BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat.

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

Daftar Populasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELETIAN. Indonesia Periode Data penunjang lainnya diperoleh melalui situs resmi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yaitu metode penelitian yang

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia selama periode Oktober Januari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia (BEI) yaitu tentang laporan keuangan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. BEI Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Goods

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. Dalam melakukan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dimulai sejak bulan

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil data-data

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian kausatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jendral Sudirman Kav Jakarta Selatan dan melalui situs resmi BEI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi yang akan menjadi objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengambilan waktu tersebut dilakukan guna melihat konsistensi hasil penelitian dari tahun ke tahun. Ada sekitar 120 perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Alasan penulis memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan jenis usaha yang berkembang pesat dan memiliki ruang lingkup yang sangat besar ( paling banyak terdaftar di BEI), sehingga dianggap dapat mewakili dari keseluruhan emiten yang terdaftar di BEI. Untuk dapat menarik kesimpulan dan menggeneralisasikan populasi maka peneliti dapat meneliti sebagian dari elemen populasi yang disebut sampel (Indriantoro : 2009). Dalam penentuan sampel, teknik sampling yang dipergunakan adalah purposive sampling yaitu metode pengambilan sampling berdasar kan kriteriakriteria tertentu (Sanusi, 2011). Dalam penentuannya ditetapkan kriteria sebagai berikut:

29 a. Perusahaan berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. b. Perusahaan tersebut memiliki total asset sebesar 500 miliar rupiah atau lebih selama tahun 2010-2013 c. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian. Alasan pemilihan sampel dengan kriteria tersebut bertujuan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh adanya perbedaan yang ekstrim. Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan yang terpilih sebagai sampel berjumlah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Hasil Seleksi Sampel Perusahaan NO KRITERIA JUMLAH PERUSAHAAN 1 Perusahaan manufaktur di BEI tahun 2010-2013 120 2 Memiliki total asset dibawah 500 miliar rupiah 41 3 Data yang tidak lengkap untuk penelitian 49 JUMLAH 30 Sumber : Data diolah 2015

30 Tabel 3.2 Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Akasa Wira International Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk 3 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 4 DLTA Delta Djakarta Tbk 5 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 6 GGRM Gudang Garam Tbk 7 HMSP Hm Sampoerna Tbk 8 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 9 INAF Indofarma (Persero) Tbk 10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 11 KAEF Kimia Farma Tbk 12 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 13 KICI Kedaung Indah Tbk 14 KLBF Kalbe Farma Tbk 15 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 16 MBTO Martins Berto Tbk 17 MERK Merck Tbk 18 MRAT Mustika Ratu Tbk 19 MYOR Mayora Indah Tbk 20 PYFA Pyridam farma Tbk 21 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk 23 ROTI Nippob Indosari Corpindo Tbk 24 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 25 SKLT Sekar Laut Tbk 26 STTP Siantar Top Tbk 27 TCID Mandom Indonesia Tbk 28 TSPC Tempo Sean Pacific Tbk 29 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Dan Trading Tbk 30 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : Bursa efek Indonesia Periode 2010-2013

31 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen antara lain jurnal, surat-surat, laporan program (Indriantoro, 2009:146) dan sumber data yang peneliti gunakan adalah data sekunder yang peneliti peroleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain) yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan auditan perusahaan publik manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2010-2013 dan telah diaudit oleh auditor independen. 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel penelitian ini terdiri dari dua kelompok utama yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut ini adalah pengukuran masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari : 3.3.1 Variabel Dependen (Dependent Variable) Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah audit delay yang diukur melalui satuan hari. Audit delay, yaitu lamanya waktu penyelesaian audit diukur dari tanggal penutupan tahun buku suatu perusahaan sampai dengan diterbitkannya laporan audit oleh auditor independen (Utami,2006). Di Indonesia secara khusus lama audit delay diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Laporan keuangan yang telah disertai laporan auditor independen yang kemudian akan diserahkan kepada

32 BAPEPAM paling lambat 90 hari dari tanggal laporan keuangan untuk kemudian dilakuakan listing. Audit delay diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupantahun buku sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan Audit Delay = Tanggal Laporan Audit Tanggal Laporan Keuangan 3.3.2 Variabel Independen (Independent Variable) Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Ukuran Perusahaan Mengacu pada Lestari (2010), serta Kartika (2011), ukuran perusahaan dikalkulasi dengan menggunakan nilai absolut total asset. Perusahaan dengan total asset yang besar akan cenderung menyelesaikan audit lebih pendek, namun dapat juga menyelesaikan auditnya lebih panjang. 2. Laba Rugi Operasi Yaitu laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ( Oviek Dewi Saputri : 2012) Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy. Untuk perusahaan yang mengalami laba diberi kode 1 dan untuk perusahaan yang mengalami rugi diberi kode 0. Perusahaan yang mengalami rugi kemungkinan terjadi audit delay akan semakin lama, dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami laba.

