BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Tabel 5.1 Kapasitas Terminal Kota Sukabumi untuk Tahun Terminal Purabaya

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PEMALANG

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB IV PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN TERMINAL PEMALANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

Transkripsi:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Kebutuhan ruang pada bangunan terminal ditentukan oleh kegiatan kegiatan yang dilakukan di dalam terminal. Jenis ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan terminal dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok ruang, yaitu: a. Ruang Kelompok kegiatan Luar : 1. Jalur kedatangan 2. Jalur keberangkatan 3. Area Kedatangan penumpang 4. Area Keberangkatan penumpang 5. Area parkir kendaraan umum (bus AKAP, AKDP, angkutan pedesaan, dan angkutan umum lain) 6. Drop-off dan Pick Up 7. Area parkir kendaraan pribadi 8. Area parkir taksi, ojek, becak b. Kelompok Ruang Utama: Kelompok ruang ini menghubungkan antara pintu masuk terminal atau area kedatangan sampai area keberangkatan. Sirkulasi dalam kelompok ini haruslah secara langsung dan sependek mungkin. Kelompok ruang ini terdiri dari 1. Hall 2. Ruang Informasi 3. Loket Tiket Agen Bus 4. Ruang Tunggu Keberangkatan c. Kelompok Ruang Umum Sebagai ruang yang bersifat publik, ruang ini harus mudah dicapai oleh pengguna. Perletakan kelompok ruang umum sebaiknya diletakan di daerah yang merupakan jalur sirkulasi utama penumpang. Kelompok ruang umum ini terdiri dari : 1. Ruang Kesehatan 2. Ruang Penitipan Barang 3. Loket Karcis Peron 4. KM/WC 5. Masjid / Mushola d. Kelompok Ruang Pengelola Kelompok ruang ini memiliki tingkat privasi yang lebih dibandingkan dengan ruang publik. Peletakannya ruang ini disesuaikan dengan kondisi dan tujuan ruang tersebut. Ruang pengelola ini antara lain : 1. Ruang Kepala Terminal 2. Ruang Wakil Kepala Teriminal 3. Ruang Kabag Administrasi dan Staff 4. Ruang Kabag Pengaturan dan Pengawasan 5. Ruang Kabag Pendapatan dan Staff 61

6. Ruang Kabag Pemeliharaan d an Staff 7. Ruang Kabag Keamanan 8. Ruang Rapat 9. Ruang Tamu 10. Ruang Istirahat 11. Pantry 12. Pos Keamanan dan Polisi 13. Pos Penarikan Retribusi 14. Km/Wc 15. Gudang 16. Mushola 17. Menara Pengawas dan Ruang Komunikasi e. Kelompok Ruang Awak Atau Kru Bus Ruang ruang ini berfungsi untuk mengakomodasi kebutuhan kru bus sebagai salah satu pengguna terminal. Kelompok ruang ini antara lain : 1. Ruang Istirahat 2. Kantin 3. KM/WC f. Kelompok Ruang Penunjang Kelompk ruang yang berfungsi untuk melayani kebutuhan penumpang dan pengelola di dalam terminal. Perletakan ruang ini harus mudah di jangkau oleh pengguna yang berada di dalam terminal. Kelompok ruang ini antara lain : 1. Area ATM 2. Wartel / Telepon Umum 3. Toko / Kios 4. Food Court / Kantin g. Kelompok Ruang Servis Kelompok ruang yang berfungsi untuk menunjang kelancaran aktivitas yang ada di dalam terminal dan mengakomodasi setiap aktivitas sepeti aktivitas kendaraan umum, aktivitas pengelola dan pengunjung. ruang servis ini juga sebagai pendukung utilitas bangunan. Dengan demikian, perletakannya harus memperhatikan setiap aktivitas yang ditunjangnya sehingga kedekatan, kelancaran, kenyamanan, dan keefektifan ruang ini dapat optimal. Kelompok ruang ini adalah : 1. Bengkel 2. Ruang Peralatan dan Gudang 3. Ruang Cuci Bus 4. Ruang AHU 5. Ruang MEE 6. Menara Air 62

