Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN Struktur Organisasi Kecamatan Berastagi Berdasarkan PP. 41 tahun 2007 CAMAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKCAM

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, hal ini terlihat dimanifestasikan melalui

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

Faktor Penentu Kemenangan OK Arya Zulkarnain di Kecamatan Limapuluh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

Strategi Pemenangan Ir. Mangindar Simbolon dan Ir. Mangadap Sinaga dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Samosir Tahun

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

Dermawan Zebua DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia memuat perubahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

POLITICAL MARKETING PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2009 DI SUMUT. Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat SKRIPSI

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT 1 (Studi di Kabupaten Bolaang Monggondow Utara)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. 1 Firmanzah, Marketing Politik, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2007, Hal 3.

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Profil Kabupaten Karo Medan April 2012.

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

BAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Maraknya pesta demokrasi di kota Bandung dalam Pemilihan Walikota

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB II LANDASAN TEORI

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PILKADA KOTA PADANG PADA TAHUN Abstrak

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

ETNISITAS DAN PERILAKU PEMILIH

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

Transkripsi:

Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010 NEHEMIA SYALOOM GINTING Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: syaloomnehemia@yahoo.com Diterima tanggal 12 November 2012/Disetujui tanggal 12 Januari 2013 This study is a study of the application of political marketing in the elections at Karo Regency in 2010. The focus is to discuss what is the basic of the success of political marketing strategy that undertaken by the campaign team of Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana in the elections at Karo Regency in 2010. The findings of this study, among others, there are two things on which the success of the political strategy adopted by the campaign team of Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana. Among other things: first, the campaign team of Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana strengthening the base of political marketing to areas where the majority of voters are traditionally the rural areas, and second, campaign team Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana highlight ethnicity as a key issue to attract support from the community. The method used is descriptivequalitative method that is intended to describe an event in more detail. Key Words: marketing politics, voting behavior, the issue of ethnicity. Pendahuluan Persoalan atau permasalahan politik sesungguhnya dapat dilihat dan dikaji dari berbagai macam pendekatan. Permasalahan politik dapat dipelajari dari kekuasaan, pemikiran politik, pendidikan politik, partisipasi politik, budaya politik, konstitusi, dan marketing politik. Pendekatan marketing politik dipilih berdasarkan kemajuan pesat demokrasi yang ada di Indonesia. Setiap harinya masyarakat atau warga negara hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek dan kegiatan politik baik secara langsung ikut didalam kegiatan politik maupun hanya menjadi penikmat, pendengar, atau menyaksikan secara tidak langsung seluruh 1 kegiatan politik melalui media yang ada di sekitar mereka. Interaksi yang terjadi antara pemerintah dan warga negara tersebut akan memunculkan variasi pandangan, penilaian, dan opini dari warga negara terhadap pemerintah mereka, pandangan-pandangan tersebut akan menjadi ukuran kepuasan warga negara terhadap pemerintahnya. Marketing yang merupakan sebuah kajian dalam dunia bisnis diasumsikan berguna bagi institusi politik. Sebagai mana diketahui ilmu marketing adalah sebuah disiplin yang menghubungkan produsen dengan konsumen, sehingga jelas dalam hal ini dapat dilihat bagaimana di dalam marketing hubungan

