BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ialah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

QUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes

BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

Oleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Marita Ahdiyana, M. Si

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

Subsidi Kesehatan (bukan) untuk Orang Miskin. Lola Amelia

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bertanggung jawab mengatur masyarakat agar terpenuhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis perencanaan..., Ayu Aprillia Paramitha Krisnayana Putri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr Gede Subawa. M. Kes. AAAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN total penduduk di DKI Jakarta mencapai jiwa 1. Dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. daya yang mendukung untuk kualitas hidup masyarakatnya. Dalam meningkatkan

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI INTEGRASI JAMKESDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendapatan per kapita saat itu hanya Rp. 129,615 (sekitar US$ 14) per bulan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

Analisa Media Edisi Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

TINJAUAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Tgl 31 Des 2013, Bogor Selasa, 31 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Azasi Manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36 tahun 2009 dan pasal 5 tentang hak yang berbunyi bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Disamping hak, setiap orang mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial sebagaimana pada pasal 13pada undang-undang tersebut. (1) Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial pasal 1 dan 2 yang berbunyi kesejahteraan sosial itu sendiri merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial. (2) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ditetapkan untuk memenuhi hak setiap warga negara agar bisa hidup layak dan bermartabat menuju tercapainya tingkat kesejahteraan yang diharapkan. Jaminan sosial merupakan perlindungan yang dirancang oleh pemerintah, untuk melindungi warga negara terhadap resiko kematian, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, pensiun dan kondisi pekerjaan yang tidak layak. Pemerintah mengembangkan program asuransi kesehatan secara nasional sampai tercapainya Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2019 yangmerupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga di dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu seperti yang dijamin undang-undang SJSN dan dilaksanakan oleh BPJS. (3) Menghadapi tantangan menuju UHC maka pemerintah menyusun strategi dengan perintegrasian jamkesmas kedalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan dikelola secara terpusat oleh BPJS paling lambat 1 januari 2019 semua masyarakat sudah menjadi peserta BPJS. (4)

Jaminan Kesehatan Nasional berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Jaminan tersebut diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang biayanya telah dibayarkan oleh pemerintah. Jaminan kesehatan dalam SJSN, diselenggarakan dengan prinsip asuransi sosial dengan kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia yang menghendaki adanya peran serta masyarakat dalam bentuk pembayaran iuran jaminan kesehatan secara adil berdasarkan kemampuan finansial peserta. (2) Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diberlakukan di Indonesia pada 1 Januari 2014 program jamkesmas melebur ke dalam program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatanyang dilaksanakandengan prinsip asuransi sosial, prinsip ekuitas dan sistemnya berupa sistem penyelenggaraan gotong royong dimana peserta mampu dan sehat akan membantu peserta yang miskin dan sakit. Pemerintah Kota Pariaman sudah memiliki program Jaminan Kesehatan dengan nama Jaminan Kesehatan Sabiduak Sadayuang (JKSS) yang melindungi seluruh masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) Kota Pariaman. Kebijakan tersebut diambil pemerintah untuk seluruh masyarakat yang tidak tercantum atau tidak masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan yang artinya tidak sebagai peserta BPJS Jamkesmas sebelumnya, tidak sebagai peserta BPJS Jamkesda sebelumnya, tidak sebagai peserta BPJS mandiri namun anggaran biaya ini dibatasi oleh Dinas Kesehatan sehingga tidak semua penduduk kota Pariaman yang dapat menjadi peserta JKSS ini. Terdapat perbedaan mendasar antara konsep pembiayaan Jaminan Kesehatan Sabiduak Sadayuang dengan JKN non PBI di Kota Pariaman. (5) Pembiayaan kesehatan Jaminan Kesehatan Sabiduak Sadayuang (JKSS) ditanggung oleh pemerintah daerah dimana masyarakat atau peserta program JKSS di Kota Pariaman tidak mengeluarkan premi (iuran) apapun untuk mendapatkan jaminan atas kesehatannya. Dana untuk kepesertaan JKSS ini berasal dari APBD yang dialokasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Pariaman yaitu untuk tahun 2015 biaya anggaran JKSS yaitu sebanyak 4 (empat) milyar. Pembayaran pelayanan kesehatan untuk peserta JKSS dibatasi hanya maksimal Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta Rupiah) dalam setahun selain itu kelas perawatan bagi peserta JKSS hanya pada rawatan kelas III jika masyarakat ingin mendapatkan rawatan lebih maka haknya menjadi peserta JKSS gugur.

