Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (th) Judul Ran cob Hasil 1 M. Hidun Pulungan dkk (2007) Proses pengolahan limbah cair tahu dengan bahan koagulasi alami Eksperiment al Acak dengan rancangan acak kelompok bebas : Dosis serbuk biji kelor, Waktu kontak terikat kadar BOD Perlakuan paling baik adalah pada penambahan serbuk biji kelor sebanyak 12 % b/v dengan waktu kontak selama 3 jam, dapat menurunkan kadar BOD menjadi 191,67 mg/l 2 Nova Risanto (2009) Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Kesadahan Air Artetis (Studi di RW II Kel Sendangguwo, Kec Temabang, Kota Semarang) Randomized pre test-post test control group design bebas: Konsentrasi ekstrak serbuk biji kelor 1% terikat: kesadahan air sumur artetis Konsentrasi paling efektif dalam menurunkan kesadahan air sumur artetis adalah pada penambahan ektrak serbuk biji kelor 1% dengan konsentrasi 15 ml yang ditunjukkan dengan nilai mean diffrence tertinggi yaitu 74,3504%
1. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1% sebagai adsorben untuk menurunkan BOD pada limbah cair pembuatan tahu. b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang konsentrasi larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1% yang paling efektif dalam menurunkan BOD pada limbah cair pembuatan tahu. 2. Manfaat Metodologis Dapat dijadikan pengembangan ilmu di bidang kesehatan masyarakat kususnya dalam pengolahan limbah cair pembuatan tahu. E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan lingkungan tentang pengolahan limbah cair pembuatan tahu. F. Keaslian Penelitian (originalitas) Pada penelitian ini digunakan larutan biji kelor dengan konsentrasi 1% untuk menurunkan kadar BOD pada limbah cair industri tahu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut : Penelitian Hindun (2007), meneliti tentang serbuk biji kelor untuk menurunkan kadar BOD pada limbah cair industri tahu. Penelitian Nova (2009), meneliti tentang ekstrak serbuk biji kelor dengan konsentrasi 1% untuk menurunkan kesadahan air sumur artesis. Penelitian tentang pemanfaatan biji kelor (Moringa Oleifera) untuk pengolahan limbah cair yang pernah dilakukan tersaji pada Tabel 1.1
Hasil penelitian yang pernah dilakukan tentang pemanfaatan bahan koagulan alami serbuk biji kelor (Moringa Oleifera) pada limbah cair tahu didapatkan bahwa perlakuan penambahan serbuk biji kelor sebanyak 12 % b/v dan waktu tinggal selama 3 jam merupakan perlakuan terbaik. Pada perlakuan tersebut mampu menurunkan nilai BOD menjadi 191,67 mg/l11 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan percobaan tentang efektifitas larutan biji kelor 1% terhadap penurunan kadar BOD pada limbah cair tahu. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut Bagaimanakah efektifitas larutan biji kelor 1% dalam menurunkan kadar BOD pada limbah cair pembuatan tahu C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui efektifitas konsentrasi larutan biji kelor 1% terhadap penurunan kadar BOD pada limbah cair pembuatan tahu. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur kadar BOD limbah cair pembuatan tahu tanpa perlakuan. b. Mengukur kadar BOD limbah cair pembuatan tahu setelah perlakuan penambahan larutan biji kelor konsentrasi 1% sebanyak 10 ml, 12 ml, 15 ml. c. Menganalisis pengaruh variasi larutan biji kelor 1% terhadap penurunan BOD pada limbah cair tahu. d. Mengetahui efektifitas larutan biji kelor 1% terhadap penurunan kadar BOD pada limbah cair pembuatan tahu. D. Manfaat Penelitian
limbah semakin besar. Konsumsi oksigen yang tinggi ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, dengan demikian kehidupan dalam air akan mati 6. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium BBTPPI Semarang terhadap kadar BOD pada limbah cair pembuatan tahu di Desa Gebangan sebagai pemeriksaan awal, nilai BOD pada limbah cair pembuatan tahu sebesar 332,2 mg/l 7. Angka itu melebihi nilai ambang batas sesuai keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP 51/MENLH/10/1995 batasan kandungan BOD air limbah industri yang diperkenankan dibuang keperairan adalah 50-150 mg/l 8. Karena itu, di desa Gebangan perlu adanya pengolahan limbah cair tahu. Salah satu cara pengolahan limbah cair pembuatan tahu adalah pengolahan dengan cara menghilangkan zat-zat organik terlarut. Untuk mengurangi zat-zat organik terlarut pada limbah cair tahu dapat digunakan metode adsorpsi (menempel). Adsorpsi adalah proses penyerapan sustansi terlarut yang ada di dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap, adapun zat penyerap alami yang digunakan sebagai adsorben adalah ekstrak biji kelor (Moringa Oleifera). Biji buah kelor mengandung zat aktif rhamnosy-loxy-benzilisothiocyante, yang mampu mengadsorpsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam limbah cair. Biji kelor diketahui mengandung polielektrolit kationik dan flokulan alamiah dengan komposisi kimia berbasis polipeptida yang mempunyai berat molekul 6.000-16.000 dalton, mengandung asam amino sehingga dapat mengkoagulasi dan flokuasi kekeruhan air 9. Hasil penelitian tentang kemampuan adsorpsi ekstrak serbuk biji kelor (Moringa Oleifera) terhadap penuruan kesadahan air sumur artesis, menyimpulkan bahwa variasi terbaik yang memberikan prosentase penurunan terbesar 74,3504% adalah penambahan ekstrak serbuk biji kelor 1% sebanyak 15 ml 10.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di sektor industri, perhotelan, rumah sakit, dan sektor lainnya akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Berdasarkan data industri kecil dan agro industri Jawa Tengah tahun 2010, jumlah industri dengan kategori industri pangan telah mencapai 4439 buah1. Perkembangan industri ini memberikan dampak positif antara lain berupa kenaikan devisa negara, transfer teknologi, dan penyerapan tenaga kerja2. Salah satu industri kecil yang potensial berkembang adalah pabrik pembuatan tahu yang mencapai 1375 buah1. Tahu tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah dan menengah saja, tetapi juga kelas atas, ini terlihat telah masuknya produk tahu di pasar swalayan. Selain itu tahu termasuk lauk yang bergizi tinggi dan rendah kolesterol3. Selain menghasilkan produk utama berupa tahu, pabrik pengolahan tahu juga menghasilkan bahan ikutan berupa limbah. Limbah tahu dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair3. Limbah cair yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air atau permukaan tanah dapat merubah tatanan lingkungan terutama badan air dan permukaan tanah serta mengganggu estetika. Hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik dari limbah cair pembuatan tahu. Karakteristik limbah cair tahu antara lain : warna keruh, suhu tinggi, dan zat tersuspensi tinggi (sifat fisik), zat organik tinggi, kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) tinggi, dan ph rendah (sifat kimia) serta adanya mikroorganisme yang hidup dalam limbah cair tersebut (sifat biologi)4. BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air5. Semakin besar angka BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air