yang terjadi tidak hanya satu arah, namun merupakan hubungan dua sekaligus dan bersifat simultan. Pada bagian ini pihak produsen bukan hanya memperkenalkan barang atau jasa kepada konsumen, namun produsen juga melakukan berbagai usaha untuk mempengaruhi konsumen sekaligus berusaha mengungguli para pesaing lain yang pada saat bersamaan juga melakukan usahausaha agar produk mereka dapat dibeli oleh pihak konsumen. Demikian juga halnya dalam penerapannya dalam ilmu politik yakni bagaimana institusi politik membawa produk politik kepada konstituen dan masyarakat secara luas. 1 Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Langsung atau sering disebut Pilkada Langsung merupakan suatu kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran politik terhadap masyarakat dapat terwujud, sehingga daya kritis masyarakat dalam berpolitik meningkat. Pilkada langsung pada dasarnya adalah mekanisme demokratis dalam rangka rekrutmen pemimpin di daerah, dimana rakyat diberikan hak dan kebebasan sepenuhnya untuk menentukan calon kepala daerah yang dianggap mampu menyuarakan aspirasinya. Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung ini didasarkan pada landasan hukum yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan petunjuk pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah. 2 1 Firmanzah, Marketing Politik, (Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2007), Hal 140-141. 2 UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan hasil revisi UU No. 22/1992 yang secara final diputuskan Dewan Perwakilan Rakyat 2 Pelaksanaan Pilkada telah membawa beberapa harapan baru masyarakat untuk pengembangan demokrasi di tingkat lokal. Diantaranya adalah : pertama, secara empirik, Pilkada langsung memiliki nilai strategis dalam rangka mengurangi kelemahan yang menjadi ciri perpolitikan lokal saat ini. Misalnya arogansi lembaga legislatif yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya representasi rakyat, legitimasi akuntanbilitas publik tidak lagi ditentukan oleh DPRD, tetapi oleh rakyat yang memilihnya dan legitimasi kepala daerah semakin kuat. Kedua, Pilkada juga dapat dijadikan sebagai ruang pengelolaan kedaulatan rakyat di samping sebagai instrumen untuk mendorong mekanisme demokrasi bekerja di tingkat lokal. Kini tidak mudah lagi bagi pemerintahan pusat untuk terlibat dalam penentuan kepala daerah karena rakyat yang akan menentukan langsung pemimpinnya. Dengan adanya Pilkada, percaturan di arena politik lokal lebih banyak diwarnai permainan dari masing-masing stakeholder yang ada sehingga iramanya lebih kompetitif dan dinamis. Hal ini kemudian menyebabkan aktor-aktor politik yang bermain akan semakin dekat dengan rakyat. Ketiga, Pilkada juga dapat dijadikan alat untuk memperkuat institusi politik lokal. Saat ini baik Kepala Daerah maupun DPRD memiliki basis politik yang kuat, karena mereka memperoleh legitimasi langsung dari rakyat. Dan keempat, Pilkada dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk membentuk wadah integritas bersama dalam membangun daerah. Pilkada dapat dijadikan sebagai sebuah konsensus bersama antara calon kepala daerah dan masyarakat untuk (DPR) dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 September 2004.

