Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG

KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BABV PENUTUP. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

KECEMASAN AKAN KEGAGALAN, DUKUNGAN ORANGTUA, DAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI PESANTREN

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Abiatin, T.,Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika No. 6 Tahun III.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

BAB II LANDASAN TEORITIS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL

PENGARUH KECEMASAN SISWA PADA MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah.

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Ansietas Menghadapi Ujian Nasional di SMA Negeri 15 semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang di hadapi. Self efficacy (kemampuan diri) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan melalui pelaksanaan Ujian Nasional. Salah satu yang menjalani ujian nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Yenny Setiani Dewi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan orang tua agar anak

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Siti Ma rifah Setiawati. Guru BK MTs Negeri III Surabaya

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

Bayu Prakoso F

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Transkripsi:

KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN UMUM PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP TUNTUTAN ORANGTUA UNTUK BERPRESTASI DALAM BELAJAR Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap tuntutan orang tua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan dan kelas V. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V. Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelas IV dan V SD Bernardus Semarang, tinggal bersama orangtua dan berjumlah 148 orang. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik Proportional Stratified Cluster Random Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecemasan menghadapi ulangan dan V dan skala persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V (r xy = -0,061 dengan p >0,05). Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Kata kunci : cemas, ulangan umum, persepsi terhadap tuntutan orang tua untuk berprestasi dalam belajar Pendahuluan BAB III Garis-garis Besar Haluan Negara (1999, h.9) mengemukakan bahwa salah satu visi dari pembangunan nasional adalah mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat mengatasi tantangan perkembangan global yang ada. Salah satu bentuk dari pendidikan di Indonesia yaitu Sekolah Dasar (SD). Di tingkat pendidikan ini anak didik sudah diharapkan untuk sehat secara fisik dan mental agar dapat menangkap dan memahami pelajaran secara jelas. Pada kenyataannya ditemukan adanya masalah psikologis yang timbul pada anak Sekolah Dasar yaitu adanya perasaan cemas setiap akan menghadapi ulangan umum. Seperti yang terdapat dalam buku Keluarga Kunci Sukses Anak yang mengemukakan bahwa banyak anak stres, cemas, tegang dan panik setiap akan menghadapi ujian (Wisodo, 2000, h.108). Berdasarkan keterangan guru sebagai hasil survey pada tanggal 17 Juli 2003 ke SD

Bernardus diperkirakan terdapat adanya kecemasan pada anak menjelang diadakannya ulangan umum. Kecemasan yang dialami oleh anak Sekolah Dasar pada saat menjelang ulangan umum akan menyebabkan anak tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Kartono (1990, h.142) bahwa kecemasan yang kronis pada anak akan mengakibatkan anak menjadi pemalu dan segan mencoba pengalaman baru, hilang kepercayaan diri, selalu bimbang dan berusaha menghindari tugas sekolahnya sehingga prestasi sekolahnya menurun. Kecemasan menghadapi ulangan umum menurut beberapa tokoh dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Koeswara (1986, h.34) seorang individu dapat mengalami kecemasan karena pengaruh lingkungan yang selain dapat memberi kepuasan bagi individu namun dapat juga membuat individu menjadi frustrasi. Sarason (1989, h.73) menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan karena modeling. Menurut Thallis (1992, h.19) perasaan cemas akan muncul karena individu merasa tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan dan motivasi. Dukungan tersebut diperoleh dari keluarga, teman dan atasan. Menurut Coopersmith (dalam Aswagati, 2001, h.19) kecemasan yang tinggi ditunjukkan dengan harga diri individu yang rendah. Selain itu menurut Endler, Edwards, dan Vitelli (dalam Flet, Endler, dan Fairlie, 1999, h. 147) persepsi akan ancaman merupakan elemen kunci dalam menentukan apakah state anxiety dialami. Seseorang yang menganggap suatu stimulus yang diterimanya sebagai suatu ancaman maka hal ini akan menyebabkan dirinya mengalami kecemasan dalam menanggapi stimulus tersebut. Tuntutan orangtua agar anaknya terus berprestasi dapat merupakan ancaman bagi anak yang dapat menimbulkan kecemasan pada diri anak. Seperti yang dikemukakan oleh Gunarsa (1995, h.142) bahwa tuntutan berprestasi yang acapkali berlebihan merupakan tekanan tersendiri dan bisa menimbulkan dampak pada kepribadian dan atau pada kesehatan anak. Berdasarkan uraian di atas, yang masih merupakan asumsi penulis, ditambah lagi belum banyaknya penelitian mengenai kecemasan mengenai ulangan umum pada anak Sekolah Dasar Kelas IV dan V, cukup menraik untuk diketahui lebih lanjut bagaimana kecemasan menghadapi ulangan dan V, terutama apabila dihubungkan dengan persepsi terhadap tuntutan orang tua untuk berprestasi dalam belajar. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tuntutan Orangtua Untuk Berprestasi Dalam Belajar Dengan Kecemasan Menghadapi Ulangan Umum Pada Anak Sekolah Dasar Kelas Iv Dan V Memasuki era globalisasi tuntutan dalam bidang pendidikan pun tampak pada para orangtua yang menekankan anakanaknya untuk dapat berprestasi sejak dini yaitu pada masa Sekolah Dasar. Tuntutan orangtua pada anak-anak mereka yang masih duduk di Sekolah Dasar akan lebih nampak menjelang diadakannya ulangan umum karena para orangtua mengharapkan anaknya untuk dapat mencapai prestasi dan hasil yang baik. Tetapi tidak banyak orangtua yang menyadari bahwa tuntutan orangtua akan prestasi belajar yang baik dapat diartikan berbeda-beda oleh anak.

Pemberian arti terhadap tuntutan orangtua ini dapat berbeda-beda karena adanya persepsi yang berbeda pada setiap anak dalam menanggapi tuntutan orangtuanya. Zanden (1988, h.33) mengartikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi dan persepsi berperan sebagai perantara antara individu dan lingkungan. Gibson, Ivancevich dan Donelly (1995, h.57) menambahkan pula karena adanya pemberian arti terhadap lingkungan oleh setiap individu yang berbeda, maka setiap orang akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang berbeda pula meskipun obyeknya sama. Tuntutan orangtua untuk berprestasi belajar dapat dipersepsi oleh anak sebagai dorongan yang positif sebagai target yang dapat memicunya untuk lebih rajin belajar sehingga akan lebih siap menghadapi ulangan umum. Sebaliknya rasa cemas dan takut akan dapat timbul pada anak kalau orangtua dipandang terlalu cerewet dan sangat banyak menuntut pada anak (Kartono, 1990, h.142). Hal itu disebabkan karena persepsi anak dalam menangkap tuntutan yang diberikan oleh orangtuanya sebagai suatu ancaman. Seperti yang dikemukakan oleh Endler, Edwards, dan Vitelli (dalam Flet, Endler, dan Fairlie, 1999, h. 147) menyatakan persepsi akan ancaman merupakan elemen kunci dalam menentukan apakah state anxiety dialami. Hal ini diperjelas oleh Siswohardjono (1982, h.142) yang menyatakan bahwa rasa cemas dan takut juga sering muncul pada anak kalau orang tua terlalu cerewet dan sangat banyak menuntut kepada anak. Siswohardjono menambahkan bahwa ancaman dan tuntutan orang tua dapat menghasilkan kecemasan pada anak sehingga ia berusaha untuk menjadi baik dan menganggapnya sebagai suatu ancaman untuk mendapat hukuman. Bila anak merasa tidak aman dengan adanya tuntutan berprestasi dari orangtua akan membuat anak mudah merasa cemas, gelisah dan tidak percaya diri dalam menghadapi ulangan umum dan akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Gunarsa & Gunarsa (1995, h.142) yang menyatakan bahwa tuntutan berprestasi yang acapkali berlebihan merupakan tekanan tersendiri dan bisa menimbulkan dampak pada kepribadian dan atau pada kesehatan anak. Menurut Loekmono (1994, h.133) kecemasan adalah respon takut terhadap suatu situasi. Kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak SD merupakan suatu reaksi negatif yang timbul ketika seorang anak dihadapkan pada ulangan umum. Dengan kecemasan yang dialaminya pada saat menjelang ulangan umum akan menyebabkan anak tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal. Anak akan kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar dan merasa malas untuk belajar karena akibatakibat secara fisik maupun psikis dari kecemasan yang dialaminya yang membuatnya merasa tidak nyaman untuk mengerjakan segala aktivitasnya. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa kecemasan menghadapi ulangan dan V sangat erat kaitannya dengan persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa anak kelas IV dan V yang mempersepsikan tuntutan untuk berprestasi dalam belajar dari orang tuanya secara positif sebagai suatu motivasi akan mempunyai kecemasan yang rendah dalam menghadapi ulangan umum, demikian juga sebaliknya anak kelas IV dan

V yang mempersepsikan tuntutan orang tuanya secara negatif sebagai suatu ancaman dan beban akan mengalami kecemasan yang tinggi dalam menghadapi ulangan umum. Hipotesis Ada hubungan negatif antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V. Metode Penelitian 1. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V. b. Variabel bebas : Persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar 2. Subyek Penelitian Anak Sekolah Dasar Kelas IV dan V SD Bernardus Semarang, tinggal bersama orang tua. 3. Metode Pengumpulan Data a. Skala Kecemasan Menghadapi Ulangan Umum b. Skala Persepsi Terhadap Tuntutan Orangtua Untuk Berprestasi Dalam Belajar 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel kecemasan menghadapi ulangan dan V diperoleh nilai kai kuadrat 15,810 dengan p > 0,05 yang berarti sebaran data variabel kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas pada variabel persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar diperoleh skor kai kuadrat 3,279 dengan p > 0,05, yang berarti sebaran data variabel persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Hasil uji linieritas antara data variabel kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V dengan variabel persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar diperoleh F beda sebesar 0,241 dengan p > 0,50, yang berarti hubungan antara kedua variable tersebut bersifat linier. 3. Uji Hipotesis Hasil yang diperoleh menunjukkan koefisien korelasi r xy = -0,061 dengan p = 0,531 (p >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak. Dengan demikian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V. Pembahasan Tidak adanya korelasi antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak sekolah dasar kelas IV dan V menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami oleh anak Sekolah Dsar kelas IV dan V tidak dipengaruhi oleh persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar. Hal ini mungkin dikarenakan oleh beberapa kemungkinan antara lain :

1. Kesalahan pemilihan kata-kata pada item-item alat ukur penelitian Item-item pada alat ukur penelitian banyak menggunakan kata-kata abstrak seperti khawatir, tegang, bingung, dan lain-lain. Penggunaan kata-kata abstrak tersebut kemungkinan tidak dimengerti artinya oleh subyek karena menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999, h.162) anak yang berusia 7-11 tahun memasuki tahap operasional konkret dalam berpikir. Oleh Piaget (dalam Monks. dkk, 1999, h.223) bahwa anak yang berada pada tahap operasional konkret bila dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit maka anak belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. 2. Adanya kelemahan item pada skala persepsi tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar Item-item pada skala persepsi tuntutan orangtua untuk berprestasi belajar menggunakan kalimat yang terlalu panjang dan ada beberapa item yang kurang sesuai dengan definisi operasional penelitian. Hal ini menyebabkan subyek penelitian bingung untuk mengerti dan memahami arti dari pernyataan di setiap item-item pada skala penelitian. 3. Usia subyek penelitian yang berkisar antara 10-11 tahun Kartono (1990, h.134) mengemukakan bahwa anak yang memasuki usia 6 12 tahun mengalami peralihan dari subyektivitas menuju obyektivitas, hal ini menyebabkan timbulnya kesadaran akan kewajiban kerja dan prestasi. Karena adanya kesadaran yang sudah tumbuh pada diri anak tersebut akan pentingnya pendidikan maka anak menganggap wajar tuntutan orangtuanya agar selalu mendapat nilai yang baik. Dengan demikian tingginya kecemasan yang dialami subyek dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan tuntutan orangtua tersebut, tetapi kemungkinan disebabkan karena pengaruh teman dan pengaruh sekolah. a. Pengaruh teman sebaya Anak Sekolah Dasar kelas IV dan V berada dalam masa kanak-kanak akhir yang merupakan usia berkelompok dan masa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hurlock, 1999, h.147). Masa ini merupakan suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan ekspansi diri dan perasaan aman (Gunarsa, 1995,h.15). Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang telah disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, perilaku dan prestasi. Menurut Hurlock (1999, h. 156) salah satu ciri dari geng anak-anak yaitu terdiri dari anak-anak yang usia dan tingkat perkembangannya sama dan yang mempunyai minat serta kemampuan yang sama. Oleh karena itu, banyak anak SD kelas IV dan V yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ulangan umum karena nilai dari ulangan umum mempunyai prosentase yang besar terhadap prestasi belajar di kelas, yang akhirnya dapat berpengaruh pada

penerimaan kelompok terhadap dirinya. b. Pengaruh sekolah Subyek penelitian diambil dari salah satu SD favorit di Semarang. Kecemasan anak dalam menghadapi ulangan umum diperkirakan karena adanya tuntutan dari sekolah yang ingin mempertahankan rangking sekolah yang baik. Dengan strereotip pada SD tersebut kemungkinan anak merasa wajib untuk mendapat prestasi yang baik agar sesuai dengan strereotip yang melekat. Dengan demikian anak akan mengalami kecemasan setiap menghadapi ulangan umum karena takut apabila hasil yang didapat dari ulangan umum tidak tidak dapat memenuhi tuntutan sekolah yang dibebankan kepadanya. 4. Kelemahan teknis pelaksanaan penelitian a. Pengaturan subyek penelitian Pada saat pengambilan data peneliti kurang dapat mengatur subyek. Akibatnya subyek penelitian yang sudah selesai mengisi skala cenderung agak ribut dan menganggu subyek yang belum selesai mengisi skala sehingga ada beberapa subyek yang menjadi kurang teliti dan kurang konsentrasi dalam mengisi. b. Penjelasan tata cara dalam pengisian alat ukur Kemungkinan peneliti dalam membacakan tata cara pengisian alat ukur kurang dapat dipahami oleh subyek penelitian. Kesimpulan Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan dan V. r xy = -0,061 dengan p = 0,531 (p >0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi dalam belajar tidak berhubungan dengan kecemasan menghadapi ulangan pada anak Sekolah Dasar Kelas IV dan V. Saran Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan antisipasi terhadap kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan penelitian, sehingga nantinya akan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Cara yang disarankan antara lain : a. mengatasi kelemahan teknis pelaksanaan penelitian dengan cara memberi penjelasan kepada subyek penelitian secara jelas dan singkat pada waktu pelaksanaan penelitian. b. membuat item-item pada alat ukur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh subyek dalam pemahaman bahasa dan sesuai dengan definisi operasional. Daftar Pustaka Aswagati, S. 2001. Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi Ditinjau dari Harga Diri. Skripsi. Semarang : Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata. Flett, G.D., Endler, N.S., & Fairlie. 1999. The Interaction Model of Anxiety & The Threat of Quebec s Separation From Canada. Journal of Personality & Social Psychology. Washington : American Psyscological Association. Vol.76. No. 1(143-150).

GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) 1999 dan Susunan Kabinet Persatuan Nasional. 1999. Solo : UD. Mayasari. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., dan Donelly, J.H.1995. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses. Alih Bahasa : Djarkasih. Jakarta : Erlangga. Gunarsa, S & Gunarsa, Y.S. 1995. Psikologi Praktis : Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Erlangga.(Edisi Kelima). Kartono, K. 1990. Psikologi Anak. Bandung : CV Mandar Maju. Koeswara, E. 1986. Teori-teori Kepribadian. Bandung : Eresco. Loekmono, L.J.T.1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. Mulyadi, S. 1999. Sosialisasi Pada Anak. Jakarta : Gramedia. Monks dkk. 1999. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : GM Press. Sarason, I.G., Sarason, B.R. 1989 Abnormal Psychology. New Jersey : Prestince Hall. Siswohardjono, A. 1982. Rasa Takut Pada Anak. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Thallis, F. 1992. Mengatasi Rasa Cemas. Alih Bahasa : Tjandrasa Meitasari. Jakarta : Arcan. Wisodo, B. 2000. Beban Kurikulum Terlalu Berat Membuat Anak Stress. Dalam Kumpulan Artikel Kompas : Keluarga Kunci Sukses Anak. Jakarta : Kompas. Zanden.J.W.V. 1988. The Social Experience : An Introduction to Sociology. 1 th edition. New York : Random House.