BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT INALUM SMELTING PLANT SEKSI CASTING (PENUANGAN) MENGGUNAKAN SKOR RISIKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. industri. Persaingan industri yang semangkin ketat menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi di segala bidang maka perindustrian di

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

Nelvi Arvina dan Zulkifli Djunaidi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Selviani R

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

ARINA ALFI FAUZIA

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Lemahnya

Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Kajian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Puskesmas Mekarmukti Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting keberadaannya pada negara sedang berkembang seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

Teknik Identifikasi Hazard (Survey Jalan Lintas, Job Safety Analysis, Job Safety Observation)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM. A. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Indonesia Asahan Aluminium

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI.PG CANDI BARU, SIDOARJO SKRIPSI

Desy Ambar Yunanta ( )

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK MENGKATEGORIKAN HAZARD DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DI PT. BAMBANG DJAJA SURABAYA

1 BAB I PENDAHULUAN. adalah mengenai kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja (health, safety and

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Risk Analysis : Severity & Likelihood

OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah

Kebutuhan dan Tantangan tenaga Kesehatan Masyarakat di Sektor Industri. Konas IAKMI ke-13 Makassar, 3-5 November Topik

GAMBARAN IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT CONTORLS (HIRAC) DI AREA DERMAGA PT SUMBER HIJAU PERMAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Universitas Esa Unggul

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

SCHEDULE TRAINING 2016

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Aji Dwijayanto Widodo R

RISK MANAGEMENT PROCEDURE RISK MANAGEMENT PROCEDURE

Upaya Pencapaian Zero Accident di PT. Sari Mas Permai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FIAN SYAFRUDIN ABRAHAM

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

PENERAPAN PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS) DAN KECELAKAAN KERJA DI PT INALUM KUALA TANJUNG TAHUN 2014

RISK MANAGEMENT PROCESS. Proses Manajemen Risiko

Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

Pengertian (Definisi) Bahaya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout

BAB 3 PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Pengumpulan Data Primer Pengamatan terhadap proses dan kondisi lingkungan kerja pada salah satu divisi/departemen kerja Wawancara dengan top serta middle management Pengumpulan Data Sekunder Data Umum Perusahaan Identifikasi Bahaya Perhitungan Skor Risiko dengan 3 metode berbeda Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999) Metode Fine Metode Risk Score Calculator Risk Score 1 Risk Score 2 Risk Score 3 Analisis/Komparasi Gambar 3.1 Alur Metodologi III - 1

3.2 Pengumpulan Data 3.2.1 Pengumpulan Data Sekunder Data yang diambil adalah: Data umum perusahaan diantaranya mengenai gambaran umum dan data kegiatan proses produksi peleburan aluminium khususnya di seksi kerja Casting PT INALUM Smelting Plant, Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Kegiatan yang dilakukan di PT INALUM Smelting Plant Kuala Tanjung adalah produksi aluminium berbentuk batangan yang disebut Ingot. Data kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja selama bekerja di PT INALUM Smelting Plant (data kecelakaan kerja 2005-2007) Data ini meliputi jenis jejas, bagian tubuh yang terkena kecelakaan, sebab kecelakaan, di unit produksi mana tenaga kerja tersebut bekerja, dan jumlah hari hilang akibat kecelakaan tersebut. Data ini diperlukan untuk membantu mengidentifikasi bahaya yang terdapat di perusahaan berdasarkan fakta yang telah terjadi. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di PT INALUM Smelting Plant Data ini meliputi SMK3 yang telah diterapkan, organisasi K3 yang ada di perusahaan, kegiatan-kegiatan K3 yang telah dilakukan, APD standar yang dipakai di PT INALUM Smelting Plant, dan lain-lain. 3.2.2 Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara mengamati proses dan kondisi lingkungan kerja, wawancara terbuka dengan top manager, middle manager, supervisor, dan operator di bagian Casting perusahaan peleburan aluminium PT INALUM Smelting Plant. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan mencatat kondisi bahaya yang terdapat pada peralatan produksi dan lingkungan kerja. Pengamatan dilakukan di seksi Casting selama 3 hari berturut-turut selama kurang lebih 8 jam per hari. Pengamatan dilakukan terhadap: III - 2