memperbaiki ketimpangan dan masalahmasalah yang menghambat kemajuan daerah. 3 Penerapan marketing politik dalam pemilihan kepala daerah sangat membantu para kandidat untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Pada saat inilah para kandidat berkesempatan memperkenalkan produk politik mereka kepada masyarakat. Produk politik mereka dapat berupa atribut kandidat, latar belakang kandidat, partai politik, program kerja, ideologi, dan lain sebagainya yang tentu bertujuan untuk menarik dukungan dari masyarakat. Pemilihan kepala daerah di kabupaten Karo pada Oktober 2010 yang diikuti oleh sepuluh pasang calon mengeluarkan hasil yang menunjukkan bahwa pasangan Siti Aminah Br. Peranginangin Sumihar Sagala menduduki peringkat teratas dalam perolehan suara yakni 19,49% suara yang disusul oleh Brahmana pada peringkat kedua dengan perolehan 16,01% suara demikian seterusnya oleh pasangan lainnya. Dari hasil diatas maka dapat dilihat pasangan Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana ada pada urutan kedua dibawah pasangan Siti Aminah Br. Peranginangin - Sumihar Sagala yang merupakan pasangan calon yang memiliki perolehan suara tertinggi pada Pilkada tersebut. Namun dari hasil tersebut tidak ada calon yang memperoleh suara mayoritas absolut atau perolehan suara yang mencapai 30%, sehingga pada Desember 2010 dilakukan Pilkada putaran kedua yang diikuti oleh kedua pasangan calon tersebut. Sebagai hasil dari Pilkada putaran kedua tersebut pasangan Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana berhasil mengungguli 3 Syamsul Hadi Thubany, Pilkada Bima 2005: Era Baru Demokratisasi Lokal Indonesia, (Tuban : Bina Swagiri, 2005), Hal. 6-7. 3 pasangan Siti Aminah Br. Peranginangin - Sumihar Sagala. Pasangan Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana berhasil mengungguli pasangan Siti Aminah Br. Peranginangin - Sumihar Sagala di 14 kecamatan dari 17 kecamatan di Tanah Karo. Dari jumlah perolehan suara secara keseluruhan maka pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana unggul dengan perolehan 61,9 % suara, sedangkan pasangan Siti Aminah Br Peranginangin - Sumihar Sagala 38,1 % suara. Hal ini tentu menggambarkan bagaimana tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana berhasil menerapkan strategi marketing politik dan secara otomatis mengantarkan pasangan kandidat yang mereka usung menjadi pemenang pada pilkada tersebut. Studi ini membahas apa yang menjadi dasar keberhasilan strategi marketing politik yang dilakukan tim pemenangan Kena Ukur Surbakti - Terkelin Brahmana pada Pilkada di Kabupaten Karo Tahun 2010. Metode Penelitian ini bersifat diskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik penelitian lapangan. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Implementasi Marketing Politik Pada Pilkada Karo Tahun 2010 Marketing yang selama ini hanya berperan dalam dunia bisnis atau ekonomi kini sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam dunia politik khususnya dalam menghadapi persaingan sekaligus merebut hati para pemilih. namun masih ada lagi kendala yang harus dihadapi oleh para kandidat, yakni berubah-ubahnya perilaku pemilih yang menginginkan suatu yang berbeda dari para kandidat, maka dalam hal ini kandidat yang bersaing harus mengerti dan mengambil inisitif yang tepat untuk tetap mearik dukungan dari masyarakat tersebut. Pada

tahap ini para kandidat harus mau membuka diri terhadap pendekatan-pendekatan baru untuk mengetahui keinginan masyarakat itu sendiri. Kegiatan marketing politik dapat mendekatkan masyarakat dengan kandidat dan membentuk sebuah interaksi diantara keduanya. Agar dapat memenangkan sebuah persaingan politik, kandidat harus siap memuaskan kebutuhan masyarakat luas. Tentunya kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan politik yang antara lain seperti ide, gagasan, rancangan, harapan dan lain sebagainya. Dalam hal ini seorang kandidat harus betul-betul serius dan bisa meyakinkan masyarakat sebab jika tidak maka dukungan masyarakat akan bergeser kepada kandidat lain yang lebih dapat meyakinkan masyarakat dengan ide dan gagasan mereka. Kemenangan pasangan yang mereka usung tentunya sudah menjadi tujuan utama dari sebuah tim pemenangan. Marketing politik merupakan sebuah instrumen penting yang sangat membantu tim pemenangan untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi dengan masyarakat harus dibangun sebagai awal dari strategi marketing politik, layaknya seorang penjual yang ingin menjual produknya kepada konsumen harus membangun sebuah komunikasi yang membuat konsumen tersebut yakin dan kemudian menggiring konsumen tersebut untuk mengetahui lebih jauh tentang produk tersebut hingga sampai kepada tahap transaksi. Dalam dunia politik komunikasi dapat menjadi sarana untuk tim pemenangan mengenal kebutuhan, keinginan, hingga problem yang ada di tengah-tengah masyarakat. Ketika tim pemenangan sudah mulai mengenal masyarakat secara jelas, maka strategi marketing politik dapat disesuaikan dengan masyarakat tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam strategi marketing politik tim pemenangan Brahmana pada pilkada kabupaten Karo tahun 2010. Pertama, tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana memperkuat basis marketing politik ke daerah yang mayoritas adalah pemilih tradisional yakni daerah pedesaaan. Tim ini sangat memperhatikan hal yang disebut Place yang walaupun secara harafiah diterjemahkan sebagai tempat, namun dalam pengertian sebenarnya apabila dikaitkan dengan dengan strategi marketing politik adalah penempatan produk politik. Yakni apakah masyarakat dapat dengan mudah merasakan produk politik atau tidak dan apakah produk politik itu cocok dengan strata sosial dari para pemilih. Dalam rangka melakukan strategi marketing politik, tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana sudah memperhitungkan mengenai masalah penempatan produk politik tersebut. Melihat kabupaten karo terdiri dari 262 desa dan 17 kecamatan maka pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana tidak pernah melakukan kampanye terpusat dan besarbesaran sebab jika hal tersebut dilakukan maka hanya sebagian masyarakat Karo yang dapat dijangkau, tentu saja hal tersebut tidak efektif bagi sebuah strategi marketing politik. Maka dalam hal ini tim pemenangan Brahmana turun langsung ke desa-desa di Kabupaten Karo melalui tim-tim kecil di setiap desa sebagai sarana untuk mencari dukungan dari setiap desa tersebut, sehingga masyarakat pedesaan tidak sulit untuk mendapatkan informasi mengenai kampanye Brahmana dan semua hal yang berkaitan dengan pasangan kandidat tersebut. Namun apabila tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana melihat bahwa sebuah desa adalah lumbung dari kandidat lain seperti kecamatan Merek, maka mereka akan menarik tim dari desa tersebut dan memfokuskan kepada desa-desa yang mereka anggap sebagai lumbung suara. selain tim pemenangan, ada tim keluarga dan 4

