KESALAHAN PENANDA KOHESI DALAM SKRIPSI MAHASISWA NONBAHASA UNIVERSITAS MADURA PAMEKASAN. M. Khoiri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS USHULUDDIN - JURUSAN TAFSIR HADIS

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

BAB II METODE PENELITIAN. ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh : Arief Wisnu Indaryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS STRUKTUR PARAGRAF DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer dilapangan, atau

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif.

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad, Metode adalah merupakan cara utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MELENGKAPI CERITA RUMPANGDENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDISLAM LUKMANUL HAKIM KADEMANGAN BLITAR TAHUN PELAJARAN

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB III METODE PENELITIAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau tafsiran baru dari pengetahuan yang telah ada, dimana sikap orang bertindak ini

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB III METODE PENELITIAN

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:

Transkripsi:

KESALAHAN PENANDA KOHESI DALAM SKRIPSI MAHASISWA NONBAHASA UNIVERSITAS MADURA PAMEKASAN M. Khoiri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi kesalahan penggunaan penanda kohesi pengulangan, penggantian, dan kata atau frase dalam skripsi mahasiswa jurusan nonbahasa Universitas Madura Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sampel dan termasuk rancangan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah sampel adalah 16 skripsi jurusan nonbahasa di Universitas Madura. Data dianalisis dengan tiga alur kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) kesalahan pengulangan dikarenakan pemilihan kosa kata tidak tepat. (2) Kesalahan penggantian dikarena penulis skripsi kurang teliti dan kurang cermat menggunakan kata ganti ataupun kata tunjuk. (3) Kesalahan kata/frase karena pengaruh bahasa percakapan yang tidak baku dan juga penulis tidak cermat merangkai frasefrasenya. Kata kunci: kesalahan, penanda kohesi, skripsi Salah satu keterampilan menulis yang biasa dilakukan oleh mahasiswa adalah menulis karya ilmiah. Meskipun demikian, dalam penyusunannya mengikuti langkahlangkah untuk mengorganisasi dan mengatur gagasan melalui garis pemikiran yang konseptual dan prosedural yang disepakati oleh para ilmuwan. Bahkan dalam hal ini, mahasiswa perlu untuk mempelajari cara-caranya atau diberi arahan oleh dosen pembimbing yang berpengalaman. Idealnya karya ilmiah adalah karya hasil keterampilan menulis terbaik yang telah disusun oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan karya ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, dan bahan) yang digunakan dalam penelitian (Dwiloka, 2005:2). Selain itu, penulis karya ilmiah juga harus memerhatikan penguasaan bahasa. Aspek-aspek penguasaan bahasa meliputi: pertama, penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosa kata) bahasa. Kedua, penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif. Ketiga, kemampuan NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 689

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasangagasan. Keempat, tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang. Selanjutnya, hal yang dilakukan penulis adalah menyatukan kalimatkalimat yang baik menjadi satu kesatuan pikiran yang disebut paragraf. Yakni, himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Hal ini dilakukan karena pembentukan paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan; memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dan tema yang lain, dan (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat (Keraf, 2004:69-70). Meskipun demikian, paragraf yang baik harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya adalah kepaduan bentuk (kohesif) dan kepaduan makna (koheren). Paragraf yang baik adalah paragraf yang semua unsur kebahasaannya menjamin kepaduan bentuk bagi keberadaan paragraf itu. Kalimat-kalimat dan unsur-unsur kebahasaan lainnya menjamin keberadaan paragraf itu. Adapun kepaduan makna di dalam sebuah paragraf ditunjukkan dengan kehadiran ide dan pikiran yang satu dan yang tidak terpecah-pecah di dalam paragraf itu (Rahardi, 2009:117). Berkaitan dengan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian di kampus Universitas Madura Pamekasan. Tempat ini dipilih peneliti karena selain mudah dijangkau peneliti juga ketersediaan objek yang akan diteliti yang memadai, yakni beberapa karya ilmiah (skripsi) yang dapat dibaca di perpustakaan-perpustakaan fakultas maupun perpustakaan Universitas Madura. Dengan demikian,waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian dan menyelesaikannya dapat lebih cepat sesuai yang ditentukan. Penelitian ini berkaitan dengan dua hal, yakni paragraf dan karya ilmiah (skripsi). Tentang paragraf, hal-hal yang akan dikaji adalah tentang beberapa penanda kohesi paragraf. Adapun tentang karya ilmiah, salah satu bentuknya yang akan dikaji adalah skripsi, khususnya pada bagian latar belakang pada bab pendahuluan. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada permasalahan tentang kesalahan penggunaan penanda kohesi paragraf dalam skripsi mahasiswa nonbahasa di Universitas Madura Pamekasan, baik kesalahan pengulangan, kesalahan penggantian, maupun kesalahan kata atau frase transisinya. Sehingga berdasarkan permasalahan di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara objektif tentang kesalahan penanda kohesi paragraf dalam skripsi mahasiswa nonbahasa Universitas Madura Pamekasan, baik kesalahan pengulangan, kesalahan penggantian, maupun kesalahan kata atau frase transisinya. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu linguistik, yakni mendukung teori tentang teori menulis karya ilmiah (skripsi). Secara praktis dapat dimanfaatkan bagi (1) peserta didik yakni dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya penulisan karya ilmiah (skripsi), (2) bagi pendidik dalam NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 690

