PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Siklus ke I dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

KEGIATAN MENGGUNTING DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 2 MEDAN T.P 2013/2014

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PADA PAUD ANAK INDONESIA OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program Studi PG PAUD OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

NAMA : ELNI NIM : :

Transkripsi:

1 PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA Rafni Basri Abstrak Perkembangan motorik halus anak kelompok B2 di Taman kanak-kanak Harapan Bunda masih rendah, Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motorik halus anak. Subjek penelitian adalah anak kelompok B2 Taman kanak-kanak Harapan Bunda yang berjumlah 14 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa terjadinya peningkatan pengembangan motorik halus anak melalui menarik garis dalam pola. Kata kunci : Motorik halus; menarik garis dalam pola. Pendahuluan Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Anak umur 4-6 merupakan bagian dari anak usia dini. Anak di usia ini berada pada jalur pendidikan formal. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Th 2003 BAB VI pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk TK, Roudhatul Athfal (R.A) atau bentuk lain yang sederajat. Taman kanak-kanak adalah lembaga pendidikan formal pertama setelah lingkungan keluarga. Program pembelajaran di Taman kanak-kanak meliputi dua bidang pengembangan yaitu pembiasaan dan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembiasaan di berikan dalam rangka pembentukan prilaku. Pembentukan prilaku ini merupakan kegiatan yang dilakukan terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di Taman kanak-kanak, sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan melalui pembiasaan serta pembelajaran tersebut meliputi moral dan nilai-nilai agama, emosi atau perasaan, kemampuan bersosialisasi dan disiplin dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri. Bidang kemampun dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan

2 kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni. Kemampuan dasar yang di ambil dalam pembahasan ini adalah kemampuan dasar fisik. Fisik terbagi 2 yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan semua anggota tubuh yang banyak mengeluarkan tenaga seperti melompat, berlari, merangkak, berjalan cepat, berjinjit, berjalan dipapan titian. Motorik halus adalah gerakan yang dilakukan sebagian anggota tubuh (jemari tangan) yang mengeluarkan sedikit tenaga seperti: meremas, menulis, dll. Sesuai dengan pendapat Sujiono (2008: 1.14 ) mengatakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Didalam penelitian ini yang diambil adalah motorik halus. Karena kegiatan motorik halus sangat penting di kembangkan di Taman kanak-kanak sebab motorik halus bertujuan untuk melatih koordinasi mata anak, melatih kelenturan jari jemari tangan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Namun kenyataannya berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di Taman kanak-kanak Harapan Bunda, kelas B2 tahun ajaran 2011/2012, peneliti menemui berbagai fenomena. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ditemukan perkembangan motorik halus anak masih rendah, hal ini terlihat saat melaksanakan kegiatan menggambar dengan pensil, dimana masih banyak terlihat anak yang cara memegang pensil masih kaku dan bahkan mereka belum mampu menggerakkan jari jemarinya secara terkontrol. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan tidak bervariasi, media yang digunakan kurang menarik hanya menggunakan pensil biasa, kemampuan guru menciptakan kegiatan motorik halus masih kurang. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Menarik Garis Dalam Pola di Taman kanak-kanak Harapan Bunda, yang sangat dibutuhkan anak untuk kelenturan jari jemari tangan dan pergelangan sehingga motorik halus anak akan berkembang dengan maksimal. Menurut Fajri dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 309) mengatakan menarik garis dalam pola adalah kegiatan membuat bermacam garis dalam sebuah bentuk gambar yang telah disediakan. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menarik garis dalam pola dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