5.1.2 Kapasitas dan Besaran Ruang Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar - Area Penurunan Penumpang Bus 2 Emplasmen Bus AKAP 8 bus dan 120 orang 42.5 m 2 / kend 1 m 2 / orang Dishub Neufert - Area Parkir 38 lajur bus 42.5 m 2 / kend Dishub 1615 - Area Keberangkatan 4 lajur bus 42.5 m 2 / kend Dishub 170 3 Emplasmen bus AKDP - Area Parkir 10 lajur 42.5 m 2 / kend Dishub 425 - Area keberangkatan 17 lajur 42.5 m 2 / kend Dishub 126.5 4 Emplasmen angkutan umum - Area Penurunan 3 kendaraan 15 orang 20 m 2 / kend 15 m 2 / kend 1 m 2 / orang - Area parkir 8 lajur 20 m 2 / kend 15 m 2 / kend - Area Keberangkatan 2 lajur 20 orang 5 Area Parkir kendaraan pribadi 15 m 2 / kend 1 m 2 / orang 460 Dishub 65 Dishub 135 Dishub Neufert - Parkir mobil 100 mobil 15 m 2 / kend Neufert 150 - Sepeda Motor 200 motor 1.2 m 2 / kend Neufert 228 - Sepeda Motor yang menginap 6 Area Parkir Kendaraan Umum lain 80 75 1.2 m 2 / kend Neufert 90 Taksi 5 mobil 15 m 2 / kend Neufert 75 Ojek 10 motor 1.2 m 2 / kend Neufert 12 Becak 8 becak 2 m 2 / Analisis 16 7 Area Parkir kendaraan pengelola - mobil 5 mobil 15 m 2 / kend Neufert 75 - Motor 60 motor 1.2 m 2 / kend 72 8 Drop Off dan Pick Up 6 mobil 30 orang 15 m 2 / kend 1 m 2 / orang Dishub Neufert Jumlah 3914.5 m 2 Sirkulasi 200 % 11743.5 m 2 Total 15658 m 2 B. Kelompok Ruang Utama 1 Hall 945 orang (S) = B x C S = 1 x ( 945 x 0.18 ) 120 Neufert 170 63

2 R. Informasi 2 orang 18 m 2 Analisis 18 3 R. Tunggu AKAP 572 orang 572 m 2 / orang Neufert 572 4 Loket Penjualan Tiket Bus AKAP dan AKDP 12 Loket 9 m 2 / loket Analisis 108 5 R. Tunggu Penumpang AKDP 325 orang 1 m 2 / orang Neufert 325 6 R. Tunggu Angkutan dalam kota 100 orang 1 m 2 / orang Neufert 100 Jumlah 1293 Sirkulasi 200% 2586 Total 3879 C. Kelompok Ruang Umum 1 Loket Peron 3 Loket 4 m 2 Neufert 12 2 R. Kesehatan 1 Unit 45 m 2 Analisis 45 3 Mushola 1 Unit 25 m 2 Analisis 25 4 KM/WC Pria 12 WC 20 Urinoir 12 Wastafel Wanita 16 WC 12 Wastafel 1.8 m 2 / unit 0.7 m 2 /unit 1 m 2 / unit 1.8 m 2 / unit 1 m 2 / unit Neufert 88.8 Jumlah 170.8 m 2 Sirkulasi 50 % 85.4 m 2 Total 256.2 m 2 D. Kelompok Ruang Pengelola 1 R. Kepala Terminal 1 Orang 20 m 2 Neufert dan Analisis 2 R. Wakil Kepala Terminal 1 Orang 12 m 2 Neufert 12 3 R. Kebag 1 Orang 10 m 2 / orang Analisis 10 4 R. Staf 16 Orang 4.32 m 2 / orang 20 Neufert 70 5 R. Rapat 20 Orang 1.5 m 2 / orang Neufert 30 6 R. Tamu 10 Orang 1.5 m 2 / orang Neufert 15 7 R. Istirahat 20 Orang 1.5 m 2 / orang Neufert 30 8 Pantry 1 Unit 12 m 2 Analisis 12 9 Pos Keamanan 3 Unit 9 m 2 Analisis 27 10 Pos Polisi 1 Unit 15 m 2 Analisis 15 11 Pos Penarikan Retribusi 3 Unit 4 m 2 Analisis 12 64