memberikan pemahaman bagi peserta didik bahwa menulis skripsi harus mematuhi kaidah penulisan bahasa secara baik dan benar, (3) bagi mahasiswa sebagai tambahan wawasan dalam mendalami ilmu linguistik, dan (4) bagi lembaga pendidikan sebagai tambahan bahan bacaan atau referensi perpustakaan dan pengembangan bahan ajar. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan prosedur atau cara pemecahan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Selain itu, Arikunto (2003:309) juga menyatakan bahwa dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Salah satu jenis penelitian yang dikategorikan penelitian deskriptif adalah penelitian analisis dokumen (documentary analysis) (Arikunto, 2003:321). Penelitian analisis dokumen adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau lainlain bentuk rekaman. Dengan analisis ini peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan data berupa latar belakang dalam skripsi mahasiswa nonbahasa di Universitas Madura Pamekasan. Setting penelitian ini meliputi tempat dan waktu yang diperlukan untuk penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Madura Pamekasan. Hal ini disebabkan perguruan tinggi ini dapat dijangkau oleh peneliti baik dari segi jarak, biaya, waktu dan ketersediaan data. Adapun waktu yang ditempuh untuk melakukan penelitian adalah semester genap tahun akademik 2012/2013. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skripsi mahasiswa nonbahasa di Universitas Madura Pamekasan tahun akademik 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan peneliti dengan sampel bertujuan (purposive sample). Jadi, subjek yang diambil bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah/area, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel skripsi mahasiswa nonbahasa sebanyak 16 buah dengan rincian: Fakultas Hukum sebanyak 2 buah, Fakultas Ekonomi sebanyak 4 buah (Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi), Fakultas Ilmu Administrasi sebanyak 2 buah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebanyak 2 buah (Jurusan Matematika), Fakultas Pertanian sebanyak 2 buah, dan Fakultas Teknik sebanyak 4 buah (Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Informatika). Data yang akan dikumpulkan berupa data primer, yakni data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti (Andriani, dkk., 2011:5.3). Oleh karena itu, prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi dan dokumentasi. Metode observasi ini mengacu pada prosedur objektif yang digunakan untuk mencatat subjek yang sedang diteliti. Metode dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 691