Perhitungan untuk perencanaan dana JKSS yaitu jumlah angka kesakitan (5%) dari jumlah peserta JKSS dikalikan dengan jaminan pembayaran Rp. 10.000.000,-. (6) Peraturan presiden Nomor 12 tahun 2013 menyatakan kepesertaan JKN terdiri dari dua bagian yaitu peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan peserta Non PBI. Peserta yang termasuk kedalam Penerima Bantuan Iuran tergolong masyarakat ekonomi kebawah yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah sedangkan untuk peserta non-pbi, iurannya tidak dibayarkan oleh pemerintah melainkan dari pemotongan gaji dan membayar secara mandiri bagi masyarakat yang belum mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Pada Riskesdas tahun 2013, cakupan kepemilikan jaminan kesehatan di Indonesia mencapai 52,3 % diantaranya : Askes/ASABRI 6 %, jamsostek 4.4 %, askes swasta 1,7 %, perusahaan 1,7 %, jamkesmas 28,9 %, jamkesda 9,6 %, dengan demikian yang belum memiliki jaminan kesehatan 47,7 %.Dari data tersebut dapat dilihat adanya kepemilikan jaminan lebih dari satu jenis jaminan untuk individu yang sama. Tahun 2019 direncanakan seluruh penduduk indonesia telah memiliki jaminan kesehatan untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungandalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang disebut Cakupan Semesta. (7) Kota Pariaman terdiri dari 4 kecamatan dengan luas wilayah daratan 73,36 km 2 yang meliputi 4 kecamatan yaitu pariaman utara, pariaman tengah, pariaman timur dan pariaman selatan. Berdasarkan data kepesertaan BPJS Kesehatan Kota Pariaman tercatat sebanyak 56.598 jiwa (33,8%) yang telah terdaftar dari 167.220 jiwa penduduk kota Pariaman. Puskesmas Santok merupakan puskesmas yang memiliki jumlah kepesertaan yang paling rendah dibandingkan dengan puskesmas lain yang berada di kecamatan Pariaman Timur yaitu dengan jumlah kepesertaan 3.208 jiwa (42,10%) yang terdiri dari peserta PBI 2.853 jiwa (37,45%) dan Non-PBI 355 jiwa (4,66%) dari total jumlah penduduk 7.619 jiwa, berarti 4.411 jiwa (57,9%) yang belum (8, 9) terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja Puskesmas Santok. Hasil survei awal yang dilakukan kepada responden didapatkan 5 dari 8 orang yang belum mendaftar sebagai peserta JKN yaitu rata-rata dengan pendidikan dan pengetahuan yang rendah tentang JKN karena masih kurangnya dilakukan sosialisasi. Beberapa orang masyarakat yang belum mendaftar menjadi peserta JKN memilikipersepsi atau pandangan yang buruk bahwa kepesertaan mandiri hanya akan

merugikan masyarakat karena mereka tidak sakit tetapi tetap harus membayar sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja susah. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Afifi (2009) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan asuransi komersial pada mahasiswa S-2 FKM-UI angkatan 2008-2009 menunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi berpengaruh terhadap kesadaran akan menjadi kepesertaan asuransi kesehatan demikian juga sebaliknya. (10) Mereka yang berpenghasilan rendah akan mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari sebelum memutuskan menjadi peserta asuransi kesehatan. Penelitian Ida Ayu Gede Rat Praba dan Dewi Puri Astiti (2012) dari Universitas Udayana dalam penelitiannya yang berjudul peran persepsi individu terhadap asuransi dan model kepercayaan kesehatan dalam pengambilan keputusan menggunakan asuransi jiwa mengatakan bahwa persepsi individu terhadap asuransi dan model kepercayaan kesehatan berperan dalam pengambilan keputusan dalam menggunakan asuransi jiwa. (11) Dalam Penelitian Prescilla Roesalya (2014) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sosialisasi dengan keputusan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS. (12) Melihat masalah yang ada, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Pendapatan Persepsi dan Sosialisasi dengan Kepesertaaan Jaminan Kesehatan Nasional mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan, pendapatan, persepsi dan sosialisasi dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman tahun 2015?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pendapatan, persepsi dan sosialisasi dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas santok Kota Pariaman tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Pendapatan dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi persepsi dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 5. Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 6. Untuk mengetahui hubungan Pendapatan dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 7. Untuk mengetahui hubungan Persepsi dengan Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 8. Untuk mengetahui hubungan Sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Kota Pariaman Tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis masalah dan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang diketahuinya hubungan Pengetahuan, Pendapatan,

Persepsi dan Sosialisasi dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri dalam mencapai universal health coverage. 2. Bagi Institusi Pendidikan Bahan masukan tambahan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas mengenai diketahuinya hubungan Pengetahuan, Pendapatan, Persepsi dan Sosialisasi dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri dalam mencapai universal health coverage. 3. Bagi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Informasi, masukan dan bahan pertimbangan bagi BPJS Kesehatan dalam mengambil keputusan dan evaluasi serta bahan evaluasi dalam mengcover seluruh penduduk khususnya di Kota Pariaman dalam mencapai Universal Health Coverage. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Santok Kota Pariaman untuk mengetahui Hubungan pengetahuan, pendapatan, persepsi dan sosialisasi dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Santok Tahun 2015. Variabel Independennya adalah pengetahuan, pendapatan, persepsi dan sosialisasi, sedangkan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).