12 Menara Pengawas 8 Orang 4.32 m 2 Neufert 34.56 13 Gudang 1 Unit 16 m 2 Analisis 16 14 KM/WC Pria 2 WC 3 Urinoir 2 wastafel Wanita 3 WC 3 Wastafel 1.8 m 2 1 m 2 0.7 m 2 1m 2 1.8 m 2 1 m 2 Neufert 17.4 15 Mushola 1 Unit 25 m 2 Analisis 25 Jumlah 362.96 m 2 Sirkulasi 50 % 181.48 m 2 Total 544.44 m 2 E. Kelompok Ruang Penunjang 1 ATM 4 Unit 2.25 m 2 Analisis 9 2 Telepon Umum 4 Unit 1 m 2 Analisis 4 3 Kios / Toko - Area AKAP 572 m 2 60 % dari Ruang Tunggu - Area AKDP 325 m 2 60 % dari Ruang Tunggu - Area Angkutan umum 100 m 2 60 % dari Ruang Tunggu - Hall 170 m 2 60 % dari Ruang Tunggu 344 Dishub 195 4 Food Court 1 Unit 300 m 2 Analisis 300 Food Retail 10 Unit 9 m 2 Analisis 90 Jumlah 1104 m 2 Sirkulasi 50 % 552 m 2 Total 1656 m 2 F. Kelompok Ruang Servis 1 Bengkel 4 unit Kendaran 1 unit Gudang 42.2 m 2 30 m 2 Dishub Analisis 60 102 198 30 2 R. Peralatan dan Gudang 1 Unit 30 m 2 Analisis 30 3 R. Cuci Bus 5 Bus Besar 42.5 m 2 / kend Dishub 212.5 6 R. MEE - R. Genset 1 Unit 24 m 2 Analisis 65

- R. Panel PLN dan Aki Solar 1 Unit 9 m 2 Analisis Panel R. Teknisi 1 unit 9 m 2 Analisis R. Pompa 1 Unit 9 m 2 Analisis 61 7 KM/WC 3 Unit 4 m 2 Analisis 12 Jumlah 543.5 m 2 Sirkulasi 50 % 271.75 m 2 Total 1.758.9 m 2 G. Kelompok Ruang Kru / Awak Bus 1 R. Istirahat 1 Unit 30 m 2 Analisis 30 2 KM/WC 2 Unit 4 m 2 Analisis 8 3 Penginapan Kru Bus 10 Unit 24 m 2 Neufert 240 4 Mushola 1 Unit 25 m 2 Analisis 25 Jumlah 303 m 2 Sirkulasi 50 % 151.5 m 2 Total 454.5 m 2 Luas Total 24206.14 m 2 Tabel 5.1 besaran tiap kelompok ruang. Sumber: Analisis Keterangan : Analisis : Analisis Neufert : Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Dishub : Standar Dishub 66

5.1.3 Tapak Terpilih Gambar 3.22 Rencana Tapak Terminal Sumber: map.google.com Sesuai denga RTRW Kabupaten Tegal, rencana tapak Terminal Bus Slawi Kabupaten Tegal berlokasi di Jalan Gatot Subroto desa Dukuhsalam, Kecamatan Slawi, dengan luas lahan 5 ha. Tapak ini berada di wilayah BWK I, dengan peraturan KDB 50 % -75 %, KLB 2-2,4 dan ketinggian maksimal 4 lantai. Batas batas tapak antara lain : Utara : Permukiman Warga Selatan : Lahan Kosong / Persawahan Barat : Permukiman Warga Timur : Permukiman Warga 5.2. Program Dasar Perancangan 5.2.1 Pendekatan Utilitas Bangunan 1. Jaringan Listrik Listrik menggunakan sumber utama dari gardu PLN kemudian smabungkan dengan power house dan di distribusikan kepada setiap bangunan melalui main distribution panel bangunan lalu ke panel panel kontrol tiap lantai. Sumber cadangan listrik darurat menggunakan listrik dari genset yang terletak di power house. Pendistibusian listrik pada kawasan terminal ini menggunakan kabel bawah tanah sehingga keamanan dan estetika dapat dimaksimalkan. 67

