BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM MI ASSEGAF PALEMBANG. A. Letak Dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Assegaf

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang pembahasan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V MI WALI SONGO AMBOKEMBANG 01 KEC. KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

METODE PENGUMPULAN DATA

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB V PEMBAHASAN. kecerdasan spiritual pada nilai kejujuran di MTs Al-Ma arif pondok. pesantren Salafiyah As-Syafi iyah Panggung Tulungagung.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

A. SEJARAH / PROSES BERDIRINYA MIN KOLOMAYAN. Pembangunan untuk diusulkan menjadi MI Negeri. Ketua yayasan Bapak H.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Aman Banjarmasin lokasinya berada di lingkungan

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. semuanya mengacu pada pengembangan individu. Upaya pendidikan secara

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH DAARUL AITAM PALEMBANG DAN METODELOGI PENDIDIKAN. A. Deskripsi Sekolah MI. Daarul Aitam Palembang

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB III UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III TINJAUAN UMUM MADRASAH ALIYAH AL-MUTHOHHAR. formal SLTA di bawah Yayasan Al-Muthohhar yang beralamat di Kampung

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan arus informasi dan kemajuan tehnologi saat ini. Dimana tuntutan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Aman Banjarmasin lokasinya berada di lingkungan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB III KEADAAN MI MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri dan Letak Geogerafis MI Muhajirin Palembang. 1. Sejarah Berdirinya MI Muhajirin Palembang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penulis sajikan di bab-bab sebelumnya, baik berasal dari data-data literatur

Pedoman Wawancara Guru

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

Transkripsi:

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa Ngalian Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Dilihat dari letak desanya, Desa Ngalian mudah dijangkau oleh sarana transportasi, karena disamping jalannya sudah cukup baik juga letaknya yang strategis berada di jalur jalan utama Kecamatan Tirto. Kehidupan sosial keagamaan masyarakat Desa Ngalian cukup agamis, dengan afiliasi ormas keagamaan di Desa Ngalian umumnya adalah kaum Nahdliyin atau kaum NU dan sebagian lagi adalah ormas Muhammadiyah. Kehidupan ekonomi masyarakatnya sangat beragam dari yang bekerja menjadi PNS, Pedagang, Pekerja, Tukang Becak, dan lain sebagainya. Namun sebagian besar masyarakat desa Ngalian bekerja sebagai buruh pabrik, karena di Desa Ngalian dan sekitarnya terdapat beberapa pabrik yang dapat mendukung perekonomian masyarakat Desa Ngalian. 39

40 Sedangkan letak Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian berada di tengah-tengah perumahan penduduk, tepatnya di Desa Ngalian gang VI Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Lembaga pendidikan ini berdekatan dengan lembaga pendidikan yang lain. Walaupun letaknya berdekatan dengan lembaga pendidikan yang lain, namun suasana lembaga pendidikan yang satu dengan yang lain tidak saling terganggu. 1 2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Terwujudnya pendidikan yang islami, unggul, berbudipekerti, menguasai iptek, dan cinta tanah air. b. Misi 1) Memberikan pendidikan dasar tentang pengamalan Syari at Islam dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. 2) Melaksanakan pembelajaran yang kompetitif dan berdaya saing. 3) Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi sesuai dengan minat dan bakat peserta didik serta tuntutan perkembangan zaman. 4) Mengembangkan pendidikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal, peduli lingkungan dan cinta Tanah Air. Visi dan misi yang telah dirumuskan oleh MIS Ngalian ini adalah dalam rangka membentuk siswa-siswi MIS Ngalian menjadi insan kamil, yakni manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Ibu Fitriyah, S.Pd.I bahwa: 2014/2015. 1 Dokumentasi MI Salafiyah Ngalian Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Tahun

41 Dalam merumuskan visi dan misi yang ada di MIS ngalian ini didasarkan pada tujuan utama pendirian madrasah dan landasan filosofis orang-orang NU. Diantara tujuan pendirian madrasah ini adalah untuk mencetak generasi muda masyarakat Ngalian menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah. Sedangkan filosofis orang NU adalah al muhaafadzotu alal qodiimi sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Dari beberapa dasar dan landasan yang ada ini dirumuskan beberapa visi dan misi yang dirumuskan MIS Ngalian. Diantara visi misi MIS Ngalian yang paling menonjol adalah untuk membentuk manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah. 2 3. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan guru dan karyawan Guru MIS Ngalian Tirto termasuk guru yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada siswa-siswinya. Hal ini dikarenakan para guru yang ada di MIS Ngalian sebagian besar dari Desa Ngalian sendiri yang ingin mengabdikan diri dan berjuang di madrasah. Sehingga tujuan utama para guru yang ada di MIS Ngalian Tirto ini benar-benar untuk mencetak generasi desanya menjadi insan kamil melalui jalur pendidikan di madrasah. Guru yang ada di madrasah ini bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Ide-ide tentang pendidikan anak sering muncul pada diri mereka, sehingga upaya pembenahan dan usahausaha untuk memajukan madrasah selalu dilakukan terutama mengenai pendidikan karakter bagi anak. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Nur Khainisah, S.Pd.SD bahwa: 2 Fitriyah, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Maret 2015.

