BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA.

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

TABUNGAN HARI TUA (THT)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1981 TENTANG ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

2 257/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, Dan Pertanggungjawaban Dana APBN Yang Kegiatannya Dilaksanakan Oleh PT Asabri

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian Prosedur menurut Mulyadi (2008:5) Pengertian Prosedur menurut M. Nafarin (2009:9)

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014

PRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Republik Ind

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- Pensiun PNS Pusat dan PNS Departemen Hankam yang pensiun sebelum 1 April 1989

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN ISTIMEWA KEPADA KELUARGA PEGAWAI YANG TEWAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1981 TENTANG ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERJKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1981 TENTANG ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1991 TENTANG ASURANSI SOSIAL ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1991 TENTANG ASURANSI SOSIAL ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XI/2013 Tentang Hak Pensiun Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi Negara

"."rj.i,:'ll5br.r,o SALINAN. l. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan agar mampu menjadi perusahaan seperti yang diharapkan. Tanpa adanya sistem maka tujuan perusahaan tidak akan mampu berjalan lancar, kegiatan yang tersistem dengan baik akan menghasilkan tujuan yang maksimal. Oleh karena itu, sistem memiliki peran yang sangat penting pada suatu perusahaan agar menjadi lebih maju. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi,2008 : 5). Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagianbagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur uang berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu 4

digilib.uns.ac.id 5 skema yang menyeluruh (terintegrasikan) untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. B. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan langkah-langkah yang dilakukan suatu perusahaan dengan berdasar pada sistem yang ada secara kontinyu atau berulang. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi,2008 : 5). C. Uang Duka Wafat 1. Pengertian Uang Duka Wafat Uang Duka Wafat adalah jaminan sosial dari pemerintah untuk keluarga atau ahli waris peserta pensiun atau peserta Taspen yang meninggal dunia sebesar tiga kali penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun pada bulan terakhir sebelum wafat tanpa potongan (berdasarkan PP Nomor 4 tahun 1982). Selain Uang Duka Wafat sebagaimana tersebut diatas diberikan pula asuransi kematian (Askem) yang besarnya ditetapkan dalam Surat keputusan Direksi PT. Taspen (Persero) Nomor SK 44/DIR/2004. Uang Duka Wafat Punah adalah jaminan sosial peserta Taspen yang telah meninggal dunia namun tidak meninggalkan ahli waris (anak, istri, suami) masih akan dapat diterima dengan persyaratan melampirkan surat asli kuasa ahli waris commit yang to disahkan user Kepala Kelurahan dan surat

digilib.uns.ac.id 6 penunjukan yang bertanggung jawab tentang penguburan yang telah ditandatangani Kepala Kelurahan. Uang Duka Wafat sebesar tiga kali gaji terakhir yang diterima tanpa potongan, dapat memilih gaji yang terbesar. (Wawancara narasumber, Firmansyah Alam, tahun 2013) Uang Duka Wafat merupakan asuransi jiwa, berdasarkan beberapa ahli mengemukakan adanya prinsip ekonomi yang berkaitan dengan adanya asuransi jiwa. 1.) Prinsip Ekonomi Yang dimaksud adalah alasan-alasan ekonomi yang mendorong manusia menggunakan asuransi jiwa. Jenis resiko yang mempengaruhi nilai ekonomi hidup manusia dan menjadi alasan timbulnya kebutuhan atau memerlukan asuransi jiwa adalah sebagai berikut : a.) Resiko Kematian Peristiwa ini pasti terjadi namun kapan terjadinya tidak diketahui. Peristiwa kematian menyebabkan penghasilan lenyap dan mengakibatkan kesukaran ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan atau orang-orang yang menjadi tanggungan. b.) Resiko sebagai akibat hari tua Peristiwa hari tua pasti terjadi, namun berapa lama kehidupan hari tua itu berlangsung tidak diketahui.

digilib.uns.ac.id 7 c.) Resiko kecelakaan atau sakit Peristiwanya tidak pasti menimbulkan kematian atau ketidakmampuan. Merosotnya kondisi kesehatan dapat menimbulkan ketidakmampuan sehingga mengakibatkan kesukaran ekonomi bagi dirinya sendiri maupun keluarga. Kerugian ekonomi dimaksud dapat dikurangi karena di dalam asuransi jiwa terdapat perlindungan dan tabungan yaitu : a.) Unsur Perlindungan Dengan membayar premi berarti orang memperoleh perlindungan atau jaminan yang besarnya ditetapkan sebelumnyabaik untuk diri sendiri maupun orang lain yang berkepentingan atas hidupnya. b.) Unsur Tabungan Dengan membayar premi berarti orang sadar untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menghimpun dana yang dapat membantu mengatasi kesulitan keuangan pada waktu tertentu. 2. Penerima Pensiun Penerima pensiun menurut PP Nomor 4 Tahun 1982 tanggal 11 Februari (Jakarta) adalah sebagai berikut :

digilib.uns.ac.id 8 Pasal 1 a.) Pensiun Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi atau Lembaga Tinggi Negara b.) Pensiunan Menteri Negara Republik Indonesia c.) Pensiunan Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah d.) Penerima Tunjangan Perintis Pergerakan Kebangasaan atau Kemerdekaan e.) Penerima Tunjangan Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat f.) Pensiunan Pegawai Negeri Sipil g.) Pensiunan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia h.) Penerima Tunjangan Veteran Republik Indonesia i.) Penerima Pensiun Janda atau Duda Pensiun sebagaimana dimaksud huruf a sampai dengan huruf h. Pasal 2 Ayat 1 Apabila penerima pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a sampai dengan huruf h wafat, kepada isteri atau suaminya diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). Ayat 2 Apabila penerima pensiun janda/duda, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf commit i to wafat, user kepada anak yatim piatu yang

digilib.uns.ac.id 9 ditinggalkannya diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah). Ayat 3 Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah sebesar penerimaan penghasilan pensiun yang diterima oleh penerima pensiun dalam bulan terakhir sebelum wafat tanpa potongan. Ayat 4 Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri atau suami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), uang duka wafat itu diberikan kepada anaknya. Ayat 5 Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri atau suami ataupun anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), uang duka wafat itu diberikan kepada orang tuanya. Ayat 6 Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri, suami, anak, ataupun orang tua, uang duka wafat itu diberikan kepada ahli warisnya.