Kemungkinan potensi bahaya yang terdapat pada tiap proses produksi dan peralatan produksi. Cara kerja operator pada tiap peralatan produksi. Kondisi lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap beberapa pihak, diantaranya adalah Manajer ISE (INALUM Safety & Health), Assistant Manajer Operational Safety & Disaster Prevention (ISE), Manajer seksi Casting, Supervisor, dan beberapa orang officer ISE. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan Bagian Public Relation (IPR) yang mempunyai wewenang menyimpan (record) data kecelakaan kerja, guna mendapatkan data lebih lengkap mengenai penyakit dan kecelakaan kerja yang terjadi, serta untuk mendapatkan data pengelolaan K3 yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. 3.3 Identifikasi Bahaya dan Penentuan Skor Risiko Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara melakukan pertimbangan terhadap faktor-faktor bahaya yang mungkin timbul. Faktor-faktor bahaya yang harus diperhatikan adalah: 1. Lingkungan Kerja Kondisi lingkungan kerja dapat dilihat dari keadaan ruangan. Lingkungan kerja memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah akses keluar masuk, luas ruangan, temperatur ruangan, kebisingan dan pencahayaan ruangan. 2. Lokasi/Penempatan Penempatan barang-barang dan peralatan, tools-tools berat yang digunakan pada proses-proses produksi di Casting, sehingga keberadaannya tidak akan mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung atau dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. III - 3

3. Kegiatan Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan di masing-masing plant yang ada di Casting, mulai dari transportasi, treatment, operasi casting, bundling (pengikatan), maintanance, dan fasilitas khusus/tambahan. 4. Energi Listrik dan Bahan Kimia Penggunaan enegi listrik dan alat-alat listrik harus diperhitungkan sebagai salah satu gejala faktor bahaya. Kondisi yang sering terjadi adalah hubungan aruspendek yang dapat menyebabkan kebakaran. Sedangkan penggunaan bahan kimia memiliki potensi bahaya karena bersifat beracun, mudah terbakar, dan lain-lain sehingga perlu diperhitungkan sebagai gejala faktor bahaya. Faktor bahaya erat kaitannya dengan skor risiko, dimana dalam penentuan skor risiko diperlukan identifikasi bahaya. Skor risiko digunakan untuk mengurutkan prioritas terhadap kejadian atau kecelakaan, sehingga tindakan pencegahannya dapat dilaksanakan dengan baik. Penentuan Skor Risiko menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999), Metode Fine (Fine, 1980) dan Metode Risk Score Calculator. Dalam perhitungan skor risiko diperlukan beberapa parameter, yaitu konsekuen, paparan, dan probabilitas. Hasil yang diperoleh dari ketiga metode dibandingkan dan dianalisis. Identifikasi dan penentuan skor risiko ini dilakukan dengan menggunakan OHA (Operating Hazard Analysis). 3.4 Metode Perhitungan Skor Risiko Metode-metode skor risiko yang dibandingkan adalah Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999), Metode Fine (Fine, 1980) dan Metode Risk Score Calculator. 3.4.1 Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999) Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999) adalah metode penentuan skor risiko yang bentuk awalnya merupakan metode kualitatif. Dalam sistem penilaian metode kualitatif ini, penilaian risiko III - 4

didasarkan pada 2 variabel yaitu kemungkinan (likehood) dan akibat (consequence) dengan penilaian tingkat kualitas akibat risiko pada 4 kategori yaitu E (Extreme high), H (High), M (Medium), dan L (Low). Pada modifikasi Standar Australia ini juga memperhitungkan 2 variabel yaitu kemungkinan (likehood) dan akibat (consequence). Namun perbedaannya setelah dimodifikasi adalah penilaian menjadi metode kuantitatif dengan pemberian nilai/skor terhadap risiko. Rentang pemberian nilai/skor adalah 1-4 berdasarkan penilaian risiko yang diidentifikasi sehingga diperoleh bobot skor risiko dan dapat ditentukan tindakan (action) apa yang harus diambil. 3.4.2 Metode Fine (Fine, 1980) Pada Metode Fine, penilaian skor risiko didasarkan pada 3 variabel yaitu kemungkinan (likehood), paparan (exposure), dan akibat (consequence). Prioritas koreksi dalam model ini ditentukan oleh risiko relatif yang disebabkan adanya bahaya. Semakin besar risiko, semakin tinggi prioritas, tetapi biaya untuk koreksi tidak diperhitungkan. Biaya akan menjadi sangat penting pada saat ditentukan tindakan alternatif koreksi yang akan diambil. 3.4.3 Metode Risk Score Calculator (The University of Queensland, Occupational Health dan Safety Risk Management Guideline; NSCA, 1997) Pada metode ini penentuan risk score berdasarkan nilai konsekuensi (consequence), paparan (exposure), dan probabilitas (probability) yang kemudian masing-masing nilai ini dihubungkan sesuai pada garis-garis yang sudah ditentukan (The Risk Score Calculator). Penentuan skor risiko dengan metode ini menggunakan bantuan Tie Line Risk Calculator. 3.5 Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan atas identifikasi bahaya, perhitungan skor risiko, dan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja di PT INALUM Smelting Plant, Kuala Tanjung, serta memberikan rekomendasi perbaikan yang dapat dipertimbangkan dan dilakukan oleh pihak manajemen. III - 5