2. Jaringan Air Bersih dan Kotor Sistem air bersih yang digunakan adalah down feet distribution system. Air dari PDAM dan sumur ditampung dalam ground reservoir lalu di pompakan ke tangki air yang berada di atap yang kemudian di distribuskan ke bangunan dengan menggunakan gaya gravitasi. Kebutuhan air bersih untuk bangunan terminal adalah 11 liter/orang/hari. Maka ukuran rooftank pada terminal yang berkapasitas 9900 liter atau 9,9 m 3 dibulatkan menjadi 10 m 3. Sistem air kotor di kategorikan dalam dua jenis yaitu grey water dan black water. Grey water di salurkan melalui shaft ke sumur resapan lalu ke saluran lingkungan kota. Black water dari kloset disalurkan menuju septic tank dengan pompa. Sistem jaringan pembuangan air kotor menyebar ke seluruh area terminal yang kemudian disalurkan ke riol kota. Pembuangan air kotor ( Limbah Padat) dengan menggunakan Septictank. Untuk ukuran septictank rata-rata adalah 0,10 m 3 /orang. Terminal ini mempunyai kapasitas maksimal yaitu 900 orang. Maka rencana ukuran septictank untuk terminal bus di Kabupaten Tegal adalah 90 m 3. 3. Sistem Pengelolaan Limbah Limbah yang dihasilkan biasanya berupa limbah dari KM/WC, air bekas cuci kendaraan, limbah dari bengkel kendaraan, dan limbah dari sisa makanan dan minuman manusia di kawasan terminal. Sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya mulai dari sampah organik, sampah an organik, sampah sisa bengkel ( seperti logam, kaleng, dan botol plastik ). Kemudian di kumpulkan di TPS untuk di angkut oleh petugas menuju TPA.. 4. Jaringan Penerangan atau Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan pada perancangan terminal yaitu menggunakan penerangan alami dan buatan. Penerangan alami adalah sistem penerangan yang memanfaatkan cahaya matahari / pantulan cahaya matahari ( skylight ) seoptimal mungkin dan meminimalisir pengaruh negatif dari sinar matahari yang masuk secara langsung kedalam ruangan di dalam bangunan di terminal. Penerangan umum yaitu penerangan yang memberikan iluminasi menyebar dan merata ke seluruh ruangan. Dengan demikian dapat digunakan pada ruang ruang yang luas. Penerangan khusus yaitu penerangan yang memberikan efek pada suatu objek tertentu. Ruang ruang yang memerlukan penerangan khusus yaitu kios kios dan ruangan tertutup seperti toilet dan ruangan yang berfungsi pada malam hari. 5. Jaringan Pemadam Kebarakaran Fungsi dari jaringan pemadam kebakaran adalah untuk meminimalkan kerugian baik material maupun jiwa yang di akibatkan oleh kebakaran, maka perlunya jaringan pemadam kebakaran yang mencakup seluruh area terminal. Sistem pemadam kebrakaran yang digunakan adalah sistem pemadam kebakaran aktif yang membutuhkan alat antara lain : a. Heat dan Smoke Detector b. Sprinkler c. Hydrant box d. Hydrant pillar e. Fire Extringuisher 68

