BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM

BAB III METODE PERANCANGAN

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB III: DATA DAN ANALISA

Pengembangan RS Harum

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

1.4. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN DAFTAR ISI BAB IPENDAHULUAN1

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang membedakan pembelajaran kami sebagai Mahasiswa Arsitektur berbeda dengan Mahasiswa Fakultas lainnya. Konsultan Ahli kami mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen Pembimbing kami membagi bangunan yang kami rancang menjadi beberapa bangunan dan proses analisa menjadi suatu kegiatan individual tetapi ada juga bagian analisa yang masih dalam kelompok, analisa secara individual ditinjau sesuai buku "analisis tapak", sedangkan analisa kelompok yaitu analisa dari jurnal mingguan, secara individual bangunan yang perancang rancang yaitu bangunan Hotel dan Mall yang memiliki tujuan utama sebagai area rekreasi. Karena letak site yang strategis dengan batas utara berupa ruko komersil, batas timur Podomoro Deli Grand City, Batas Selatan berupa perumahan kelas menengah keatas, batas barat berupa sungai deli. Ditinjau dari letak site, maka site memiliki potensi sebagai area komersial, sehingga bangunan seperti hotel dan mall memiliki prospek yang bagus. Terutama pada hotel yang difungsikan sebagai hotel rekreasi dengan view kearah sungai. Ditinjau dari segi view, bangunan pada site memiliki nilai view yang positif, baik view kedalam atau kearah luar site 11

Gambar 2.1 Analisa View dari Tapak Gambar 2.2 Analisa View Kearah Tapak Gambar 2.4 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 2.3 Analisa Lingkungan 12

Selain sebagai bangunan hotel dan mall, site juga memiliki potensi lain, menurut opini perancang, letak site yang berada disekitar sungai memiliki potensi yang sangat besar sebagai area rekreasi yaitu esplanade, pengertian esplanade yaitu area pada tepian sungai yang berfungsi sebagai area sirkulasi penjalan kaki dengan sungai sebagai view utamanya. Dilihat dari segi view dan letak site yang berbatasan sejajar dengan sungai, berjalan disamping atau tepian sungai secara psikologi tidak membuat seseorang mudah menjadi bosan karena dengan pemandangannya berupa aliran sungai yang tenang dan ditambah dengan pepohonan yang terletak diseberang sungai. Selain itu view kearah sungai memberikan efek menenangkan pikiran dengan pemandangan aliran sungai yang tenang, ditambah lagi dengan vegetasi yang sejajar pada tepian sungai ikut serta Gambar 2.5 Contoh Esplanade Di Boston Sumber : yogainthesky.com memberikan kenyamanan dengan memayungi orang yang berjalan dibawahnya, sehingga orang-orang yang berjalan dibawahnya tidak merasa kepanasan tetapi merasakan Gambar 2.6 Keadaan Disekitar Site 13

kesegaran dan kerindangan dari pepohonan tersebut. Fungsi lain vegetasi yaitu dapat sebagai pembatas antara sirkulasi kendaraan dengan manusia, sehingga orang yang berjalan tidak merasa terganggu dan dapat berjalan dengan tenang sambil menikmati suasana yang terdapat pada esplanade, ditambah lagi jika disesuaikan dengan peraturan RTRW kota Medan area sempadan sungai yaitu 15 m merupakan area bebas dari fisik bangunan, sehingga area seperti esplanade dapat memenuhi kriteria dari peraturan RTRW tersebut. Selain dari sirkulasi pejalan kaki, sebagai area komersial sirkulasi kendaraan juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk dianalisa, dari data yang dikumpulkan jalan Guru Patimpus merupakan jalan arteri dan terletak didepan site memiliki intensitas kendaraan yang padat. Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi Kenderaan 14

Menurut opini perancang site memiliki potensi yang positif dan negatif, potensi positif yang didapat yaitu dengan kepadatan yang tinggi dan ditambah dengan fungsi site sebagai area komersil, tentu akan banyak menarik pengunjung untuk datang mengunjungi bangunan seperti mall pada site terutama pada waktu tertentu, hal ini tentu merupakan prospek yang bagus bagi site. Akan tetapi dibalik dari potensi yang positif tersebut juga terdapat potensi yang negatif yaitu dengan kepadatan tersebut ditambah dengan bangunan komersil baru tentu maka akan menambah kepadatan kendaraan pada jalan arteri tersebut, sehingga perlu suatu sumbangan dari site kepada kota untuk mengurangi dampak tersebut, sumbangan kepada kota dapat berupa pelebaran jalan Guru Patimpus menjorok kedalam site, atau dapat membuka suatu akses keluar baru pada daerah dibelakang site sehingga gangguan atau kemacetan pada jalan Guru Patimpus dapat diminimalisir. Gambar 2.8 Keadaan Disekitar Site Sumber dokumentasi pribadi 15

Gambar 2.9 vegetasi disekitar site Sumber dokumentasi pribadi Selain analisa sirkulasi dari data yang ada, masih banyak lagi analisa yang perlu perancang tinjau, seperti analisa lingkungan yang membahas mengenai keadaan sekitar site seperti site terletak pada area komersial, berbatasan dengan jalan arteri dan sungai sehingga site memiliki potensi sebagai area komersil, area rekreasi, dll. 16

Gambar 2.10 Analisa Vegetasi 17

Analisa drainase membahas mengenai kondisi kontur dan pengaruhnya terhadap letak bangunan, hasil yang didapat yaitu bangunan harus dibangun menjauhi sungai untuk menghindari masalah drainase, dan letak yang berjauhan tersebut dapat mempermudah sistem drainase dan mencegah genangan air saat hujan karena Gambar 2.11 Analisa Drainase Gambar 2.12 Analisa GSB perbedaan ketinggian kontur. Pada analisa GSB menceritakan potensi daerah-daerah dalam batasan GSB, potensi tersebut yaitu area GSB dapat di jadikan sebagai area parkir, area taman, daerah sumbangan kepada kota, dan area esplanade. Pada analisa vegetasi menceritakan letak vegetasi yang memiliki faktor positif bagi site, seperti jajaran pohon pada site memberikan dorongan atau tekanan penglihatan kearah bangunan dan pada sisi lainnya memberikan tekanan view atau pandangan pejalan kaki kearah sungai serta membagi antara akses sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Pada analisa view terbagi atas 2 bagian yaitu view ke tapak dan view dari tapak, view ke tapak menggambarkan perhatian orang ketika melewati suatu kawasan tertemtu dan penilaian pandangannya terhadap site dan bangunan, dan hasil yang didapat yaitu bangunan diposisikan menghadap kearah jalan Guru Patimpus karena pusat view berada pada jalan Guru Patimpus serta bangunan diletakkan menjauhi jalan agar bangunan dapat mempermudah 18

view orang ketika melihat kearah bangunan secara keseluruhan. Sedangkan view dari tapak juga memberikan respon yang positif terutama pada arah utara, timur dan selatan sedangkan pada arah barat memiliki view negatif yaitu berupa pemakaman sehingga diperlukan buffer view berupa vegetasi pepohonan atau semak pada sekitar perkuburan tersebut. Gambar 2.13 Analisa Kebisingan Gambar 2.14 Analisa Keistemewaan Buatan Pada analisa kebisingan membahas sumber kebisingan pada site, bangunan diletakkan berjauhan dari jalan Guru Patimpus dimana merupakan sumber kebisingan utama pada sekitar site. Sumber kebisingan yang lain terletak pada jalan Sei Deli, tetapi karena letaknya yang cukup jauh dari site serta terdapat vegetasi di sekitar site, kebisingan dari jalan Sei Deli dapat dikatakan telah dibuffer secara alami. Analisa keistimewaan buatan menceritakan faktor buatan disekitar site seperti disekitar site, pada 19

area sekitar site terdapat area pendidikan yaitu IBBI dan sekolah negeri sehingga pada waktu tertentu seperti waktu istirahat dapat menarik pengunjung sehingga memungkinkan untuk menambah pemasukan ekonomi pada bangunan. Analisa matahari dan iklim menggambarkan tata letak bukaan pada bangunan untuk menghindari panas yang berlebih masuk kedalam bangunan akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan material double glazing glass. Pada analisa arah angin, berdasarkan BMKG, arah angin berhembus dari timur-laut - barat-daya dan sebaliknya sehingga mempengaruhi sistem pengudaraan pada bangunan dan memiliki kesinambungan hubungannya dengan aspek keberlanjutan terutama mengenai penggunaan energi. 20

Gambar 2.15 Analisa Matahari & Angin Gambar 2.16 Analisa Curah Hujan Pada Analisa curah hujan menceritakan konfigurasi bangunan dan tata letak bangunan untuk mempermudah drainase, dari hasil yang didapat yaitu bangunan harus menghindari konfigurasi yang membentuk huruf "L" karena konfigurasi tersebut dari mengumpulkan air ketika hujan turun. Gambar 2.17 Analisa Manusia Budaya 21

Pada Analisa manusia dan budaya menggambarkan aktivitas manusia, gaya hidup dan kebutuhan manusia disekitar site, dan hasil yang didapat yaitu bangunan seperti mall dan supermarket memiliki prospek yang positif sebab dapat memenuhi kebutuhan pada daerah sekitar site. Ada juga analisa yang merupakan tugas bersama yaitu faktor organisasi stakeholders mengenai struktur organisasi stakeholder dan pembagian tugas dan jabatan masing-masing stakeholder untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Sistem struktur dan konstruksi membahas struktur bangunan terhadap daya lateral dengan struktur rigid frame dan penggunaan dinding geser dan portal, bagaimana material yang terdapat pada sistem bangunan tinggi serta membahas mengenai kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing material. Sistem mekanikal dan elektrikal menceritakan sistem ME yang sering digunakan pada suatu bangunan tinggi seperti sistem AC atau sistem tata udara, sistem pemadam kebakaran atau fire fighting, sistem plumbing, sistem penangkal petir, sistem network telepon, sistem transportasi vertikal, sistem elektrikal. Sistem kulit bangunan mengenai material yang baik digunakan sebagai kulit bangunan seperti penggunaan double glazing glass, vertical garden, material berwarna cerah sebagai insulasi panas, material atap yang memiliki nilai insulasi panas, dan material yang memiliki nilai embodied energi yang rendah. Faktor kenyamanan termal, penerangan dan akustik yaitu mengenai pencahayaan buatan dan alami pada bangunan, faktor penentu kenyamanan termal seperti suhu udara, gerakan fluida, kelembaban, suhu pancaran matahari dan pengendalian bunyi pada ruang, cara mengendalikan bunyi baik untuk minimalisir bunyi maupun memperkuat bunyi pada ruang. Aspek keberlanjutan yang harus dipenuhi pada suatu bangunan yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial untuk menghasilkan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitar. Faktor kepatuhan hukum mengenai RTRW kota Medan dan hubungannya dengan sungai seperti pada Bab 1 pasal 1 ayat 18 mengenai sempadan sungai, dll. 22