3 Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui menarik garis dalam pola di Taman kanak-kanak Harapan Bunda. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah bagi anak dapat meningkatkan motorik halus anak, bagi guru dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang upaya peningkatan motorik halus anak, bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar serta bagi masyarakat dapat memberikan pemahaman dalam mengembangakan motorik halus anak. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya. Subjek penelitian ini adalah murid kelompok B2, Taman kanak-kanak Harapan Bunda dengan jumlah 14 orang, 8 perempuan dan 6 laki-laki dengan rata-rata usia 5 tahun. Adapun waktu penelitian diadakan pada semester II (genap) tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi dengan teman sama mengajar yaitu ibu Dewi Putri Gani yang membantu dalam penelitian ini. Prosedur penelitian akan dilaksanakan secara bersiklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil refleksi siklus I sangat menetukan apakah di lanjutkan ke siklus II. Siklus I akan dilakukan selama tiga kali pertemuan dan siklus II, tiga kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang utama yang ada pada setiap siklus yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi menurut Arikunto (2011:17). Yang dapat dilihat dalam uraian berikut: Perencanaan adalah langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan proses pembelajaran seperti merancang rencana kegiatan harian, menyiapkan media dan alat pembelajaran, serta menyiapkan instrument penelitian. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 bagian utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pengamatan dilakukan secara bersamaan saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan hasil yang di capai ketika anak melakukan kegiatan. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data selama penelitian berlangsung.

4 Refleksi merupakan upaya yang terjadi dan apa hasil yang telah di capai setelah melakukan penelitian. Apakah penelitian ini perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya. Hasil Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dilakukan 3 kali pertemuan dan siklus II cuma 2 kali pertemuan. Tindakan siklus I dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum melakukan tindakan peneliti melihat dan mengamati kondisi awal terlebih dahulu pada hari Selasa tanggal 03 April 2012. Hasil observasi perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar pada kondisi awal (sebelum tindakan). Aspek 1 yaitu anak dapat menggambar dengan pensil, yang memperoleh nilai sangat tinggi 2 orang dengan persentase 14%, anak yang memperoleh nilai tinggi 2 orang dengan persentase 14% dan anak yang memperoleh nilai rendah 10 orang dengan persentase 71%. Aspek 2 yaitu anak dapat mewarnai gambar, anak yang memperoleh nilai sangat tinggi 2 orang dengan persentase 14%, anak yang nilai tinggi 3 orang persentase 21% dan anak nilai rendah 9 orang persentase 64%. Aspek 3 yaitu anak dapat mewarnai gambar dengan rapi dan teratur, anak nilai sangat tinggi 1 orang persentase 7%, anak nilai tinggi 3 orang persentase 21% dan anak yang rendah 10 orang persentase 71%. Aspek 3 yaitu anak dapat mewarnai gambar dengan rapi dan teratur. Nilai sangat tinggi 1 orang persentase 7% dengan keterangan bisa mewarnai gambar dengan rapi, dengan tata warna yang indah. Nilai tinggi 3 orang persentase 21% dengan keterangan bisa mewarnai gambar dengan rapi tapi perlu bantuan. Nilai rendah ada 10 orang persentase 71% dengan keterangan mewarnai gambar sudah bisa tapi belum rapi asal diwarnai saja. Siklus I dilakukan 3 kali pertemuan, pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 05 April 2012, pertemuan II hari Senin tanggal 09 April 2012, pertemuan III hari Kamis tanggal 12 April 2012. Hasil observasi pada siklus I pertemuan I: Aspek 1, anak dapat menjiplak pola gambar, anak sangat tinggi 3 orang persentase 21% bisa menciplak pola gambar dengan rapi, anak tinggi 4 persentase 29% bisa menjiplak pola gambar tapi belum rapi dan anak yang rendah 7 orang persentase 50%. Aspek 2, anak dapat meniru membuat garis tegak, anak sangat tinggi 3 orang persentase 21%, sudah bisa meniru membuat garis tegak. Anak tinggi 5 orang persentase 36% sudah bisa membuat garis tegak tapi masih dibimbing dan anak yang rendah 6 orang dengan persentase 43% belum bisa membuat garis tegak. Aspek 3, anak dapat meniru

