SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND SNI

dokumen-dokumen yang mirip
SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND PUTIH SNI

SKEMA SERTIFIKASI PELEK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M,N,O SNI 1896 : 2008

SKEMA SERTIFIKASI BAN TRUK RINGAN (LT) SNI /Amd1:2010

SKEMA SERTIFIKASI BAN MOBIL PENUMPANG (PC) SNI

SKEMA SERTIFIKASI PELEK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L SNI 4658: 2008

SKEMA SERTIFIKASI PERSYARATAN ZAT WARNA AZO, KADAR FORMALDEHIDA DAN KADAR LOGAM TEREKSTRAKSI PADA KAIN UNTUK PAKAIAN BAYI SNI 7617:2013/Amd-1:2014

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Semen portland pozolan

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

SKEMA SERTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON HASIL CANAI PANAS ULANG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM-SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Semen portland komposit

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI REGULATOR TEKANAN TINGGI UNTUK TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

PEDOMAN MUTU. RUANG LINGKUP SPPT SNI PADA LSPro SAMARINDA ETAM. Ruang Lingkup Nomor SNI Judul SNI Sistem Sertifikasi

SKEMA SERTIFIKASI KATUP TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Skema sertifikasi produk

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

Penerapan skema sertifikasi produk

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI PUPUK SP-36 SERTIFIKASI TIPE 5

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Semen portland komposit

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen portland putih

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Penerapan skema sertifikasi produk Kakao Bubuk (15.05)

Penerapan skema sertifikasi produk Garam Komsumsi Beryodium(13.10)

LAMPIRAN A POLA RETAK BENDA UJI BALOK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI ALUMUNIUM SULFAT NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI TIPE 5 (UMUM)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk Tepung Terigu ( )

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

Semen portland campur

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN LAPIS SENG & BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMUNIUM SENG

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk Gula Kristal Rafinasi ( )

SKEMA SERTIFIKASI AIR MINUM DALAM KEMASAN NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

SKEMA SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI

SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL H NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk karet dan produk plastik (20.03)

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

SKEMA SERTIFIKASI LAMPU SWA-BALLAST UNTUK PELAYANAN PENCAHAYAAN UMUM SKEMA SERTIFIKASI

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI BAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAL INOUSTRI A6RO DAN HlMlA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI SETRIKA LISTRIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

SKEMA SERTIFIKASI AKI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT ATAU LEBIH

Transkripsi:

2.08.2014 of 5 I. SELEKSI 1. Permohonan Sesuai Persyaratan Permohonan yang tercantum dalam dokumen LSPro (Client Application AF -080- Rx dan Conformity Declaration) 2. Tipe Sertifikasi Tipe 5 3. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 atau revisinya atau System Manajemen Mutu (SMM) lainnya yang diakui. 4. Pengendalian mutu 5. Waktu asesmen termasuk jika organisasi memiliki lebih dari 1 (satu) lokasi pabrik. 6. Petugas Pengambil Contoh 7. Cara pengambilan contoh Bahan baku (sesuai ) Hasil uji laboratorium sesuai dengan tingkat mutu unjuk kerja Sesuai prosedur LSPro Menguasai Cara Pengambilan Contoh (berdasarkan surat tugas dari LSPro) yang tercantum dalam Peraturan Dirjen IAK no 63/IAK/Per/8/2007 tentang Petunjuk Teknis no 35/M-IND/PER/4/2007 dan/atau Sesuai ada 3 (tiga) metode pilihan: pengambilan dari ban berjalan pada aliran ke gudang semen curah pengambilan contoh pada saat dipindahkan Ada 4 (empat) pilihan metode pengambilan contoh yang dapat digunakan selain kedua pilhan di atas: Dari gudang semen curah pada lubang pengeluaran Dari gudang semen curah dan kapal semen curah dengan menggunakan alat pengambilan contoh. Dari kantong semen dengan menggunakan alat pengambil contoh dalam kantong Dari pengiriman semen curah dengan KA atau truk

2.08.2014 : 2 of 5 8. Jumlah contoh uji Untuk setiap metode pengambilan (bagian I. 7.): 1 (satu) contoh kutip semen dengan berat min. 5 kg pada selang waktu 6 jam 1 (satu) contoh kutip semen dari aliran semen yang sedang dipindahkan untuk setiap 400 ton semen atau kelipatannya dengan ketentuan tidak lebih kurang dari minimal contoh kutip semen dan digabungkan untuk menjadi contoh komposit. Ada 4 (empat) pilihan jumlah contoh yang dapat digunakan selain kedua pilhan di atas: perkiraan jumlah berdasarkan rumus: (0,00173/35,314) x d 3 x 0,2 contoh diambil dari titik-titik yang tersebar dengan rata dengan kedalaman yang berbeda sehingga keseluruhan semen yang diambil akan terwakili. ambil 1 (satu) contoh dari kantong semen untuk setiap 5 (lima) ton atau kelipatannya 1. Pengiriman tunggal (satu) contoh dengan berat 5kg 2. Pengiriman jamak (satu) contoh untuk setiap 100 ton atau kelipatannya (minimal 2 contoh) 9. Cara pengujian Metode pengujian produk sesuai, yaitu: Uji kimia (ASTM C 114-03: Test methods for chemical analysis of hydraulic cement): Uji umum Uji referee Uji alternatif (optional) Uji fisika: Bahan pembantu dan peralatan Pengujian kehalusan dengan alat blaine dan turbidimeter Pengujian konsistensi normal Pengujian waktu pengikatan Pengujian pemuaian dengan autoclave Penentuan kuat tekan mortar semen hidrolik Pengujian cepat kaku (metode pasta) Penentuan kalor hidrasi Pengujian pemuaian akibat sulfat Pengujian kandungan udara mortar

