelanggannya untuk dapat mencapai kepuasan pelanggannya. Seperti dikatakan BOBI SHANDI (Bos pemilik CLEAN 8) yaitu Saya ingin merubah persepsi masyarakat bahwa cuci mobil itu selalu kotor, berkubang oli dan lokasinya selalu terpinggirkan dengan membuat sebuah gerai cuci mobil yang bersih dan nyaman.

3 CLEAN 8 merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa pencucian mobil yang berlokasi di Bandung. Meskipun saat ini terdapat beberapa pesaing CLEAN 8 seperti AUTO BRADIAL, Checkpoint, serta beberapa perusahaan kecil lainnya yang ikut meramaikan persaingan jasa pencucian mobil. Kondisi tersebut membuat pelanggan memiliki banyak alternatif dalam memilih jasa pencucian mobil yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. PERUSAHAAN TABLE 1.2 Daftar Perusahaan Pesaing Clean 8 ALAMAT Jl. Gatot Subroto No. 219 Bandung Jl.Buah Batu No.221 Bandung JL.Terusan Sutami Kav.22 Bandung JL.Cikutra No.213 Bandung

4 JL.Ir.H.Juanda Bandung No.139 Sebagai upaya yang dilakukan oleh Clean 8 Indonesia dalam memenangkan persaingan adalah dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan jasa dengan penerapan disiplin kerja dari karyawannya. Kualitas layanan dari SDM yang optimal berkat sertifikasi dari training yang dilakukan oleh Clean 8, sehingga ketika karyawan diterjunkan langsung ke lapangan, sudah dibekali standarisasi pelayanan yang diterapkan oleh Clean 8. Selain itu Clean 8 mengembangkan produk dengan konsep Bintang Lima yaitu kombinasi sempurna dalam pelayanan yang mengedepankan konsumen layaknya hotel binang lima dengan fasilitas seperti Lounge, Cafe, VIP member, Reflexology, Billiard, Free Wifi, dan Children Playground demi memenuhi tuntutan konsumen yang mempunyai gaya hidup (lifestye) tinggi Seberapa suksesnya kualitas pelayanan jasa yang telah dilakukan oleh Clean 8 Bandung, dapat tercermin dari data mengenai perkembangan jumlah kunjungan konsumen dalam rentang waktu bulan Maret 2012 sampai dengan data terakhir Bulan Februari 2013 yang dikumpulkan oleh penulis. Secara umum jumlah pelanggan Clean 8 Bandung setiap bulannya menunjukan grafik penurunan. Dapat dilihat dari grafik berikut ini :

5 Grafik 1.1 Jumlah Konsumen Clean 8 (Maret 2012 Februari 2013) Sumber : Clean 8 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pada jumlah konsumen Clean 8 kota Bandung, pada bulan Maret 2012 (1525 orang), April 2012 (1510 orang), Mei 2012 (1490 orang), Juni 2012 (1470 orang), Juli 2012 (1465 orang), Agustus 2012 (1460 orang), September 2012 (1430 orang), Oktober 2012 (1400 orang), November 2012 (1365 orang), Desember 2012 (1360 orang), Januari 2013 (1340 orang), Februari 2013 (1290 orang). Dari data yang tergambarkan dalam grafik diatas, dapat dilihat bahwa jumlah konsumen Clean 8 Indonesia terus mengalami penurunan. Selain dari data jumlah pengunjung perbulan, penulis juga mendapatkan data jumlah member Clean 8 Indonesia yang juga mengalami penurunan setiap tahunnya (periode semenjak pertama kali perusahaan berdiri pada tahun 2010 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah ini:

6 Tabel 1.3 Jumlah Member Clean 8 Periode Tahun (2010 2013) Tahun Jumlah Member 2010 245 2011 220 2012 187 2013 168 Grafik 1.2 Jumlah Member Clean 8 Periode Tahun (2010 2013) Dari pemaparan diatas, selain faktor-faktor eksternal dari teknis pelayanan Clean 8, menjadi indikasi bahwa Clean 8 masih belum optimal dalam menjalankan kualitas pelayanannya. Dalam hal kenyamanan gedung yang cukup sempit sehingga tidak ada tempat untuk menampung konsumen yang waiting list ketika ramai, sehingga harus memarkirkan dulu kendaraannya sampai di pinggir jalan, lalu dalam hal pemberian informasi produk terbaru kepada member yang kurang efektif sampai kepada kepada member, sehingga merasa kurang mendapatkan perlakuan yang istimewa sebagai member Clean 8. Selain itu pihak

7 Clean 8 Bandung dalam memberikan jaminan terhadap barang-barang konsumen kurang bisa menjamin bila terjadi kehilangan pada saat mencuci disana, karyawannya tidak cepat tanggap dalam melayani konsumen disaat ramai, kondisi mobil setelah dicuci masih belum maksimal kebersihannya, karyawan dalam menanggapi keluhan tidak cepat tanggap, karyawan kurang ramah terutama pada saat ramai, tidak adanya perlakuan khusus kepada konsumen yang menjadi member. Hal ini membuat konsumen tidak mendapatkan kepuasan yang diharapkannya, hal ini berdampak pada penurunan jumlah kunjungan konsumen. Mengacu pada konsep utama dari Clean 8 Look New for Your Car and Customer Satisfaction, jelas bahwa kepuasan konsumen adalah tujuan utama yang selalu dijaga oleh perusahaan sebagai upaya memelihara kepercayaan konsumen. Karena mereka percaya bahwa kepuasan konsumen akan berbanding lurus dengan kelangsungan perkembangan perusahaan ini kedepan. Menurut Kotler (2009;85), Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Bagi konsumen, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mengutamakan kualitas. Mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Upaya Clean 8 dalam memenuhi kepuasan konsumen dapat dengan memberikan pelayanan optimal yang diberikan. Kepuasan merupakan upaya perusahaan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Pengertian kepuasan konsumen menurut Buchari Alma (2008;238), adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Bagi konsumen, kualitas jasa yang paling ideal bagi kepuasannya adalah ketika kualitas jasa yang diterima dapat melampaui harapan mereka. Maka berdasarkan uraian fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA PENCUCIAN MOBIL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA CLEAN 8 BANDUNG

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas mengenai seberapa pentingnya kualitas pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapaan konsumen atas kualitas pelayanan jasa pada Clean 8 Bandung? 2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen pada kualitas pelayanan jasa Clean 8 Bandung? 3. Seberapa erat hubungan kualitas pelayanan jasa yang dilakukan Clean 8 Bandung terhadap kepuasan konsumen? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud diadakan penelitian ini adalah pengumpulan data dan informasi mengenai variabel (X) kualitas pelayanan dan (Y) kepuasan konsumen yang nantinya akan diolah, sehingga dapat dianalisis serta diinterprestasikan dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan jurusan manajemen Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis tanggapan konsumen pada kualitas pelayanan jasa Clean 8 Bandung 2. Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen pada kualitas pelayanan jasa Clean 8 Bandung 3. Untuk menganalisis seberapa erat hubungan kualitas pelayanan jasa Clean 8 Bandung terhadap kepuasan konsumen.

9 1.4 Kegunaan Penelitian Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian diatas, hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan kegunaan operasional sebagai berikut: 1.4.1. Kegunaan Akademis Penelitian ini dapat membantu komunitas akademisi sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam pengembangan ilmu pemasaran, khususnya dalam lingkup kajian Kualitas Layanan (Service Quality), dalam meningkatkan Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction). 1.4.2. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain : 1. Bagi Peneliti sendiri, penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan sebagai dasar dalam penerapan ilmu pemasaran terutama mengenai kualitas pelayanan serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. 2. Bagi Perusahaan Clean 8, terkait dengan penerapan sistem pelayanan, dapat memberikan input dan masukan yang lebih baik kedepannya dalam memberikan pelayanan. 3. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar atau referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Sebagai perusahaan yang dituntut untuk bisa bersaing dalam strategi merebut pangsa pasar, Clean 8 berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya sebagai upaya mencapai kepuasan konsumen. Dengan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

