Kamalia Fikri 1* Pendidikan Biologi, Universitas Jember, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai obat antihipertensi (Palu et al., 2008). Senyawa aktif yang

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Universitas Kristen Maranatha

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

PENGARUH EKSTRAK KULIT SEMANGKA

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai penyakit. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

ABSTRAK. PENGARUH BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER. Pembimbing II: Hartini Tiono, dr.

EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Anti Inflamasi Ekstrak Daun Binahong [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] Topikal terhadap Jumlah PMN Neutrofil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar,

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

ABSTRAK. PENURUNAN BERAT BADAN JANIN MENCIT Balb/C YANG DILAHIRKAN DARI INDUK YANG DIINDUKSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

POTENSI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI ANTI RADANG PADA LUKA GORES MENCIT JANTAN (Morinda citrifolia L. Fruit Potency as Anti Inflamatory in Male Mice Scratch) Kamalia Fikri 1* Pendidikan Biologi, Universitas Jember, Indonesia Abstract: Morinda citrifolia L. is known commercially as mengkudu, grows widely throughout in Indonesia and is one of the most significant sources of traditional medicines. In fact, mengkudu contains a very important alkaloids, xeronine. This alkaloid helps in the normalization of abnormally functioning cells. This research aims is to knowing the influence of Morinda citrifolia L. fruit to the number of neutrophil cell in male mice scratch wound. There was 6 group as a treatment group, in which every group contain 4 mice. Every group had different time in neutrophil cell observation, it was 12, 24, 36, 48, 60 and 72 hour/ observation. The result showed that the number of neutrophil cell tend to decrease. And based on LSD test the number of neutrophil cell different signicantly in 48 hour of observation. Keywords: Morinda citrifolia L. fruit, number, neutrophil cell, scratch, wound PENDAHULUAN Kecenderungan gaya hidup "back to nature" menyebabkan penggunaan obat tradisional, maupun obat herbal. Tidak sedikit orang yang berkecimpung di dunia kedokteran modern saat ini, kembali mempelajari dan mengkaji obat secara ilmiah (Furnawanthi, 2013). Salah satu tanaman obat adalah buah mengkudu. Buah ini dianggap sebagai Hawaii Magic Plant karena buah ini dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit (KMI, 2015). Buah mengkudu mengandung alkaloid yang dinamakan xeronin. Alkaloid ini berguna untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein serta bekerja untuk melawan peradangan yang terjadi di dalam tubuh (Wijayakusuma, 2008). Xeronin dibentuk oleh suatu zat yang dinamakan proxeronin dan dihasilkan ketika asam lambung yang sedang mencerna buah mengkudu mengubah proxeronin sampai menjadi xeronin (Assi, 2015). Semua sel yang dimasuki xeronin ini akan menjadi aktif, lebih sehat, dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsinya (Bangun, 2010). Kebutuhan akan xeronin cenderung meningkat jika terdapat masalah kesehatan (baik fisik maupun emosional), infeksi, racun, dan semakin bertambahnya usia. Buah mengkudu juga mengandung skopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah serta berkhasiat sebagai anti bakteri, anti alergi dan anti radang (Rukmana, 2010). e-mail : kamalia.fikri@gmail.com P-ISSN: 1411-5433 E-ISSN: 2502-2768 2015 Saintifika; Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Jember http://jurnal.unej.ac.id/index.php/stf

Fikri, Potensi Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)... 15 Ada suatu kecenderungan alamiah yang menganggap bahwa peradangan adalah sesuatu yang tidak diinginkan. Namun sebenarnya respon peradangan adalah salah satu mekanisme pertahanan alami paling penting dan merupakan respon tubuh yang sempurna terhadap luka jaringan (Lawler et al., 2007). Radang dibagi menjadi dua yaitu radang akut dan radang kronis. Radang akut merupakan jawaban atau respon langsung dan dini terhadap agen jejas. Respon ini relatif singkat, hanya berlangsung beberapa jam atau hari, sedangkan radang kronis berlangsung sampai berminggu-minggu, bulan, atau tahun. Penimbunan sel-sel darah putih, terutama neutrofil dan monosit pada lokasi jejas merupakan aspek terpenting reaksi radang (Robbins dan Kumar, 1995). Neutrofil merupakan sel pertama yang muncul dalam jumlah yang besar dalam eksudat pada hari-hari pertama peradangan (Price dan Wilson, 1994). Neutrofil ini adalah garis pertahanan seluler pertama terhadap invasi organisme (Leeson, 1995). Sel ini mempunyai banyak lisosom untuk mencernakan bakteri dan sel-sel yang sudah tidak berguna lagi dan berumur pendek (Lawler et al., 2007). Beberapa penelitian mengenai mengkudu telah dilakukan diantaranya uji aktivitas antibakteri sari buah mengkudu (Kartakusumah, 2011), dan pengaruh pemberian perasan buah mengkudu terhadap jumlah sel neutrofil pada Mencit jantan yang dipapar Candida albicans (Efna, 2005). Dari kedua penelitian itu terbukti bahwa alkaloid yang terkandung dalam buah mengkudu sangat efektif sebagai anti bakteri serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan di laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 48 ekor mencit yang dibagi menjadi 12 kelompok, 6 kelompok kontrol dan 6 kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok terdiri atas 4 ekor mencit jantan. Pemberian perasan buah mengkudu dilakukan selama 3 hari, dilakukan secara sondase pada kelompok perlakuan dengan dosis 0,81 ml/25 g BB per hari. Pengamatan jumlah sel neutrofil dilakukan setiap 12 jam setelah pelukaan.

