BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu pada kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 2. Keterampilan proses sains tiap pertemuan mengalami peningkatan persentase. beberapa sikap tanggung jawab siswa yang jelek.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

EduSains Volume 3 Nomor 1; 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB V PEMBAHASAN. sehingga dapat dikatakan kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah terhadap dunia pendidikan pun masih belum jelas, proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa yang belajar dikelas eksperimen dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu ( benda, manusia, atau peristiwa ) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 1 Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas 1 Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran ( Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum ), Jakarta : prestasi pustakarya, 2010, h 200 1

2 sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penggunanaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Karena itu, melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan. 2 Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam model pembelajaran ini antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara sampai lima orang dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dalam pendekatan inkuiri model komunikasi yang digunakan, bukan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peranaksi. Model inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Membuktikan 2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2010,h.140-143

3 dengan melakukan penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa. Dengan menggunakan model inkuiri ini pengembangan kognitif siswa lebih tearah dan dalam sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik. 3 Penemuan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemecahan masalah. Penemuan terjadi bukan semata-mata berdasarkan kreativitas, melainkan berdasarkan pengetahuan yang luas, penguasaan sejumlah hierarki aturan dalam berbagai disiplin, pemikiran atau mendalam dan mungkin lama, kemampuan untuk menerapkan aturan-aturan tertentu atau mengkombinasikan aturan-aturan dari dua atau beberapa disiplin. 4 Materi pencemaran lingkungan adalah salah satu pembelajaran biologi di MTs Darussalam, pada materi pencemaran lingkungan hanya menjelaskan materi tanpa melihatkan gambar atau contoh dari pencemaran lingkungan. Selain itu pada materi pencemaran lingkungan, materi yang disampaikan hanyalah menjelaskan materi dengan cara ceramah. Guru biologi MTs Darussalam mengatakan bahwa, pada saat pembelajaran biologi khususnya untuk materi pencemaran lingkungan guru hanya memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran yang monoton menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Masalah itu dikarenakan 3 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran ( Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar), Bandung: Alfabeta, 2003, h. 197-199 4 Nasution S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, h. 173-174

4 siswa banyak yang diam, jarang bertanya, dan lebih cenderung memendam kesulitan memahami pembelajaran. 5 Rendahnya hasil belajar biologi disebabkan oleh pola pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar, sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi membosankan. Apabila keadaan ini dibiarkan terus menerus, maka mereka akan beranggapan bahwa biologi sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti dan dipahami, sehingga mata pelajaran biologi sebagai mata pelajaran yang kurang menyenangkan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang tampak jelas seperti timbunan sampah di pasar-pasar, pendangkalan sungai yang penuh kotoran, ataupun sesaknya napas karena asap knalpot ataupun cerobong asap pabrik. Tetapi ada juga yang kurang nampak misalnya, terlepasnya gas hidrogen sulfida dari sumber minyak tua. Begitu pula musik yang memekakkan telinga yang keluar dari peralatan elektronik modern. 6 Pencemaran adalah suatu perubahan fisik, kimia dan biologi dalam suatu lingkungan. Penyebabnya dapat berasal dari bahan kimia, bunyi, radiasi, atau gas alam. Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya pencemaran di sebut polutan. Sebagaimana firman Allah pada surah Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi: 5 Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur p 6 A. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h 2

5 Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ayat diatas menjelaskan bahwa darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini berarti bahwa daratan dan lautan menjadi area kerusakan, misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu, dan dapat juga berarti bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidakseimbangan serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Ayat ini juga menjelaskan bahwa alam raya telah diciptakan Allah dalam satu sistem yang sangat serasi dan sesuai kehidupan manusia. Tetapi mereka melakukan kegiatan buruk yang merusak, sehingga terjadi kepincangan dan ketidakseimbangan dalam sistem kerja alam. 7 Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka peneliti mencoba melakukan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi dengan melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Model 7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur an, Lentera Hati : 2002, h. 76-78

6 Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas VII Semester II Mts Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun Ajaran 2014/2015 B. Batasan Masalah 1. Subjek penelitian terbatas pada siswa kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran 2014/2015 2. Materi yang dibahas dalam penelitian terbatas pada materi pencemaran lingkungan 3. Hasil belajar siswa yang diukur hanya pada aspek kognitif siswa. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah model pembelajaran Inkuiri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa materi pencemaran lingkungan di kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri materi pencemaran lingkungan terhadap hasil belajar siswa di kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian

7 Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa materi pencemaran lingkungan kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri materi Pencemaran Lingkungan kelas VII MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran 2014/2015 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: Bagi siswa : 1. Membantu siswa agar lebih aktif, terlibat dalam pemecahan masalah pembelajaran yang dialaminya dan bisa memecahkan sendiri masalah tersebut. 2. Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif. 3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi 4. Mengaitkan keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Bagi guru :

8 1. Sebagai dasar atau pedoman bagi guru biologi dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Sebagai motivasi bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi siswa. 3. Menambah wawasan tentang model pembelajaran dan metode yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 4. Sebagai variasi model untuk menanggulangi kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar. F. Definisi operasional 1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 8 2. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu ( benda, manusia, atau peristiwa ) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 9 3. Materi pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang tampak jelas seperti timbunan sampah di pasar-pasar, pendangkalan sungai yang penuh kotoran, ataupun sesaknya napas karena asap knalpot ataupun cerobong asap pabrik. Tetapi ada juga yang kurang nampak misalnya, terlepasnya 8 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005,h. 849 9 Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran ( Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum ), Jakarta : prestasi pustakarya, 2010, h 200

9 gas hidrogen sulfida dari sumber minyak tua. Begitu pula musik yang memekakkan telinga yang keluar dari peralatan elektronik modern. 10 4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 11 G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : BAB I Pendahuluan Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu ( benda, manusia, atau peristiwa ) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Berdasarkan rumusan masalah maka permasalahan dalam penelitian yaitu Apakah model pembelajaran Inkuiri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa materi pencemaran lingkungan kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri dapat mempengaruhi 10 A. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h 2 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Menagajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h22

10 hasil belajar siswa materi pencemaran lingkungan, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri materi pencemaran lingkungan kelas VII semester II MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun Ajaran 2014/2015. BAB II Kajian Pustaka Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajarn termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan krativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah ( 1 ) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, ( 2 ) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan ( 3 ) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. BAB III Metode Penelitian Jenis pendekatan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

11 fenomena objektif untuk dikaji secara kuantitatif. Sesuai dengan namanya penelitian kuantitatif banyak dituntut dengan menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran, dan dianalisis menggunakan statistik. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab IV menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan pada saat penelitian. Hasil penelitian pada Bab IV menjelaskan bagaimana pengaruh hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri. Pembahasan yang akan dibahas pada Bab IV ini mengacu dari hasil penelitian yang didapatkan, sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat menjelaskan bagaimana pengaruh yang terjadi terhadap hasil belajar siswa. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada Bab V ini menyimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil data sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri. Saran yang ditulis pada bab ini mengacu pada bagaimana peneliti memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan materi yang berbeda dan sesuai dengan model pembelajaran inkuiri.