f. Pintu Darurat 6. Jaringan Penangkal Petir Jenis penangkal petir pengaruhi oleh jenis atap dari gedung yang akan pasang. Untuk bangunan dengan atap datar, yaitu bangunan yang memiliki selisih tinggi antara bumbungan dengan lisplank kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai adalah sistem faraday, yaitu sistem penangkal petir yang dipasang keliling pada atap datar. Sedangkan untuk atap yang runcing atau selisih bumbungan dengan lisplank lebih dari 1 meter digunakanlah metode franklin. Sistem penangkal petir yang digunakan pada terminal bus ini adalah kombinasi sistem faraday dengan sistem franklin karena desain atap akan bervariasi. Sistem penangkal petir terdiri dari komponen komponen : - Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang runcing )/ spit - Kawat penyalur tembaga - Pentanahan / ground sampai dengan lapisan tanah basah 5.2.2 Pendekatan Sistem Struktur Sistem struktur merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan dan perancangan suatu terminal bus. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sistem struktur, yaitu : a. Bentuk arsitektural b. Bentuk bangunan berpengaruh secara langsung pada sistem struktur yang digunakan. c. Keadaan lingkungan sekitar d. Kondisi lingkungan sekitar menjadi pertimbangan baik dari segi teknis maupun non teknis, misal : kondisi bangunan sekitar atau kehidupan sosial budaya masyarakat sekitar. e. Kemudahan mendapatkan bahan bangunan untuk struktur f. Penggunaan bahan struktur setempat akan dapat menghemat waktu pekerjaan dan anggaran biaya pembangunan. g. Daya dukung tanah Sangat berperan dalam penentuan jenis pondasi yang akan digunakan. Daya dukung tiap jenis dan posisi tanah berbeda, maka penelitian untuk penentuan daya dukung tanah harus dilakukan dengan baik dan cermat. Sistem struktur pada dasarnya memiliki 4 dasar, yaitu sistem struktur pondasi ( substructure ), struktur lantai ( floor structure ), sistem struktur dinding ( mid structure ), dan sistem struktrur atap ( up structure). Bagian bagian struktur yaitu : 1. Struktur pondasi ( sub structure ) Konsep pondasi yang akan digunakan dalam perancangan terminal ini adalah pondasi dalam dengan jenis pondasi mini pile. Pondasi mini pile ini dipilih karena tanah pada tapak adalah tanah bekas dari sawah, serta rawan gempa. 2. Struktur lantai ( floor structure ) Konsep struktur lantai adalah half slab karena separuh struktur plat lantai dikerjakan dengan sistem precast, bagian tersebut bisa dibuat di pabrik lalu dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang. 3. Struktur dinding ( mid structure ) 69

Perencanaan pada struktur dinding menggunakan dinding batu bata plester untuk menjaga kekakuan bangunan serta untuk peredaman suara dari bising yang terjadi akibat suara kendaraan terhadap bangunan. 4. Struktur atap (up structure) Perencanaan pada atap terminal bus di kabupaten Tegal menggunakan stuktur atap baja (truss). Penggunaan struktur ini adalah untuk mendukung sistem bentang lebar yang diperlukan untuk ruang ruang yang dengan kapasitas besar serta untuk mendukung plafon yang tinggi. 5.2.3 Pendekatan Sistem Modul Sistem modul merupakan salah satu langkah untuk menentukan ukuran lebar, tinggi, dan jarak antar kolom pada suatu bangunan. Dasar penentuan sistem moduk antara lain aktivitas pemakai, utilitas yang digunakan, dan hal hal yang khusus dalam perencanaan. Sistem modul dikelompokan menjadi : a. Modul vertical Modul vertical mencakup jarak antar dua elemen penyusun ruang yaitu antara lantai dengan lantai atau lantai dengan plafon. b. Modul horizontal Modul horizontal adalah ukuran panjang dan lebar yang menentukan luasan ruang. 5.2.4 Pendekatan Bahan Bangunan Pemilihan bahan bangunan yang sesuai dengan karakter terminal bus dengan memaksimalkan penggunaan bahan bangunan yang dibuat berdasarkan modul modul pre pabrikasi, sehingga dapat menghemat waktu dan dapat didaur ulang dan meminimalkan penggunaan bahan bangunan yang menimbulkan limbah konstruksi. 70