16 Saintifika, Volume17, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 14 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata jumlah neutrofil pada setiap pengamatan mengalami penurunan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan (Grafik 1). kontrol perlakuan 57 52 53 51 52 47 47 46 38 36 44 29 12 24 36 48 60 72 Grafik 1. Rata-rata Jumlah Neutrofil pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan (setelah pemberian perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) Rata-rata jumlah neutrofil terbesar terdapat pada pengamatan jam ke-12 setelah pelukaan pada kelompok kontrol yaitu sebesar 57 2,16, sedangkan rata-rata jumlah neutrofil kelompok perlakuan pada jam pengamatan yang sama lebih kecil yaitu 52 0,96. Rata-rata jumlah neutrofil pada setiap pengamatan mengalami penurunan, rata-rata jumlah neutrofil terkecil terdapat pada pengamatan jam ke-72 pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 29 1,83, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata jumlah neutrofil pada jam pengamatan yang sama lebih besar yaitu 44 1,29. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik anava satu arah menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna di antara ke-12 kelompok ( kelompok kontrol dan kelompok perlakuan) terhadap jumlah neutrofil (Tabel 1). Tabel 1. Hasil Uji Anava Satu Arah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan terhadap Jumlah Neutrofil Sumber Keragaman Jumlah Derajat Derajat Kuadrat bebas Tengah F Signfikansi Perlakuan 2897.417 11 263.402 104.779.000 Galat 90.500 36 2.514

Fikri, Potensi Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)... 17 Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat bebas Derajat Tengah F Signfikansi Total 2987.917 47 Peradangan merupakan salah satu syarat penting dalam penyembuhan luka. Dengan peradangan akan merangsang sel-sel tubuh untuk melokalisir luka tersebut, sehingga akan mempercepat penyembuhan luka. Selain adanya mekanisme peradangan, dalam penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Robbins dan Kumar (1995) faktor-faktor yang dapat mempercepat proses penyembuhan antara lain adanya suplai darah, kadar sel darah putih, status gizi misalnya pemasukan protein dan vitamin C, pengobatan glukokortikoid yang sedang dijalani yang dapat menghalangi proses peradangan dan perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah neutrofil mengalami penurunan pada setiap pengamatan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan (Grafik 1). Penurunan ini disebabkan oleh karena masa paruh neutrofil yang singkat, umur neutrofil tidak akan melampaui umur 24-48 jam (Robbins dan Kumar, 1995). Hasil perhitungan dengan uji anava menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada ke-12 kelompok. Selanjutnya, berdasar hasil uji LSD dapat diketahui rata-rata jumlah neutrofil pada kelompok perlakuan berbeda sangat signifikan dengan semua kelompok yaitu pada pengamatan jam ke-48 yaitu sebesar 38 0,50, pada pengamatan jam ke- 60 sebesar 36 0,96 serta pada pengamatan jam ke-72 yaitu sebesar 29 1,83. Hal ini didukung oleh teori bahwa monosit akan mengganti neutrofil dalam waktu 48 jam (Robbins dan Kumar, 1995). Tabel 1. Hasil Uji LSD pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan terhadap Jumlah Neutrofil Kelompok Rata-rata ± SD Kontrol I (jam ke 12) 57±2,16 a Kontrol II (jam ke 24) 54±1,91 bc Kontrol III (jam ke 36) 52±1,29 de Kontrol IV (jam ke 48) 48±3,16 de Kontrol V (jam ke 60) 46±1,41 ei Kontrol VI (jam ke 72) 44±1,29 f Perlakuan I (jam ke 12) 52±0,96 bcgh Perlakuan II (jam ke 24) 51±0,96 h Perlakuan III (jam ke 36) 47±0,82 id