dalam penelitian dan praktek mengenai suatu fenomena dalam suatu bidang. Adapun prosedur pengumpulan data mengacu pada langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengoperasionalkan teknik pengumpulan data yang telah ditetapkan di atas. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yakni persiapan dan pelaksanaannya. Dalam tahap persiapan, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan. Sedangkan dalam tahap pelaksanaannya, peneliti menggunakan atau mengoperasionalkan instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasildan pembahasan Sesuai dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni 16 buah skripsi. Skripsi ini diambil dari masing-masing program studi sebanyak 2 buah. Selain itu, yang menjadi kriteria untuk kelayakan skripsi ini untuk diteliti adalah skripsi yang ditulis oleh mahasiswa terbaik pertama dan kedua di masing-masing program studi pada tahun kelulusan/wisuda tanggal 9 Pebruari 2013. Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan kesalahan penanda kohesi. Pertama, kesalahan penanda kohesi pengulangan, misalnya Gerakan KB Nasional sebagaimana dalam kutipan Gerakan KB Nasional telah mempunyai landasan hukum yang kokoh berupa Undang- Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Penanda ini digunakan untuk menyatakan hubungan dengan kalimat/paragraf sebelumnya. Namun, yang diulang bukan kata gerakan tetapi program. Oleh karena itu, agar tampak kohesif lebih baik kata gerakan diubah dengan kata program. Sehingga penulisannya menjadi Program KB Nasional telah mempunyai landasan hukum yang kokoh berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kedua, kesalahan penanda kohesi penggantian, baik berupa kata tunjuk maupun kata ganti, berupa kita, tersebut, di mana,di tengah, pada awalnya sepenuhnya, di masa lalu, angka ini, mengubah arah, semua, di mana, -nya, selama ini, di antaranya, -nya,pimpinan, mereka, fungsi tersebut, pimpinan atau manajer, mereka para karyawannya, tersebut, output pengeluaran,itu dengan, keempat kelompok, empat, di samping, maka dari ini, kelompok yang pertama, pada, standar akuntansi ini, pemerintah ini,keduanya, semua aspek,balita ini. Sebagai contoh dalam kutipan Hal tersebut yang mendasari penulis dalam menyusun tugas akhir pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan gizi pada balita ini. Kata ini dalam kalimat tersebut tidak tepat dikarenakan tidak ada referensi atau rujukan secara langsung pada anak atau benda yang sesuai untuk menyatakan hubungan dengan kata ini. Sehingga kata ini lebih baik dihilangkan. Dalam hal ini penulisannya Hal tersebut yang mendasari penulis dalam menyusun tugas akhir pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan gizi pada balita. Ketiga, kesalahan penanda kohesi kata atau frase transisi, berupa dan, juga, yang, baik... dan, tidak lagi... NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 692

melainkan, yang, jika, antara lain adalah, ikut, selama ini,sampai dengan saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi, sedangkan, meskipun, berkaitan pula, sejak, seperti, namun, disebabkan karena, padahal, tetapi, daripada, bila, dari, menyebutkan, kemudian, antara, dan, baik itu... dan juga, kembali, sebenarnya,namun dari... melainkan, sebagai, dan, menyangkut, sebenarnya, apabila... berarti, mungkin, adalah, oleh, apabila...justru, diperlukan, kemudian, atau dan, oleh, sementara, tidak semata-mata, dari, sehingga, yang sudah, agar mampu, meski... sekalipun, semakin meningkat pula, yang, khususnya..., apabila...berarti, sebagai, jika...berarti, yang, maupun,sebagai, selanjutnya, apabila...maka, baik...sampai, dari, adalah...ternyata,hingga, sampaisampai, kalau, yang, dari, sudah barang tentu. Sebagai contoh dalam kutipan Perubahan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik kualitas dalam materi pelajaran, pendidik dan peserta didik. Penanda ini kurang tepat penggunaannya jika yang dimaksudkan untuk menyatakan perbandingan. Oleh karena itu lebih baik digandengkan dengan yang lain, yakni maupun. Sehingga penulisannya menjadi Perubahan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik kualitas dalam materi pelajaran, pendidik maupun peserta didik. Pembahasan tentang kesalahan penggunaan penanda kohesi yang terdapat pada latar belakang skripsi mahasiswa nonbahasa Universitas Madura Pamekasan meliputi: (1) kesalahan penggunaan penanda kohesi pengulangan (repetisi), (2) kesalahan penggunaan penanda kohesi penggantian (substitusi), dan (3) kesalahan penggunaan penanda kohesi kata atau frase transisi (konjungsi). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing. Kesalahan Penggunaan Penanda Kohesi Pengulangan Penanda kohesi pengulangan (repetisi) dapat berupa pengulangan bentuk dasar utuh, sebagian, dan sinonim (Rani, 2007:25). Berdasarkan pada hasil temuan penelitian, hanya terdapat sebuah pengulangan sebagian, yaitu gerakan KB nasional dalam SAdm1 (P4;K1). Bentuk ini merupakan pengulangan dari bentuk dalam paragraf sebelumnya yaitu program KB nasional. Bentuk kesalahan seperti ini dapat terjadi dikarenakan misalnya penulis skripsi cenderung menyamakan antara kata gerakan dan program yang dalam hal ini jelas keduanya berbeda. Ada kemungkinan bahwa penguasaan kosa kata yang dimiliki penulis skripsi masih terbatas. Kesalahan Penggunaan Penanda Kohesi Penggantian Penanda kohesi penggantian biasanya berupa kata ganti (orang dan milik) dan kata tunjuk (Rani, 2007:26). Berdasarkan pada temuan penelitian terdapat beberapa kesalahan penanda kohesi kedua bentuk ini. Pertama, kesalahan penanda kohesi kata ganti (orang dan milik) misalnya kita dalam SMat1 (P1;K1). Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara, namun dalam hal ini penulis tidak menjelaskan siapa yang diajak bicara. Sehingga kata ini tidak jelas rujukannya. Menurut hemat peneliti NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 693