42 Menurut pengamatan saya, guru-guru yang ada di MIS Ngalian ini memiliki kepedulian dan perhatian yang tinggi kepada siswa-siswinya. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena mereka dalam mendidik dan mengajar di sekolah berangkat dari dorongan hati untuk mengabdi kepada masyarakat. Dan mereka kebanyakan berasal dari Desa Ngalian sendiri, sehingga dorongan hati untuk mencetak generasi desanya yang unggul muncul dari dirinya. 3 Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto ini memiliki sejumlah guru yang cukup, meskipun sebenarnya kurang. Di samping itu juga telah terbagi dalam memangku jabatan masing-masing, baik sebagai kepala madrasah, wakil kepala sekolah maupun guru biasa baik tetap maupun tidak tetap. Jumlah guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto sebanyak 15 orang, pendidikan terakhir tenaga pengajarnya beragam, mulai dari pendidikan guru (PG), diploma dan sarjana. Sedangkan mengenai status guru diklasifikasikan menjadi dua yakni: 4 1) Guru tetap atau guru yang telah diangkat menjadi pegawai negeri berjumlah enam orang. 2) Guru dan karyawan tidak tetap berjumlah sembilan orang. 3 Nur Khainisah, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 Juni 2015. 4 Dokumentasi MI Salafiyah Ngalian Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Tahun 2014/2015.

43 b. Keadaan siswa Siswa-siswi MIS Ngalian sebagian besar berasal dari desa Ngalian itu sendiri. Mereka berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda, menjadikan MIS Ngalian memiliki siswa yang heterogen dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda pula. Siswa-siswi Ngalian juga mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di TPQ dan Madrasah Diniyah (MADIN). Sehingga adanya TPQ dan MADIN ini bisa membantu dalam pembinaan agama bagi siswa-siswi MIS Ngalian. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Risyanti, A. Md., bahwa: siswa-siswi yang ada di MIS Ngalian Tirto berasal dari berbagai kalangan dan dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga yang religius, ada yang berasal dari keluarga yang kurang berpendidikan, ada yang dari keluarga kaya, ada yang berasal dari keluarga yang bermasalah dan lain sebagainya. Dengan keadaan seperti ini menyebabkan siswa-siswi Ngalian memiliki karakter yang berbeda-beda dan membutuhkan penanganan yang berbedabeda pula. Adapun kegiatan siswa selain yang ada di sekolah, mereka mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat dan TPQ. Hal ini dapat membantu sekolah dalam mendidik siswa-siswinya. Namun mereka terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi, budaya yang berkembang, serta anak-anak underground yang berpengaruh negative bagi mereka. 5 Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015 tercatat sejumlah 266 siswa, 5 Risyanti, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 9 Juni 2015.

44 dengan perincian untuk kelas 1 terdiri dari 2 rombel sebanyak 42 siswa, Kelas II terdiri dari 2 rombel sebanyak 45 siswa, kelas III terdiri dari 2 rombel sebanyak 49 siswa, kelas IV terdiri dari 2 rombel sebanyak 39 siswa, kelas V sebanyak 39 siswa dan kelas VI terdiri dari 2 rombel sebanyak 52 siswa. B. Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan di Madrasah Penerapan metode pembiasaan dapat dilakukan dengan membiasakan anak untuk mengerjakan hal-hal positif dalam keseharian mereka. Dalam menerapkan metode pembiasaan, para pendidik di Madrasah Salafiyah Ngalian Tirto melakukan beberapa hal baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembiasaan-pembiasaan tersebut diantaranya adalah: 1. Membaca do a sebelum dan sesudah memulai kegiatan belajar Kegiatan do a pagi merupakan salah kegiatan rutinitas yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto. Do a ini meliputi asma ul khusna, do a belajar, do a untuk guru dan orang tua dan sholawat nariyah. Kegiatan doa pagi ini dilakukan sebelum anak-anak memasuki kelasnya masing-masing. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Abdul Wakhid S.Pd.I bahwa: Salah satu kegiatan pembiasaan yang dilakukan setiap hari di sekolah kami adalah kegaiatan do a pagi bersama. Do a ini dilakukan

45 sebelum anak memasuki kelasnya masing-masing. Dalam kegiatan do a ini, ada salah satu guru yang menjadi imam dalam do a ini, sedangkan guru-guru yang lain mengkondisikan anak. Do a ini dilakukan setiap hari dengan harapan anak-anak sebelum mengikuti pembelajaran dalam keadaan fresh dan benar-benar siap mengikuti kegiatan belajar. 6 Selain kegiatan do a pagi yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto juga dilakukan kegiatan do a sebelum pulang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Musbikhin S.Pd.I bahwa: Sebelum pulang ke rumahnya masing-masing anak-anak diajak untuk melakukan do a di kelasnya masing-masing. Do a ini dipimpin oleh anak-anak yang ditunjuk oleh guru yang ada dalam kelasnya. Harapan adanya kegiatan do a ini, akan tertanam nilai-nilai religius pada diri anak serta membiasakan mereka agar memulai dan mengakhiri kegiatan dengan do a. 7 2. Melakukan sholat berjamaah Kegiatan sholat berjamaah merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian Tirto. Kegiatan sholat berjamaah ini meliputi kegiatan sholat dhuha berjamaah dan Sholat Dzuhur jamaah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Endang Susilowati S.Pd.I bahwa: Salah satu pembiasaan yang dilakukan di sekolah kami adalah dengan membiasakan anak untuk melakukan sholat berjamaah. Kegiatan sholat jamaah ini dilakukan di masjid depan MIS Ngalian Tirto. Dengan adanya kegiataan sholat jamaah ini diharapkan akan tertanam nilai-nilai religius dan kebersamaan anak. Adapun yang 6 Abdul Wakhid, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April 2015. 7 Musbikhin, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April 2015.

46 menjadi imam sholat jamaah ini adalah guru yang telah dijadwalkan. 8 3. Mengucapkan salam dan perkataan yang baik Mengucapkan salam merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ngalian Tirto. Begitu juga dengan membiasakan anak untuk berkata yang baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendidik kepribadian anak untuk menjadi orang baik yang dimulai dari ucapan/cara berbicara, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sukhaibatul Aslamiyah bahwa: Dalam membina dan mendidik karakter siswa-siswi di sekolah kami, kita membiasakan kepada seluruh warga sekolah untuk mengucapkan salam serta berkata yang baik dan sopan. Dengan terbiasa mengucapkan salam hubungan interpersonal antar semua warga sekolah diharapkan terjalin dengan baik. Begitu juga dengan membiasakan berkata sopan, ini merupakan pendidikan yang penting bagi. Karena dengan terbiasa mengucapkan kata-kata yang sopan dan hal-hal yang baik diharapkan anak mempunyai perilaku yang baik juga. Salah satu cara yang kita tempuh dalam pembiasaan ini, kita mulai dari diri para pendidik sebagai contoh bagi anak-anak dan selanjutnya anak-anak kita ajak untuk membiasakannya. Fungsi guru dalam hal ini adalah sebagai contoh dan pengontrol anak. Selain itu, kita juga mengadakan kesepakatan dengan anak untuk membuat aturan tentang sopan santun dalam berbicara. 9 8 Endang Susilowati, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April 2015. 9 Sukhaibatul Aslamiyah, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 11 Mei 2015.

47 4. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah Salah pembiasaan yang dilaksanakan di MI Salafiyah Ngalian Tirto adalah membiasakan para peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Pembiasaan ini juga berlaku bagi warga sekolah yang lain. Kebersihan lingkungan sekolah ini dianggap sangat penting karena merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung kegiatan belajar. Dengan adanya lingkungan sekolah yang bersih diharapkan peserta didik akan nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Musbikhin S.Pd.I bahwa: Salah satu upaya yang telah kami lakukan dalam menciptakan suasana belayar yang nyaman adalah dengan membiasakan kepada semua warga sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Diantara upaya-upaya telah kami lakukan adalah dengan mengadakan tempat sampah, mewajibkan kepada seluruh warga sekolah apabila menemukan sampah langsung diambil dan dibuang ke tempat sampah, sebelum mengikuti kegiatan belajar siswa diajak untuk membersihkan kelasnya. Dengan adanya pembiasaan ini, diharapkan lingkungan sekolah selalu dalam keadaan nyaman. Di samping itu juga untuk melatih siswa-siswi untuk peduli terhadap lingkungan. 10 5. Membiasakan berdiskusi ketika pembelajaran di kelas Kegiatan diskusi merupakan salah pembiasaan yang diterapkan ketika pembelajaran dilaksanakan. Walaupun pembiasaan diskusi ini diterapkan, para pendidik juga menerapkan metode-metode yang lain. Seperti yng telah ditegaskan oleh Ibu Ella Maryana, S.Pd.I bahwa: 2015. 10 Musbikhin, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April