18 Saintifika, Volume17, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 14 19 Kelompok Rata-rata ± SD Perlakuan IV (jam ke 48) 38±0,50 j Perlakuan V (jam ke 60) 36±0,96 k Perlakuan VI (jam ke 72) 29±1,83 l Pemberian mengkudu selama 2 hari (pada pengamatan jam ke-48) dan selama 3 hari (pengamatan jam ke-60 dan ke72) telah mengakibatkan penurunan jumlah neutrofil lebih cepat. Hal ini dapat dibandingkan dengan jumlah neutrofil pada kelompok kontrol yang masih tinggi pada jam-jam pengamatan tersebut. Menurut Anief (2006), semakin lama terapi pengobatan dilakukan, maka pengaruh yang dihasilkan semakin besar. Penurunan jumlah sel neutrofil diduga karena kelompok perlakuan menerima asupan xeronin dari buah mengkudu. Xeronin merupakan zat dasar organik yang berguna untuk mengaktifkan enzim-enzim dan merupakan komponen penting dari protein pada membran sel dalam tubuh kita Xeronin akan bekerja pada tahap molekuler untuk memperbaiki sel yang rusak (Solomon, 2011). Mengkudu dengan kandungan anthraquinon dan scopoletin dapat berfungsi sebagai anti jamur dan dengan sifat anti septiknya yaitu membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dapat mencegah terjadinya infeksi yang berkepanjangan dan mempercepat proses penyembuhan (Dripa, 2010). Dengan demikian kerusakan jaringan yang berlebih dapat dihindari, hal ini menyebabkan menurunnya jumlah neutrofil. Menurut Solomon (2006), scopoletin merupakan agen yang dapat bersinergi dengan tubuh sebagai anti radang dan antihistamin. Anthrquinon dan asam benzoat yang terkandung dalam buah mengkudu dapat berfungsi sebagai anti jamur dengan cara menghambat sintesis asam folat jamur (Assi, 2015). Hal ini tentunya akan mengurangi peradangan serta kerusakan jaringan tidak berlanjut, dengan demikian dapat meringankan peran neutrofil sebagai sel yang bertugas untuk memfagosit mikroorganisme asing dan luka akan semakin cepat pulih. Kandungan nitric oxide dan vitamin C yang terdapat dalam mengkudu mempunyai peranan dalam inflamasi akut. Nitric oxide dapat menghambat adhesi neutrofil pada endotel vaskular (Assi, 2015). Adanya kandungan vitamin C dapat mengurangi infiltrasi leukosit terutama neutrofil pada area yang meradang (Null, 2011). Hal ini mengakibatkan jumlah neutrofil pada kelompok perlakuan lebih kecil dibanding dengan kelompok kontrol. Keberadaan buah mengkudu sebagai anti radang dapat membunuh bakteri yang terdapat dalam luka sehingga meringankan kerja neutrofil. Dapat dikatakan bahwa

Fikri, Potensi Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)... 19 pengeluaran sel radang dari sumsum tulang menjadi lebih sedikit karena kerja dari sel radang sebagai fagosit telah diringankan dengan pemberian perasan buah mengkudu. SIMPULAN 1. Perasan buah mengkudu dapat menurunkan jumlah neutrofil lebih cepat pada radang luka gores 2. Pemberian perasan buah mengkudu selama 3 hari memberikan pengaruh paling baik dalam menurunkan jumlah neutrofil pada hapusan darah mencit DAFTAR PUSTAKA Anief. 2006. Farmasetika. Yogyakarta: University Press. Assi R. A., et al. 2015. Morinda citrifolia (Noni): A comprehensive review on its industrial uses, pharmacological activities, and clinical trials. Http:// http://www.sciencedirect.com. [5 Desember 2014] Bangun, A.P. 2010. Khasiat Buah Mengkudu. Jakarta: Binarupa Aksara. Dripa, S. 2010. Pesona Mengkudu dan Ilmiah Mengkudu Morinda citrifolia Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika. Efna, W.H. 2005. Pengaruh Pemberian Perasan Mengkudu 100% terhadap Jumlah Neutrofil pada Jaringan Gingiva Mencit Jantan yang Dipapar Candida albicans (Skripsi). Jember: FKG Unej. Furnawanthi. 2013. Khasiat dan Manfaat Lidah buaya si Tanaman Ajaib (Sehat dengan Ramuan Tradisional. Jakarta: PTAgromedia Pustaka. Kartakusumah. 2011. Uji Aktifitas Antibakteri Sari Buah Buah Mengkudu: Dalam Makalah Seminar Ilmiah Teknologi Kefarmasian. Jakarta: Universitas Indonesia KMI. 2015. Mengenal Manfaat dan Khasiat Buah Mengkudu. Http:// http://www.indonews.co.id. [21 Februari 2016] Lawler, W. Ahmed, A. Hunt, W.J. 2007. Buku Pintar Patologi Untuk Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. Price dan Wilson. 1994. Patologi: Konsep-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi I.Edisi 4 Alih Bahasa Staf Pengajar Laboratorium Patolohi Anatomi FKU Airlangga. Jakarta: EGC. Rukmana, R.2010. Mengkudu Budi Daya dan Prospek Agrobisnis. Yogyakarta:Kanisius. Solomon, N. 2006. Recent Scientific Studies on Morinda Citrifolia (Noni). Http://www.nonistudies_Solomon.[28 November 2014]. Wijayakusuma,H. 2008. Penyembuhan Dengan Mengkudu (Morinda citrifolia). Jakarta: Milenia Populer.