INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

Yth. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota se-jawa Barat. Disampaikan dengan hormat, terima kasih. T April 2017 antor Wilayaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pembangunan di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Satu Data Pembangunan Jawa Barat

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. dalam perekonomian Indonesia. Masalah kemiskinan, pengangguran, pendapatan

1. COOPERATIVE FAIR KE-1

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. melihat perbedaan gender, etnisitas, agama, ras, dan golongan. Hal tersebut

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

Nomor : W10-A/2565/OT.01.2/XII/2012 Bandung, 4 Desember 2012 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : Laporan Tahunan 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. terus dilakukan, antara lain, melalui pengajaran secara formal di sekolahsekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA BEKASI

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Draft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Timur dan Tenggara. Negara-negara dengan sebutan Newly Industrializing Countries

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 terjadi perubahan di

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Transkripsi:

No. 02/11/Th. XIV, 12 November 2014 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bekasi Tahun 2013 A. Penjelasan Umum IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG. B. IPG Kota Bekasi Tahun 2013 Selama tahun 2013 IPG Kota Bekasi tercatat sebesar 67,79 naik 0,81 poin dibanding IPG tahun 2012 yang mencapai 66,98 poin. Angka IPG Kota Bekasi lebih tinggi dari rata-rata IPG yang dicapai Jawa Barat yang sebesar 64,61. Peningkatan IPG ini menunjukkan indikasi keberhasilan dalam pembangunan gender. Pada level Kabupaten/Kota IPG Kota Bekasi berada pada posisi 10 diantara Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Barat, namun bila dilihat dari sisi kesenjangan jender (gap antara IPM dan IPG yang terkecil) maka Kota Bekasi menempati peringkat ke limabelas dengan rasio IPG terhadap IPM sebesar 87,28 persen. Kabupaten Pangandaran menjadi Kabupaten/Kota dengan kesenjangan jender terendah di Jawa Barat dengan rasio IPG 95,08 persen. Pada level kabupaten/kota, IPG tertingi dicapai oleh Kota Depok (73,63) dan yang terendah adalah Kabupaten Indramayu (52,43). Demikian pula bila dilihat kesenjangannnya, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah yang mengalami kesenjangan terendah dengan rasio IPG terhadap IPM sebesar 75,42 persen. Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 1

Tabel 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bekasi Tahun 2010-2013 Rasio IPG Tahun IPM IPG terhadap IPM (%) (i) (2) (3) (4) 2012 77,17 66,98 86,77 2013 77,67 67,79 87,28 Sejauh ini hasil yang dicapai upaya pembangunan kualitas hidup di Kota Bekasi masih terlihat jelas cenderung menguntungkan kepada penduduk laki-laki. Fenomena ini tercermin dari indikator komposit yang digunakan untuk menilai kesenjangan gender, yaitu IPG menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding IPM. Pada perkembangannya, selama kurun waktu 2012-2013 IPG Kota Bekasi selalu menunjukkan posisi lebih rendah dibandingkan IPM. Besaran rasio yang diperoleh berdasarkan perbandingan antara IPG terhadap IPM pada kisaran 86-88 persen. Hal ini dapat dimaknai, meski IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu meningkat selama periode 2012-2013, tetapi kesenjangan gender masih terjadi. Grafik 1. Peringkat Kesenjangan Jender Menurut Kabupaten/Kota se-jawa Barat Tahun 2013 Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 2