digilib.uns.ac.id 10 Pasal 3 Apabila penerima pensiun yang wafat menerima beberapa jenis pensiun, atau disamping pensiun menerima gaji sebagai Pegawai Negeri/Pegawai Bulanan/Pejabat Negara, kepada keluarga yang berhak menerima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya diberikan 1 (satu) uang duka wafat dengan dasar perhitungan menurut jenis pensiun atau gaji yang paling menguntungkan. Pasal 4 Ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, baik secara bersama-sama ataupun secara sendiri-sendiri menurut bidang tugasnya masingmasing. Pasal 7 Ayat 1 Kepada istri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang tewas diberikan uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya RP. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Ayat 2 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri atau suami, maka uang duka tewas itu diberikan kepada anaknya.

digilib.uns.ac.id 11 Ayat 3 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri atau suami ataupun anak, maka uang duka tewas itu diberikan kepada orang tuanya. Ayat 4 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka tewas itu diberikan kepada ahli waris lainnya. Pasal 8 Biaya pemakaman bagi Pegawai Negeri Sipil yang tewas ditanggung oleh Negara. Pasal 9 Tewasnya Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang dan surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib. Pasal 10 Uang duka tewas dan biaya pemakaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, setelah ada persetujuan atau dengan

digilib.uns.ac.id 12 memperhatikan pertimbangan teknis Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Pasal 11 Ayat 1 Kepada isteri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang wafat diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah). Ayat 2 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan isteri atau suami, maka uang duka wafat itu diberikan kepada anaknya. Ayat 3 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan lsteri atau suami ataupun anak, maka uang duka wafat itu diberikan kepada orang tuanya. Ayat 4 Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka wafat itu diberikan kepada ahli waris lainnya.

digilib.uns.ac.id 13 Ketentuan Umum pada Pasal 1 : a.) Tewas adalah : 1.) Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban atau, 2.) Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, atau 3.) Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat rohani atau jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, atau 4.) Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu b.) Wafat adalah meninggal dunia yang bukan diakibatkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a c.) Anak adalah anak yang sah, anak yang disahkan, dan anak angkat menurut peraturan perundang-undangan d.) Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau ayah dan ibu angkat, atau ayah dan ibu tiri e.) Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena tugas dan atau jabatannya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain membuat dan menandatangani surat keterangan, surat pernyataan, berita acara, dan suratsurat lain yang serupa dengan itu.

digilib.uns.ac.id 14 3. Pihak yang berhak mendapatkan Uang Duka Wafat Pihak yang berhak mendapatkan uang duka wafat adalah pihak peserta pensiun yang meninggal dunia adalah suami, istri, anak, dan ahli waris yang sah dalam hal peserta meninggal dunia. Pihak yang berhak mendapatkan Uang Duka Wafat (Punah) adalah ahli waris yang diberi kuasa dalam pengurusan penguburan peserta pensiun yang meninggal dunia atau yang semasa hidupnya menanggung segala kebutuhan hidup peserta pensiun dan dibuktikan dengan Surat Kuasa ahli waris yang disahkan oleh Lembaga yang berwenang. 4. Hal-hal yang menyebabkan punahnya Uang Duka Wafat Beberapa hal yang dapat menyebabkan punahnya Uang Duka Wafat yaitu : a.) Tidak memiliki suami, istri, anak Jika peserta Pensiun yang meninggal dunia b.) Tidak memiliki anak yang dibawah umur 25 tahun c.) Anak sudah bekerja dan menikah (Wawancara narasumber, Firmansyah Alam, tahun 2013)

digilib.uns.ac.id 15 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Pegawai negeri merupakan seperangkat aparat negara yang memiliki peran penting dalam pembangunan negara, hal tersebut tidak terlepas dari kewajiban-kewajiban yang mereka laksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagaimana mestinya atas kepercayaan yang mereka emban demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberhasilan pegawai negeri melaksanakan tugas-tugas pemerintahan terutama dalam mensukseskan pembangunan nasional ditentukan oleh beberapa faktor antara lain yang terpenting adalah faktor jaminan sosial untuk pegawai negeri dan keluarganya. Pemberian jaminan sosial yang memadai pada masa aktif itu belum menjamin sepenuhnya ketenangan kerja pegawai negeri. Oleh karena itu jaminan hari tua pegawai negeri dan keluarganya sangat diperlukan mengingat mempunyai kaitan yang erat dengan ketenangan, semangat dan disiplin kerja, dedikasi terhadap tugas-tugas yang diembannya. Pemerintah telah memikirkan jaminan sosial yang bermanfaat bagi para pegawai negeri khususnya sejak tahun 1960 dengan diadakannya konferensi pada tanggal 25 Juni sampai pada tanggal 16 Juli 1960 di Jakarta. 15