organisasi non-formal seperti organisasi marga Persadaan Kaban Mergana ras Anak Beruna dan perkumpulan lainnya yang cukup berarti sebagai akses marketing politik kepada masyarakat. Mengenai letak atau posisi dari produk politik, tim pemenangan Brahmana berusaha menyesuaikan produk politik mereka terhadap segmentasi masyarakat yang ada di Kabupaten Karo. Umumnya segmentasi didasarkan pada beberapa kategori aspektual, yakni geografi, demografi, psikografi, perilaku pemilih, sosial budaya,sebab akibat. Segmentasi atau pengelompokan tersebut telah dilakukan oleh tim pemenangan Brahmana sebelum melakukan strategi marketing politik, misalnya berdasarkan pendekatan geografis, masyarakat Karo dibedakan menjadi masyarakat pedesaan dan perkotaan, masyarakat perkotaan cenderung lebih memiliki interaksi dengan dunia luar tentunya didukung oleh sarana komunikasi yang memadai. Sedangkan masyarakat pedesaan cenderung hidup berkelompok dan jarang berinteraksi dengan dunia luar. Melihat hal tersebut, maka tim pemenangan Brahmana menyesuaikan marketing politik mereka dengan ciri dari segmentasi masyarakat tersebut. Di daerah perkotaan yaitu Kabanjahe dan berastagi calon wakil bupati yakni Terkelin Brahmana aktif melakukan kampanye, sebab secara intelektual Terkelin Brahmana dianggap sesuai dengan masyarakat di perkotaan tersebut, sedangkan di daerah pedesaan, Kena Ukur Surbakti sebagai calon bupati turun dan bertemu langsung dengan masyarakat, hal ini dilakukan melihat sifat dari Kena Ukur Surbakti yang bersahaja dan menjunjung tinggi kekeluargaan dan tentunya sesuai dengan ciri masyarakat Karo di pedesaan tersebut. Berikut penuturan Fernando Sembiring: Yang menjadi dasar kemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana adalah bagaimana mereka melalui tim-tim kecil mereka bergerak aktif di 5 daerah pedesaan dan membentuk semacam tali persaudaraan baik dengan masyarakat yang ada di desa maupun dengan organisasi-organisasi yang ada di desa baik dengan melakukan kunjungan ke acara-acara di desa maupun dengan member bantuan terhadap organisasi-organisasi tersebut 4 Kedua, tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana menonjolkan etnisitas sebagai isu utama untuk menarik dukungan dari masyarakat. Hal ini sangat jelas terlihat bagaimana yang menjadi objek dalam setiap kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana antara lain karena Kena Ukur Surbakti atau yang lebih dikenal sebagai Karo Jambi (pengusaha Karo yang sukses di Jambi) maka dia tidak akan mungkin menyelewengkan dana daerah apabila dia terpilih, dan diharapkan masyarakat percaya dalam hal ini melihat kesuksesan Karo Jambi tersebut. Kemudian selanjutnya tim pemenangan Brahmana menyatakan bahwa Kabupaten Karo harus dipimpin oleh putra daerah sebab putra daerahlah yang mengetahui apa sebenarnya yang menjadi permasalahan di daerah itu sendiri dan mengerti mencari jalan keluarnya. Isu ini menjadi objek yang selalu ditekankan oleh tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana dalam melaksanakan marketing politik. Hal tersebut ditandai dengan maraknya sloganslogan yang menyerang langsung kelemahan dari kandidat pesaing yaitu pasangan Siti Aminah Br. Peranginangin Sumihar Sagala yang merupakan pasangan yang menempati urutan pertama pada putaran pertama. Sebagaimana jelas diketahui calon wakil bupati dari pasangan ini yaitu Sumihar Sagala bukanlah seseorang yang berasal dari etnis Karo, sehingga hal tersebut dianggap sebagai keuntungan tersendiri bagi tim pemenangan 4 Wawancara dengan Fernando Sembiring (Tokoh Masyarakat di Kabupaten Karo dan juga sebagai Ketua Karang Taruna Desa Rumah Kabanjahe). Tanggal 5 November 2012, pukul 16.00-18.00, di Desa Rumah Kabanjahe