2.08.2014 : 3 of 5 10. Laboratorium uji yang digunakan a. Laboratorium uji independen yang telah memiliki akreditasi KAN dan/atau penunjukan menteri dengan ruang lingkup semua parameter yang tercantum dalam I.9 atau, b. Laboratorium uji seperti pada poin a. di atas dengan penyaksian proses oleh LS Pro. c. Laboratorium uji perusahaan pada poin a diatas dengan aktivitas ppenyaksian proses oleh LSPro. II. DETERMINASI 1. Audit kecukupan: Jika belum memilliki Sertifikat Perlu dilakukan Audit Kecukupan Harus dilakukan Audit Kecukupan, sesuai Prosedur LSPro. 2. Audit Lapangan: Sesuai aturan dan Prosedur LSPro Tim Asesor Salah seorang dari Tim Asesor harus mempunyai pengalaman di bidangnya selama 1 (satu) tahun atau 5 (lima) kali pengalaman audit. Area yang diaudit: Jika belum memilliki Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Proses kritis yang harus diperhatikan Hanya pada titik kritis Keseluruhan bagian Semen mill dan Blending Bahan baku Semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling berama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. 3. Laporan asesmen Sesuai Prosedur LSPro 4. Pelaksanaan pengambilan contoh Dilakukan oleh PPC sesuai Prosedur dan Instruksi kerja LSPro dan sesuai SNI Semen yang dilengkapi dengan Rencana Pengambilan contoh, Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh diambil di jalur produksi atau di Gudang produksi.

2.08.2014 : 4 of 5 5. Pengujian Contoh Uji Metode pengujian mengacu kepada I. 9. Produk semen dinyatakan lulus uji apabila memenuhi semua persyaratan pada butir 8 standard SNI Apabila dalam uji ulang salah satu syarat mutu tidak terpenuhi maka kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus, kemudian dilakukan sampling ulang begitu seterusnya sebanyakbanyaknya 3 x pengulangan 6. Laporan Hasil Uji Mencantumkan nilai hasil uji dan nilai kesesuaian dalam pemenuhan SNI (Tabel 1 s/d Tabel 4) III. KAJI ULANG DAN PENETAPAN 1. Evaluasi terhadap Laporan, Berita Acara Pengambilan Contoh, Laporan Asesmen dan Laporan Hasil Uji (LHU) dilakukan oleh Panitia Teknis. 2. Keputusan Sertifikasi Sesuai Prosedur LSPro IV. LISENSI (Sesuai Prosedur LSPro) Panitia Teknis terdiri dari personel yang menguasai (ISO 9001 atau system managemen mutu lainnya) dan menguasai SNI (sesuai ). Cara pengambilan keputusan Panitia Teknis mengacu pada Prosedur LSPro V. SURVEILAN 1. Penilaian (asesmen) Area yang diaudit: Hanya pada titik kritis dalam proses produksi dipabrik berdasarkan standard an regulasi pemerintah yang berlaku serta mempertimbangkan hasil surveilan dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mangemen Mutu Jika belum memilliki Sertifikat Pengendalian Proses dan Pengendalian Produk, Tinjauan Manajemen, Keluhan dan Kepuasan Pelanggan, Internal Audit, Pengendalian Produk Tidak Sesuai, Evaluasi Data dan Tindakan Perbaikan. Sedangkan elemen lainnya dilakukan bergantian sehingga semua elemen terwakili selama periode sertifikasi. Serta mempertimbangkan hasil asesmen sebelumnya. 2. Surveilan produk LSPro melakukan inspeksi dan pengambilan sampel dari jalur produksi pabrik atau gudang produksi dengan melakukan verifikasi hasil pengujian yang dilakukan oleh produsen dibawah kendali LS Pro. 3. Pengujian contoh Sesuai aturan II. 5.

2.08.2014 : 5 of 5 Bekasi, 12 Agustus 2014 Disiapkan oleh, Diketahui oleh, ( Winne Rian Zahedi ) (Dony Moehardono Donatianus )