5 membuat garis datar, anak sangat tinggi 3 orang persentase 21% sudah bisa meniru membuat garis datar sendiri, anak tinggi 5 orang persentase 36% bisa membuat garis datar tapi masih dibimbing dan anak yang rendah 6 orang dengan persentase 43% belum bisa membuat garis datar. Aspek 4, anak dapat meniru garis miring, anak sangat tinggi 2 orang persentase 14% sudah bisa membuat garis miring tanpa dibimbing, anak tinggi 5 orang persentase 36% bisa membuat garis miring tapi masih dibimbing dan anak rendah 7 orang persentase 50% belum bisa membuat garis miring. Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan Senin 09 April 2012 dengan tema tanaman dan sub tema buah-buahan. Hasil observasi adalah aspek 1, anak dapat menjiplak pola gambar, anak sangat tinggi 5 orang persentase 36% bisa menciplak pola gambar dengan rapi, anak tinggi 5 orang persentase 36% bisa menjiplak pola gambar tapi belum rapi dan anak rendah 5 orang persentase 36% perlu bimbingan dalam menjiplak pola gambar. Aspek 2, anak dapat meniru membuat garis tegak, anak sangat tinggi 5 orangpersentase 36%, sudah bisa meniru membuat garis tegak. Anak tinggi 5 orang persentase 36% sudah bisa membuat garis tegak tapi masih dibimbing dan anak yang rendah 4 orang dengan persentase 29% belum bisa membuat garis tegak. Aspek 3, anak dapat meniru membuat garis datar, anak sangat tinggi 4 orang persentase 29% sudah bisa meniru membuat garis datar sendiri, sudah mandiri, anak tinggi 6 orang persentase 43% bisa membuat garis datar tapi masih dibimbing dan anak rendah 4 orang persentase 29% belum bisa membuat garis datar. Aspek 4, anak dapat meniru membuat garis miring, anak sangat tinggi 3 orang persentase 21% sudah bisa membuat garis miring sendiri tanpa dibimbing, anak tinggi persentase 4 orang bisa membuat garis miring tapi masih dibimbing dan anak rendah 5 orang persentase 36% belum bisa membuat garis miring. Pertemuan III siklus I dilaksanakan Kamis 12 April 2012, tema binatang dan sub tema binatang air. Hasil observasi adalah aspek 1, anak dapat menjiplak pola gambar, anak sangat tinggi 7 orang persentase 50% bisa menciplak pola gambar dengan rapi, anak tinggi 3 orang persentase 21% bisa menjiplak pola gambar tapi belum rapi dan anak rendah 4 orang persentase 29% perlu bimbingan dalam menjiplak pola gambar. Aspek 2, anak dapat meniru membuat garis tegak, sangat tinggi 8 orang persentase 57% sudah bisa meniru membuat garis tegak. Anak tinggi 4 orang persentase 29% sudah bisa membuat garis tegak tapi masih dibimbing dan anak rendah 2 orang persentase 14%

6 belum bisa membuat garis tegak. Aspek ke 3, anak dapat meniru membuat garis datar, anak sangat tinggi 6 orang persentase 43% sudah bisa meniru membuat garis datar sendiri, anak tinggi 3 orang persentse 21% bisa membuat garis datar tapi masih dibimbing dan anak rendah 5 orang dengan persentase 36% belum bisa membuat garis datar. Aspek 4, anak dapat meniru membuat garis miring, anak sangat tinggi 6 orang persentase 43% sudah bisa membuat garis miring sendiri, anak tinggi 4 orang persentase 29% bisa membuat garis miring tapi masih dibimbing dan anak rendah 4 orang persentase 29% belum bisa membuat garis miring. Pada siklus II dilakukan 3 kali pertemuan, pertemuan I dilaksanakan selasa t 17 April 2012, pertemuan II hari senin 23 April 2012, pertemuan III tidak terlaksana. Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan dengan tema binatang sub tema jenis-jenis binatang. Hasil observasi : Aspek 1, anak dapat menjiplak pola gambar, anak sangat tinggi 9 orang persentase 64% bisa menciplak pola gambar dengan rapi, anak tinggi 1 orang persentase 7% anak bisa menjiplak pola gambar tapi belum rapi, dan anak rendah 4 orang persentase 29% perlu bimbingan dalam menjiplak pola gambar. Aspek 2, anak dapat meniru membuat garis tegak, anak sangat tinggi 11 orang persentase 7% bisa meniru membuat garis tegak sendiri, sudah mandiri. Anak tinggi 2 orang persentase 14% anak bisa meniru membuat garis tegak tapi perlu bantuan guru sedangkan anak rendah 1 orang persentase 7% belum bisa meniru membuat garis tegak. Aspek 3, anak dapat meniru membuat garis datar, anak sangat tinggi 9 orang persentase 64% bisa meniru membuat garis datar sendiri. Nilai anak tinggi 2 orang persentse 14% bisa meniru membuat garis datar tapi perlu bantuan. Nilai anak rendah 3 orang persentase 21%. belum bisa membuat garis datar. Aspek 4, anak dapat meniru membuat garis miring, anak sangat tinggi 8 orang persentase 57%, bisa meniru membuat garis miring sendiri. Anak tinggi 2 orang persentase 14% bisa meniru membuat garis miring tapi perlu bantuan. Nilai anak rendah 4 orang persentase 29% belum bisa membuat garis miring. Pertemuan II siklus II, hasil observasi aspek 1 anak dapat menjiplak pola gambar, anak sangat tinggi 11 orang persentase 79% bisa menciplak pola gambar dengan rapi, anak tinggi 2 orang persentase 14% bisa menjiplak pola gambar tapi belum rapi dan anak rendah 1 orang persentase 7%. Aspek 2, anak dapat meniru membuat garis tegak, anak sangat tinggi 12 orang persentase 86%, sudah bisa meniru membuat garis tegak. Anak tinggi 1 orang persentase 7% sudah bisa membuat garis tegak tapi masih dibimbing dan anak rendah 1 orang persentase 7% belum bisa membuat garis tegak.

