BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM KLINIK SANITASI PUSKESMAS KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemapuan hidup sehat bagi setiap orang agar

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh empat faktor utama yaitu

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu: faktor

Formulir I IDENTITAS PUSKESMAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan manusia, yang

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA PADANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara (19,20%), Jawa Tengah (18,80%), Sulawesi Barat (17,90%), Sulawesi Selatan (17,60%), Nusa

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) PUSKESMAS MANIMPAHOI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. preventif ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

PEMERINTAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980)

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

KEBIJAKAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini, telah

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

2.1 Rencana Strategis

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kembang. Gizi buruk menyebabkan 10,9 Juta kematian anak balita didunia setiap tahun. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klinik sanitasi adalah upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan di luar gedung puskesmas. (1) Klinik sanitasi juga merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan masalah penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, akan tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas dalam melaksanakan program ini bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor yang ada diwilayah Kerja Dinas Kesehatan karena klinik sanitasi dapat memperkuat peran dan meningkatkan efektifitas puskesmas dalam melaksanakan pelayanan sanitasi dasar guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan semua masalah yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan khususnya pengendalian penyakit berbasis lingkungan. (2) Klinik sanitasi pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Puskesmas Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB sejak bulan November 1995 dan selanjutnya kegiatan ini diikuti oleh beberapa puskesmas yang ada di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan 1

2 dan Kalimantan Selatan pada tahun 2000 kegiatan klinik sanitasi sudah sampai keseluruh puskesmas di Indonesia. Dalam pelaksanaan program klinik sanitasi menjaring pasien/ klien di puskesmas dengan keluhan penyakit berbasis lingkungan dan lingkungan yang tidak sehat sebagai media penularan dan penyebab penyakit yang dialami oleh masyarakat selanjutnya dilaksanakan konseling dan kunjungan lapangan atau kunjungan rumah untuk mencari jalan keluar akibat masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang muncul di masyarakat. Ruang lingkup kegiatan klinik sanitasi mencakup berbagai upaya antara lain (2) : 1. Penyediaan dan penyehatan air bersih/ jamban dalam rangka pencegahan penyakit diare, kecacingan, dan penyakit kulit. 2. Penyehatan perumahan/ pemukiman dalam rangka pencegahan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), TB-Paru, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria. 3. Penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau penyakit akibat kerja. 4. Penyehatan makanan dan minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran pencernaan atau keracunan makanan. 5. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan dan penanggulangan keracunan pestisida. Sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010 tujuan jangka panjang yang harus dicapai oleh setiap Kabupaten diharapkan penduduk hidup dalam lingkungan yang sehat, memiliki perilaku hidup sehat, bebas penularan penyakit serta akses kepada pelayanan kesehatan yang adil, merata dan berkualitas.dengan demikian salah satu tujuan Pemerintah Kabupaten/ Kota yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah

3 membebaskan penduduk dari penularan atau transmisi penyakit dengan cara menghilangkan sumber penyakit dengan menciptakan lingkungan yang optimum, melakukan penyehatan lingkungan, dan meningkatkan perilaku hidup sehat penduduk serta memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit. (3) Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula, ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain: perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan pencemaran ruang lingkup tersebut harus dijaga untuk mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. (4) Masalah kesehatan lingkungan menjadi sangat komplek seperti urbanisasi penduduk dari Desa ke Kota, pembuangan sampah yang dilakukan secara dumping tanpa adanya pengolahan, penyediaan air bersih hanya 60% penduduk Indonesia mendapatkan air dari PDAM, tingkat pencemaran udara sudah melebihi nilai ambang batas khususnya di Kota-Kota besar, pembuangan limbah industri dan limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik, bencana alam serta perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah yang sering kali menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. (5) Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak yang paling depan diwilayah kerjanya. Salah satu fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang timbul, mengembangkan kemampuan dan kemauan masyarakat baik berupa pemikiran maupun kemampuan

4 yang berupa sumber daya, salah satu terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi. (6) Klinik sanitasi sebagai salah satu pelayanan dipuskesmas yang mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif dan preventif, yang mempunyai peran antara lain sebagai pusat informasi, pusat rujukan fasilitator dibidang kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan. (7) Tahun 2013, jumlah pasien yang berkunjung ke klinik sanitasi sebanyak 7107 kunjungan (09,26 %) dari 76734 kunjungan masyarakat yang mempunyai penyakit berbasis lingkungan. Dari tahun 2014 kunjungan pasien ke klinik sanitasi sebanyak 5431 kunjungan (5,58%) dari 79372 kunjungan masyarakat berbasis lingkungan di poli BP dan KIA. Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014, jumlah penyakit berbasis lingkungan terbanyak adalah ISPA (37,2%), infeksi kulit (15,1%) dan diare (4,2%).Kota Padang memiliki 22 puskesmas yang tersebar di 11 kecamatan dan setiap puskesmas berkewajiban melaksanakan seluruh program yang terdiri dari kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan.dari survey pendahuluan yang telah dilakukan pada tahun 2003.Sampai saat ini belum semua puskesmas di Kota Padang menjalankan kegiatan Klinik Sanitasi. Dari 22 puskesmas yang ada di Kota Padang, hanya 31,82 % puskesmas (7 puskesmas) yang sudah benar-benar melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi yang terlihat dari tabel berikut : No Tabel 1. Puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi Nama Puskesmas Jumlah Desa / Kelurahan Jumlah Desa Yang Melaksanakan STBM Persentase (%) 1. Puskesmas Padang Pasir 10 0 0 2. Puskesmas Andalas 10 0 0 3. Puskesmas Pauh 9 2 22,2 4. Puskesmas Kuranji 2 0 0 5. Puskesmas Ambacang 4 1 25 6. Puskesmas Belimbing 3 3 100