Adanya kesenjangan gender yang terjadi di Kota Bekasi juga tampak di tingkat kabupaten/kota. Fenomena ini, dapat ditunjukkan melalui besaran angka IPG yang lebih rendah dibanding angka IPM di semua kabupaten/kota. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa persoalan kesenjangan gender masih terjadi di semua wilayah di Jawa Barat. Berdasarkan besaran rasio IPG terhadap IPM, maka wilayah dengan kategori kesenjangan terendah (rasio IPG tertinggi) adalah di Kabupaten Pangandaran (95,54 persen). Setelah itu diikuti oleh Bandung Barat (92,70 persen), Ciamis (92,67 persen) dan Sumedang (92,63 persen). Kesenjangan jender tertinggi terjadi di Kabupaten Indramayu (75,42 persen). Tabel 2. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bekasi Tahun 2013 Menurut Kabupaten/Kota Kode Kabupaten/Kota IPM IPG Rasio IPG terhadap IPM (1) (2) (3) (4) (5) 3200 JAWA BARAT 73.58 64.61 87.81 3201 Bogor 73.92 63.47 85.86 3202 Sukabumi 71.96 61.57 85.56 3203 Cianjur 70.38 53.71 76.31 3204 Bandung 75.11 69.44 92.44 3205 Garut 72.43 64.76 89.41 3206 Tasikmalaya 73.26 61.72 84.24 3207 Ciamis 72.68 67.36 92.67 3208 Kuningan 72.47 62.48 86.21 3209 Cirebon 70.25 59.17 84.23 3210 Majalengka 71.90 59.25 82.41 3211 Sumedang 73.58 68.15 92.63 3212 Indramayu 69.52 52.43 75.42 3213 Subang 72.10 63.34 87.85 3214 Purwakarta 72.75 63.56 87.37 3215 Karawang 71.56 61.95 86.57 3216 Bekasi 74.80 61.57 82.31 3217 Bandung Barat 74.59 69.14 92.70 3218 Pangandaran 70.74 67.27 95.08 3271 Kota Bogor 76.82 68.38 89.01 3272 Kota Sukabumi 76.16 65.07 85.44 3273 Kota Bandung 77.32 71.25 92.15 3274 Kota Cirebon 76.67 69.11 90.14 3275 Kota Bekasi 77.67 67.79 87.28 3276 Kota Depok 80.14 73.63 91.88 3277 Kota Cimahi 76.86 68.56 89.19 3278 Kota Tasikmalaya 75.71 69.29 91.52 3279 Kota Banjar 72.84 61.00 83.75 Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 3

2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Bekasi Tahun 2013 A. Penjelasan Umum IDG merupakan indeks yang digunakan untuk mengkaji lebih jauh peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dimensi dari IDG mencakup partisipasi berpolitik direpresentasikan dengan keterwakilan perempuan dalam parlemen; partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan direpresentasikan sebagai perempuan sebagai tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan; serta penguasaan sumber daya ekonomi yaitu sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. B. IDG Kota Bekasi Tahun 2013 Selama tahun 2013 IDG Kota Bekasi tercatat sebesar 63,50 lebih tinggi dari rata-rata IDG yang dicapai Jawa Barat yaitu sebesar 67,57. Pada level jawa barat Kota Bekasi menempati posisi ke delapan setelah sumedang(64,82), Kota bogor (65,02) dan Garut (65,85), sementara urutan pertama adalah Kota Depok (79,34), Bandung Barat (70,17), Kota Bandung (68,06) dan Purwakarta (65,88). Secara umum peranan perempuan dalam pengambilan keputusan di Kota Bekasi yang diukur melalui IDG memperlihatkan perkembangan yang semakin membaik. Pada tahun 2013, IDG di Kota bekasi mencapai 76,14, kemudian sejalan dengan berbagai kebijakan pembangunan yang dilaksanakan IDG meningkat hingga menjadi 76,14 pada tahun 2013. Ini menunjukkan peranan perempuan dalam pengambilan keputusan pada tahun 2012 sebesar 74,70 persen dari peranan yang dijalankan laki-laki, kemudian meningkat menjadi 76,14 persen pada tahun 2013. Tabel 3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Bekasi Tahun 2012-2013 Menurut Variabel Pembentuknya Variabel Pembentuk 2012 2013 (1) (2) (3) Keterlibatan Perempuan di Parlemen 16,00 16,00 Perempuan sebagai tenaga Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi 43,53 42,19 Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja 28,53 27,40 IDG 64,89 63,50 Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 4