33 3. Opini Auditor Opini audit yaitu opini yang terdapat dalam laporan audit yang merupakan pernyataan pendapat auditor terhadap kewajaran laporan keuangan berdasarkan atas audit yang dilaksanakan dengan menggunakan standar auditing dan atas temuantemuannya. Dalam penelitian ini opini auditor dibagi menjadi dua, yaitu opini wajar tanpa pengecualian ( unqualified opinion) dan opini selain wajar tanpa pengecualian (qualified opinion). Variabel ini diukur dengan dummy yaitu untuk opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi kode dummy 1 dan untuk opini selain wajar tanpa pengecualian ( qualified opinion) diberi kode dummy 0. Diduga perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion akan mengalami audit delay yang lebih lama, dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion. Pengukuran ini juga digunakan oleh Lestari (2010), Kartika (2011), dan Putri (2013). 4. Tingkat Profitabilitas Pengukuran ini digunakan oleh Adinugraha Prasongkoputra (2013). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi, maupun ekuitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, suatu perusahaan akan cenderung mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas (ROA) : Laba Setelah Pajak X 100% Total Aset

34 5. Solvabilitas Aset perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan jumla aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Angka perbandingan tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan Solvabilitas dirumuskan sebagai berikut: 3.4 Metode Analisis Solvabilitas (Solv) : Jumlah hutang X 100% Jumlah Aset Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini maka metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif untuk memperhitungkan atau memperkirakan secara kuantitatif dari beberapa faktor secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap variabel terikat. Hubungan fungsional antara satu varibel terikat dengan variabel bebas dapat dilakukan dengan regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih independent variable. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:. Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: AUDELAY = β o + β 1 SIZE + β 2 PROFIT + β 3 OPINI + β 4 ROA + β 5 SOLV + ε

35 Keterangan : AUDELAY SIZE PROFIT OPINI ROA SOLV β ε = audit delay = ukuran perusahaan = laba/rugi operasi = jenis opini = profitabilitas = solvabilitas = koefisien regresi = standar eror 3.5 Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Model regresi linier berganda mengasumsikan tiga hal penting yaitu: tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak terjadi multikolinearitas diantara koefisien regresi yang diuji. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas. Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari bias yang mengakibatkan hasil regresi yang

36 diperoleh tidak valid dan akhirnya hasil regresi tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dan penarikan kesimpulan. 3.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan sebaiknya berdistribusi normal. Uji normalitas juga melihat apakah model regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001). Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan pada one sample kolgorov-smirnov adalah dengan melihat probabilitas signifikansi data residual. Jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal (Ghozali, 2007). 3.5.2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, disinyalir ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Hal

37 ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/ kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson berdasarkan tabel autokorelasi sebagai berikut : Tabel 3.3 Tingkat Autokorelasi (Durbin Watson) Dw d < d L d > 4-d L d U < d < 4-d U d L d d U Sumber data : Data olahan 2015 Kesimpulan Ada autokorelasi positif Ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ket : d = Durbin-Watson ; d U = nilai batas atas ; d L = nilai batas bawah 3.5.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yang

38 meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Pengujian dilakukan dengan melihat signifikansi variabel yang lebih dari 0,05. 3.5.4 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah dalam regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel-variabel independen. Pendeteksian keberadaan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai tolerance di atas 10 persen dan VIF di bawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas. 3.6 Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian model penelitian. Setelah mendapatkan model penelitian yang baik, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis. 1. Pengujian Hipotesis Pertama Uji hipotesis ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen ukuran perusahaan dalam menerangkan variabel independen audit delay. H 1 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. Pegujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

39 berikut: Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2. Pengujian Hipotesis Kedua Uji hipotesis ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen laba/rugi operasi dalam menerangkan variabel independen audit delay. H 2 : Terdapat pengaruh laba/rugi operasi terhadap audit delay. Pegujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). berikut: Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

40 b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen jenis opini auditor dalam menerangkan variabel independen audit delay. H 3 : Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap audit delay. Pegujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). berikut: Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 4. Pengujian Hipotesis Keempat Uji hipotesis ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen opini auditor dalam menerangkan variabel independen audit delay. H 4 : Terdapat pengaruh jenis opini auditor terhadap audit delay.

41 Pegujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 5. Pengujian Hipotesis Kelima Uji hipotesis ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen solvabilitas dalam menerangkan variabel independen audit delay. H 5 : Terdapat pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Pegujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). berikut: Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

42 b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 3.6.1 Uji Secara Parsial (Uji t) Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah variable independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variable independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Suliyanto, 2011; 56): 1. Apabila t hitung < - t tabel dan tingkat signifikansi ( α ) 0,05, maka Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila t hitung - t tabel dan tingkat signifikansi ( α ) > 0,05, maka Ho diterima, yang berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2.6.2. Uji Secara Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara simultan (bersama -

43 sama) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 ; 88). Yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dan signifikansi sebesar 0,05. a. Jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima. b. Jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak. 3.8 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006; 87). Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna, pengganggu diusahakan minimum sehingga R 2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. Kelemahan mendasar pada penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti akan meningkat tanpa melihat apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

44 Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan Adjusted R 2 untuk mengevaluasi model regresi karena Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2006; 87). Dengan demikian, pada penelitian ini tidak menggunakan R 2 namun menggunakan nilai Adjusted R 2 untuk mengevaluasi model regresi.