BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan tersendiri dalam pembangunan manusia,hal ini karena. sistem pemerintahan menjadi desentralisasi.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

I. PENDAHULUAN. negara untuk mengembangkan outputnya (GNP per kapita). Kesejahteraan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

GUBERNUR JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan struktur ekonomi dan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejaheraan penduduk atau masyarakat. Kemiskinan, keterbatasan modal dan rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah beberapa contoh masalah pembangunan yang harus diatasi. Dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013). Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umum digunakan dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai ukuran atas perkembangan atau kemajuan perekonomian dari suatu negara atau wilayah karena berkaitan erat dengan aktivitas kegiatan ekonomi masayarakat khususnya dalam hal peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan tersebut kemudian diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sudah sewajarnya peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional digunakan Produk Domestik Bruto (PDB) rill sedangkan untuk tingkat daerah digunkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rill. 1

2 Dalam pelaksanaan pembangunan, pertumbuhan yang tinggi merupakan sasaran utama bagi negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama satu periode tertentu tidak lepas dari perkembangan masingmasing sektor dan subsektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu daerah. Menurut Sadono Sukirno (2010) dalam Novianto dan Atmanti (2013) teori pertumbuhan neo klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi (di daerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu : modal, tenaga kerja dan teknologi. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna otonom, provinsi mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan mencukupi kesejahteraan masyarakat. Masing masing provinsi di Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Tengah harus mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, memenuhi target perencanaan ekonomi serta mampu mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi terutama dalam era otonomi daerah dimana masing-masing daerah memiliki kebebasan seluasluasnya untuk mengelola kekayaan daerah yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut (Novianto dan Atmanti, 2013) Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 35 kabupaten/kota memiliki latar belakang perbedaan antar wilayah. Perbedaan ini berupa perbedaan karakteristik alam, sosial, ekonomi, dan sumber daya alam yang penyebarannya berbeda di setiap provinsi. Perbedaan tersebut menjadi hambatan dalam pemerataan

3 pembangunan ekonomi dikarenakan terkonsenterasinya suatu kegiatan perekonomian yang berdampak meningkatnya pertumbuhan ekonomi dibeberapa provinsi atau wilayah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan alam yang dimiliki seharusnya dapat menjadikan nilai tambah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. secara umum kondisi perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan 2000, lebih tinggi dari tahun sebelummya, yaitu 6,43 persen sedangkan tahun 2011 yaitu sebesar 6,03 persen (BPS Jawa Tengah, 2013). Kondisi perekonomian di 34 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah di lihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konstan Tahun 2013 dapat dilihat dari Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan 2000 Menurut 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 (dalam Juta Rupiah) No. Kabupaten/Kota Jumlah No. Kabupaten/Kota Jumlah 1. Kab. Banyumas 27.772.165,06 16. Kab. Rembang 9.778.950,39 2. Kab. Purbalingga 12.819.159,66 17. Kab. Pati 22.314.753,78 3. Kab. Banjarnegara 11.024.783,01 18. Kab. Kudus 60.042.549, 6 4. Kab. Kebumen 14.344.827,43 19. Kab. Jepara 15.602.868,53 5. Kab. Purworejo 9.886.889,95 20. Kab. Demak 13.499.226,47 6. Kab. Wonosobo 10.457.817,95 21. Kab. Semarang 25.976.021,08 7. Kab. Magelang 17.083.608,71 22. Kab. Temanggung 11.400.498,28

