BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

STASIUN KERETA API PENUMPANG GEDEBAGE BANDUNG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan


BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

Konsep Penataan Massa

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB III: DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB IV KONSEP 4.1 Konsep Dasar Peron dan emplasmen kereta. Jumlah penumpang pada 1 hari 45,000 orang per hari Jumlah penumpang pada 1 jam padat (peak hour: ratio 12.5 %) = 5626 orang Headway kereta (jarak antara satu rangkaian kereta dengan rangkaian kereta lain) = ± 10 30 menit Kepadatan tiap 10 menit = 10/60 x 5625 orang = 937 orang Kebutuhan luasan per-orang = 0,65 m2 75 x 0.65 m2 = 609.75 m2 ~ 610 m2 Sirkulasi 15% = 91,5 m2 Jumlah kebutuhan luas penumpang = ~702 m2 Dengan adanya konsep pengembangan wilayah Gedebage sebagai pusat kota Bandung, maka kebutuhan akan transportasi di area ini juga semakin besar. Untuk menghindari kemacetan, fungsi stasiun komuter juga menjadi alternatif transportasi yang bisa dikembangkan. Sehingga dikembangkan fungsi stasiun kereta api Gedebage yang letaknya berintegrasi dengan fungsi terminal terpadu di area pengembangan wilayah Gedebage. Sebagai stasiun komuter, hal yang paling penting dari stasiun ini adalah kemudahan pergantian moda transportasi, dari kereta ke mobil, motor ataupun kendaraan umum dan sebaliknya. Oleh karena itu, stasiun ini dihubungkan dengan terminal angkot, yang merupakan bagian dari terminal terpadu. Selain itu, pencapaian dari kendaraan pribadi pun, dibuat tidak terlalu jauh dari pintu masuk stasiun. 76

Stasiun urban biasanya berada di sebuah kawasan tempat orang berkumpul dan pusat pusat kegiatan, misalnya mall dan retail. Dalam kasus ini, stasiunstasiun KRD di Bandung biasanya terhubung dengan pasar. Oleh karena itu, area stasiun dibuat terhubung dengan area retail dan pasar modern. Stasiun sebagai fasilitas publik, seringkali menjadi tempat yang sepi dan mati pada malam hari. Oleh karena itu, dibuat retail di depan stasiun agar plaza di depan stasiun ramai, sehingga area stasiun menjadi hidup, meskipun di malam hari. Retail dibuat menghadap ke arah plaza, sehingga pengunjung tetap dapat mengakses retail-retail tersebut, walaupun malam hari dan stasiun sudah tidak beroperasi. Massa bangunan stasiun dibuat menjadi satu, karena fungsi-fungsi yang ada di dalamnya saling berhubungan, dan akan sangat menyulitkan untuk dipisahkan. Namun, konsep atapnya dibuat berbeda sesuai dengan fungsi yang diatapinya. Untuk area masuk menuju hall, atapnya dibuat besar dan tinggi, selain karena kebutuhan ruang yang cukup luas karena banyaknya orang yang akan berada di hall, juga untuk dapat menunjukkan letak area masuk ke dalam stasiun. Selain pergantian moda transportasi, permasalahan lain yang sering dijumpai pada stasiun adalah sirkulasi. Pencapaian penumpang menuju kereta menjadi prioritas utama, karena berhubungan dengan jadwal keberangkatan kereta. Oleh karena itu, pencapaian menuju peron keberangkatan harus dibuat semudah mungkin. Ruang tunggu juga dibuat agar penumpang dapat melihat kedatangan kereta. Fungsi fungsi operasional stasiun diletakkan di lantai satu, sehingga para pegawai stasiun mudah mencapai peron, juga tidak mengganggu sirkulasi penumpang. Di dalam stasiun dibuat taman taman dengan pencahayaan dan penghawaan alami, karena, dengan bentuk masa stasiun yang besar, dikhawatirkan ruangan ruangan yang ada di dalamnya, tidak mendapatkan cahaya matahari, dan penghawaannya juga tidak cukup bagus sehingga harus digunakan pengcahayaan dang penghawaan buatan bahkan pada siang hari sehingga biaya 77

operasional bangunan menjadi mahal. Untuk mencegah hal tersebut, dibuat taman-taman di dalam bangunan. Bentuk atap stasiun dibuat mengikuti fungsi yang di fasilitasi, terutama area hall dan peron. Area Hall dibuat tinggi untuk menampung kebutuhan luasaan orang-orang yang berrada di hall. Juga dibuat dapat memasukkan pencahayaan alami, sehingga pada siang hari ruangan menjadi terang. Untuk area peron, atap dibuat tinggi, karena sirkulasi penumpang menuju peron berada di lantai dua. Selain itu, dibutuhkan ketinggian yang cukup agar asap dari KRD yang datang dan pergi tidak terjebak di dalam bangunan, dan membuat penumpang tidak nyaman. Atap peron dibuat modular, sehingga lebih mudah jika ada pengembangan di masa depan,misalnya dengan penambahan peron dan rel baru. Konsep Bangunan Motion means a continuous change in the position of a body. Secara umum motion dapat diartikan sebagai pergerakan. Secara grafis, pergerakan tersebut biasa digambarkan dengan garis- garis horizontal yang mengalami perubahan, contoh : Gambar 4-1 Pola Pergerakan Motion diambil diambil sebagai salah satu sifat yang selalu ada di dalam stasiun, baik itu pergerakan kereta, manusia, barang, dan kendaraan lainnya. Stasiun sebagai sebuah tempat transit, adalah sebuah simpul pergerakan. 78