5 7. Puskesmas Seberang Padang 4 0 0 8. Puskesmas Rawang 3 0 0 9. Puskesmas Pemancungan 5 0 0 10. Puskesmas Air Tawar 3 0 0 11. Puskesmas Ulak Karang 2 0 0 12. Puskesmas Nanggalo 3 1 33,3 13. Puskesmas Lapai 3 0 0 14. Puskesmas Alai 2 0 0 15. Puskesmas Lubuk Buaya 6 0 0 16. Puskesmas Ikur Koto 2 0 0 17. Puskesmas Anak Air 2 0 0 18. Puskesmas Air Dingin 3 1 33,3 19. Puskesmas Bungus 6 0 0 20. Puskesmas Lubuk Kilangan 7 2 28,6 21. Puskesmas Lubuk Begalung 10 1 10 22. Puskesmas Pengambiran 5 0 0 Total 104 11 10,6 Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014 Jumlah petugas klinik sanitasi di masing masing puskesmas adalah : Tabel 2. Jumlah Tenaga Sanitarian di Puskesmas Kota Padang No Nama Puskesmas Jumlah Tenaga Sanitarian 1. Puskesmas Padang Pasir 2 Orang 2. Puskesmas Andalas 2 Orang 3. Puskesmas Pauh 2 Orang 4. Puskesmas Kuranji 2 Orang 5. Puskesmas Ambacang 2 Orang 6. Puskesmas Belimbing 3 Orang 7. Puskesmas Seberang Padang 2 Orang 8. Puskesmas Rawang 1 Orang 9. Puskesmas Pemancungan 2 Orang 10. Puskesmas Air Tawar 2 Orang 11. Puskesmas Ulak Karang 2 Orang 12. Puskesmas Nanggalo 2 Orang 13. Puskesmas Lapai 2 Orang 14. Puskesmas Alai 2 Orang 15. Puskesmas Lubuk Buaya 2 Orang 16. Puskesmas Ikur Koto 1 Orang 17. Puskesmas Anak Air 2 Orang 18. Puskesmas Air Dingin 2 Orang 19. Puskesmas Bungus 2 Orang 20. Puskesmas Lubuk Kilangan 2 Orang 21. Puskesmas Lubuk Begalung 2 Orang 22. Puskesmas Pengambiran 1 Orang Total 42 Orang Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014

6 Survey awal ditemukannya bahwa beberapa hambatan terlaksananya program klinik sanitasi diantaranya: pasien yang mengalami penyakit berbasis lingkungan datang ke bagian BP dan KIA kurang dirujuk ke klinik sanitasi, terbatasnya pengetahuan pasien mengenai klinik sanitasi dan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk penyelenggaraan program klinik sanitasi. Semua puskesmas memiliki ruangan untuk konsultasi klinik sanitasi namun juga digunakan untuk ruangan bersama sehingga ruangan tersebut kurang memadai untuk konsultasi klinik sanitasi. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian tentang Analisis Manajemen Klinik Sanitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Melihat latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah Bagaimana Manajemen Klinik Sanitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen Klinik Sanitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya informasi mendalam tentang input yang meliputi tenaga, dana dan sarana serta metode manajemen Klinik Sanitasi di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 2. Diketahuinya informasi mendalam tentang proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan Klinik Sanitasi di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang.

7 3. Diketahuinya gambaran tentang output peningkatan kunjungan pasien/ Klinik Sanitasi di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang tentang Manajemen Klinik Sanitasi. 1.4.2 Bagi Sanitarian Sebagai bahan masukan bagi tenaga sanitarian yang bertugas mengelola kegiatan Klinik Sanitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang. 1.4.3 Bagi Penulis Khususnya bagi penulis sebagai pengembangan ilmu yang telah diperoleh semasa perkuliahan. 1.4.4 Bagi Puskesmas Penulisan ini sebagai bahan masukan bagi puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang tentang Manajemen Klinik Sanitasi.