4 8. Kab. Boyolali 16.265.748,68 23. Kab. Kendal 22.324.823,54 9. Kab. Klaten 20.299.990,92 24. Kab. Batang 11.101.126,78 10. Kab. Sukoharjo 19.403.138,94 25. Kab. Pekalongan 12.034.805,89 11. Kab. Wonogiri 15.305.297,58 26. Kab. Pemalang 13.166.859,41 12. Kab. Karanganyar 15.305.297,58 27. Kab. Tegal 18.053.605,08 13. Kab. Sragen 19.102.981,59 28. Kab. Brebes 23.823.556,92 14. Kab. Grobogan 14.471.228,93 29. Kota Magelang 4.755.269,18 15. Kab. Blora 11.712.504,85 30. Kota Surakarta 25.612.681,32 31. Kota Salatiga 6.986.909,99 33. Kota Pekalongan 5.456.187,06 32. Kota Semarang 97.340.978,65 34. Kota Tegal 8.067.375,73 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah Source : BPS-Statistics of Jawa Tengah Province Tabel 1 dapat diketahui di 34 Kabupaten/Kota yang memiliki angka PDRB konstan tertinggi pada tahun 2013 adalah Kota Semarang dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 97.340.978,65 (Juta Rupiah). Angka PDRB konstan tertinggi kedua dan ketiga adalah Kabupaten Kudus dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 60.042.549,6 (Juta Rupiah) dan Kabupaten Banyumas dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 27.772.165,06 (Juta Rupiah). Untuk daerah yang memiliki angka PDRB konstan yang terendah adalah Kota Magelang dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 4.755.269,18 (Juta Rupiah) disusul oleh Kota Pekalongan dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 5.456.187,06 (Juta Rupiah), kemudian Kota Salatiga dengan jumlah angka PDRB konstan sebesar 6.986.909,99 (Juta Rupiah). Salah satu faktor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengembangkan pendidikan karena pendidikan merupakan

5 peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga mencerminkan tingkat kepandaian atau pencapaian pendidikan formal dari penduduk karena semakin tingginya tamatan pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan kerja atau produktivitas seseorang dalam bekerja. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tamatan pendidikan diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal. Pada umumnya untuk bekerja di bidang perkotaan atau pekerjaan yang bergengsi membutuhkan orang-orang atau tenaga kerja berkualitas, profesional dan sehat agar mampu melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien. Selain faktor-faktor di atas, adapula indikator lain yang digunakan untuk mengetahui masalah pertumbuhan ekonomi pada 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yaitu Seberapa besar tingkat kemiskinan yang ada pada 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tersebut. Kemiskinan merupakan penyakit yang muncul saat masyarakat selalu mempunyai kekurangan secara material maupun non material seperti kurang makan, kurang gizi, kurang pendidikan, kurang akses informasi, dan kekurangan-kekurangan lainnya yang menggambarkan kemiskinan. Faktor lain yang sangat nyata tentang kemiskinan terutama di kota-kota besar Indonesia, dapat dilihat dari banyaknya warga masyarakat yang kekurangan makan dan minum, tidak memiliki tempat tinggal yang layak, bahkan digusur dari pemukimannya, ribuan pekerja berunjuk rasa memprotes ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), sikap dan perlakuan sewenang-wenang terhadap tenaga kerja wanita di

6 luar negeri. Kemudian ketidakadilan sosial ekonomi, selain oleh beragam alasan juga disebabkan oleh praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang tidak sehat. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat kemiskinan maka akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memahas mengenai pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, peneliti akan mencoba mengadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar dan sejauh mana variabel-variabel seperti jumlah tenaga kerja, pendidikan dan tingkat kemiskinan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Untuk pengolahan data akan digunakan metode regresi linier sederhana dan menggunkan data cross section atau data antar ruang. B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan tingkat kemiskinan menjadi variabel independen yang dianggap memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka permasalahannya adalah bagaimana besarnya pengaruh jumlah tenaga kerja, pendidikan dan tingkat kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013.

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah tenaga kerja, pendidikan dan tingkat kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. D. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah jumlah tenaga kerja, pendidikan, tingkat kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. 2. Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku pengambil kebijakan pembangunan terhadap keberlangsungan pendidikan di Jawa Tengah. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan pengurangan kemiskinan. 4. Sebagai salah satu sumber informasi tentang perkembangan jumlah tenaga kerja, pendidikan, dan tingkat kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013.

8 E. Metodologi Penelitian. 1. Data dan sumber data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif terdiri dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan, jumlah tenaga kerja, pendidikan (Angka Huruf Melek) dan tingkat kemiskinan. Data yang digunakan sebagai latar belakang berupa tahun 2013. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau dikumpulkan dari sumber lain dan diperoleh dari pihak lain seperti buku-buku literatur, catatan-catatan atau sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun data yang diambil adalah data di 34 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah sebanyak 28 Kabupaten dan 6 Kota, kecuali Kabupaten Cilacap. Tahun yang di pilih adalah tahun 2013. 2. Metode pengumpulan data Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini sepenuhnya melalui data sekunder. Data yang diperoleh merupakan data-data dari literatur yang berkaitan baik berupa, dokumen, artikel, catatan-catatan, maupun arsip. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. Untuk tujuan penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data di 34 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah, kecuali Kabupaten Cilacap.