bahwa bentuk kata ganti pertama jamak ini ditunjukan untuk guru. Adapun kata ganti milik orang ketiga misalnya -nya dalam SHuk (P1;K1) terjadi karena penulis tidak cermat bahwa sebelum kata ini digunakan terdapat beberapa pihak yang berkaitan yakni masyarakat, perorangan, atau badan usaha. Sehingga yang digunakan seharusnya berbentuk jamak dan tidak berbentuk tunggal. Kesalahan-kesalahan semacam ini dapat juga ditemukan dalam SAdm2 (P1;K1), SMan1 (P2;K2), SSip1 (P2;K2). Kedua, kesalahan penanda kohesi penggantian berupa kata tunjuk misalnya, kata pembelajaran tersebut dalam SMat2 (P2;K2). Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan hal yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, peneliti tidak menemukan hal yang dapat dijadikan rujukan pada sebuah proses pembelajaran atau jenis pembelajaran dalam kalimat atau paragraf sebelumnya. Kesalahan semacam ini dapat juga ditemukan dalam SAdm1 (P5;K1), SAdm2 (P1;K1), SHuk2 (P1;K1), dan sebagainya. Kesalahan Penggunaan Penanda Kohesi Kata atau Frase Transisi Menurut Rani (2007:26-32), penanda kohesi yang berupa kata atau frase transisi ini dapat dikelompokkan menjadi bentuk tambahan (aditif), pertentangan (kontras), perbandingan (komparatif), sebab-akibat (efek), waktu (kronologis), ringkasan dan simpulan, urutan proses dan rincian, misalan atau contoh, dan keraguraguan (dubitatif). Berdasarkan temuan penelitian, pertama, kesalahan berupa tambahan (aditif) ini misalnya dan dalam SMat1 (P1;K1). Kata dan biasanya digunakan untuk penghubung satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara. Namun dalam kalimatnya penanda ini tidak tepat karena antara klausa pertama dan kedua tidak setara. Kesalahan seperti ini dapat juga ditemukan dalam SAdm1 (P7;K1), SAdm 2 (P6;K3), SMan1 (P1;K1) adan sebagainya. Kedua, kesalahan penanda kohesi kata atau frase yang berupa pertentangan misalnya tetapi dalam SAdm2 (P3;K1). Kata tetapi biasanya digunakan untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras. Namun, penanda ini penggunaannya tidak tepat karena tidak ada rujukan atau hal yang dapat dihubungkan secara pertentangan dengan penanda ini baik dalam kalimat maupun paragraf sebelumnya. Kesalahan seperti ini biasanya dapat juga ditemukan dalam SMan1 (P1;K1), SAdm1 (P6;K2). Ketiga, kesalahan penanda kohesi kata atau frase berupa perbandingan (komparatif) misalnya daripada dalam SAdm2 (P4;K3). Penanda daripada biasanya digunakan untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain. Namun, kesalahan yang terjadi dalam kalimatnya ialah ternyata peneliti tidak menemukan hal-hal yang diperbandingkan baik dalam kalimat maupun paragraf sebelumnya. Keempat, kesalahan penanda kohesi kata atau frase berupa efek (sebab-akibat) misalnya disebabkan karena dalam SAdm2 ( P2;K3). Penanda ini tidak tepat karena antara kata disebabkan dan karena memiliki arti yang sama. Adapun dalam penulisannya tidak boleh dituliskan secara bersama karena NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 694