Brahmana dalam mengaplikasikan strategi marketing politik tersebut. Berikut penuturan Drs. Gunana Kaban: Salah satu keuntungan dari tim pemenangan Brahmana adalah bagaimana masyarakat di Kabupaten karo tidak terlalu memfokuskan penilaian terhadap kemampuan kandidat di bidang organisasi dan birokrasi, namun masyarakat Karo hanya terfokus kepada kerja nyata terhadap masyarakat yang telah dilakukan kandidat sebelum mencalonkan diri dan sikapnya selama melakukan kampanye terhadap terhadap masyarakat. Kemudian selanjutnya yang menjadi keuntungan bagi tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana adalah bagaimana masyarakat di Kabupaten Karo masih sangat terpengaruh dengan unsur-unsur tertentu dalam menjatuhkan pilihannya khususnya dalam unsur etnisitas yang masih sangat kental di Kabupaten Karo 5 Penutup Marketing politik menjadi sebuah strategi yang harus dikuasai oleh tim pemenangan kandidat khususnya di era persaingan demokrasi. dalam Pemilukada Tahun 2010. Terdapat dua hal yang menjadi dasar keberhasilan dari strategi politik yang diterapkan oleh tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana. Antara lain: pertama, tim pemenangan Brahmana memperkuat basis marketing politik ke daerah yang mayoritas adalah pemilih tradisional yakni daerah pedesaaan; kedua, tim pemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti Terkelin Brahmana menonjolkan etnisitas sebagai isu utama untuk menarik dukungan dari masyarakat. Lokal Indonesia, Tuban : Bina Swagiri Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan hasil revisi UU No. 22/1992 yang secara final diputuskan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 September 2004. Wawancara dengan Fernando Sembiring (Tokoh Masyarakat di Kabupaten Karo dan juga sebagai Ketua Karang Taruna Desa Rumah Kabanjahe). Tanggal 5 November 2012, pukul 16.00-18.00, di Desa Rumah Kabanjahe Wawancara dengan Drs. Gunana Kaban (Tokoh masyarakat dan merupakan ketua dari Persadaan Kaban Mergana ras Anak Beruna), tanggal 1 Desember 2012, pukul 10.00-11.00, di Kabanjahe. Daftar Pustaka Firmanzah. 2007. Marketing Politik, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia. Thubany, Syamsul Hadi. 2005. Pilkada Bima 2005: Era Baru Demokratisasi 5 Wawancara dengan Drs. Gunana Kaban (Tokoh masyarakat dan merupakan ketua dari Persadaan Kaban Mergana ras Anak Beruna), tanggal 1 Desember 2012, pukul 10.00-11.00, di Kabanjahe. 6