48 Pembiasaan diskusi saat kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sekolah. Diskusi yang telah kami terapkan meliputi kegiatan diskusi kecil dan kegiatan diskusi besar. Dari diskusi ini anak dilatih untuk mengungkapkan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. 11 6. Mengisi kotak infaq Kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan di MI Salafiyah Ngalian dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial anak adalah dengan cara melatih anak untuk mengisi kotak infaq setiap hari kamis. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Abdul Wakhid S.Pd.I bahwa: Salah satu pembiasaan berikutnya yang kami terapkan di sekolah kami adalah membiasakan anak untuk mengisi kotak infaq. Hal terpenting dari pembiasaan ini adalah anak akan terlatih untuk mau memberi dan punya kepedulian sosial. Kami selaku pendidik tidak menekankan besarnya nominal yang diberikan oleh anak, yang terpenting adalah tumbuhnya empati pada diri anak. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak akan tetapi para pendidik dan tenaga kependidikan juga ikut melaksanakan kegiatan ini sebagai teladan bagi anak-anaknya. 12 C. Karakter-karakter yang Diharapkan pada Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan Pembiasaan-pembiasaan yang telah dilakukan di MIS Ngalian Tirto ini mempunyai beberapa tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Seperti dalam visi dan misi para pendiri sekolah diharapkan siswa-siswa MIS Ngalian tirto ini memiliki 2015. 2015. 11 Ella Maryana, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April 12 Abdul Wakhid, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April

49 akhlakul karimah (karakter-karakter yang baik). Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Abdul Wakhid S.Pd.I bahwa: Mendidik anak agar menjadi manusia yang memiliki akhlakul karimah dan karakter-karakter yang baik tidaklah mudah. Untuk bias mencapai harapan itu butuh proses, kerja keras dan keistiqomahan kita dalam membimbing anak-anak. Sebab anak-anak yang datang ke sekolah membawa potensi yang berbeda-beda serta dari latar belakang yang berbeda-beda. Selain memberikan teladan kepada anak, kami berupaya untuk membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang menanamkan nilai-nilai karakter yang kita harapkan. Adapun karakter-karakter yang diharapkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan ini adalah anak akan tertanam nilai-nilai religius, toleransi, peduli lingkungan bersahabat, peduli sosial, dan demokratis. Sebenarnya masih ada beberapa kegiatan pembiasaan-pembiasaan yang ingin kami laksanakan, namun masih dalam proses penggodokan. Mudah-mudahan dengan beberapa kegiatan pembiasaan-pembiasaan yang telah kami laksanakan ini akan membuahkan hasil sesuai dengan harapan. 13 Berdasarkan hasil musyawarah antara guru, komite sekolah dan pengurus yayasan pada tanggal 18 Juni 2014 di MIS Ngalian tentang pendidikan karakter bagi siswa-siswi Ngalian bahwa MIS Ngalian memiliki beberapa rumusan karakter yang ingin dicapai melalui pembiasaan-pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan di madrasah. Karakter-karater tersebut adalah sebagai berikut: 1. Religius 2. Toleransi 3. Percaya diri 4. Bersahabat/komunikatif 5. Tanggung jawab 2015. 13 Abdul Wakhid, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April

50 6. Demokratis 7. Peduli lingkungan 8. Peduli sosial 14 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter siswasiswi MIS Ngalian Tirto terbagi menjadi dua yaitu: faktor endogen dan faktor eksogen. 1. Faktor Endogen Faktor endogen adalah faktor yang berasal dari dalam individu siswa itu sendiri yang dapat mempengaruhi karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto. Hal ini seperti yang telah ditegaskan oleh Ibu Ella Maryana, S.Pd.I bahwa: Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter siswasiswi MI Salafiyah Ngalian Tirto adalah faktor intern. Anak yang memiliki pembawaan baik cenderung mudah diatur dalam kegiatankegiatan yang diadakan disekolah. Sebaliknya anak yang memiliki pembawaan karakter yang kurang baik cenderung susah untuk mengikuti kegiatan. Anak-anak dengan pembawaan yang baik ini memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran sehingga para pendidik lebih mudah dalam membimbingnya. Namun kami menyadari di sekolah kami terdiri dari ratusan siswa yang memiliki pembawaan yang berbeda-beda dan hal ini bukan menjadi alasan bagi kami untuk menyerah begitu saja. Dengan adanya pembiasaan- 14 Hasil Musyawarah guru, komite sekolah dan yayasan di MI Salafiyah Ngalian Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Tanggal 18 Juni Tahun 2014.

51 pembiasaan yang telah kami terapkan ini akan mampu mengubah karakter anak untuk menjadi lebih baik lagi. 15 2. Faktor Eksogen Faktor Eksogen adalah faktor yang berasal dari luar individu siswa tersebut yang dapat mempengaruhi karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto. Dalam hal ini pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga, yang didalamnya bapak, ibu, kakak dan adik secara langsung mampu mempengaruhi karakter anak. Namun yang paling berpengaruh adalah bapak dan ibu karena merka adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan karakter siswa-siswi MIS Ngalian Tirto ini diungkapkan oleh Ibu Ella Maryana, S.Pd.I bahwa: Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak dalam hal ini adalah bapak dan ibu. Karena sebelum anak di masukkan di sekolah anak akan menerima pendidikan yang pertama dari bapak dan ibunya. Dan pendidikan yang diberikan kepada anak akan menjadi pondasi awal dalam pembentukan karakter anak. Terjalinnya hubungan antar pribadi yang harmonis dan menyenangkan dalam keluarga, adanya sikap orang tua yang demokratik, dan kuatnya hubungan emosi antara anak dan orang tua, yang secara tidak langsung menjadikan anak bertanggungjawab, berprestasi, mampu mengendalikan diri dan mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto berasal dari berbagai 2015. 15 Ella Maryana, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April

52 keluarga dengan latar belakang dan pendidikan yang berbedabeda. Dengan demikian tentunya akan berpengaruh terhadap siswa-siswa kami. 16 b. Lingkungan sekolah/pendidikan Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, dimana anak banyak menghabiskan waktunya untuk belajar. Lingkungan sekolah akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Karena sekolah merupakan sarana pendidikan bagi anak dan sebagai penetralisasi terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Adanya pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter anak ini telah ditegaskan oleh Bapak Musbikhin S.Pd.I bahwa: Lembaga pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan karakter anak, walaupun sekolah bukan merupakan tempat pendidikan yang pertama bagi anak. Guru mempunyai tugas yang sangat besar dalam membimbing anakanaknya untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah. Pengaruh sekolah bagi siswa di MIS Ngalian Tirto antara lain: ikut serta memotivasi siswa untuk selalu belajar, mengembangkan ide dan bakat keterampilan yang dimilikinya, mampu berorganisasi dan bekerjasa dalam satu tim/kelompok mengenalkan siswa dengan berbagai teknologi terkini dan cara penggunaanya, contohnya komputer. Mengadakan kegiatankegiatan keagamaan secara bersama-sama untuk menjalin silaturohmi antar anggota sekolah dan meningkatkan persatuan dan kesatuan. Dan yang paling penting lagi adalah sebagai sarana perubahan menuju insan kamil. 17 2015 2015. 16 Ella Maryana, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April 17 Musbikhin, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 4 April

53 c. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang penuh dengan berbagai macam aktivitas, yang secara tidak langsung mampu mempengaruhi pembentukan karakter anak. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ibu Endang Susilowati S.Pd.I bahwa: Lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dalam pembentukan karakter anak. Anak yang tinggal dalam lingkungan yang baik akan berpengaruh baik juga terhadap anak anak, dan begitu sebaliknya. Pengaruh masyarakat bagi anak di MIS Ngalian Tirto antara lain: ikut serta dalam bermusyawarah gotong royong dalam mengadakan kegiatan keagamaan, berta ziyah ketika ada orang yang meningggal dunia, bermusyawarah dalam pemilihan kepala desa, kerja bakti dalam membangun masjid/musholla, dan lain-lain. Hal itu secara tidak langsung mampu mempengaruhi karakter anak tentang tata cara berorganisasi, memiliki empati terhadap orang lain, dan mampu bermusyawarah untuk mufakat. 18 April 2015. 18 Endang Susilowati, Guru MI Salafiyah Ngalian Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5