7 Aspek 3, anak dapat meniru membuat garis datar, anak sangat tinggi 10 orang persentase 71% sudah bisa meniru membuat garis datar, anak tinggi 2 orang persentase 14% bisa membuat garis datar tapi masih dibimbing dan anak rendah 2 orang persentase 14% belum bisa membuat garis datar. Aspek 4, anak dapat meniru membuat garis miring, anak sangat tinggi 10 orang persentase 71% sudah bisa membuat garis miring sendiri tanpa dibimbing, anak tinggi 2 orang persentase 14% bisa membuat garis miring tapi masih dibimbing dan anak rendah 2 orang persentase 14% belum bisa membuat garis miring. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui menarik garis dalam pola di Taman Kanakkanak Harapan Bunda terjadi peningkatan, yaitu pada siklus I yang mendapat nilai sangat tinggi 48% ditambah kategori tinggi 25% menjadi persentasenya 73%, meningkat pada siklus II yaitu sangat tinggi persentase 77% ditambah kategori tinggi 12% menjadi 89%, kategori rendah dari 27% menurun menjadi 11%. Dengan melihat hasil dari siklus II maka Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan 75% sudah tercapai, maka penelitian ini cukup sampai pada siklus II pertemuan kedua sedangkan pertemuan ketiga tidak peneliti laksanakan lagi. Pada siklus II pertemuan I hasil rata-rata persentase sudah mencapai KKM yang ditetapkan tetapi peneliti tetap melanjutkan pada pertemuan kedua karena aspek I dan aspek 4 belum mencapai KKM 75%. Hasil rata-rata siklus II pertemuan kedua masih ada anak kategori rendah : aspek 1 yaitu anak dapat menjiplak pola gambar, ada 1 orang dengan persentase 7%. Anak ini tidak bisa menjiplak pola karena dalam memegang pola gambar tidak kuat sehingga pola bergeser-geser. Aspek kedua yaitu anak dapat meniru membuat garis tegak ada 1 orang persentasenya 7%. Anak ini tidak bisa membuat garis tegak karena cara memegang pensilnya masih kaku. Aspek ketiga yaitu anak dapat meniru membuat garis datar ada 2 orang persentasenya 14% anak ini cara memegang pensil dan menggerakkan secara terkontrol belum bisa dan aspek ke empat yaiu anak dapat meniru membuat garis miring ada 2 orang persentasenya 14% anak ini setiap membuat garis miring selalu menjadi garis lengkung. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengembangkan motorik halus anak melalui menarik garis dalam pola di Taman kanak-kanak Harapan Bunda, adapun pembahasan guna untuk menjelaskan dan memperdalam kajian dalam penelitian ini.