akan akan merusak struktur kalimat dan terjadi pemborosan kata. Selain penggunaan kata atau frase di atas, kesalahan penggunaan penanda kohesi yang berupa bentuk persyaratan juga sering ditemukan. Misalnya apabila...berarti dalam SMan1 (P3;K3). Bentuk frase ini tidak tepat karena kedua kata ini memiliki makna yang tidak cocok untuk dipadukan. Ketidakcocokannya adalah kata apabila berarti jika atau kalau, sedangkan berarti dapat dipahami sebagai sama halnya atau mengandung maksud. Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti dapat mendeskripsikankan secara umum bahwa kesalahan bentuk-bentuk penanda kohesi dalam skripsi mahasiswa nonbahasa Universitas Madura Pamekasan dapat berupa dalam kalimat (intrakalimat), antarkalimat, korelatif (bentuk frase), preposisi, maupun pengacuan. Pertama, kesalahan yang berupa intrakalimat seperti: hingga, sejak, jika, dan sebagainya. Kedua, kesalahan berupa antarkalimat seperti: selanjutnya, selain itu, kemudian, dan sebagainya. Ketiga, kesalahan yang berupa korelatif seperti: bukan hanya...melainkan juga, demikian...sehingga, dan sebagainya. Keempat, kesalahan penanda kohesi berupa preposisi seperti: pada, di tengah, di samping, oleh, sampai, dan sebagainya. Kelima, kesalahan penanda kohesi berupa teknik pengacuan seperti: itu, begitu, tersebut, -nya, dan sebagainya. Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan data penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut. (1) Kesalahan penanda kohesi pengulangan (repetisi) terjadi karena pemilihan kosa kata yang tidak tepat dalam merangkai penanda kohesi dan jenis pengulangan yang salah. (2) Kesalahan penanda kohesi penggantian (substitusi) terjadi karena penulis skripsi kurang teliti dan kurang cermat dalam memahami penggunaan penanda kohesi berupa kata ganti ataupun kata tunjuk. (3) Kesalahan penanda kohesi kata atau frase (konjungsi) sebagian besar terjadi karena pengaruh bahasa percakapan sehingga banyak kata/frase yang tidak tepat penggunaannya sehingga menjadikan kosa kata tidak baku dalam karya ilmiah (skripsi) dan juga disebabkan penulis tidak cermat dalam merangkai frase-frasenya dan cenderung tidak memperhatikan makna dan fungsi kata/frase yang digunakan. Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran bagi beberapa pihak yang berkaitan langsung dengan hasil penelitian ini, yakni (1) Pihak peserta didik, hendaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi karya ilmiah, para peserta didik lebih menekankan penulisannya baik kalimat, paragraf maupun bentuk keseluruhan sesuai dengan tata penulisan karya ilmiah yang benar. (2) Pihak pendidik, hendaknya pendidik (dosen pembimbing) memberikan perhatian besar tentang pengetahuan tentang menulis karya ilmiah baik kalimat, paragraf maupun keseluruhannya agar dapat mematuhi kaidah-kaidah penulisan bahasa secara baik dan benar. (3) Pihak mahasiswa, hendaknya mahasiswa lebih memahami konsep-konsep dasar kebahasaan secara ilmiah sebelum membuat sebuah karya tulis ilmiah seperti skripsi.(4) Pihak lembaga, NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 695

hendaknya pihak-pihak yang berwenang di tiap lembaga (jurusan/program studi) memberikan pedoman yang baku dan tegas agar penulisan karya ilmiah menjadi lebih baik dan berkualitas. DAFTAR RUJUKAN Andriani, Durri, dkk.. 2011. Materi Pokok Metodologi Penelitian 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Busri, Hasan. 2007. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah; Bahan Pengayaan untk Matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: Universitas Islam Malang. Djajasudarma. 2006. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia. Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah. Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Panduan Administrasi Akademik. 2012. Universitas Madura Pamekasan. Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Rani, Abdul. 2007. Menulis Paragraf. Surabaya: Bimantara Aluuguda Sejahtera. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Artikel, Makalah, dan Skripsi). Pamekasan: STAIN Pamekasan. NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 696