4.2 Konsep Perancangan Tapak 4.2.1 Konsep Zoning Gambar 4-2 Zoning Tapak Stasiun menghubungkan potensi dan kegiatan di sekitar kawasan. Hampir semua fungsi stasiun digabungkan dengan fungsi retail atau komersial, termasuk di Indonesia pada umumnya dan Bandung pada khususnya. Hampir semua stasiun KRD langsung berhubungan dengan pasar atau retail. Oleh karena itu, di area Stasiun KA Penumpang Gedebage ini, dihubungkan dengan pasar modern. Pasar Modern tersebut dibagi menjadi 2 zona oleh sebuah pedestrian mall. 79

Gambar 4-3 Suasana Belanja di Pasar Modern Serpong Gambar 4-4 Suasana Pedestrian Mall di Sendai, Jepang 80

4.2.2 Konsep Pencapaian Gambar 4-5 Konsep Pencapaian Pencapaian ke tapak dapat dilakukan digolongkan menjadi dua menurut moda, yaitu : Pejalan kaki Pencapaian oleh pejalan kaki dapat dilakukan dari tiga arah : - Dari arah pasar modern - Dari arah drop off kendaraan umum (angkot) Moda kendaraan Untuk moda kendaraan pencapaian dibagi menjadi dua : - Kendaraan pribadi - Kendaraan umum 81

4.2.3 Tata Ruang Luar Gambar 4-6 Tata Ruang Luar Parkir Parkir tersedia di sisi timur area stasiun, sehingga dapat digunakan oleh pengunjung stasiun dan juga pengunjung pasar modern. Parkir dapat dicapai dengan mudah, baik dari bangunan utama stasiun maupun dari bangunan komersial sebagai penunjang fungsi stasiun. Tata hijau Tata hijau difungsikan sedemikian rupa mengikuti fungsi-fungsi peneduh sehingga tecipta kenyamanan bagi pejalan kaki yang datang dan pergi menggunakan kendaraan umum untuk mencapai stasiun. Selain itu, pepohonan juga diletakkan untuk membuat ruang-ruang positif di luar stasiun sehingga bisa digunakan sebagai tempat berteduh dan duduk-duduk sebagai ruang publik. 82

4.3 Konsep Bangunan 4.3.1 Bentuk Massa Bangunan Jenis massa bangunan Stasiun KA Penumpang Gedebage adalah massa majemuk, yang terdiri dari massa utama dan massa penunjang. Massa utama mengarahkan calon penumpang kereta api untuk langsung membeli tiket dan naik ke kereta api. Massa penunjang memfasilitasi penumpang dengan fasilitasfasilitas penunjang stasiun seperti retail dan pengelola stasiun. Selain itu terdapat bagian massa terpisah yang merupakan bangunan servis untuk generator. 4.3.2 Tata Ruang Dalam Tata ruang dalam stasiun, sedapat mungkin dapat menunjukkan arah sirkulasi penumpang, dan sebisa mungkin menghindari persilangan antara pengguna stasiun yang berbeda kepentingan. Selain itu, dinding- dinding stasiun akan lebih baik jika dapat dimanfaatkan, misalnya untuk memasang iklan, sehingga dapat menghasilkan pemasukkan untuk pengelola stasiun. Selain itu, dinding biasa dengan cat putih untuk bangunan publik seperti stasiun akan cepat terlihat kotor, solusi pada-stasiun-stasiun lain adalah dengan menggunakan cladding. Ruangan-ruangan publik yang ada di stasiun sebisa mungkin tidak dibatasi oleh sinding-dinding masif, karena akan membuat ruangan terasa sempit, dan membuat pengguna stasiun kehilangan orientasi, dan bagi pengelola stasiun sendiri sulit untuk mengawasi penumpang untuk alasan kemanan. 83