8 Setelah melihat kondisi awal tentang motorik halus anak peneliti melakukan tindakan untuk meningkatkan motorik halus anak di Taman kanak-kanak Harapan Bunda melalui menarik garis dalam pola. Berdasarkan analisa terhadap aspek yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengembangan motorik halus anak dapat memenuhi pencapaian yang optimal yang telah ditetapkan sesuai dengan KKM yaitu 75%, maka penelitian sudah cukup memadai sampai siklus II pada pertemuan ke dua dan pertemuan ke tiga tidak dilaksanakan lagi. Pada siklus II pertemuan pertama hasil rata-rata persentase sudah mencapai KKM 75% yang ditetapkan tetapi peneliti tidak menghentikan pada pertemuan ini karena aspek I yaitu anak dapat menjiplak pola gambar belum mencapai KKM 75% dan aspek ke empat yaitu anak dapat meniru membuat garis miring juga belum mencapai KKM 75% maka penelitian ini dilanjutkan pada pertemuan kedua siklus II. Hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II terlihat peningkatan yang sangat baik, dimana tingkatan penilaian siklus I dan siklus II dapat dijabarkan keberhasilannya sebagai berikut: menjiplak pola gambar pada kegiatan menarik garis dalam pola terjadi peningkatan yaitu pada siklus I dengan persentase 50% meningkat pada siklus II menjadi 79%. Meniru membuat garis tegak dalam kegiatan menarik garis dalam pola pada siklus I dengan persentase 57% meningkat pada siklus II menjadi 86%. Meniru membuat garis datar dalam kegiatan menarik garis dalam pola pada siklus I dengan persentase 43% meningkat pada siklus II menjadi 71%. Meniru membuat garis miring dalam kegiatan menarik garis dalam pola pada siklus I dengan persentase 43% meningkat pada siklus II menjadi 71%. Berdasarkan keterangan diatas terjadinya peningkatan perkembangan motorik halus anak pada siklus I dan siklus II, hal ini disebabkan karena guru memberikan pembelajaran melalui kegiatan yang menarik, media yang bervariasi dan guru memberikan motivasi. Menurut Heinich dkk (dalam Eliyawati, 2005:104) bahwa media merupakan saluran komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerimaan pesan (areceiver) Sardiman (2011:75). Dalam kegiatan belajar, motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Peningkatan perkembangan motorik halus anak di Taman kanak-kanak Harapan Bunda melalui menarik garis dalam pola terjadi peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

9 Pada Siklus II dilaksanakan hanya dua kali pertemuan karena pada pertemuan kedua ini sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75%. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat peneliti simpulkan: Perkembangan motorik halus anak di Taman kanak-kanak Harapan Bunda masih rendah, terutama dalam memegang pensil masih kaku dan mereka belum mampu menggerakkan jari jemarinya secara terkontrol. Kegiatan menarik garis dalam pola sebagai salah satu kegiatan yang menarik bagi anak dan dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak di Taman kanak-kanak Harapan Bunda. Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan yaitu dari siklus I pada pertemuan satu, pertemuan dua, dan pertemuan ketiga telah terjadi peningkatan perkembangan motorik halus anak namun belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75% kemudian dilanjutkan ke siklus II. Siklus II hanya terlaksana dua kali pertemuan yaitu pertemuan satu dan pertemuan dua, karena telah terjadi peningkatan perkembangan motorik halus anak dan sudah mencapai KKM yang ditetapkan, jadi pertemuan ketiga tidak dilaksanakan lagi. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan menarik garis dalam pola dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak kelompok B2 Taman kanak-kanak Harapan Bunda, terutama dalam melakukan kegiatan menarik garis tegak, datar, dan miring. Peningkatan perkembangan motorik halus anak dapat dilihat pada setiap aspek yang nilai serta persentase jumlah anak. Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang ingin peneliti uraikan sebagai berikut: Sebaiknya guru lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran agar pembelajaran lebih kondusif, menarik perhatian dan minat anak. Hendaknya guru mampu menggunakan berbagai macam metode dalam memberikan kegiatan pembelajaran, dengan begitu anak tidak akan merasa jenuh dalam belajar serta tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Pihak sekolah hendaknya menyediakan media dan alat-alat untuk mengembangkan motorik halus anak. Bagi peneliti yang lain diharapkan dapat mengembangkan motorik halus melalui metode dan media pembelajaran yang lain. Bagi pembaca diharapkan dapat menggunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan guna menambah wawasan. Daftar Rujukan

10 Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan Dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Fajri, Emzul. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Difa Publisher. Sujiono, Bambang. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers