Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB VI HASIL RANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

PENGEMBANGAN TERMINAL BUS PENUMPANG DI JOMBOR, MLATI, SLEMAN, D.I.YOGYAKARTA

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

Transformasi pada objek

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AB VI HASIL RANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 135 Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar Alfonso D. A., dan Ir. Benny Poerbantanoe, MSP. Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: alphre17@gmail.com; bennypoer@gmail.com Gambar 1.1 Perspektif Bird Eye View Tampak Main Entrance Bangunan Abstrak Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar ini merupakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akan sarana transportasi di kota Makassar, mengingat kota Makassar merupakan kota yang sedang menuju kota dunia. Lokasi tepatnya terminal ini terdapat dipelabuhan Makassar yang baru, yaitu pelabuhan Newport. Terminal ini tidak hanya melayani moda transportasi laut, yaitu kapal, namun juga melayani moda transportasi darat, berupa kereta api dan angkutan umum. Dengan adanya tiga terminal moda transportasi yang berbeda, maka permasalahan akan crossing pengunjung menjadi tidak dapat dihindari, ditambah lagi permasalahan akan pengunjung yang datang dan berangkat. Oleh karena itu pendekatan desain bangunan ini dipilih sistem sirkulasi, dimana masalah masalah tadi harus dapat dipecahkan oleh desain dari bangunan. Pendalaman dipilih pendalaman struktur, karena dengan jumlah massa yang begitu banyak, desain bentang lebar tidak dapat dihindari. Dan lagi, Makassar juga termasuk dalam kawasan rawan gempa, oleh karena itu pendalaman struktur dirasa paling tepat untuk di pilih. Kata Kunci Makassar, Pelabuhan, Penumpang, Stasiun, Terminal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berawal dari di kota Makassar terdapat tiga masalah utama yang perlu diselesaikan. Yang pertama adalah masalah tentang kemacetan lalu lintas, dikarenakan mulai banyak mega proyek memasuki kota Makassar, mengingat Makassar sedang menuju ke kota dunia, dan tingginya persentase pertumbuhan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor (sekitar 28% pertahunnya). Kemudian persentase pertumbuhan kendaraan bermotor juga tidak seimbang dengan jumlah jalan yang ada. Oleh karena itu moda transportasi darat yang lain tampaknya dapat menjadi solusi dari masalah ini. Masalah kedua adalah ternyata pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga telah memiliki rencana tentang pembangunan perkeretaapian dari Makassar menuju Pare pare, dimana rencana stasiun akan dibangun di

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 136 pelabuhan Makassar yang baru. Dan ditambah lagi pada pelabuhan Makassar yang baru akan dibangun terminal penumpang yang baru. Dan masalah terakhir adalah pelabuhan Makassar yang lama, telah penuh oleh peti kemas, bahkan sebagian area dari teminal penumpang telah diisi oleh peti kemas, karena bagian terminal barang telah penuh. Sehingga terminal penumpang di pelabuhan Makassar menjadi kurang memadai lagi. Padahal jumlah penumpang yang ingin menggunakan jasa transportasi laut meningkat. Sehingga memang dibutuhkan pula terminal penumpang yang baru, yang lebih memadai bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi laut. Dari ketiga masalah di atas, maka diharapkan Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar ini dapat menjadi solusi. C. Lokasi Gambar 1.4 Lokasi Proyek, kota Makassar Gambar 1.2 Kondisi Lalu Lintas dan Pelabuhan Lama di Makassar B. Kerangka Berpikir Gambar 1.3 Skema Kerangka Berpikir Gambar 1.5 Situasi, dan Data Administratif Lokasi Proyek berada pada pelabuhan Makassar yang baru yaitu pelabuhan Makassar Newport. Terletak agak jauh dari pelabuhan Makassar yang lama. Namun tetap dikelola penuh oleh PT. Pelindo IV, dimana kompleks pelabuhan baru ini memang direncanakan sebagai lokasi tambahan untuk terminal kapal penumpang dan barang kota Makassar. Lokasi tertanda merupakan lokasi terminal penumpang terpadu, sesuai dengan masterplan dari otoritas pelabuhan kota Makassar yang terdiri dari stasiun kereta api dan terminal kapal penumpang. Sedangkan terminal kapal barang terdapat pada sisi baratnya.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 137 D. Batasan dan Pengertian Proyek Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar merupakan sebuah fasilitas terminal yang melayani moda transportasi darat berupa angkutan umum dan kereta api, serta moda transportasi laut berupa kapal, yang melayani baik pelayaran domestik ataupun internasional, yang terletak pada pelabuhan Newport, Makassar. E. Maksud Proyek Proyek Terminal Kapal Penumpang dan Stasiun Kereta Api ini akan dirancang dengan maksud mengakomodasi kebutuhan mobilitas masyarakat kota Makassar dari permasalahan perkotaan Batasan dan Pengertian Proyek F. Tujuan Proyek Mendesain Terminal Kapal Penumpang dan Stasiun Kereta Api sesuai norma standart yang berlaku bagi sebuah fasilitas pelayanan publik. G. Sasaran Proyek Terbangun / terdesainnya fasilitas pelayanan publik, Terminal Kapal Penumpang dan Stasiun Kereta Api yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat kota Makassar dengan aman, nyaman, efisien, efektif, dan estetis. H. Manfaat Proyek Bagi masyarakat Tersedianya fasilitas pelayanan publik, terminal kapal penumpang dan stasiun kereta api yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat kota Makassar dengan aman, nyaman, efisien, efektif, dan estetis. Bagi kota / Pemerintah Tersedianya satu infrastruktur transportasi barang dan penumpang yang malayani moda angkutan rel dan moda angkutan laut secara terpadu. Bagi ilmu arsitektur Tersedianya sebuah desain atau hasil perancangan yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya, yang dapat dipergunakan sebagai sarana pembelajaran. I. Masalah dan Pendekatan Desain Terminal terdiri dari tiga moda transportasi yang berbeda beda yaitu stasiun kereta api, terminal kapal penumpang, dan terminal angkutan umum. Oleh karena itu sirkulasi naik turun penumpang dan bongkar muat barang penumpang yang berbeda beda di tiap moda transportasi dapat menyebabkan crossing, dimana hal itu merupakan masalah yang harus dipecahkan. Tidak hanya crossing pengunjung antar zona, tetapi juga crossing antar pengunjung yang datang dan berangkat. Dari masalah tersebut maka pendekatan sirkulasi merupakan pendekatan yang paling tepat digunakan dalam desain bangunan terminal penumpang terpadu ini. II. URAIAN PENELITIAN A. Konsep Desain Desain terminal penumpang terpadu ini memiliki konsep nyaman, aman, dan efektif bagi pengunjungnya. Karena fungsi bangunan adalah sebuah terminal penumpang maka yang terpenting adalah bagaimana membuat para pengunjung yang datangdapat terpenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan transportasi dengan mudah, jelas, aman, dan cepat. Gambar 2.1 Diagram Aktivitas Sirkulasi Pengunjung Kemungkinan akan terjadi crossing pengunjung sangat besar, karena tiap tiap pengunjung memiliki tujuan yang berbeda beda. Pengunjung yang datang dari parkiran dan terminal angkutan umum memungkinkan untuk menuju ke terminal kapal penumpang dan stasiun kereta api. Pengunjung yang datang dari terminal kapal penumpang juga memungkinkan untuk menuju parkiran, terminal angkutan umum ataupun stasiun kereta api, begitu pula bagi pengunjung yang datang dari stasiun kereta api. B. Penerapan Dalam Desain Bentuk bangunan dirancang menjadi kaki tiga, dengan tiap kakinya merupakan tiap zona, dan dikontrol oleh hall utama yang berada di tengah bangunan. Sehingga transit atau perpindahan antar zona moda transportasi akan melalui hall utama tersebut. Sesuai dengan bentukan kaki tiga tersebut, bangunan dibagi menjadi tiga zona utama, yaitu zona stasiun kereta api, zona terminal kapal penumpang, dan zona terminal angkutan umum. Gambar 2.2 Konseptual Penerapan Dalam Desain Fungsi utama dalam bangunan dibagi menjadi dua lantai, yaitu lantai keberangkatan pada lantai 2, dan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 138 lantai kedatangan pada lantai 1. Dengan demikian, crossing pengunjung antara yang datang dan yang berangkat dapat diantisipasi. Baik lantai 1 ataupun lantai 2 semuanya tetap dikontrol oleh hall utama untuk mengontrol crossing pengunjung yang dari dan menuju antar moda transportasi. Lobby utama terdapat pada kedua lantai, karena pada lantai 2 lobby berfungsi sebagai penerima pengunjung yang ingin berangkat, sedangkan pada lantai 1 lobby berfungsi untuk menerima para pengunjung yang telah datang ke kota Makassar, serta untuk menerima para penjemput yang datang. Pada zona stasiun kereta api, peron keberangkatan tetap berada pada lantai 1, namun segala kegiatan administrasi, sekaligus ruang tunggu, berada pada lantai 2. Peron keberangkatan dan peron kedatangan tetap terpisah meskipun berada pada lantai yang sama. Zona terminal angkutan umum terletak pada lantai 1, dengan lantai 2 berfungsi sebagai lounge, namun tetap memiliki akses vertikal ke bawah menuju terminal angkutan umum. Zona terminal kapal penumpang masih terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu terminal kapal domestik dan internasional. D. Desain Gambar 2.4 Site Plan Sesuai dengan pendekatan, konsep, dan juga analisa tapak, desain bangunan berbentuk kaki tiga sesuai pembagian zona zonanya, dengan entrance utama bangunan menghadap ke kota Makassar. Ditambah dengan lengan lengannya yang condong ke arah kota Makassar, membuat bidang tangkap bangunan ini menjadi kuat. Untuk semakin mempertegas hal itu, dirancang secara khusus jembatan untuk para pedestrian dan landscape di sekitarnya, dimana jembatan pedestrian juga memiliki fungsi selain mempertegas entrance. C. Tapak Merupakan lahan dari pelabuhan baru kota Makassar, yaitu Newport, yang juga merupakan tanah reklamasi beton vertikal yang letaknya cukup terpisah dengan kota Makassar. Gambar 2.5 Perspektif Bird Eye View Selain berdasarkan konsep dan pendekatan yang bersifat fungsional, desain bangunan juga berusaha untuk memperhatikan lokalitas tapak, yaitu Makassar, Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, bentukan serta ornamen - ornamen mengadaptasi dari rumah adat Bugis - Makassar, yang dimodifikasi. Gambar 2.3 Analisa Tapak dan Konseptual Kondisi Tanah Reklamasi Kawasan ini hanya dapat dicapai dengan satu akses masuk jika melalui jalan darat. Oleh karena itu, baik mobil, sepeda motor, dan kereta api akan melalui alur ini jika ingin masuk atau keluar kawasan. Kemudian bidang tangkap diarahkan menghadap ke arah tenggara selain karena menghadap ke kota Makassar, juga karena arah tersebut merupakan satu satunya akses masuk ke dalam kawasan. Tanah tapak merupakan tanah reklamasi beton vertikal yang memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter dari pasang tertinggi laut Makassar. E. Sistem Evakuasi Gambar 2.6 Peletakan Tangga dan Akses Evakuasi Dalam Bangunan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 139 Tangga tangga kebakaran tersebar dalam seluruh sisi bangunan dengan menggunakan perhitungan jarak capai terjauh menuju tangga kebakaran atau tangga darurat adalah 60m, dan jarak capai keluar dari tangga kebakaran maksimal 15m. 2.7 Peletakan Alat dan Akses Evakuasi Dalam Bangunan Akses keluar bangunan terdapat di beberapa titik. Selain pintu masuk utama, terdapat akses menuju peron kereta api, menuju terminal kapal penumpang, dan akses menuju utilitas air dan kelistrikan. Seluruh luasan bangunan dilayani oleh sprinkler dan smoke detector, kecuali pada ruang ruang yang tidak dapat terkena air. Pada ruang ruang tersebut hanya menggunakan smoke detector saja. Kemudian hydrant dalam yang digunakan dalam bangunan adalah hydrant dengan spesifikasi ukuran125cm x 75cm x 18cm. Hydrant dalam tersebut diletakkan setiap luasan lantai 200m 2 dalam bangunan. Sedangkan hydrant luar diletakkan di sisi sisi luar bangunan dengan radius 50m. Dan siamese connection diletakkan pada site dekat jalan raya dengan tujuan memudahkan pemadam kebakaran untuk menyuplai air dalam bangunan. F. Sistem Utilitas Pada sebuah bangunan terminal, sistem utilitas juga menjadi perhatian yang penting, mengingat luas yang dilayani sangat besar. Mulai dari sistem air bersih, kotor, listrik dan penghawaan. Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem down feed. Sistem ini dipilih atas perhitungan bahwa bangunan memiliki tinggi yang cukup untuk mendukung pemilihan sistem ini, dan pada puncak atap utama masih terdapat ruang yang dapat dipergunakan untuk meletakkan tandon atas. Ditambah lagi letak tandon atas akan tepat berada dipusat bangunan, sehingga akan memudahkan distribusi air bersih dalam bangunan. Sistem pembuangan air kotor dipilih menggunakan septic tank dengan pertimbangan bahwa toilet dalam bangunan tersebar hampir merata keseluruh sisi bangunan oleh karena itu akan lebih baik jika menggunakan septic tank dengan ukuran yang cukup besar dan tersebar ke sisi sisi bangunan. 2.8 Peletakan Shaft, Septic Tank, dan Jalur Pembuangan Air Kotor dan Kotoran Untuk distribusi kelistrikan, ruang ruang akan diletakkan pada sisi barat bangunan, di luar bangunan. Dengan tujuan akan memudahkan orang PLN dan petugas petugas yang akan melakukan maintenance, dan tidak akan mengganggu aktivitas orang di dalam bangunan. Kabel kabel akan ditanam dalam bawah tanah sekitar 2m, dengan ruang kabel berupa gorong gorong beton yang kedap air, dan kabel juga akan dimasukkan ke dalam pipa AW (tebal), sehingga kabel di dalamnya akan terlindung dari rembesan air dan goncangan dari atas. Gambar 2.9 Skema Jalur Distribusi Kelistrikan Untuk sistem penghawaannya, bangunan mayoritas menggunakan penghawaan pasif, melalui kisi kisi yang didesain berdasarkan atas ornamen ornamen rumah adat masyarakat Bugis Makassar. Kisi kisi ini diberikan hampir di seluruh sisi bangunan, hanya tempat tempat tertentu saja yang tidak memiliki kisi kisi. Selain kisi kisi, juga banyak diberikan bukaan dalam desain bangunan.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 140 Gambar 2.10 Penghawaan Pasif Melalui Kisi - Kisi Penghawaan aktif berupa ac diberikan hanya pada ruang ruang khusus, terutama pada bagian pengelola, syahbandar dan BMKG. Jenis ac yang digunakan adalah jenis ac split biasa, karena jenis ac ini adalah jenis ac yang paling efektif dan efisien jika hanya melayani sebagian kecil dari keseluruhan bangunan. berkemungkinan akan mengalami torsi terbesar karena bentukannya yang panjang dan paling pipih. Berdasarkan tata letak elemen struktural, tata letak kolom bangunan berdasarkan sumbu X tampak asimetris karena bentukan kaki tiga tersebut. Secara sumbu Y dapat dikatakan simetris, karena modul dan jarak antar kolom hampir sama, hanya saja lengan A lebih pendek dibandingkan lengan C. Oleh karena itu secara tata letak kolom dapat disimpulkan bahwa bangunan ini tidak beraturan, yang berakibat dapat menimbulkan torsi pada lengan. Dari permasalah bangunan berlengan dan munculnya masalah torsi pada lengan, maka siar pemisah dipilih untuk menjadi solusi dari masalah ini. Setelah diberi siar pemisah, maka bangunan akan menjadi empat massa yang berbeda. Siar akan diberikan pada masing masing lengan. G. Sistem Struktur dan Pendalaman Bangunan terminal terpadu memiliki tiga moda transportasi yang berbeda beda sehingga akan menyebabkan banyak crossing antar pengunjung, dimana jumlah pengunjung juga sangat banyak. Kemudian tidak dapat dilupakan bahwa kota Makassar termasuk dalam daerah yang rawan gempa, sehingga sistem struktur bangunan harus dirancang dengan memperhitungkan dampak dari gempa. Dari kedua hal tersebut maka bangunan dirancang dengan bentangan yang lebar, dan akan dapat mengantisipasi dampak dari gempa. Gambar 2.12 Peletakan Siar Pemisah Gambar 2.11 Skema Analisa Konfigurasi Secara bentukan, bangunan merupakan bangunan berlengan yang asimetris. Membentuk kaki tiga dengan panjang masing masing kaki yang relatif beda. Ketiga lengan akan mengalami torsi, namun dengan porsi yang berbeda beda. Lengan A pasti akan mengalami torsi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan lengan B dan C karena lengan A relatif lebih gemuk. Dan lengan C Jenis siar pemisah yang dipilih adalah kolom - kolom. Siar jenis ini dipilih atas pertimbangan sebelumnya mengenai pemisahan keseluruhan bangunan, termasuk atap. Sehingga jika jenis siar yang dipilih adalah kolombalok atau balok-balok, maka akan mempersulit sistem struktur masing - masing massa. Selain itu, jumlah kolom yang semakin banyak tidak berpengaruh terhadap konsep, dan kesan arsitektural yang ingin ditunjukkan. Siar pemisah diberikan pada bangunan hingga pondasi, sehingga pondasi dan atap pun terpisah antara satu massa dengan massa yang lain. Disebabkan karena pada massa tengah beratnya akan lebih berat dibandingkan berat lengan - lengannya, mengingat jumlah lantai yang lebih banyak, dan adanya tandon atas.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 141 Gambar 2.13 Jenis Siar Pemisah Struktur pada bangunan menggunakan sistem struktur rangka pada umumnya, kolom dan balok. Sehingga beban dari atap, menuju balok, kolom kemudian pondasi. Pada tiap - tiap lengan, atap menggunakan struktur kuda - kuda baja biasa, karena bentukan atap yang pelana sederhana. Gambar 2.16 Atap Hall Utama Yang Akan Didalami Atap hall utama memiliki 4 tumpuan yang akan dipergunakan sebagai penyangga dari struktur semua atap pada bagian hall utama, oleh karena itu, dimensi keempat tumpuan ini pasti lebih besar di banding yang lainnya Gambar 2.14 Skema Penyaluran Beban Gambar 2.15 Skema Penyaluran Beban Pada Atap Lengan Atap hall utama dalam rancangan ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen penutup bangunan semata, namun juga berfungsi secara struktural, yaitu untuk menopang atau menjadi elemen struktural bagi lantai empat, yaitu kantor bmkg, lantai lima, yaitu cafe dan gardu pandang, lantai tandon atas, dan juga menara syahbandar. Oleh karena itu pada lantai lantai tersebut tidak akan ada elemen struktural berupa kolom. Pertimbangannya mengapa digunakan sistem struktur ini adalah karena karena jarak antar plafon dan plat lantai di atasnya cukup jauh, sehingga jika menggunakan kolom maka proporsi kolom akan menjadi kurus, dan akan menjadi rentan terhadap tekuk. Atap hall utama inilah yang akan didalami lebih lanjut. Gambar 2.17 Empat Tumpuan Yang Menyangga Atap Hall Utama Atap hall utama akan menggunakan sistem struktur space frame, dan space frame yang digunakan adalah space frame double layer. Konstruksi space frame akan menggunakan pipa baja sebagai rangka dan ball joint sebagai penghubungnya. Dipilih ball joint karena pengerjaannya cenderung lebih mudah dibandingkan dengan las. Lalu tidak hanya struktur atap yang menggunakan space frame double layer, tetapi plat lantai untuk lantai lantai yang disangga oleh atap tersebut juga menggunakan sistem struktur space frame double layer. Hal ini dilakukan untuk membuat keseluruhan sistem struktur semakin homogen dan mempermudah pengerjaan, dan dengan ini pula penggunaan elemen struktur lain dapat dihilangkan. Gambar 2.18 Skema PendalamanStruktur

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II. No. 1 (2014) 135-142 142 III. KESIMPULAN Gambar 2.19 Space Frame Double Layer Kemudian, satu sisi atap ditumpu oleh dua tumpuan. Seluruh bagian yang ditandai merupakan space frame double layer, dibuat demikian agar space frame memiliki dua tumpuan langsung dan akan menambah kekakuannya. Perancangan Terminal Penumpang Terpadu di Pelabuhan Makassar ini merupakan jawaban dari kebutuhan akan sebuah terminal penumpang khusus yang melayani moda transportasi baik darat ataupun laut di kota Makassar, dimana moda transportasi tersebut adalah kereta api, angkutan umum dan kapal laut. Adapun permasalahan utama dari proyek ini adalah sirkulasi pada bangunan terminal dengan tiga moda transportasi, telah coba diselesaikan dengan menggunakan pendekatan sirkulasi pada proses perancangan. Permasalahan yang muncul pada sirkulasi, mengenai jumlah pengunjung yang begitu banyak, dan lokasi proyek yang merupakan daerah rawan gempa coba dijawab dengan sistem struktur bentang lebar dan dapat mengantisipasi dampak gempa sebagai pendalaman. Karakter atau identitas bangunan juga ditunjukkan melalui adaptasi bentukan rumah adat Bugis Makassar yang dimodifikasi sebagai penanda bahwa proyek ini berada pada kota Makassar, Sulawesi Selatan. Besar harapan keberadaan terminal penumpang terpadu ini mampu menjadi solusi dan jawaban yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kota Makassar, terutama yang berhubungan dengan sarana transportasi. DAFTAR PUSTAKA Gambar 2.20 Bentuk Space Frame Double Layer Pada Atap Utama Semua sambungan pada space frame menggunakan ball joint termasuk untuk tumpuannya. Kolom baja diberi plat sebagai landasan untuk ball joint yang bekerja sebagai penghubung antara space frame dengan kolom. Gambar 2.21 Detail Tumpuan Pada Atap Hall Utama Bidang Perencanaan dan Pembangunan Otoritas Pelabuhan Kota Makassar. Rencana Induk Pelabuhan Utama Makassar. Makassar : Author. 2013. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Selatan. Detail Engineering Design (DED) Jalan Kereta Api Lintas Makassar Parepare. n.d. slide Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Selatan. Rencana Induk Perkeretaapian Sulawesi Selatan. Makassar : Author. 2012. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Selatan. Rencana Pembangunan Jalur KA Makassar Parepare. n.d. slide Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Selatan. Studi penetapan trase jalur pembangunan jalan kereta api lintas makassar-parepare. n.d. slide Investasi Makassar New Port Rp 8 Triliun. Makassar Kota. 14 Desember 2011. 20 Juli 2013. <http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/pembangunan/745- investasi-makassar-new-port-rp-8-triliun> Makassar. Skyscrapercity. 23 Desember 2011. 20 Juli 2013. <http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1471346> Pembangunan Makassar Newport Segera Ditenderkan. Jurnal Nasional. 5 Juli 2012. 20 Juli 2013. < http://www.jurnas.com/news/65522> Pengembangan Makassar New Port Habiskan Rp7,5 Triliun, Dimulai Juli 2013. Eurekalogistics. 15 Mei 2013. 20 Juli 2013. <http://www.eurekalogistics.com/berita-158-pengembangan- makassar-new-port-habiskan-rp75-triliun-dimulai-juli- 2013.html> Penumpang dipindahkan ke Paotere. Darimakassar. 13 Oktober 2011. 21 Juli 2013. <http://www.darimakassar.com/2011/10/13/penumpang-dipindahkanke-paotere/> Triadmodjo, Bambang. Perancangan Pelabuhan. Yogyakarta : Betta Offset, 2010.