9 Yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, dan BAPPEDA Jawa Tengah. Meliputi data PDRB atas harga konstan, data jumlah tenaga kerja, data pendidikan dan data tingkat kemiskinan. 3. Model dan alat analisis. Model yang digunakan untuk menganalisis data adalah model ekonometrika dengan teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) yang menggunakan data antar ruang (cros section) pada 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Alat analisis regresi adalah studi ketergantungan dari variabel dependen pada satu atau lebih variabel independen (Gujarati, 1999). Dalam analisis ini dilakukan bantuan program Eviews 7 dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil sederhana Ordinary Least Square (OLS). Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat diunggulkan yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan interprestasinya. Model yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan dalam fungsi sebagai berikut : Log(PDRB i ) = β 0 + β 1 Log(TK i ) + β 2 AHM i + β 3 KM i + U i

10 Dimana : PDRB i = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB i ) atas harga konstan 2000 per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 TK i = Jumlah Tenaga Kerja per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 AHM i = Angka Huruf Melek per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 KM i = Tingkat Kemiskinan per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 Β 0 = Konstanta Intersep Log = Pada Operator Logaritma Berbasis Elastisitas β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi Yang Menunjukkan Elastisitas i = Cross Section = Variabel Pengganggu U i Dalam menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk mendapatkan hasil yang terbaik harus dilakukan dengan beberapa uji asumsi sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian normalitas dengan uji Jarque Berra atau J-B test. Jika nilai J B hitung > J B tabel, atau nilai probability Obs*R Squared lebih besar dari taraf nyata 5 persen, maka dinyatakan bahwa residual U i terdistribusi normal ditolak dan sebaliknya b. Uji Heteroskedastisitas Satu dari asumsi penting model regresi linear klasik adalah bahwa varians tiap unsur disturbance, tergantung (conditional)

11 pada nilai yang dipilih dari variabel yang menjelaskan, adalah sutu angka konstan yang sama dengan. Ini merupakan asumsi homoskedastisitas, atau penyebaran (scedasticity) sama (homo), yaitu varians yang sama (Gujarati, 1997). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji white yang tersedia dalam program Eviews 7. c. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi antar variabel independen. Dalam hal ini disebut dengan variabel yang tidak orthogonal. Variabel yang orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol. Salah satu cara yang digunakan untuk menguji fenomena multikolinearitas adalah dengan membandingkan nilai R 2 regresi parsial (auxiliary regression) dengan R 2 regresi utama, maka terjadi multikolinearitas. d. Uji Spesifikasi Model (Uji Linieritas - Ramsey Reset) Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi linieritas model, sehingga sering disbut juga sebagai uji linieritas model, di sini akan digunakan uji Ramsey Reset, yang terkenal dengan sebutan uji keselahan spesifikasi umum atau general test of specification (Gujarati dalam Utomo, 2007).

12 2. Uji Kebaikan Model a. Uji Eksistitensi Model (Uji F) Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen (secara bersama-sama) terhadap variabel dependen, secara statistik. b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen secara statistik. 3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t). Jika suatu nilai parameter model secara statistik tidak sama dengan nol, berarti pengaruh variabel independen yang diwakili oleh parameter model bersangkutan secara statistik signifikan. Isu signifikan dan tidaknya pengaruh variabel-variabel independen dalam model diantisipasi dengan melakukan uji t terhadap masingmasing parameter model (Gujarati dalam Utomo, 2007).

13 F. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas tentang pengertian pertumbuhahn ekonomi, teori pertumbuhan ekonomi, teori pertumbuhan ekonomi klasik, teori pertumbuhan harrod-domar, teori pertumbuhan neo-klasik, model pertumbuhan interregional dan teori pertumbuhan kuznet. Selanjutnya pengertian tenaga kerja, pendidikan dan tingkat kemiskinan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas runag lingkup penelitian, jenis dan sumber data penelitian, serta metode dan alat analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Memuat tentang deskripsi data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 di Provinsi Jawa Tengah, pembahasan dan hasil yang meliputi variabel

14 yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan interpretasi hasil. BAB V PENUTUP Memuat tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang diajukan bagi pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan terhadap permasalahan yang diteliti. LAMPIRAN