Gambar 4-7 Huge Billboard di Guangzhou Metro Station, China Gambar 4-8 Indoor Garden di Madrid Atocha Station, Spain Karena kebutuhan fasilitas stasiun yang cukup banyak, dan juga karena banyaknya kemungkinan terjadi persilangan sirkulasi, bangunan stasiun yang 84

terjadi mempunyai kemungkinan menjadi sebuah bangunan besar dengan massa tunggal. Tetapi karena mempertimbangkan masalah sulitnya perawatan bangunan dengan atap tinggi, dan juga sulitnya memasukkan penghaawaan dan pencahayaan alami, maka di dalam area stasiun dibuat sebuat taman terbuka. 4.3.3 Tata informasi Tata informasi juga merupakan salah satu masalah perancangan yang cukup penting. Adanya tata informasi dapat memudahkan pengguna stasiun menemukan tempat yang ditujunya dengan mudah, dan memperkecil terjadinya persilangan. Penempatan tata informasi harus di tempat yang mudah dibaca dan pada tempat yang banyak dilalui pengunjung, selain itu proporsi tata informasi juga sedapat mungkin mudah dimengerti oleh seluruh pengunjung. 4.4 Konsep Struktur Ssetelah melihat dan menganalisa maka sistem struktur yang akan digunakan adalah : Pondasi tiang pancang. Sistem struktur portal, yang bersifat fleksibel dengan bentang relatif panjang. Struktur beton bertulang. Sistem struktur lantai bangunan menggunakan plat lantai balok dengan konstruksi beton bertulang. Rangka bidang sebagai struktur atap. 85

4.5 Konsep Utilitas 4.5.1 Sumber Daya Listrik Sebagai Sumber Daya Listrik Utama berasal dari PLN dan sebagai cadangan digunakan generator set. 4.5.2 Penerangan Digunakan Pencahayaan Alami dan Buatan : Pencahayaan alami : diperoleh dengan membuat bukaa-bukaan pada bidang bangunan. Pencahayaan buatan : bertujuan memberikan kenyamanan visual di sampng suasana yang dinginkan. 4.5.3 Penghawaan Untuk penghawaan di stasiun ini terdiri dari dua macam, yaitu : Penghawaan alami : dengan memperbanyak bukaan alami, terutama digunakan pada ruang ruang yang berhubungan langsung dengan ruang luar. Di dalam stasiun juga dibuat taman dengan pohon dan tumbuhtumbuhan agar, udara yang dihirup oleh pengunjung stasiun mengandung lebih banyak oksigen. Penghawaaan buatan : untuk mencapai temperature yang diinginkan diperlukan pengkondidian udara buatan, digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan kenyamanan. Misalnya ruang pengelola stasiun. Penggunaan penghawaan ini juga dibedakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. 86

4.5.4 Instalasi Air Bersih Sistem yang digunakan adalah Sistem Down-Feed, mengingat bangunan adalah bangunan pelayanan umum, maka kebutuhan air bersih cukup vital baik bagi pemakai bangunan maupun bagi moda angkutan yang bersangkutan. 4.5.5 Instalasi Air Kotor Air kotor yang berasal dari kloset atau wc, dan urinoir ditampung ke dalam septic tank yang ada pada bangunan, sedangkan air kotor yang berasal dari limbah kendaraan, dapur dan lain-lain dapat disalurkan melalui pipa saluran air kotor menuju instalasi pengolahan limbah 4.5.6 Pembuangan Sampah Sampah dapat berasal dari kegiatan bangunan itu sendiri dan penumpang atau pengunjung. Pada waktu kegiatan relatif sepi, sampah dikumpulkan dengan menggunakan kereta dorong di setiap lantai, lalu ditampung di pool-sampah, untuk selanjutnya diangkut dengan truk kebersihan kota. 4.5.7 Sistem Pengamanan Bangunan Sistem Pengamanan ini terdiri dari atas pengamanan terhadap bahaya kebakaran dan trhadap gangguan keamanan. Terhadap bahaya kebakaran : Pengamanan terhadap bahaya kebakaran ini terbagi atas beberapa tahap; yaitu tahap pencegahan, tahap penyelamatan, dan tahap pemadaman. - Tahap pencegahan : Smoke detector dan Heat Detector. - Tahap penyelamatan : Di bangunan ini tidak dibuat tangga kebakaran secara khusus, karena bangunan hanya terdiri dari 2 lantai, selain itu pintu masuk dan keluar tidak dibuat tertutup sehingga pada saat terjadi kebakaran, setiap orang dapat dengan mudah menemukan jalan keluar. 87

- Tahap Pemadaman : Portable Fire Extinguisher, Hydrant dan Sprinkler. Terhadap bahaya keamanan Untuk sistem pengamanan pada gangguan keamanan ini selain adanya personil keamanan (misalnya petugas keamanan) digunakan alat Close Circuit Television (CCTV) dan instalasi alarm. Terhadap sambaran petir Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Franlin Rod. 4.5.8 Sistem Komunikasi Sistem Konumikasi yang ada dalam bangunan stasiun ini adalah : Komunikasi Ekstern Berupa jaringan telepon Komunikasi Intern Disediakan intercom atau PABX dan sound system. 4.5.9 Sistem Sinyal pada Pengaturan Jalur Kereta Sistem Sinyal yang digunakan adalah sinyal elektronis yang bersifat saling mengunci dengan smenggunakan sinyal berwarna. Terdapat beberapa jenis sinyal: Interlocking Device Signal Cable Block System Signal Indicator dan Markers Point Machine Cables. 88