PRODUKSI BENIH PADI
Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas lain hendaknya yang mudah dibedakan dengan varietas yang akan ditanam. Ketinggian lahan disesuaikan dengan adaptasi tanaman. Lahan relatif subur, ph 5,4 6,0 dan memiliki lapisan keras sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering.
Benih Sumber Benih sumber yang digunakan dari benih kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan benih sumber yang dibutuhkan sebanyak 10 25 kg/ha, yaitu 10 kg BS untuk FS, 25 kg FS untuk SS, dan 25 kg SS untuk ES). Varietas yang ditanam selain disesuaikan kebutuhan konsumen, hendaknya memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Persemaian Ukuran petak persemaian umumnya 5% dari luas lahan penanaman, dengan ukuran lebar 1,2 1,5 m, ketinggian 15 20 cm, dan jarak antar petak persemaian 30 cm. Pemupukan petak semai yakni 20 g Urea + 10 g TSP + 6 g KCl per m 2. Benih sebelum disemai direndam selama 24 jam dan diperam dalam media yang lembab selama 24 jam. Setelah diperam benih disebar merata di petak persemaian, kira-kira 70 g pe meter, selanjutnya permukaan lahan ditutup dengan jerami. Kondisi petak persemaian dipertahankan dalam kondisi macak-macak.
PenyiapanLahanPenanaman Tanaman padi lazimnya dibuahi sendiri, penyerbukan silang dapat terjadi pada kisaran 0,1 4,0%. Untuk produksi benih isolasi jarak minimal 3 m atau isolasi waktu 30 hari. Tanaman padi menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan kedalaman 15 30 cm, yang dapat diperoleh dengan cara : a. Perendaman I selama 3-4 hari diikuti pembajakan ke-1 b. Perendaman II selama 2-3 hari diikuti pembajakan ke-2 c. Perendaman III selama 2-3 hari diikuti penggaruan ke-1 d. Perendaman IV selama 2-3 hari diikuti penggaruan ke-2 sambil meratakan permukaan lahan
Penanaman Jarak tanam dibuat 22 cm x 22 cm penanaman pada musim kemarau atau 30 cm x 15 cm penanaman pada musim hujan, Bibit padi siap pindah tanam pada umur 21 25 hari, dipilih bibit yang sehat dan vigor. Penanaman sebanyak 2-3 bibit per rumpun dengan kedalaman tanam 2-3 cm. Bibit yang tersisa dapat digunakan untuk penyulaman, biasanya dilakukan pada umur 7 10 HST.
Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah Urea 300 kg/ha, TSP 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Sepertiga bagian Urea + TSP + KCl diberikan saat tanam. Pemupukan susulan I diberikan 3-4 MST dengan 1/3 bagian Urea dan pemupukan susulan II diberikan 7 MST dengan 1/3 bagian Urea. Pada saat pemupukan, kondisi tanah dibuat macak-macak dan dibiarkan selama 3 hari.
Pemeliharaan Penyiangan Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 dan 45 HST. Bila dibutuhkan penyiangan dilakukan lagi ada umur 50-60 HST. Penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan untuk efisiensi waktu dan efektivitas pemupukan. Pengairan Pada awal fase pertumbuhan, pengairan sedikit demi sedikit hingga air mencapai 7-10 cm. Pada fase pembentukan anakan genangan air dipertahankan 3-5 cm.
Umur Tanaman Pengairan yang diberikan 0-3 HST Tanah dibuat macak-macak 4 14 HST Lahan diairi setinggi 7 10 cm 15 30 HST Lahan diairi setinggi 3-5 cm 31 33 HST Lahan dikeringkan dan dibiarkan macak-macak 34 49 HST Lahan diairi setinggi 5 10 cm 50 55 HST Lahan dikeringkan dan dibiarkan macak-macak 56 HST Lahan diairi setinggi 10 cm terus menerus 7 10 HSP Lahan dikeringkan
Roguing Biasanya dilakukan sebelum tanaman diperiksa oleh petugas BPSB. Minimal dilakukan 3 kali, yaitu pada fase vegetatif, fase berbunga, dan pada saat menjelang panen atau ± 80% malai sudah menguning. Roguing I Dilakukan pada fase vegetatif (30 HST). Roguing II Dilakukan pada fase berbunga (50 HST) Roguing III Dilakukan pada saat menjelang panen (100 HST).
Pemanenan Dilakukan setelah pemeriksaan lapangan terakhir dan telah dinyatakan lulus oleh BPSB. Waktu panen ketika umur berbunga telah mencapai maksimal, yang ditandai oleh : - sebagian besar (80-90%) malai telah menguning, - kadar air benih sekitar 17-23%, - gabah sudah menguning dan keras bila dipijat, - buku-buku bagian atas berwarna kuning, - batang mulai mengering.
Cara panen, dapat dilakukan dengan menggunakan sabit, ani-ani atau mesin pemanenan (combine harvester). Jika pemanenan menggunakan mesin, kadar air benih sebaiknya lebih rendah yaitu 15-20%. Malai hijau tidak ikut dipanen karena akan Malai hijau tidak ikut dipanen karena akan meningkatkan nilai bulir hijau.
Penanganan Pascapanen 1. Perontokan - Biasanya dilakukan langsung di sawah. - Perontokan dapat dilakukan dengan cara : > malai padi dipukul-pukulkan pada papan perontok yang terbuat dari kayu. > malai dipukul-pukul dengan penggebuk terbuat dari kayu sambil dibalik-balik. > perontokan menggunakan alat perontok (thresher).
PANEN Perontokan & pra pembersihan Penerimaan KA 17-23% Pengeringan KA 11-12% Pembersihan Pemilahan ukuran Pemilahan panjang Pemilahan ketebalan Perlakuan Pengemasan Penyimpanan Pemasaran
2. Pengeringan - Pengeringan dilakukan segera setelah calon benih dirontokkan. - Jika kondisi tidak memungkinkan maka calon benih harus dihamparkan dan dianginanginkan. - Pengeringan secara alami (natural drying) dengan cara menjemur calon benih di lantai penjemuran. - Pengeringan dapat pula dilakukan secara mekanis (artificial drying) dengan alat pengering (box dryer).
3. Pengolahan - Calon benih yang telah kering (kadar air 11-12%), dibersihkan dari kotoran campuran varietas lain, biji gulma, dan kotoran non biji. - Pembersihan dapat dilakukan dengan nyiru atau mesin pembersih (air screen cleaner). - Selain pembersihan, calon benih dapat dipilah (upgrading) berdasarkan panjang atau ketebalan.
StandarPengujianLaboratoriumBenihPadi Kelas Benih Kadar air maks (%) Benih murni min. (%) Kotoran Benih maks (%) Benih var. lain maks (%) BTL & Gulma maks (%) Daya tumbuh min (%) FS 13,0 99,0 1,0 0,0 0,0 80,0 SS 13,0 99,0 1,0 0,1 0,1 80,0 ES 13,0 98,0 2,0 0,2 0,2 80,0
Penyimpanan Benih yang sudah kering dan bersih dikemas dalam karung atau kemasan kantung plastik siap salur kemudian disimpan di rung penyimpanan. Ruang penyimpanan benih diusahakan dilengkapi ventilasi yang baik. Benih dala karung dapat ditumpuk dan antara tumpukan karung diberi jarak, untuk memudahkan pemeriksaan atau pengontrolan. Bagian bawah tumpukan karung diberi alas berupa potongan kayu (balok). Masa penyimpanan benih hendaknya memperhatikan masa berlakunya label benih.