Perbedaan tingkat pemberdayaan gender juga terlihat pada tingkat wilayah kabupaten/kota. Dibandingkan kondisi tahun 2012, secara umum mengalami penurunan hal ini terlihat pada tingkat Jawa Barat yaitu pada tahun 2012 sebesar 68,62 menjadi 67,57 persen pada tahun 2013. Kode Tabel 4. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Bekasi Tahun 2012-2013 Menurut Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Keterlibatan Perempuan di Parlemen Perempuan sebagai tenaga Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja IDG 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 3200 JAWA BARAT 22.00 38.44 28.05 68.62 67.57 3201 Bogor 18.00 35.07 26.14 61.35 61.86 3202 Sukabumi 16.00 38.32 26.31 56.88 60.69 3203 Cianjur 16.00 30.49 19.41 52.65 50.58 3204 Bandung 2.22 27.58 32.33 69.64 46.40 3205 Garut 16.00 49.50 30.07 65.16 65.85 3206 Tasikmalaya 18.00 41.65 26.04 57.79 62.09 3207 Ciamis 8.00 42.48 35.51 58.52 58.07 3208 Kuningan 12.00 49.89 27.55 58.04 59.12 3209 Cirebon 16.00 22.97 25.49 55.87 52.83 3210 Majalengka 14.00 44.25 24.76 55.77 57.96 3211 Sumedang 14.00 40.46 33.71 62.91 64.82 3212 Indramayu 22.00 40.65 19.92 54.84 60.77 3213 Subang 6.00 27.48 28.85 51.75 47.25 3214 Purwakarta 24.44 30.24 27.71 64.73 65.88 3215 Karawang 14.00 37.93 26.66 60.32 59.94 3216 Bekasi 16.00 34.41 23.40 54.95 57.34 3217 Bandung Barat 20.00 39.01 32.83 68.76 70.17 3218 Pangandaran NA 33.91 31.28 NA NA 3271 Kota Bogor 17.78 35.79 28.72 66.09 65.02 3272 Kota Sukabumi 13.33 40.65 25.75 52.26 58.60 3273 Kota Bandung 18.00 39.07 32.21 67.77 68.06 3274 Kota Cirebon 11.54 37.67 30.56 52.25 60.27 3275 Kota Bekasi 16.00 42.19 27.40 64.69 63.50 3276 Kota Depok 34.00 43.49 31.52 79.55 79.34 3277 Kota Cimahi 5.00 44.87 29.19 69.28 53.10 3278 Kota Tasikmalaya 4.44 45.64 31.75 55.23 54.04 3279 Kota Banjar 8.00 32.99 25.71 51.67 48.95 Kewenangan otonomi daerah pada tingkat Kabupaten/Kota membuat Kota Bekasi hanya memiliki perwakilan rakyat keterlibatan perempuan dalam parlemen sebesar (16,00 persen). Kalau kita lihat disetiap kabupaten/kota di Jawa Barat bervariasi antara 2 34 persen. Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 5

Peran perempuan di Kota Bekasi sebagai tenaga manager, profesional, administrasi, teknisi di tahun 2013 cukup tinggi yakni sebesar 42,19 persen hal ini masih lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat yang mencapai 38,44 persen. Sementara peran perempuan di Kota Bekasi dalam memberikan pendapatan kerja rata-rata sebesar 27,40 persen masih lebih rendah sedikit dibanding rata-rat Jawa barat yang sebesar 28,05 persen. Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 6

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI Jl. Rawa Tembaga I No. 06 Bekasi 17141 Telp/Fax: (021) 88953987, 8842757. e-mail: bps3275@bps.go.id website : http://bekasikota.bps.go.id Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Slamet Waluyo, S.Si, M.Si Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. Telp/Fax: (021) 88953987, 8842757. Berita Resmi Statistik Kota bekasi No. 03/11/Th.XIV, 12 Novemberi 2014 7