10 mengimbangi harapan pelanggan. Karena indikator dari seberapa besar kualitas dari suatu jasa adalah semua tingkat kemampuan suatu jasa dengan segala atributnya yang secara riil disajikan sesuai dengan harapan konsumen (Alma, 2008;293). Jasa disebut sebagai produk yang tak berwujud, sehingga dalam melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanannya pun memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan produk. Menurut Tjiptono (2009;25), ada empat karakteristik pokok pelayanan (jasa) yang membedakannya dengan produk, yaitu : 1. Tidak berwujud (Intangible) Artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible pada jasa memiliki 2 pengertian (Berry dalam Enis dan Cox, 2012), yaitu: a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa. b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan dan diformulasikan atau dipahami secara rohaniah. Dalam hal ini untuk mengurangi ketidak pastian dalam hubungannya dengan karakteristik tidak berwujud, maka konsumen akan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. 2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability) Proses memproduksi dan konsumsi jasa terjadi dalam waktu yang bersamaan. Dalam hal ini interaksi antara penyedia jasa dengan konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dan akan mempengaruhi hasil (outcome) jasa tersebut. 3. Keberagaman (Variability) Jasa banyak memiliki variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dimana jasa tersebut dihasilkan serta penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. 4. Tidak tahan lama (Perishability) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, meskipun demikian ada pengecualian dalam karakteristik ini. Dalam kasus tertentu jasa dapat disimpan yaitu dalam bentuk pemesanan (reservasi tiket

11 pesawat dan kamar hotel), peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi (misalnya minivaction weekends di hotel-hotel tertentu) dan penundaan jasa (misal: asuransi). Upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan kualitas pelayanan jasa yang memiliki keunggulan yang dibentuk melalui pengintegrasian lima dimensi yang saling berkaitan yaitu: bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati (Tjiptono 2009,85) menayatakan kualitasa pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. 1. Tangibles (Bukti fisik) Berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan / perlengkapan, sumber daya manusia dan materi komunikasi perusahaan. 2. Emphaty (Empati) Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 3. Reliability (Kehandalan) Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang disajikan secara akurat. 4. Responsiveness (Daya tanggap) Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. 5. Assurance (Jaminan) Berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pelanggan. Perhatian perusahaan terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen menjadi hal yang utama, mengingat pada dasarnya tujuan dari perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Karena dengan tingkat kepuasan tinggi yang dirasakan, memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk/jasa perusahaan.

12 Namun, apabila tingkat kepuasan pelanggan kecil, maka terdapat kemungkinan konsumen untuk pindah ke produk pesaing. Menurut Kotler & Keller (2009;138), kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. Tjiptono (2009;198) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai respon konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal atau standar kinerja tertentu dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk X1 Gambar 1.1 Paradigma Pemikiran X2 X3 X4 Kualitas Pelyanan Jasa (X) Kepuasan Konsumen (Y) X5 Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat penulis kemukakan adalah Semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Survey (Explanatory Survey) oleh Sugiyono (2009;7) menjelaskan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah dari data sampel yang diambil dari

13 populasi tersebut. Sehingga ditemukan keajadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan atar variabel sosiologis maupus psikologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah Penelitian lapangan (Field research), dengan cara meninjau secara langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer melalui teknik : a. Kuesioner Menurut Sekaran yang dikutip oleh Zulganef (2008;166), Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang sudah dirumuskan sebelumnya, dimana responden menulit atau mencatat jawaban mereka, umumnya dalam beberapa alternatif yang telah ditentukan terlebih dahulu. b. Wawancara Mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Sugiyono, (2011;130). c. Observasi Proses dimana penulis atau pengamat melihat situasi penelitian. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini mengenai kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, penulis melakukan penelitian pada Clean 8 Bandung yang berlokasi di Gatot Subroto No. 219Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengsan selesai.